PENYELESAIAN SENGKETA AKIBAT DEBITUR WANPRESTASI PADA SHOPEE SPINJAM
Vivi Sylvia Purborini1
Fakultas Hukum Universitas Wisnuwardhana Malang
Abstrak :
Pinjaman berbasis online salah satu dari inovasi teknologi dalam sektir keuangan. Pinjaman online yang menawarkan berbagai kemudahan yang di masa lalu menjadi penghalang saat ini dapat berkembang cukup pesat. Akan tetapi dalam prakteknya debitur selaku peminjam tidak selamanya diuntungkan dalam sistem pinjaman online . Hal ini dikarenakan perjanjian pinjaman antara debitur dan kreditur tersebut dibuat secara baku oleh sistem yang disediakan oleh kreditur, dalam hak ini adalah pihak e-commerce. Pentingnya mengetahui cara penyelesaian masalah dalam pinjaman online untuk mengantisipasi adanya wanprestasi oleh debitur (peminjam). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif meliputi pendekatan undang-undang (statue approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach).
Penyelesaian sengketa wanprestasi ini dapat dilakukan melalui pengadilan (litigasi) maupun diluar pengadilan (non litigasi). Pihak penyelenggara Shopee SPinjam, mengutamakan penyelesaian secara musyawarah terlebih dahulu sampai mufakat. Apabila musyawarah belum bisa menyelesaian sengketa yang ada kemudian diselesaikan melalui arbitrase n oleh LAPS SJK atau Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan.
Kata Kunci: Penyelesaian, sengketa, debitur, wanprestasi, pinjam
Abstract :
Online-based loans are one of the technological innovations in the financial sector. Online loans that offer various conveniences that in the past were a barrier can now develop quite rapidly. However, in practice the debtor as the borrower does not always benefit from the online loan system. This is because the loan agreement between the debtor and the creditor is made standard by the system provided by the creditor, in this right it is the e-commerce party. The importance of knowing how to solve problems in online loans to anticipate a default by the debtor (borrower). The research method used is qualitative with a descriptive approach that includes a legal approach (statue approach) and a conceptual approach (conceptual approach). Settlement of this default dispute can be done through the court (litigation) or outside the court (non- litigation). The organizers of Shopee SPinjam, prioritize settlement by deliberation first to reach consensus. If the deliberation has not been able to resolve the existing dispute, then it is resolved through arbitration by LAPS SJK or the Alternative Dispute Resolution Institution for the Financial Services Sector.
Keywords: Settlement, dispute, debtor, default, borrow
1 Alamat Korespondensi : [email protected]
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi berkembang sangat pesat di era digital ini yang membuat perubahan gaya hidup manusia. Peng gunaan internet di masyarakat sudah menjadi hal yang umum. Kemudahan layanan dan akses membuat berbagai urusan dapat terselesaikan dengan cepat dan mudah. Perkembangan tek nologi di era ini tercermin pula pada lembaga keuangan dan kemudahan dalam melakukan transaksi online.
Kehadiran kredit online yang di sediakan oleh e-commerce adalah sa lah satunya, yang menawarkan kemu dahan meminjam sejumlah uang de ngan dikenakan limit tertentu pada pengguna dari e-commerce tanpa ada jaminan dan dengan syarat serta pro ses yang mudah, dengan cepat mena rik perhatian. Pinjaman berbasis onli ne salah satu dari bentuk berkembang nya teknologi pada dunia finansial.
Financial technology yaitu suatu pengertian yang sering dipakai pada proses dijalankannya sistem pinjam online.
Dahulu kala jika seseorang me merlukan pinjaman di bank, perlu datang langsung ke bank dengan mem bawa berkas dan jaminan serta harus melalui proses yang panjang. Jaminan sebagai salah satu syarat pada penga juan pinjaman yang seringkali menja di penghambat. Tidak terpenuhinya jaminan menjadi penghambat calon debitur tidak dapat memperoleh pinja man. Pinjaman online yang menawar kan berbagai kemudahan yang di masa lalu menjadi penghalang saat ini dapat berkembang cukup pesat. Hal ini dapat berkontribusi nyata dalam upaya mengembangkan roda pereko nomian masyarakat khususnya pengu saha yang inginmendapatkan pinja man cepat dan mudah terkait modal
UMKM.2 Akan tetapi dalam praktek nya debitur selaku peminjam tidak selamanya diuntungkan dalam sistem pinjaman online. Hal ini dikarenakan perjanjian pinjaman antara debitur dan kreditur tersebut dibuat secara baku oleh sistem yang disediakan oleh kreditur, dalam hak ini adalah pi hak e-commerce.
Pentingnya mengetahui cara penyelesaian masalah dalam pinjaman online untuk mengantisipasi adanya para pihak yang ada dalam perjanjian pinjam melanggar janji yang telah disepakati, atau yang disebut dengan wanprestasi (misalnya ketika debitur telat bayar, tidak mampu bayar). Ke mudahan yang ditawarkan melalui fasilitas peminjaman online ini tetapi juga terdapat kekurangan atau kelema han yaitu apabila adanya ketidaksang gupan pengembalian dana pinjaman tersebut oleh debitur. Pembahasan penyelesaian sengketa akibat debitur wanprestasi di jurnal ilmiah ini akan difokuskan pada satu e-commerce sa ja yaitu program peminjaman online Spinjam yang disediakan oleh Sho pee.
B. Metode Penelitian
Penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Penelitian kuali tatif ialah cara dihasilkannya data des ktriptif pada hasil penelitian, data yang dimaksud adalah data tertulis, lisan serta, perilaku sesuai kenyataan, hal-hal yang masuk dalam analisa adalah sesuatu yang utuh.3 Pende
2 Fauzan, & Nuryana, Ida. “Pengaruh Penerapan Etika Bisnis Terhadap Kepuasan Pelanggan”,
Jurnal MODERNISASI, Vol.10, (No.1), (2019): 38.
3 Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum 142 MAKSIGAMA : Volume 16 Nomor 2 periode November 2022 Hal.141 - 152
katan deskriptif yang dipakai dalam pada penelitian ini ialah dengan dika jinya data primer pada sistem Shopee SPinjam dan melakukan analisa isu hukum yang kaitannya dengan penye lesaian sengketa akibat debitur wan prestasi. Dengan kata lain, metode penelitian ini meliputi pendekatan undang-undang (statue approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Pendekatan undang- un dang (statue approach) dilakukan dengan menelaah semua undang- undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Pendekatan konseptual (conceptual approach) beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin- doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum.4 Sumber bahan hukum dalam penelitian ini yaitu: bahan hukum primer seperti peraturan perun dang-undangan ITE, Hukum Bisnis, Hukum Perdata dan berbagai sumber hukum yang berkaitan dengan pemin jaman online di Indonesia, bahan hukum sekunder seperti berbagai ba han hasil penelitian serta jurnal-jurnal di bidang hukum yang memiliki kaitan terhadap peminjaman dana online, bahan hukum tersier atau tam bahan seperti kamus hukum, kamus umum yang relevan terhadap bidang yang diteliti.
Metode analisis data yang dipa kai ialah analisis kualitatif. Data kuali tatif yang dianalisa ialah data yang didalamnya terdiri dari uraian kata.
Data yang terkumpul lalu diuraikan, dijelaskan/ dijabarkan dan dihubung kan antara data satu dengan lainnya secara sistematis, sehingga di akhir
Normatif & Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 192.
4 Ibid, hlm. 176
dapat tersusun atau tersaji dalam bentuk penulisan hukum.5
C. Pembahasan dan Hasil Peneli tian
1. Perjanjian Pinjaman pada Transaksi Shopee Spinjam Pinjaman Online ialah proses terselenggaranya pelayanan jasa keu angan dengan dipertemukannya kredi tur dengan calon debitur, sampai pada tahap terjadinya perjanjian pinjam meminjam dengan mata uang rupiah pada sistem elektronik. Hal ini dise but juga sebagai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi (LPMUBTI).6 Selanjutnya digunakan penggunaan kata kreditur untuk me nyebut pemberi pinjaman, dan debitur sebagai penerima pinjaman. Aktivitas pinjam meminjam tidak akan terlepas dari perjanjian antara para pihak yang berkaitan dalam perjanjian, unsur per janjian yang ada di dalamnya tidak jauh berbeda dari perjanjian pada umumnya, yaitu memuat klausul-klau sul yang mengikat antar para pihak.
Transaksi elektronik dalam hal ini transaksi pinjam online merupakan bagian dari suatu perjanjian, yang ma na menurut KUH Perdata pasal 1313 yaitu pihak yang memberi pinjaman (kreditur) mengikat dirinya untuk memberi sejumlah barang yang habis dikarenakan pemakaian (umumnya berupa uang) pada pihak lainnya serta pihak yang menerima pinjaman terse
5 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia ( UIPress),2008,Hlm.5.
6
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/financial- technology/Default.aspx Diakses 10 Oktober 2022
Penyelesaian Sengketa Akibat Debitur Wanprestasi Pada Shopee Spinjam,
Vivi Sylvia Purborini 143
but (debitur) telah mengikatkan diri pada pemberi pinjaman. 7
Pada buku ke III bab XIII KUH Perdata Pasal 1754 bahwasannya pin jam meminjam merupakan pernyataan persetujuan yang dimana pihak satu nya dikembalikan sesuai persetujuan yang ada.8 Pada hakikatnya pengatu ran kegiatan pinjam-meminjam ada pada Bab XIII Buku III KUH Perdata yakni Pasal 1754 - 1769 KUH Perdata serta Pasal 1320 KUH Perdata menge nai perjanjian. Berikut unsur-unsur dalam perjanjian: Adanya para pihak, persetujuan, sejumlah barang tertentu, dan pengembalian pinjaman.9
Dasar hukum layanan pinjam uang melalui teknologi informasi onli ne diatur dalam Peraturan Otoritas J asa Keuangan Nomor 77/POJK.01/
2016 tentang Layanan Pinjam Memin jam Berbasis Teknologi Informasi dan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Infor masi dan Transaksi Elektronik. Kegia tan pinjam online masuk kategori transaksi elektronik uang Pasal 17 UU ITE dinyatakan terselenggaranya tran saksi elektronik bisa dilakukan pada ruang publik ataupun privat. Artinya dari ruang publik dan privat tertera pada Pasal 40 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Penye lenggaraan Sistem dan Transaksi Elek tronik (selanjutnya disebut dengan
“PP PSTE”).
Pasal 47 PP PSTE dijelaskan transaksi elektronik dalam bentuk ada nya kontrak elektronik sebagai bentuk disepakatinya perjanjian oleh para pi
7 Pangestu, Muhamad. “Pokok-pokok Hukum Kontrak” (Makasar: Social Politic Genius,2019), 47.
8 Ibid., h. 49
9 Subekti, Hukum Perjanjian (Jakarta : Intermasa, 1987), 17.
hak. Hal ini sama dengan teori perjan jian, pada suatu transaksi elektronik yang didalamnya terikat dalam perjan jian elektronik, yang berarti transaksi ini bida mengikat pihak-pihak yang terkait didalamnya. Jika terjadi salah satu pihak melakukan pelanggaran pada kontrak elektronik maka gugatan dapat diajukan oleh pihak lain yang terikat dalam perjanjian tersebut.
Peminjaman online di Indonesia diatur pada Peraturan OJK No 77/
PJOK.01/2016 tahun 2016 mengenai
“Layanan Pinjam Meminjam Uang berbasis Teknologi Informasi”. Pasal 7 POJK diatur tentang mewajibkan penyelenggara menyampaikan pendaf taran serta perizinan layanan pinjam pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pemberian Kemudahan pada peminja man dana ini adalah salah satu kelebi han perkembangan teknologi informa si bidang keuangan berbasis online pinjam dibanding perbankan konven sional. OJK adalah lembaga yang memiliki fungsi pada pelaksanaan, pengaturan, pengawasan pada kegia tan keuangan. Pada platform shopee, tersedia dua macam program Spinjam yaitu untuk penjual dan pembeli, perbedaannya ada pada sistem pinja man. Shopee Spinjam yang diperun tukkan untuk penjual pengajuannya hanya perlu dilakukan satu kali untuk aktivasi, misal di bulan Juli mela kukan pengajuan pinjaman. Maka, Penjual dapat langsung melakukan penarikan dana di bulan Juli kemu dian di bulan Agustus dan September selama jumlah penarikan masih dalam batasan limit yang diberikan. Selain itu, proses verifikasi SPinjam untuk Penjual membutuhkan waktu yang sangat cepat (1 hari) dan pinjaman dapat dicairkan pada saat itu juga ke Saldo Penjual. Ketentuan layanan ini
144 MAKSIGAMA : Volume 16 Nomor 2 periode November 2022 Hal.141 - 152
dijelaskan pada artikel shopee yaitu
“Syarat dan Ketentuan Layanan Spinjam”. Pada pasal 2.7 menyatakan bahwa PT Lentera Dana Nusantara sebagai penyelenggara layanan pin jam meminjam berbasis informasi teknologi. Pasal 2.12 menerangkan bahwa Shopee” adalah PT Shopee International Indonesia. Hal ini berarti program Spinjam adalah layanan yang berupa salah satu dari produk Shopee diperuntukkan memberi batas pinjaman pada Fasilitas Pinjaman yang berbentuk uang tunai pada debitur di platform Shopee. Hal ini berarti anatra Debitur selaku pemberi pinjaman dalam hal ini melalui PT Lentera Dana Nusantara, dan kreditur selaku penerima pinjaman terikat dalam dokumen Perjanjian Pinjaman.
Pada pasal 15.1. menerangkan bahwa syarat dan ketentuan layanan pinjaman dan pelaksanaan atasnya diatur berdasarkan hukum Negara Re publik Indonesia, dan oleh karenanya harus ditafsirkan sesuai dengan hu kum Negara Republik Indonesia. Se hingga disimpulkan bahwa penyeleng garaan fasilitas layanan pinjaman uang Shopee ini disediakan oleh PT Lentera Dana Nusantara tunduk pada hukum Negara Republik Indonesia.
Layanan ini juga telah terdaftar dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).10
Perjanjian dilakukan para pihak anatra debitur dan kreditur pada pin jaman online adalah bentuk perjanjian baku. Isi klausul dalam perjanjian pinjaman online berbentuk formulir baku yang tinggal disetujui oleh calon
10
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/financial- technology/Default.aspx Diakses 10 Oktober 2022
debitur. Oleh karena itu calon debitur harus membaca dengan seksama setiap poin klausul yang sudah ditulis didalamnya, sebelum menyetujui per janjian pada dokumen online yang su dah disediakan. Menurut Pasal 1763 KUHPerdata debitur memiliki kewaji ban mengembalikan barang dalam jumlah dan keadaan yang sama dan pada waktu yang ditentukan, dan jika tidak mampu mengembalikan pinja man, maka berkewajiban membayar cicilan sesuai bunga dan jatuh tempo tanggal yang disepakati di awal.
Perjanjian dalam transaksi onli ne dalam hal ini pinjam Online mela lui medai Shopee, isi dari perjan jiannya merupakan isian baku, yang di dalamnya sudah tertera klausul- klausu yang harus di setujui oleh calon debitur. Klausul yang ada da lam form informasi yang sudah ada tidak menyediakan layanan untuk tawar menawar isi dari klausul yang telah disediakan.
Hal ini dapat dimaknai bahwa isi klausul didalamnya bersifat kaku dan baku. Jika debitur memang sudah berniat meminjam dana secara online, harus benar-benar jeli pada isian form yang ada di dalamnya. Mengingat pula dalam transaksi online, yang mana kemudahan hanya tinggal
“klik” tanpa ada tanda tangan diatas kertas secara fisik seringkali calon debitur mudah tergiur dengan iklan pinjam mudah tanpa jaminan. Hal inilah yang harus diwaspadai sekali gus hal yang mengharuskan calon debitur lebih berhati-hati dalam me nyetujui perjanjian pinjam online yang telah disediakan.
2. Tinjauan Umum Wanprestasi Para pihak yang tertera pada perjanjian, seringkali pada proses ber Penyelesaian Sengketa Akibat Debitur Wanprestasi Pada Shopee Spinjam,
Vivi Sylvia Purborini 145
langsungnya perjanjian muncul pihak yang tidak melaksanakan isi dari perjanjiannya. Maka pihak tersebut disebut melakukan wanprestasi.
Wanprestasi artinya tidak terpe nuhinya prestasi yang termuat dalam perjanjian. Wanprestasi dari bahasa Belanda “wanprestastie”, berarti tidak terpenuhinya prestasi atau kewa jiban yang sudah ditetapkan pada para pihak yang disebutkan pada suatu perikatan, baik perikatan yang muncul dari suatu perjanjian atau perikatan sebab undang-undang. Menurut Ka mus Hukum, wanprestasi artinya kela laian, kealpaan, cidera janji, tidak menepati kewajibannya dalam per janjian.11 Wanprestasi (atau ingkar janji) berkaitan dengan timbulnya perjanjian antar beberapa pihak. Pasal 1338 KUHPerdata sampai Pasal 1431 KUHPerdata tentang perikatan de ngan dasar perjanjian/ perikatan. Pa sal 1352 KUHPerdata sampai dengan Pasal 1380 KUHPerdata tentang peri katan dengan sumber undang-un dang.12 Seringkali tidak bisa dikata kan oleh sebab seseorang lalai atau lupa, seringkali tidak tertera rinci pada perjanjian, waktu diwajibkannya pihak tertentu melakukan wanpres tasi.13
Kealpaan sering muncul pada praktek pinjam meminjam uang, mi sal pihak debitur melakukan telat bayar sehingga cicilannya akan ditam
11 M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian , Bandung, Alumni, 1986.
hlm. 60
12 R.Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Bandung: Alumnu, 1982. , hlm. 59
13 Salim HS, Salim HS, Hukum Kontrak, Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika,
2008, hlm. 99
bah dengan denda, ada pula yang memiliki masalah tidak sanggup ba yar. Hal-hal yang berkenaan ketika para pihak dalam perjanjian tidak dapat melaksanakan kewajiban yang tertera di klausul perjanjian dinama kan wanprestasi.
Permasalahan wanprestasi se ringkali terjadi, terutama bila berkai tan dengan pinjam meminjam. Kredi tur sebagai pihak yang memberi pinja man dari awal sudah memberikan skema pembayaran yang harus dilak sanakan setelah sah perjanjian dise tujui oleh para pihak. Perjanjian pin jam online sebenarnya tidak jauh berbeda skema pembayaran dan ske ma apabila telat bayar dengan bank konvensional. Perbedaan paling nyata ada di sistem jaminan.
Pinjaman online di shopee me nyediakan pinjam online tanpa jami nan, namun pihak shopee sudah membatasi jumlah pinjaman yang bisa diajukan dengan skema “limit”, hal inilah yang seringkali bisa diman faatkan calon debitur untuk bisa memperoleh pinjaman tanpa jaminan.
Limit yang disediakan shopee antara pengguna aplikasi sati dan yang lainnya berbeda-beda. Perbedaannya ada pada tingkat penggunaan dari layanan ini. Semakin sering menggu nakan layanan pinjam di shopee Spinjam secara otomatis limit akan bertambah secara bertahap dengan tetap ada limit maksimal. Limit maksimal ini berlaku bagi semua pengguna dari aplikasi shopee yang menggunakan layanan Spinjam. Apa bila debitur telat bayar pada shopee Spinjam, maka keterlambatan pemba yaran akan dikenakan denda sebesar 5% setiap bulannya dari total tagihan, dan tagihan Spinjam akan secara
146 MAKSIGAMA : Volume 16 Nomor 2 periode November 2022 Hal.141 - 152
otomatis terakumulasi dengan tagihan apda bulan selanjutnya.
Wanprestasi seringkali ada ketika debitur telat bayar sampai dikenakan denda. Denda ini sebenar nya sudah ada dalam klausul perjan jian yang telah disepakati melalui persetujuan formulir online di shopee Spinjam. Besarnya skema denda telah diatur dan disesuaikan dengan jumlah pinjaman yang diajukan dan disetujui.
Jika sampai tahap dikenakannya den da dengan jangka waktu tertentu debi tur belum bisa melakukan pembaya ran, pihak kreditur akan melakukan langkah selanjutnya, mengingat debi tur juga telah memberikan foto Kartu Tanda Penduduk (KTP) di aplikasi.
Sehingga memudahkan kreditur da lam melacak dan mencari keberadaan debitur sekalipun tempat tinggal debi tur tidak sesuai dengan yang tertera di KTP. Hal inilah yang memicu perma salahan berikutnya, yang dari awalnya permasalahan wanprestasi menjadi masalah yang lebih rumit.
3. Penyelesaian Sengketa Wan prestasi pada Shopee SPinjam
Permasalahan yang sering mun cul pada kegiatan pinjam uang online yaitu debitur yang melakukan wan prestasi. Jika wanprestasi pihak yang dirugikan adalah pemberi dana (kre ditur), dalam hal ini Shopee Spinjam adalah pihak penyelenggara. Misal nya ketika debitur tidak sanggup ba yar atau telat bayar yang berlangsung lama, dan apabila debitur atau kre ditur melakukan cidera janji yang tertera dalam perjanjian, dalam hal ini adalah melakukan wanprestasi. Penye lesaian sengketa wanprestasi bisa dilaksanakan lewat jalur pengadilan (litigasi) dan diluar pengadilan (non litigasi).
a. Penyelesaian Sengketa melalui Pengadilan (Litigasi). Litigasi adalah cara diselesaikannya seng keta antar para pihak melalui pengadilan dengan sifat hasil pu tusan mengikat.
b. Penyelesaian Sengketa diluar Pengadilan
Penyelesaian non litigasi yaitu digunakannya penyelesaian sengketa dengan lembaga alternatif penyelesai an sengketa. sesuai dengan Undang- Undang Nomor 30 Tahun 1999 Arbi trase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (UU AAPS).14
Kesepakatan para pihak secara tertulis merupakan langkah paling awal untuk dilakukannya penyele saian melalui lembaga arbitrase. Para pihak harus menyatakan sepakat dan terikat untuk diselesaikannya perseli sihan muncul oleh arbitrase sebelum terjadi perselisihan melalui penamba han klausul di perjanjian. Jika para pihak belum menuliskannya pada klausul perjanjian, dan sengketa nyata terjadi maka dapat digunakannya akta kompromis yang ditandatangani para pihak di depan Notaris.
Putusan Arbitrase adalah hasil dari penyelesaian sengketa melalui lembaga arbitrase. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/
2014 Tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Sektor Jasa Keuangan Pasal 1 ayat 2 menerang kan bahwa LAPS sebagai lembaga yang menyelesaikan sengketa di luar pengadilan.
14https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kp knl-manado/baca-artikel/13628/Arbitrase- Dan-Alternatif-Penyelesaian-Sengketa.html (Diakses 11 Oktober 2022)
Penyelesaian Sengketa Akibat Debitur Wanprestasi Pada Shopee Spinjam,
Vivi Sylvia Purborini 147
Penyelesaian oleh orang-orang yang ahli dibidangnya disesuaikan de ngan jenis sengketa, supaya putusan akhirnya bersifat obyektif dan rele van. Layanan penyelesaian sengketa dalam LAPS sebagai berikut.
a. Mediasi adalah cara penyelesaian Sengketa melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh pihak yang bersengketa untuk membantu pi hak yang bersengketa mencapai kesepakatan.
b. Ajudikasi, cara penyelesaian Sengketa melalui pihak ketiga yang ditunjuk para pihak yang bersengketa untuk menjatuhkan putusan atas Sengketa yang tim bul diantara pihak dimaksud.
Putusan ajudikasi bersifat mengi kat kepada Lembaga Jasa Keuang an.
c. Arbitrase, adalah cara penyelesai an suatu Sengketa perdata di luar peradilan yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.15
Adapun prinsip-prinsip LAPS sebagaimana termuat dalam POJK NOMOR 1/POJK.07/2014 tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Sektor Jasa Keuangan pasal 5 hingga pasal 8:
a. Prinsip Aksesibilitas b. Prinsip Independensi c. Prinsip Keadilan
d. Prinsip Efisiensi dan Efekti fitas
15 Pasal 4 POJK NOMOR 1/POJK.07/2014 tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Sektor Jasa Keuangan
Pada artikel yang berisi syarat dan ketentuan di Shopee Spinjam, pasal 15.2 Tertera penjelasan sebagai berikut: Apabila terjadi perselisihan atau sengketa yang timbul berdasar kan Syarat dan Ketentuan Layanan ini, Anda telah menyetujui dari awal untuk menyelesaikannya dengan itikad baik terlebih dahulu dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila sengketa tersebut tidak dapat diselesaikan dengan cara musyawarah, sepakat untuk menyele saikan sengketa tersebut pada tingkat akhir melalui arbitrase di Indonesia yang diselenggarakan oleh Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sek tor Jasa Keuangan ("LAPS SJK"), sesuai dengan aturan LAPS SJK yang berlaku. Hal ini artinya pihak penye lenggara pinjam online yang menguta makan penyelesaian secara musyawa rah terlebih dahulu sampai mufakat.
Apabila musyawarah belum bisa me nyelesaian sengketa yang ada kemu dian diselesaikan melalui arbitrase yang diselenggarakan oleh Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sek tor Jasa Keuangan.
Kegiatan Utama LAPS SJK ada lah penyelesaian sengketa keperda taan sektor jasa keuangan antara Kon sumen dengan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK):
a. Sengketa sudah diusahakan diselesaikan lewat IDR (Inter nal Dispute Resolution), mu syarawarah untuk mufakat an tara Konsumen dan PUJK.
b. Sengketa tidak sedang diperik sa dan/ atau tidak telah diputus oleh instansi (yang berwe nang) lain.
Pada kegiatan penyelesaian sengketa, disediakan juga layanan
148 MAKSIGAMA : Volume 16 Nomor 2 periode November 2022 Hal.141 - 152
Mediasi dan Arbitrase, dan memiliki kewajiban terpenuhinya prinsip inde penden, adil, efektif dan efisien, serta kemudahan akses. Selain menyele saikan sengketa retail & small claim.
Kegiatan LAPS SJK ialah:
a. Pelayanan penyelesaian beda pendapat melalui pemberi an Pendapat Mengikat (Binding Opinion);
b. Penyelesaian sengketa antara PUJK dengan Konsumen, PUJK dengan PUJK, dan para Pihak lainnya yang timbul dari perjanjian di sektor jasa keuang an;
c. Pengembangan kompetensi Me diator dan Arbiter yang terdaftar pada LAPS SJK.16
Berdasarkan penjelasan sebe lumnya dapat disimpulkan bahwa OJK sebagai lembaga, mempunya tu gas diselenggarakannya system penga turan dan pengawasan terstruktur pada semua kegiatan pada sektor jasa keuangan telah menyediakan cara- cara penyelesaian sengketa bagi para pihak yang merasa rugi.
Penyelesaian sengketa apabila terjadi wanprestasi pada kegiatan pinjam online di Shopee Spinjam pa da dasarnya sudah diatur pada klausul perjanjian awal yang telah disediakan pihak kreditur kepada calon debitur, pada klausul nomer 15.2 telah dijelas kan secara rinci bahwa pihak kreditur mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat apabila ada seng keta yang terjadi. Apabila pihak debitur tidak sanggup bayar pada tang gal dan bulan jadwal pembayaran, maka debitur akan dikenakan denda
16 https://lapssjk.id/jenis-kegiatan/
(Diakses pada 11 Oktober 2022)
yang akan diakumulasi dengan jumlah tagihan pokok dan bunga yang telah disepakati. Besaran denda yang dikenakan tergantung pada jumlah kredit yang diterima, dikarenakan denda ini besarannya dalam persen.
Pihak shopee akan melakukan konfir masi baik melalui short message service (SMS), via telp dan media lain untuk menghubungi secara langsung pihak debitur. Apabila debitur koo peratif dan bisa menyatakan kesang gupan bayar di waktu tertentu, maka tidak diperlukan penyelesaian di luar musyawarah. Tetapi seringkali pihak debitur merasa terganggu dan dirugi kan pada cara tagih dari sistem pin jam online sehingga diperlukan pihak lain yang tidak terikat dalam per janjian pinjam online dengan tujuan membantu terselesaikannya permasa lahan yang dihadapi.
Penyelesaian sengketa pada la yanan jasa keuangan telah ada sejak tahun 2021 yang telah memiliki ijin operasional dari Otoritas Jasa Keu angan (OJK) menjadi pilihan lain penyelesaian sengketa wanprestasi sesuai dalam klausul perjanjian nomer 15.2 apabila penyelesaian sengketa dengan musyawarah sampai mufakat tidak berhasil.
D. Penutup 1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pertumbuhan praktik pinjaman online berkembang dengan pesat ka rena potensi pengguna dari masya rakat Indonesia selaku pasar yang cenderung besar. Hal ini dikarenakan kemudahan transaksi layanan, penca iran dana dalam waktu yang singkat serta tidak adanya jaminan membuat masyarakat Indonesia lebih menilih Penyelesaian Sengketa Akibat Debitur Wanprestasi Pada Shopee Spinjam,
Vivi Sylvia Purborini 149
menggunakan pinjaman online, baik untuk kebutuhan pengembangan usa ha maupun untuk keperluan pribadi.
Hanya dengan mendownload aplikasi Shopee sebagai salah satu penye lenggara layanan pinjam online, peng guna dapat dengan mudah menga jukan pinjaman dalam bentuk perjan jian baku yang perlu disetujui dengan cara digital, tanpa membawa doku men fisik ke kantor pihak penyeleng gara, dalam hal ini Shopee Indonesia daln PT Lentera Dana Nusantara.
Semakin memudahkan masyarakat melakukan pinjam meminjam. Jika dibandingkan dengan fasilitas pinja man yang disediakan perbankan kon vensional yang harus datang ke kantor bank, di jam aktif kerja serta harus menyertakan jaminan, dan perlu wak tu yang cukup panjang untuk sampai pada pencairan dana pinjaman, ten tunya menjadi pertimbangan tersen diri bagi calon debitur.
Adanya layanan pada pinjaman online dalam hal ini Shopee Spinjam yang telah terdaftar dan diawasi otoritas jasa keuangan memberikan kemudahan dan rasa aman pada para pencari pinjaman online. Namun perlu diperhatikan bahwa sebelum menyetujui dan mengajukan pinjaman online, diharapkan calon debitur harus telah membaca secara teliti syarat dan ketentuan yang ada. Hal ini karena syarat dan layanan yang tertera pada dokumen digital bersifat baku dan mengikat. Calon debitur harus juga mempertimbangkan kemampuan fi nansial, seberapa besar kebutuhan uang pinjaman, limit pinjam, denda, bunga kredit yang akan dikenakan, supaya kegiatan pinjam meminjam berlangsung lancar tanpa adanya wanprestasi. Kebutuhan masyarakat Indonesia dalam kegiatan kredit
cukup tinggi, seringkali alasannya ada lah untuk memenuhi kebutuhan po kok, dan mengembangkan bisnis.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis berdasasarkan dari simpulan diatas untuk Pemerintah adalah, diha rapkan pemerintah yang memiliki ke wenangan dalam membuat peraturan agar membuat peraturan regulasi se cara khusus tentang perjanjian baku dalam hal ini dalam skema klausul yang sudah ada untuk calon debitur pada shopee Spinjam, hal ini dise babkan karena perjanjian baku belum mempunyai pengaturan secara rinci, lugas, tegas dan spesifik yang termuat dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), serta peratu ran peundang-undangan yang lainnya.
Hal ini bisa berakibat pada ketidak pastian hukum. Diharapkan apabila dikemudian hari ada peraturan yang khusus tentang perjanjian baku, para pihak yang akan mengikatkan diri da lam suatu perjanjian pinjam memin jam dalam transaksi elektronik bisa memperoleh perlindungan dan kepas tian hukum yang nyata untuk memini malisir terjadinya wanprestasi debitur pada kreditur.
Kepada pihak PT Shopee Inter national Indonesia sebagai perusahaan penghubung debitur dan kreditur dalam aktivitas shopee Spinjam diha rapkan memberi tenggat waktu ter hadap debitur untuk membayar tagihannya. Selama ini denda akan otomatis ditambahkan dalam sistem yang mengakibatkan debitur secara otomatis mendapat tagihan tambahan berupa denda yang sudah terakumu lasi dengan tagihan pokoknya tanpa ada sistem tawar atau negosiasi. Hal ini dikarenakan alasan debitur
150 MAKSIGAMA : Volume 16 Nomor 2 periode November 2022 Hal.141 - 152
melakukan wanprestasi bisa saja dikarenakan ada keadaan memaksa (force maheure) sehingga sesuai de ngan Pasal 1244 Kitab Undang-un dang Hukum Perdata (KUHPerdata) bahwa debitur dalam hal ini penerima pembiayaan Spinjam Shopee dapat terhindar dari membayar kerugian be rupa denda jika alasan wanprestasinya adalah karena sesuatu yang memaksa dan tidak terduga.
Daftar Pustaka A. Buku
Fajar, Mukti ND; Yulianto, Achmad.
2010. Dualisme Penelitian Hu kum Normatif & Empiris. Yog yakarta: Pustaka Pelajar.
Harahap, Yahya. 1986. Segi-Segi Hukum Perjanjian. Bandung, Alumni.
Muhamad, Pangestu. 2019. Pokok- pokok Hukum Kontrak. Maka sar: Social Politic Genius.
Salim, HS. 2008. Hukum Kontrak, Teori & Teknik Penyusunan Kontrak. Jakarta: Sinar Grafika.
Soerjono, Soekanto. 2008. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta:
Universitas Indonesia: UIPress.
Subekti. 1982. Jaminan-Jaminan Un tuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia. Bandung:
Alumni.
Subekti. 1987. Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa.
B. Peraturan Perundang-Undang an
Undang-Undang Dasar Negara Repu blik Indonesia Tahun 1945.
Kitab Undang-Undang Hukum Perda ta (KUHPerdata).
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 22.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang. Lembaran Negara RI Tahun 2016 Nomor 251.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Lemba ran Negara RI Tahun 2008 Nomor 58.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Ta hun 2012 tentang Penyeleng garaan Sistem dan Transaksi Elektronik. Lembaran Negara RI Tahun 2012 Nomor 189.
Peraturan Otoritasa Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 ten tang Layanan Pinjam Memin jam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Lembaran Negara RI Tahun 2016 Nomor 324.
C. Karya Tulis dan Artikel Jurnal Fauzan; Nuryana, Ida. “Pengaruh
Penerapan Etika Bisnis Terha dap Kepuasan Pelanggan”, Jur nal MODERNISASI, Volume 10, Nomor 1, 2019
Penyelesaian Sengketa Akibat Debitur Wanprestasi Pada Shopee Spinjam,
Vivi Sylvia Purborini 151
D. Website
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/fi nancial-technology/Default.as px Diakses pada 10 Oktober 2022
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kp knl-manado/baca-artikel/13628/
Arbitrase-Dan-Alternatif-Penye lesaian-Sengketa.html Diakses pada 11 Oktober 2022
152 MAKSIGAMA : Volume 16 Nomor 2 periode November 2022 Hal.141 - 152