• Tidak ada hasil yang ditemukan

43542 75676669548 1 PB

N/A
N/A
Rizki Hardian

Academic year: 2025

Membagikan "43542 75676669548 1 PB"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DOI : 10.26418/j.sea.v10i2.43542 URL: https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jsea/article/view/43542

Valuasi Ekonomi Kawasan Karst Desa Jatijajar Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen

Rasyid Wisnuaji*, Muhamad Rijal Pamungkas

Program Studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap

*Correspoding Author:[email protected]

ABSTRACT

Karst is a landscape of the karstification process of carbonate rock (CaCO3) which is deposited after passing through the available geological space and time. This study aims to identify the characteristics and potential of natural resources in the karst area and then formulate the direction of a conservation strategy. The method used is descriptive method.

Primary data were collected through direct surveys, both field orientation, cross section data collection, structured interviews and observations using the contingent valuation method.

Result shows the characteristics of natural resources in the Karst Gombong area of Jatijajar Village have resource characteristics in the form of direct use, namely from the existence of a water hydrological system from the karst area which consists of the value of water resource utilization which is used to meet household needs, the value of water resources for lowland rice farming, and water resources from underground rivers in the karst area are 15 springs.

The total economic value of the potential use of existing resources in the Gombong Karst Gombong area of Jatijajar Village is IDR 87,616,789,519 in one year. The magnitude of this value is the value of natural and environmental resources from the direct use of the availability of natural resources to the community. These values will be lost if the karst area is damaged either from mining activities or changes in environmental functions. In fact, this value will be a value that must be spent by the community in order to compensate for the loss of potential natural resources in the karst area.

Keyword: Environmental Economics, Economic Valuation, Karst, Natural Resource, Total Economic Value

How to cite?

Wisnuaji, R. & Pamungkas, M. R. (2022). Valuasi Ekonomi Kawasan Karst Desa Jatijajar Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Jurnal Social Economic of Agriculture, 11(1), 29-39. https://doi.org/10.26418/j.sea.v10i2.43542

PENDAHULUAN

Desa Jatijajar merupakan salah satu desa di Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen yang masuk dalam bagian bentang alam kawasan Karst Gombong sesuai dengan peta delineasi kawasan karst melalui kepmen ESDM No 3043 K/40/MEM/2014. Pengertian Karst menurut Hanang Samodra (2001) merupakan bentang alam yang secara khusus berkembang pada batuan karbonat akibat adanya proses karstifikasi selama ruang dan waktu geologi yang tersedia.

Proses karstifikasi diawali dari pergerakan lempeng bumi yang bersifat dinamis, Pergerakan ini saling bertabrakan dan menghasilkan gaya tektonik yang saling mendorong sebagian bumi terangkat ke atas sehingga terumbu karang yang tadinya terletak di perairan dangkal juga ikut terangkat dan tersedimentasi menjadi kalsium karbonat (CaCo3). Ford dan Williams (1989) menyatakan bahwa karst adalah sebuah medan dengan kondisi hidrologi

(2)

yang khas sebagai akibat dari batuan yang mudah larut / batu gamping dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik.

Masyarakat awam memahami suatu kawasan karst merupakan wilayah yang kering dan tidak produktif. Hal ini disebabkan oleh sifat fisik batu gamping yang mudah larut dan memiliki porositas sekunder, sehingga tidak bias menyimpan air dalam waktu yang lama. Air hujan yang mengguyur daerah karst langsung turun meresap ke bawah zona jenuh air dan kemudian mengalir melalui rekahan dan lorong – lorong besar (gua) seperti aliran kanal menuju titik – titik keluar mata air atau langsung terbuang ke laut, hanya sedikit saja yang mengalir di permukaan. Peristiwa inilah yang menjadi jawaban kenapa kawasan karst identik dengan kawasan yang kering dan tandus padahal di bawahnya menyimpan air yang cukup banyak dan mengalir sepanjang waktu dengan kualitas yang baik dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai kebutuhan air bersih.

Kawasan batu gamping, hingga saat ini dikenal sebagai kawasan penghasil bahan baku semen, bahan pemutih, penetral keasaman tanah, bahan baku keramik, industri kaca, industri cat, kosmetik, campuran karet, pemutih kertas dan sebagai pengeras jalan. Selain itu, di dalam gua yang merupakan sisa proses pelarutan kawasan karst dapat ditemui fosfat yang tersedimen di lantai gua yang terbentuk dari kotoran kelelawar dan burung yang terlarut dengan batu gamping. Fosfat biasanya digunakan sebagai pupuk organik , sedangkan kotoran kelelawar yang masih basah juga dimanfaatkan sebagai pupuk guano.

Tidak hanya sebagai bahan ekstraktif saja, kawasan karst juga memiliki nilai jasa lingkungan (environmental services) dan jasa ekologis baik di lingkungan kawasan karst itu sendiri maupun kawasan non karst yang dijadikan sebagai kawasan penyangga. Sistem sungai bawah tanah yang terbentuk di kawasan karst memberikan manfaat kepada lingkungan di sekitar kawasan karst bahkan masyarakat sebagai penyedia kebutuhan air bersih yang bersifat perenial / mengalir sepanjang musim sehingga kawasan karst disebut sebagai β€œtangki air alami” dengan debit yang bervariatif menjadi penyuplai 25 persen kebutuhan air bersih di penduduk dunia (DC. Ford et al, 1988), sedangkan di Pulau Jawa menurut BAPENAS 40 persen sumber air bersih berasal dari mata air kawasan karst.

Dalam Perda Kabupaten Kebumen No 23 tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Kebumen Tahun 2011 – 2013, Desa Jatijajar masuk dalam Kawasan Karst dan juga sebagai kawasan resapan air serta kawasan sekitar mata air. Dengan melihat Indikator pembangunan yang biasanya diukur berdasarkan hal - hal yang bersifat tangible (terukur) juga menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan berkurangnya nilai di kawasan karst. Sedangkan hal - hal yang bersifat intangible (tidak terukur) masihlah sangatlah rendah.

Dalam valuasi ekonomi sumberdaya alam bukan hanya dinilai dari keuntungan ekonomi yang dihasilkan, namun nilai tersebut terdiri dari manfaat yang diperoleh oleh masyarakat Desa Jatijajar terhadap kawasan karst maupun tidak langsung. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik, kegunaan, dan potensi sumberdaya alam kawasan karst yang ada di Desa Jatijajar dan merumuskan arahan strategi pelestarian.

Penelitian ini membatasi tidak menghitung valuasi ekonomi sampai pada tingkatan penghitungan efek ganda (multipler effect) dan penghitungan perbandingan dengan usaha penambangan serta bersifat Cross section atau data dihitung pada saat penelitian.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Data primer dihimpun melalui survei langsung baik orientasi lapang, pendataan cross section, wawancara terstruktur dan observasi menggunakan metode kontingensi (Contingent Valuation Method) serta metode deskriptif untuk mengetahui potensi sumberdaya serta nilai ekonomi dan kegunaannya.

Metode pengambilan sampel (sampling frame) dilakukan secara purposif sampling yaitu sampel diambil berdasarkan pertimbangan dan kriteria – kriteria tertentu.

(3)

Definisi Operasional

Nilai ekonomi total atau total economic value (TEV) diperoleh dari penjumlahan nilai atas dasar penggunaan dan nilai atas dasar penggunaan tidak langsung (Pearce dan Turner, 1991; Munasinghe, 1993; Pearce dan Moran, 1994).Suparmoko dan Maria (2000), nilai sumberdaya alam dibedakan atas nilai atas dasar penggunaan (instrumental value) dan nilai tanpa penggunaan secara intrinsik melekat dalam aset sumberdaya alam (intrinsic value).

Selanjutnya berdasarkan atas penggunaannya, nilai ekonomi suatu sumberdaya dapat dikelompokkan ke dalam nilai atas dasar penggunaan (use values) dan nilai yang terkandung di dalamnya atau nilai intrinsik (non use values). Nilai penggunaan ada yang bersifat langsung (direct use values) dan nilai penggunaan tidak langsung (indirect use values) serta nilai pilihan (option values). Sementara itu nilai penggunaan tidak langsung (non use values) dapat dibedakan atas nilai keberadaan (existence values) dan nilai warisan (bequest values)

Analisis dan Evaluasi

Analisis Valuasi Ekonomi Desa Jatijajar Guna menganalisis karakteristik potensi menggunakan survei baik secara langsung dan ataupun tidak langsung. Sedangkan untuk mengetahui nilai dapat menggunakan bermacam – macam teknik yang digunakan untuk menguantifikasi konsep nilai. Namun konsep dasar dalam penilaian ekonomi yang mendasari semua teknik adalah kesediaan untuk membayar dari individu untuk jasa-jasa lingkungan atau sumberdaya (Munasinghe, 1993). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasaran harga pasar (terdapat price tag) dan harga non-pasar (tidak terdapat price tag).

Metode yang dilakukan berdasarkan price tag adalah pendekatan harga pasar (Market Price Approach), pendekatan baya pencegahan (Prevention Cost Expenditure), pendekatan nilai pendapatan yang hilang (Forgone/ Loss of Earnings) dan pendekatan biaya historikal (Trended Historical Cost Approach). Metode harga non-pasar yang digunakan adalah Individual IndividualTravel Coast Method dan Contingent Valuation Method.

DUV = NArt + Napt + NAma DUV = Nilai guna langsung (Rp/th)

NArt = Nilai Ekonomi Pemanfaatan Air Rumah Tangga

Napt = Nilai ekonomi pemanfaatan air untuk usaha pertanian padi sawah NAma = Nilai ekonomi mata air

Tabel 1. Pengukuran Variabel Penelitian

Komponen Pengukuran

Nilai Ekonomi Pemanfaatan Air Rumah Tangga Wawancara, perhitungan kebutuhan air rumah tangga dan Market Price Approach

Nilai ekonomi pemanfaatan air untuk usaha pertanian

padi sawah Wawancara, perhitungan biaya pengadaan air dan

Prevention Cost Expenditure

Nilai ekonomi mata air Perhitungan debit mata air dan Prevention Cost Expenditure

(4)

Diagram Alir Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang dianalisis merupakan data-data yang didapatkan dilapang baik temuan baru ataupun yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat berupa data sebaran Gua dan mata air, debit terukur mata air, pemanfaatan mata air, luas area luasan sawah, sistem irigasi dari mata air menuju lahan pertanian, jumlah penduduk dan kepala keluarga yang memanfaatkan air dari mata air yang diolah melalui analisis spasial berupa digitasi dan geoprocesing guna kuantifikasi potensi kawasan Karst Gombong yang selanjutnya di olah untuk mengetahui nilai ekonomi total dari sumberdaya alam dari Karst Gombong di Desa Jatijajar.

Nilai Guna Langsung Kawasan Karst Gombong Desa Banyumudal dan Desa Sikayu.

Nilai guna langsung / Direct Use Values merupakan nilai yang diberikan atas dasar keberadaannya dari sumberdaya alam yang tersedia. kawasan Karst Gombong Desa Jatijajar memiliki potensi sumbedaya air yang sangat melimpah dikarenakan sifat dari kawasan karst yang menyimpan air dan meloloskan air di titik-titik tertentu. Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya air di kawasan karts sangat potensial. Nilai guna langsung di lokasi penelitian diperoleh dari pemanfaatan sumberdaya alam kawasan Karst Gombong yang terdiri dari pemanfaatan air sebagai pemenuhan kebutuhan rumah tangga, Pemanfaatan air sebagai pertanian padi sawah dan nilai potensi sumbedaya air tanah dari mata air yang tersebar di kawasan karst Gombong Desa Jatijajar yang dihitung menggunakan pendekatan Market Price Approach, dan Prevention Cost Expenditure

Nilai Ekonomi sumberdaya air yang dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan rumah tangga.

Kawasan karst merupakan bentang alam yang unik karena sistem air tanah yang sangat unik dan berbeda dengan kawasan lainnya dimana sungai bawah tanah lebih dominan dibandingkan di permukaan. Sistem aliran air ini dikontrol oleh sistem seperti kanal alami yang akhirnya keluar di mata air dan atau gua yang memiliki sungai bawah tanah.

Kemunculan mata air dan keberadaan sungai bawah tanah ini dimanfaatkan oleh masyarakat di kawasan Karst dengan cara menghubungkan pipa-pipa air yang disalurkan dari mata air dan

(5)

ataupun gua menuju rumah masyarakat masing-masing guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Berdasarkan survei lapang dan wawancara terbuka dengan masyarakat Desa Jatijajar diketahui bahwa seluruh masyarakat Desa Jatijajar menggunakan air dari kawasan karst baik yang dikelola melalui kelompok-kelompok rukun tangga dan ataupun secara individu bukan melalui PDAM. Bahkan penggunaan air dari mata air di kedua desa juga dimanfaatkan oleh masyarakat desa lainnya seperti Desa Redisari Kecamatan Rowokele, Desa Kalisari Kecamatan Rowokele, Desa Mangunweni Kecamatan Ayah, dan Desa Demangsari Kecamatan Ayah. Bahkan ketika di musim kemarau, masyarakat Desa Redisari dan Kalisari akan membawa grigen-grigen air ke sumber mata air khususnya di mata air kalikarag guna mengambil air secara langsung.

Pemanfaata air secara berkelompok Pemanfatan air secara individu

Gambar 1. Bentuk bak penampung air dan pipa yang digunakan oleh masyarakat.

Sumber: Pribadi Survei Lapang.

Kebutuhan air tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Dimana kebutuhan untuk air minum, memasak, mandi dan kakus sehari-hari merupakan kebutuhan pokok sehingga dalam PERMENDAGRI No 71 tahun 2016 menerangkan bahwa standar kebutuhan pokok air minum adalah kebutuhan air sebanyak 10 meter kubik/kepala keluarga/bulan atau 60 liter/individu/hari. Bahkan UNESCO pada tahun 2002 menetapkan bahwa hak dasar manusia atas air adalah 60 liter/individu/hari baik untuk konsumsi dan kebutuhan sanitasi.

Sedangkan Direktorat jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerja umum mempertegas dan membagi kebutuhan individu berdasarkan tempat tinggal, dimana kebutuhan air individu dalam satu hari di desa adalah 60 liter/hari, kota kecil sebesar 90 liter/hari, kota sedang sebesar 110 liter/hari, kota besar sebesar130 liter/hari dan kota metropolitan sebesar 150 liter/hari. Desa Jatijajar yang masuk dalam kategori desa maka ditetapkan kebutuhan air rata- rata individu sebesar 60 liter/hari.

Dalam pembahasan sebelumnya (tabel 4.2) telah diketahui jumlah penduduk Desa Jatijajar sebanyak 7.044 jiwa yang masuk dalam 2.151 kepala keluarga dengan rata-rata per kepala keluarga terdapat 3 jiwa. Untuk mengetahui besaran nilai Direct Use Values (Nilai guna langsung) sumberdaya air yang dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan rumah tangga melalui pendekatan market based price berdasarkan harga penggunaan PDAM untuk kelompok II (sambungan langsung) golongan rumah tangga dengan tarif Rp. 2.750, per meter kubik yang dimana 1 meter kubik = 1.000 liter. Maka menggunakan rumus sebagai berikut ini :

(6)

Nart = JMrt x Ja x KArt x HA ... (1) NArt = Nilai Ekonomi Pemanfaatan Air Rumah Tangga

JMrt = Jumlah rumah tangga pemanfaat air Ja = Rata – rata jumlah anggota keluarga

KArt = Konsumsi air rata – rata rumah tangga (π‘š / tahun) HA = Harga pasar air PDAM (Rp/π‘š )

Maka

Nart =JMrt x Ja x KArt x HA

Nart = 2.151 KK x 3 x 4.228.005,6π‘š x Rp 2.750,-

Rata-rata tiap kepala keluarga menggunakan air sebanyak 180 liter/hari dan dalam 1 bulan menggunakan air sebanyak 5.400 liter atau 5,4 meter kubik. Maka nilai ekonomi pemanfaatan air rumah tangga dalam satu bulan di Desa Jatijajar sebesar Rp. 31.942.350,- dalam satu bulan. Jadi total nilai ekonomi pemanfaatan air rumah tangga dalam satu tahun di Desa Jatijajar sebesar Rp. 11.627.015.400,- setahun.

Nilai ekonomi sumberdaya air untuk pertanian padi sawah.

Desa Jatijajar masuk dalam kategori desa yang mayoritas lahannya berada di pegunungan karst sehingga sangat sedikit area lahan yang digunakan sebagai lahan pertanian.

Lahan pertanian di desa Jatijajar rata-rata terletak di dataran rendah yang dalam peta geologi bukan masuk dalam formasi Batugamping Kalipucang tetapi masuk dalam formasi alluvium.

Berdasarkan hasil analisis spasial dengan melakukan digitasi melalui citra satelit dan survei polygon dilapang dapat diketahui luasan area lahan pertanian di Desa Jatijajar seluas 68,62 Hektar atau seluas 7,69 persen dari luasan wilayah Desa Jatijajar dengan rata-rata 2 kali musim tanam dalam satu tahun.

Pertanian sawah menggunakan air sebagai penggenang merupakan salah satu faktor produksi utama dikarenakan proses dalam satu musim tanam padi secara agroklimat memerlukan penggunaan air yang sangat banyak. Selama ini terutama di daerah karst penggunaan air untuk pertanian sawah tidak pernah dihitung manfaatnya dikarenakan asumsi masyarakat yang menganggap air sebagai barang publik, terutama di kawasan karst yang memiliki air yang bersifat perenniabel yaitu selalu ada sepanjang tahun.

Gambar 2. Peta Luasan wilayah sawah dan lokasi Mata Air di Desa Jatijajar.

Sumber : Data Pribadi diolah menggunakan aplikasi QGIS 3.14..

(7)

Sawah menggunakan air terbanyak pada saat pertumbuhan dan pemeliharaan, di mana diharuskan ada penggenangan selama Β±9-10 minggu dengan kebutuhan air 1,7 liter/detik/hari/Ha, sedangkan dalam tahapan pengolahan tanah selama Β±5-6 minggu memerlukan air terbanyak yaitu sebesar 10,4 liter/detik/hari/Ha, dalam tahap pembibitan selama Β±2 minggu memerlukan air sebanyak 1,2 liter/detik/hari/Ha, dan tahapan sebelum panen dengan masa waktu penggenangan Β±2 minggu memerlukan air sebesar 0,2 liter/detik/hari/Ha. Dari ke empat tahapan tersebut dapat disimpulkan kebutuhan air untuk sawah dalam satu musim tanam sebesar 1,157 liter/detik/hari dalam satu hektar. Itu berarti kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan sawah di Desa Jatijajar sebanyak 163.296 liter/detik/ dalam satu musim tanam. Banyaknya kebutuhan air ini selama ini tercukupi dari air limpasan dari mata air dari kawasan karst gombong yang berada di Desa Jatijajar, bahkan air ini juga digunakan untuk pertanian sawah di Desa lainnya mengikuti arah lari air.

Berdasarkan penelitian Putu Angga Aditya et al pada tahun 2013 di Denpasar diketahui harga air sebesar Rp. 358.515,-/Ha dalam satu musim tanam. Maka untuk mengetahui besaran nilai ekonomi sumberdaya air untuk pertanian padi sawah dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Napt =Lp x BpA x Mt………..(2)

Napt = Nilai ekonomi pemanfaatan air untuk usaha pertanian padi sawah (Rp/Th) Lp = Luas usaha tani (Ha)

BpA = Biaya pengadaan air (Rp/Ha/musim)

Mt = Rata – rata musim tanam padi ( Musim tanam pertahun)

Maka besaran nilai ekonomi pemanfaatan air untuk usaha pertanian di Desa Berdasarkan analisis spasial (dapat dilihat pada gambar 4.6) dapat diketahui luasan wilayah lahan pertanian sawah yang ditanami padi (Oryza sativa)dengan luas total sawah sebesar 68,62 Ha dalam 2 kali masa tanam setahun adalah Rp. 49.202.599,- dalam satu tahun.

Nilai Ekonomi Sumberdaya Air dari Sungai Bawah Tanah Kawasan Karst

Batu gamping yang merupakan penyusun utama kawasan karst merupakan batuan yang mudah mengalami proses karstifikasi sangat dipengaruhi oleh pelarutan dari air. Dengan adanya pelarutan ini, menciptakan rongga-rongga pada batu gamping dan kemudian air permukaan akan masuk melalui rongga tersebut dan menciptakan lorong-lorong baik berupa sungai bawah tanah dan ataupun sistem perguaan.

A B

Sisa-sisa pelarutan batugamping (lapies) yang membuat air langsung meresap

Lubang lari air (ponor) yang mengikuti bidang pelapisan batugamping

Gambar 3. Bentukan sisa pelarutan dan lubang lari air Sumber : Pribadi Survey Lapang.

(8)

Sungai bawah tanah yang membentuk alur-alur yang dijumpai di kawasan karst biasanya selalu berhubungan antara sungai bawah tanah – gua – mata air disebut sebagai akuifer karst. Aquifer karst terdiri dari dua prinsip dasar yaitu aliran diffuse dan conduit. Sistem diffuse yaitu air permukaan yang masuk dan meresap dan tersimpan dalam zona epikarst yang akhirnya akan membentuk sungai bawah tanah, dapat dilihat pada gambar 4.22 A.

Ciri dari aliran diffuse adalah air yang jernih sepanjang tahun, fluktuasi debit yang tidak terlalu signifikan diantara musim sehingga tersedia sepanjang tahun serta tidak terlalu sensitif terhadap hujan. Sedangkan aliran conduit merupakan air permukaan yang masuk melalui lubang-lubang lari air (ponor) yang kemudian mengisi sungai bawah tanah dapat dilihat pada gambar 4.22 B. Ciri dari aliran conduit adalah ketika musim penghujan air akan berwarna keruh dan ketika musim kemarau tidak ada air yang masuk.

Gambar 4. Peta Sebaran Gua Berair dan Mata Air

Sumber : Pengolahan data primer melalui analisis spasial menggunakan aplikasi QGIS 3.14 Berdasarkan survei lapang, sistem sungai bawah tanah di karst gombong khususnya di Desa Jati jajar adalah mixed yaitu percampuran antara diffuse dan conduit, terbukti dengan stabilnya debit air ketika musim kemarau dan ketika musim hujan terdapat beberapa mata air akan mengalami peningkatan debit secara signifikan. Dengan melihat gambar 4.23 dapat diketahui sebaran outlet mata air di Desa Jatijajar berada pada tepian kawasan karst yang rata- rata berupa mata air bidang pelapisan dan mata air kontak. Sedangkan Hulu dari mata air berada di pegunungan karst.

Guna mengetahui potensi mata air serta gua berair maka perlu diketahui debit dari mata air dan gua berair tersebut. Berikut ini hasil perhitungan debit rata – rata dengan menggunakan metode velocity area method baik diukur menggunakan current meter dan pelampung yang dilakukan di area penelitian selama 5 bulan.

Tabel 1. Tabel Perhitungan Debit Air No Nama Mata

Air Jenis X Y Z

Debit Terhitung

Debit rata - rata dalam 1 bulan

Liter / Detik Liter M3 1 Ubalan 1 Mata air 327366 9152306 51 24,2 62.726.400 62.726,4

2 Ubalan 2 Mata air 327254 9152211 36 0,13 336.960 336,96

3 Ubalan 3 Mata air 327435 9152170 66 29,8 77.241.600 77.241,6

4 Ubalan 4 Mata air 327376 9152135 55 0,19 492.480 492,48

(9)

No Nama Mata

Air Jenis X Y Z

Debit Terhitung

Debit rata - rata dalam 1 bulan

Liter / Detik Liter M3 5 Ubalan 5 Mata air 327378 9152112 56 1,4 3.628.800 3.628,8 6 Ubalan 6 Mata air 326996 9151801 39 18,2 47.174.400 47.174,4 7 Ubalan 7 Mata air 327088 9151690 56 27,5 71.280.000 71.280 8 Ubalan 8 Mata air 327169 9151697 66 29,4 76.204.800 76.204,8 9 Ubalan 9 Mata air 326123 9151975 17 35,8 92.793.600 92.793,6 10 Sirah 1 Mata air 327231 9151552 98 17,6 45.619.200 45.619,2 11 Sirah 2 Mata air 327186 9151481 107 32,9 85.276.800 85.276,8 12 Banyurata Mata air 326913 9151616 55 17,5 45.360.000 45.360 13 Jatijajar Gua Berair 327169 9151697 66 198,8 515.289.600 515.289,6 14 Barat Gua Berair 327470 9152326 73 208,8 541.209.600 541.209,6 15 Kalikarak Gua Berair 327443 9152709 54 245,6 636.595.200 636.595,2

Dari tabel 1 diatas dapat diketahui Gua Kalikarak memiliki debit terbesar, dikarenakan Kalikarak merupakan resusgence dari sistem sungai bawah tanah Goa Barat yang memanjang sejauh 9,8 Km yang bersumber dari Goa Purat yang berada di Desa Watukelir. Sedangkan mata air dengan debit terkecil yaitu mata air Ubalan 2 dan Ubalan 4. Dalam satu bulan mata air di Desa Jatijajar mampu menghasilkan air rata-rata sebanyak 2.301.229.440 liter atau 2.301.229,44 meter kubik.

Guna mengetahui besaran nilai Direct Use Values (Nilai guna langsung) nilai ekonomi sumberdaya air dari sungai bawah tanah kawasan karst Gombong Desa Jatijajar menggunakan pendekatan market Based price dari harga air PDAM dengan harga Rp.

2.750,-/M3. Pendekatan ini digunakan karena nilai air akan hilang jika terjadi pengrusakan dan masyarakat harus mengganti air yang berasal dari mata air menjadi air PDAM. Untuk mempermudah perhitungan maka dapat digunakan rumus sebagai berikut ini.

π‘π΄π‘šπ‘Ž = (π‘‰π‘šπ‘Ž π‘₯ 𝐻𝐴) + (π‘‰π‘šπ‘Ž π‘₯ 𝐻𝐴) + (π‘‰π‘šπ‘Ž π‘₯ 𝐻𝐴) + β‹― + (π‘‰π‘šπ‘Ž π‘₯ 𝐻𝐴)………..(3)

NAma = Nilai ekonomi mata air (Rp / bulan)

Vma = Rata – rata debit air dari mata air (π‘š / bulan) HA = Harga pasar air PDAM (Rp/π‘š )

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus diatas, maka besaran nilai ekonomi sumberdaya air dari sungai bawah tanah kawasan karst Gombong yang terdiri dari 15 mata air dengan besaran debit total dalam satu bulan sebesar 2.301.229,44 meter kubik adalah sebesar Rp. 6.328.380.960,- per bulan dan dalam satu tahun besaran nilainya adalah Rp. 75.940.571.520,-. Besaran nilai sumberdaya air dari sungai bawah tanah di kawasan karst gombong Desa Jatijajar akan selalu ada selama fungsi dari kawasan karst sebagai pengatur alami tata air tidak berkurang ataupun hilang.

Berdasarkan penjabaran valuasi ekonomi mengenai Nilai ekonomi total dari kegunaan sumberdaya di Karst Gombong Desa Jatijajar yang terdiri dari Nilai guna langsung (Direct Use Values), Nilai Guna tidak langsung (Indirect Use Values) dan Nilai pilihan (Option values). Dapat diketahui karakteristik – karakteristik nilai ekonominya sebagai berikut.

(10)

Gambar 5. Karakteristik Potensi Sumberdaya Di Kawasan Karst Gombong Desa Jatijajar Sumber : Pengolahan data primer.

Berdasarkan karakteristik potensi sumberdaya diatas maka nilai ekonomi total dari kegunaan sumberdaya yang ada di Karst Gombong Desa Jatijajar dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Tabel Nilai Ekonomi Sumberdaya Kawasan Karst Gombong Desa Jatijajar.

Guna Nama Nilai Rupiah/ tahun

DUV 1 Nilai Ekonomi pemanfaatan air rumah tangga Rp. 11.627.015.400 DUV 2 Nilai ekonomi pemanfaatan air untuk usaha pertanian padi

sawah Rp. 49.202.599

DUV 3 Nilai ekonomi mata air Rp. 75.940.571.520

Total potensi sumberdaya Rp 87.616.789.519

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya mengenai Kajian Valuasi Ekonomi Kawasan Karst Gombong di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa Karakteristik Sumberdaya alam Kawasan Karst Gombong Desa Jatijajar memiliki karakteristik sumberdaya yang berupa pemanfaatan guna langsung yaitu dari keberadaan sistem hydrologi air dari kawasan karst yang terdiri dari nilai pemanfaatan sumberdaya air yang dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan rumah tangga, nilai sumberdaya air untuk pertanian padi sawah, dan nilai sumberdaya air dari sungai bawah tanah kawasan karst.

Besaran nilai ekonomi total dari kegunaan potensi sumberdaya yang ada di kawasan karst gombong Kawasan Karst Gombong Desa Jatijajar sebesar Rp 87.616.789.519,- Dalam satu tahun. Besaran nilai tersebut merupakan nilai dari sumbedaya alam dan lingkungan dari adanya pemanfaatan secara langsung dari ketersediaan sumberdaya alamnya terhadap masyarakat. Nilai-nilai tersebut akan menjadi hilang jika kawasan karst mengalami kerusakan baik dari adanya aktifitas pertambangan dan ataupun perubahan fungsi lingkungan. Bahkan nilai tersebut akan menjadi nilai yang harus dikeluarkan oleh masyarakat guna mengganti dari akibat hilangnya potensi sumberdaya alam di kawasan karst tersebut.

Nilai Ekonomi Total Kawasan Karst Gombong Desa Banyumudal dan Desa Sikayu

Nilai Guna Langsung

Nilai Ekonomi Pemanfaatan Air Rumah Tangga

Nilai ekonomi pemanfaatan air untuk usaha pertanian

padi sawah

Nilai ekonomi mata air

(11)

KETERBATASAN PENELITIAN

Perhitungan Valuasi terutama di kawasan karst perlu melibatkan berbagai disiplin ilmu tidak hanya dari ilmu ekonomi saja akan tetapi harus turut serta melibatkan disiplin ilmu biologi, geologi, dan pertanian serta keilmuan speleology dikarenakan perhitungan valuasi di Kawasan Karst bersifat kompleks dan saling berkaitan.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya P. A., Sudarma I M., Djelantik A. W. S. (2013). Analisis Harga Air Untuk Irigasi Sawah di Wilayah Perkotaan (Kasus Subak Pakel I dan Subak Pagutan Kota Denpasar. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. 2(2). 46-52.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA/article/view/5386

Fauzi, Akhmad, 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi.

Gramedia Pustaka. Jakarta.

Gunn, Jhon, 2004. β€œEncyclopedia of caves and karst science”. New York.

Kementerian Lingkungan Hidup, 2007. Panduan Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.

Mahfudz, Fauzi MA, Hakim L, Prastyono, Supriyanto H. 2004. Sekilas Jati. Yogyakarta:

Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.

Sumarna Y. 2001. Budidaya Jati. Jakarta: Penebar Swadaya.

Wijayanti F, Solihin, Dedy D, Kodra, Hadi S. A., Maryanto, I (2011). Ekologi, Relung Pakan, dan Strategi Adaptasi Kelelawar Penghuni Gua di Karst Gombong. Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51509

Wijayanti F, Solihin, Dedy D, Kodra, Hadi S. A., Maryanto, I (2010). Pengaruh fisik gua terhadap struktur komunitas kelelawar pada beberapa gua di Gombong Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Jurnal biologi lingkungan. 4(2). 108-117.

Referensi

Dokumen terkait