Bank adalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Perbankan Syariah. Penanaman Modal Sementara adalah penyertaan modal oleh Bank dalam bentuk saham pada perusahaan nasabah untuk mengatasi akibat kegagalan Pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang selanjutnya disebut KMO adalah KMO sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenai usaha mikro, kecil, dan menengah.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang selanjutnya disebut KPMM adalah Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sebagaimana dimaksud dalam ketentuan mengenai kewajiban kecukupan modal minimum. Aset tetap yang baik diwujudkan antara lain dengan penerapan manajemen risiko kredit yang efektif, termasuk penyusunan kebijakan dan pedoman sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang berlaku. Macet, apabila Efek Syariah tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b. 3) Kualitas Surat Berharga Syariah berupa sukuk yang timbul karena isi akad dan/atau perubahan akad yang mengakibatkan tidak terpenuhinya Prinsip Syariah, ditentukan berdasarkan ketentuan kualitas pembiayaan sebagaimana diatur dalam artikel. 7. 1) Penilaian Efek Syariah didasarkan pada penilaian yang diterbitkan oleh lembaga penilai dalam satu tahun terakhir sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Aset produktif berupa surat berharga syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 2; atau. kualitas aset dasar dana investasi dan kualitas penerbit dana investasi apabila dana investasi tersebut tidak mempunyai peringkat.
AA- …d.standby letter of creditdariprime bank, yang diterbitkan sesuai dengan
Macet, apabila Barang Terbengkalai dimiliki lebih dari 5 (lima) tahun. 2) Terhadap barang terlantar yang belum dilakukan upaya penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, ditetapkan mutunya satu tingkat lebih rendah dari ketentuan ayat pertama. Pengaruh perhitungan PPA terhadap rasio KPMM Pasal 52. 1) Dalam menghitung rasio KPMM, bank wajib memperhitungkan PPA atas aset produktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2), huruf a, dan CKPN yang dibentuk. Bank wajib memperhitungkan hasil perhitungan PPA atas aset non produktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42(2)(b) pada saat menghitung rasio KPMM.
Bank wajib menghitung dan membentuk PNE atas pembiayaan yang telah direstrukturisasi sesuai dengan ketentuan Pasal 43.
SANKSI
UMUM
Perbankan syariah sebagai lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi wajib menyajikan laporan keuangan yang akurat, komprehensif dan mencerminkan kinerja bank secara keseluruhan. Salah satu syarat untuk menyajikan laporan keuangan yang akurat dan komprehensif adalah laporan keuangan yang bersangkutan harus disajikan sesuai dengan ketentuan standar pelaporan keuangan yang berlaku. Untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, perbankan harus mampu menginvestasikan dana yang dapat menghasilkan keuntungan yang optimal, dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan syariah.
Pengembangan instrumen yang digunakan untuk menginvestasikan dana tersebut harus didukung oleh instrumen kebijakan dan regulasi yang memberikan kebebasan kepada perbankan syariah untuk menawarkan produk dan layanan yang sesuai dengan karakteristik kegiatan usaha nasabah yang dibiayai serta memenuhi prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah. Guna menjaga keberlangsungan usaha, bank harus tetap mengelola eksposur risiko kredit pada tingkat yang memadai, antara lain dengan menjaga kualitas aset dan tetap menghitung penyisihan penghapusan aset. Sebagai tindak lanjut penerapan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, Laporan Bulanan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan bagi Bank Umum Syariah dan Bank Umum Syariah, serta Penilaian Tingkat Kesehatan Syariah. Bank Umum dan Unit Usaha Syariah berdasarkan risiko perlu dilakukan perbaikan terhadap ketentuan kualitas aset agar ketentuan terkait dapat dilaksanakan dengan baik dan sejalan dengan ketentuan lainnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diatur mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
PASAL DEMI PASAL Pasal 1
Yang dimaksud dengan “klien” adalah klien yang wajib melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang dimaksud dengan “Surat Berharga Syariah yang Diakui pada Nilai Pasar” adalah surat berharga tersedia untuk dijual dan surat berharga syariah dalam portofolio diperdagangkan. Yang dimaksud dengan “aktif diperdagangkan di bursa efek di Indonesia” adalah terdapatnya volume transaksi (transaksi setara kedudukan) yang signifikan dan wajar di bursa efek di Indonesia dalam 10 (sepuluh) hari kerja terakhir.
Yang dimaksud dengan “Surat Berharga Syariah yang diakui sebesar harga beli” adalah Surat Berharga Syariah yang dimiliki hingga jatuh tempo (dimiliki hingga jatuh tempo). Yang dimaksud dengan “jangka waktu sampai dengan atau lebih dari 1 (satu) tahun” adalah jangka waktu awal perjanjian dan tidak termasuk jangka waktu perpanjangan surat berharga syariah. Yang dimaksud dengan “Laporan KPMM sesuai ketentuan yang berlaku” adalah laporan KPMM yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan bagi bank dalam negeri atau instansi yang berwenang bagi bank asing.
Yang dimaksud dengan “linkage program” adalah kerja sama antara perbankan dan BPRS, dalam penyaluran pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil. Yang dimaksud dengan “Surat Berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repurchase agreement)” adalah pembelian Surat Berharga Syariah dari pihak lain yang dilengkapi dengan. Yang dimaksud dengan “ketentuan pembiayaan lainnya”. adalah penerbitan jaminan dan/atau pembukaan letter of credit.
Apa yang dimaksud dengan “penilaian gabungan”. adalah penilaian komposit sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai penilaian tingkat kelangsungan hidup Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang berlaku. Yang dimaksud dengan “50 (lima puluh) nasabah bank umum syariah terbesar” adalah 50 (lima puluh) nasabah terbesar BUS secara individual. Yang dimaksud dengan “50 (lima puluh) nasabah terbesar Unit Usaha Syariah” adalah 50 (lima puluh) nasabah terbesar Unit Usaha Syariah, tidak termasuk nasabah dari bank induk.
Yang dimaksud dengan “digunakan untuk sebagian besar kegiatan usaha bank” adalah bank menggunakan bagian yang paling besar yaitu lebih dari 50% (lima puluh persen). Yang dimaksud dengan “resi gudang” adalah resi gudang sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang berkaitan dengan sistem resi gudang. Yang dimaksud dengan “diikat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan mengutamakan” adalah ikatan yang dilaksanakan dengan hak gadai, hipotek, gadai, dan perwalian.
Yang dimaksud dengan “banker’s Clause” adalah klausul yang memberikan hak kepada Bank untuk menerima uang asuransi dalam hal pembayaran klaim. Yang dimaksud dengan “penghapusan tagihan” adalah tindakan Bank untuk menyelesaikan suatu kewajiban nasabah yang tidak dapat diselesaikan selamanya (hak tagihnya hilang).