• Tidak ada hasil yang ditemukan

1550-Article Text-3740-1-10-20230207

N/A
N/A
Moh. Syahrizal

Academic year: 2023

Membagikan "1550-Article Text-3740-1-10-20230207"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri 1 Sunggutan

Heti Sanjaya1, Misdalina2, Ida Suryani3

1, 2, 3

Universitas PGRI PalembangJl. Lorong Gotong, 11 Ulu, Kec. Seberang Ulu II, Kota Palembang, Sumatera Selatan hetisanjaya04@gmail.com

Abstract

The results of observations at SD Negeri 1 Sunggutan show that students have to read a lot, causing students' enthusiasm for learning. In the case of dense material needs, teachers do not learn through the media, but rather through the lecture method. This method results in students not being motivated to continuously learn. In addition, teachers lack ideas for learning even less interesting and creative, and students are less active in reading lesson materials. The purpose of this study was to determine the faktors causing the low motivation to learn students in the Social Studies Class IV subject of SD Negeri 1 Sunggutan. The informants of this study were 25 students in grade IV. The data collection used is observation, and documentation. Data analysis using data triangulation. As a result of the readiness and mastery of the teacher to prepare spaces, learning tools (package books and LKS), teachers also carry out the learning process starting with preliminary activities with class conditioning, providing motivation, appreciating, conveying indicators of competency achievement, and checking student readiness. The faktors causing the low motivation to learn social studies subjects at SD Negeri 1 Sunggutan are that students do not pay attention to the teacher's explanation, students do not concentrate when attending lessons, and students do not have confidence in following lessons. In addition, there is a lack of varied learning methods, teachers do not use learning media, and lack of learning resources Keywords: Motivation, Learning Process, Sosial Study.

Abstrak

Hasil observasi di SD Negeri 1 Sunggutan menunjukkan bahwa siswa harus banyak membaca sehingga menimbulkan semangat belajar siswa. Dalam hal kebutuhan materi yang padat, guru tidak belajar melalui media, melainkan melalui metode ceramah. Metode ini mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk terus menerus belajar. Selain itu, guru kurang memiliki ide untuk pembelajaran bahkan kurang menarik dan kreatif, serta siswa kurang aktif dalam membaca bahan pelajaran. Metode ini mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk terus menerus belajar. Selain itu, guru kurang memiliki ide untuk pembelajaran yang kurang menarik dan kreatif, termasuk siswa yang kurang aktif dalam membaca bahan pelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri 1 Sunggutan. Informan penelitian ini adalah 25 siswa pada kelas IV. Pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan triangulasi data. Hasil kesiapan dan penguasaan guru menyiapkan ruang, alat pembelajaran (buku paket dan LKS), guru juga melakukan proses pembelajaran memulainya dengan kegiatan pendahuluan dengan pengkondisian kelas, memberikan motivasi, melakukan apresiasi, menyampaikan indikator pencapaian kompetensi, dan memeriksa kesiapan siswa. Faktor- faktor penyebab rendahnya motivasi belajar mata pelajaran IPS Sekolah Dasar Negeri 1 Sunggutan yaitu siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa tidak konsentrasi saat mengikuti pelajaran, dan siswa tidak mempunyai rasa percaya diri dalam mengikuti pelajaran. Selain itu kurangnya metode pembelajaran yang variasi, guru tidak menggunkan media pembelajaran, dan kurangnya sumber belajar.

Kata Kunci: Motivasi, Proses Belajar, IPS.

Copyright (c) 2023 Heti Sanjaya, Misdalina, Ida Suryani Corresponding author: Misdalina

Email Address: misdalina@univpgri-palembang.ac.id (Universitas PGRI PalembangJl. Lorong Gotong, 11 Ulu, Kec. Seberang Ulu II, Kota Palembang, Sumatera Selatan)

Received 26 January 2023, Accepted 07 Febuary 2023, Published 07 Febuary 2023

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan sangat penting bagi setiap orang setiap saat. Pendidikan menjadikan bangsa kuat dan masyarakat cerdas. Pemerintah harus menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan arus globalisasi yang semakin meningkat, maka perlu adanya bantuan dan bimbingan dalam proses pendidikan di setiap satuan pendidikan (Cahyono, 2019). Pendidikan sebagai ujung tombak kemajuan bangsa, pendidik harus berperan aktif dalam pelaksanaan amanat pendidikan. Berbagai perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya melengkapi kurikulum sebelumnya tetapi merupakan inovasi baru dalam paradigma pendidikan. Pada hakekatnya, paradigma ini menekankan pada pendidikan yang bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik memegang peranan yang sangat penting dalam pendefinisian proses pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat memunculkan kreativitas siswa untuk memahami dan menginterpretasikan konsep dari setiap topik pembelajaran (Rigusti & Pujiastuti, 2020).

Saat mengajar mata pelajaran IPS, guru dapat menggabungkan pengetahuan baru dengan materi lama. Hal ini dilakukan agar informasi dari pertemuan sebelumnya diingat dalam waktu yang lama. Selain itu, juga sebagai dasar untuk memahami informasi baru bagi siswa, termasuk mereka yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran IPS memiliki sifat materi yang unik. Hal ini benar karena begitu banyak materi di luar sana sehingga diperlukan benang merah untuk memahami dan menyampaikannya dalam bahasa tulisan dan bahasa lisan. Dengan kata lain, itu membutuhkan keterampilan memori yang baik (Satria & Kusumah, 2019).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dihafal oleh siswa sehingga terkadang siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran. Akibatnya siswa menunjukkan sikap acuh tak acuh dan malas. Perilaku siswa seperti ini jelas menunjukkan bahwa motivasi mereka untuk belajar IPS masih rendah. Rendahnya motivasi ini juga bisa disebabkan oleh gaya atau metode mengajar guru (Nurhartina & Torobi, 2021). Tujuan IPS adalah untuk membentuk warga negara yang dapat diterima dan percaya diri secara sosial di tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab (Sulfemi &

Nurhasanah, 2018). Untuk mencapai tujuan pembelajaran ini, peserta dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mendasar yang dapat mereka gunakan dalam kehidupan mereka sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, siswa terhubung dan berinteraksi sebagai makhluk sosial.

Dalam interaksi tersebut, siswa dituntut untuk mengetahui nilai dan norma yang berlaku di masyarakat serta mengenal keragaman budaya, suku, bahasa dan agama (Widhayanti & Abduh, 2021).

Motivasi belajar memegang peranan yang sangat penting dalam upaya pencapaian prestasi belajar (Adinoto, 2019). Motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam kelangsungan belajar. Motivasi yang ditanamkan pada siswa dapat menumbuhkan semangat belajar yang besar.

Motivasi belajar dapat berupa semangat atau motivasi yang tinggi untuk mencapai hasil belajar yang

(3)

tinggi. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi biasanya mencapai prestasi belajar yang tinggi, sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah biasanya berprestasi buruk.

Dalam dunia pendidikan, guru memegang peranan penting dan strategis. Sebagai guru, pendidik, dan pendidik peserta didik, guru adalah agen perubahan sosial, mengubah cara berpikir, sikap, dan perilaku kemanusiaan menuju kehidupan yang lebih baik, lebih berharga, dan mandiri.

Untuk dapat melakukan tugas dan tugas yang sangat sulit ini, guru harus memiliki semua kualifikasi yang relevan. Proses pembelajaran akan berjalan optimal apabila guru menguasai mata pelajaran, metodologi pembelajaran dan penggunaan lingkungan belajar yang sesuai serta mampu membantu siswa mencapai keberhasilan belajar yang maksimal (Sulfemi, 2019).

Aspek penting yang perlu diperhatikan oleh guru adalah kurangnya motivasi siswa untuk belajar, karena siswa menganggap IPS hanya untuk dihafalkan, membosankan karena mengingat proses yang benar, waktu dan kebutuhan untuk mengingat waktu. Metode yang digunakan guru SD Negeri 1 Sunggutan masih menggunakan metode pembelajaran tradisional yaitu metode ceramah dan tanya jawab. Akibatnya, belajar bukanlah kegiatan yang menyenangkan bagi siswa, dalam hal ini siswa tidak dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam belajar karena siswa mudah melupakan materi yang dipelajari.

Hasil observasi di SD Negeri 1 Sunggutan menunjukkan bahwa siswa harus banyak membaca sehingga menimbulkan semangat belajar siswa. Dalam hal kebutuhan materi yang padat, guru tidak belajar melalui media, melainkan melalui metode ceramah. Metode ini mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk terus menerus belajar. Selain itu, guru kurang memiliki ide untuk pembelajaran yang kurang menarik dan kreatif, termasuk siswa yang kurang aktif dalam membaca bahan pelajaran.

(Alfiah et al., 2021) melakukan penelitian yang menemukan penyebab rendahnya motivasi belajar IPS pada siswa kelas V SD adalah 1) usaha siswa dalam belajar IPS rendah; 2) tingkat keaktifan siswa dalam hal keberanian dan rasa ingin tahu rendah; 3) kemampuan siswa dalam menyerap materi IPS saat belajar belum optimal; 4) keadaan siswa, ketika siswa sering mengeluh dan merasa tertekan; 5) sedikitnya unsur dinamis yang berkaitan dengan motivasi belajar IPS siswa; 6) Proses pembelajaran yang berkaitan dengan metode mengajar guru kurang menarik dan kreatif. Hasil penelitian juga dilakukan oleh

Dengan adanya permasalahan ini, peneliti menjelaskan tentang analisis faktor-fakor yang menyebabkan rendahnya belajar siswa di sekolah khusunya pada kelas IV, maka dari itu peneliti mengangkat judul penelitian tentang “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri 1 Sunggutan”. Kurangnya semangat belajar, dimana siswa harus banyak membaca, guru tidak menggunakan media tetapi metode ceramah, siswa yang membaca materi kurang aktif. Rumusan masalahnya adalah: Faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Senggutan? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sunggutan.

(4)

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah 25 siswa kelas IV SD Negeri 1 Senggutan. Teknik pengambilan jumlah sampel dengan menggunakan total sampling adalah dengan mengambil semua peserta untuk diambil sampel pesertanya, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25 siswa. Untuk memperoleh cakupan data digunakan data primer sebagai teknik survei sesuai dengan fokus penelitian. Data primer merupakan informasi yang diperoleh langsung dari informan penelitian berupa wawancara dan dokumentasi (Sugiyono, 2018).

HASIL DAN DISKUSI

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Sunggutan yang berlokasi di Desa Sunggutan, Kec. Pangkalan Lapam, Kab. Ogan Komering Ilir Provinsi. Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 1 Desember 2022 sampai dengan 5 Desember 2022. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pada proses penelitian di Sekolah Dasar Negeri 1 Sunggutan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 1 kelas yaitu kelas IV dengan jumlah sampel penelitian 25 orang siswa. Aktivitas siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Sunggutan Selama menyelenggarakan kegiatan pendidikan setiap harinya dari hari Senin sampai Sabtu, senin sampai kamis yang mulai dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 12:00 WIB, sedangkan jum’at sampai sabtu pukul 11:30.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan di SD Negeri 1 Sunggutan, yang menggunakan proses pembelajaran untuk menelaah aktivitas belajar IPS siswa kelas IV untuk mengetahui apakah ada faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini dapat dilihat dari aktivitas siswa di dalam kelas karena peneliti melakukan observasi langsung saat mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Motivasi siswa sangat penting baik bagi siswa itu sendiri maupun bagi guru, namun yang terpenting dalam motivasi adalah guru mata pelajaran khususnya IPS.

Siswa dapat termotivasi ketika guru menggunakan metode pembelajaran yang membuat siswa senang dan tidak bosan. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh selama penelitian, diperoleh informasi sebagai berikut:

Kegiatan yang dilakukan oleh guru saat pembelajaran 1. Perencanaan yang dilakukan oleh guru

Guru IPS tidak pernah membawa perangkat belajar saat belajar. Di sisi lain kemauan dan kemampuan guru menyiapkan ruang, bahan pembelajaran (buku dan lembaran yang dikemas), selain itu guru juga mewujudkan proses pembelajaran mulai dari tugas awal, pengkondisian kelas, memotivasi, mengevaluasi, mentransfer. Indikator untuk mencapai Kompetensi dan konfirmasi kesiapan siswa.

Hasil wawancara disampaikan oleh yang disampaikan oleh guru mata pelajaran bahwa

“Perencanaan yang dilakukan saat sebelum mengajar didalam kelas guru membuat RPP, dimana RPP

(5)

ini dibuat untuk syarat guru mengajar. Pembuatan RPP ini didukung dengan buku ajar yang telah disiapkan sebelumnya, kegiatan awal pembelajaran dilakukan untuk mengkondisikan siswa sebelum belajar dan memberikan apersepsi guna untuk memotivasi siswa sebelum masuk kemateri yang akan disampaikan”.

2. Pelaksanaan guru dalam pembelajaran

Metode pembelajaran guru IPS diawali dengan penjelasan topik, dengan pertanyaan pada saat penjelasan materi, siswa diberi kesempatan untuk bertanya, menjawab pertanyaan siswa dan jawaban, mendorong siswa untuk bertanya, hingga tugas. . Ada permasalahan dimana guru kurang baik sedangkan guru hanya menggunakan satu metode saja. Metode yang digunakan guru adalah metode ceramah dan praktik. Selain itu, guru tidak menggunakan media pembelajaran untuk mendorong siswa menjadi pembelajar yang lebih aktif.

Hasil wawancara disampaikan oleh yang disampaikan oleh guru mata pelajaran bahwa

“Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan didalam kelas yaitu melakukan pendahuluan, sebelum proses belajar mengajar dimulai guru berdo’a, mengabsen peserta didik, dan memberikan motivasi kepeda peserta didik, memberikan memberi pengertian atau arahan kepada peserta didik sebelum belajar, menyampaikan materi yang akan di bahas dalam dalam belajar kelompok mengamati proses kegiatan pengajaran sampai akhir”.

3. Evaluasi

Proses pembelajaran IPS dinilai dengan melakukan tanya jawab dengan siswa, pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Siswa bertanya jawab dengan guru, siswa hanya menjawab pertanyaan guru, siswa tidak pernah mencoba bertanya kepada guru tentang materi yang diberikan. Guru menyelesaikan tugas akhir dengan memutuskan dan mengerjakan pekerjaan rumah.

Hasil wawancara disampaikan oleh yang disampaikan oleh guru mata pelajaran bahwa “Pada kegiatan penutup saya bersama para siswa menyimpulkan pembelajaran yang mengulas balik materi yang sudah diberikan telah dilakukan dilanjutkan dengan menyampaiakan sekilas materi yang akan dipelajari dalam pertemuan yang akan dating, jika kemungkinan diperlukan untuk memberikan tes tertulis ya harus dilakukan dengan soal-soal yang telah saya buat untuk memenuhi penilai yang sudah saya rencanakan di perencanan”.

Kegiatan belajar peserta didik 1. Kesiapan siswa dalam belajar

Kesiapan belajar mempengaruhi kinerja siswa. Siswa yang tidak mau belajar biasanya mencapai hasil belajar yang kurang baik. Sebaliknya, siswa dengan kemauan belajar yang baik juga mencapai hasil belajar yang baik, sehingga dapat dikatakan tinggi rendahnya hasil belajar siswa tercermin dari kemauan belajarnya selama proses pembelajaran berlangsung. Kesediaan siswa untuk belajar sedemikian rupa sehingga siswa duduk di tempat duduknya dan siswa siap untuk mengajar.

(6)

Hasil wawancara disampaikan oleh siswa menyatakan bahwa “Pada saat pembelajaran dilakukan guru menyiapkan pembelajaran dimulai dari berdoa sebelum belajar, mengabsen siswa dan memberikan memotivasi sebelum pembelajaran. “Yang menarik pembelajaran IPS didalam kelas yaitu sebelum guru memberikan materi yaitu dengan guru memberi motivasi diawal. Guru biasanya mengkondisikan siswa untuk siap belajar yaitu dengan memberikan hal-hal yang menyenangkan seperti permainan yang membuat siswa untuk fokus belajar”.

2. Keaktifan siswa dalam belajar

Keaktifan siswa dalam belajar merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan belajar.

Proses kegiatan belajar mengajar di mana siswa terlibat secara intelektual dan emosional sehingga siswa benar-benar berpartisipasi dan aktif berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan siswa di sekolah dilakukan sedemikian rupa agar siswa mendengarkan petunjuk guru, dimotivasi oleh guru dan mendengar penjelasan tentang kompetensi yang akan dicapai. Di sisi lain, masalah siswa masih muncul ketika guru mengajukan pertanyaan dan siswa tidak tahu harus menjawab (diam).

Siswa yang kurang aktif dan keterlibatan yang minim dalam proses pembelajaran memungkinkan guru mengubah perilaku siswa.

Hasil wawancara disampaikan oleh siswa menyatakan bahwa “Kami belajar di sekolah dengan mendengarkan guru menjelaskan, guru hanya diawal memberikan motivasi dengan cerita yang membuat semangat, pemberian materi guru dengan ceramah dan mencontohkan sesuai materi yang diberikan, jadi kami kurang aktif dalam belajar”.

3. Fasilitas pembalajaran

Berbagai hambatan tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena siswa dapat belajar dengan baik ketika fasilitas seperti laptop, proyektor, jaringan internet dan lain-lain tidak mencukupi. Salah satu faktor eksternal adalah sumber belajar yaitu pelatih dan instrumentalis berupa kesempatan belajar. Kesempatan belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan. Selain faktor eksternal, anak juga memiliki kesempatan belajar di kelas yaitu lingkungan belajar yang digunakan guru, jika guru tidak menggunakan media dapat melemahkan motivasi belajar siswa.

Hasil wawancara disampaikan oleh siswa menyatakan bahwa “Kami belajar hanya ceramah tidak menggunakan media. Bapak mengajar hanya menjelaskan meteri dengan ceramah-ceramah, contoh-contoh sesuai dengan materi yang diberikan”.

4. Kegiatan akhir pembelajaran

Di akhir pembelajaran, guru menentukan hasil belajar dan memberikan tugas kepada siswa.

Pekerjaan rumah dapat membantu siswa belajar lebih aktif dalam tugas belajar kelompok dan individu serta meningkatkan tanggung jawab dan disiplin siswa. Pemberian pekerjaan rumah dapat meningkatkan pembelajaran siswa dengan mengulang apa yang telah mereka pelajari di sekolah.

(7)

Hasil wawancara disampaikan oleh siswa menyatakan bahwa “Kalau diakhir pembelajaran, biasanya bapak biasanya bertanya kepada kami tentang pembelajaran yang sudah dilakukan dan sebelum pulang biasanya bapak memberikan PR”.

Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar Negeri 1 Sunggutan

Faktor Internal

Faktor internal penyebab rendahnya motivasi belajar pada mata pelajaran IPS siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Sunggutan adalah kurang memperhatikan pada saat belajar dan kebiasaan belajar yang kurang baik, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikasi dibawah ini:

1. Kurangnya memperhatikan penjelasan guru

Siswa SD Negeri 1 Sunggutan kurang memperhatikan ketika guru IPS menjelaskan atau menerangkan pelajaran. Hal ini dibenarkan oleh guru kelas yang menyatakan bahwa pada saat penjelasan pelajaran masih ada beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan tidak terlalu memperhatikan penjelasannya.

2. Siswa tidak konsentrasi saat mengikuti pelajaran

Selama pembelajaran berlangsung, siswa SDN 1 Senggutan tidak fokus mendengarkan dan memahami apa yang disampaikan guru di depan kelas. Hal ini juga dibenarkan oleh guru kelas yang menyatakan bahwa pada saat guru mengajar di kelas, sebagian siswa tidak fokus mengikuti pembelajaran.

3. Siswa tidak mempunyai rasa percaya diri dalam mengikuti pelajaran

Temuan menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Hal ini diperkuat dengan hasil pengamatan penulis bahwa banyak siswa yang duduk di belakang selama proses belajar mengajar dan kurang yakin dalam menjawab pertanyaan guru di kelas.

Faktor Eksternal

1. Kurangnya metode pembelajaran yang variasi

Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa seringnya penggunaan metode ceramah dikarenakan waktu belajar yang tersedia tidak mencukupi, sehingga penggunaan metode lain terkesan membutuhkan banyak waktu, selain itu penggunaan metode ceramah juga kurang. sebenarnya metode magang. menyampaikan materi kepada siswa.

2. Kurangnya media pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa guru IPS tidak menggunakan alat bantu pembelajaran seperti visual aids dan alat bantu lainnya seperti proyektor, laptop, dll dalam proses belajar mengajar. Guru tidak menggunakan media pembelajaran di dalam kelas karena tidak tersedia cukup tempat untuk guru.

3. Kurangnya sumber belajar

(8)

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPS diperoleh informasi bahwa salah satu penyebab rendahnya motivasi belajar IPS di SDN 1 Senggutan adalah karena kurangnya sumber belajar, misalnya sumber belajar yang memadai. Perpustakaan dan buku pendukung lainnya. Guru mempersepsikan kondisi ini sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kurangnya motivasi belajar siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa yang mendapatkan hasil wawancara, seluruh siswa yang mengikuti IPS belajar di SD Negeri 1 Senggutan. Berdasarkan hasil observasi disimpulkan bahwa guru IPS tidak membawa RPP ke pembelajaran. Kemauan dan kemampuan guru menyiapkan ruang, bahan pembelajaran (buku paket dan LKS), sedangkan guru hanya menggunakan ceramah dan tugas. Guru tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran IPS berlangsung melalui tanya jawab kepada siswa, pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan materi yang baru saja diberikan. Guru menyelesaikan tugas akhir dengan memutuskan dan mengerjakan pekerjaan rumah.

Faktor penyebab rendahnya motivasi belajar IPS di SD Negeri 1 Sunggut adalah faktor internal (siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa tidak konsentrasi pada pelajaran, dan siswa tidak percaya pada pelajaran). Faktor eksternal (kurangnya metode pembelajaran, variasi pembelajaran, kurangnya lingkungan belajar dan kurangnya bahan pembelajaran).

REFERENSI

Adinoto, P. (2019). Pengaruh Kegiatan Awal Pembelajaran, Disiplin Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 3(1), 53.

https://doi.org/10.23887/jipp.v3i1.17110

Alfiah, S., Isitiyati, S., & Mulyono, H. (2021). Analisis penyebab rendahnya motivasi belajar dalam pembelajaran ips pada peserta didik kelas V sekolah dasar. Didaktika Dwija Indria, 9(5), 1–5.

https://jurnal.uns.ac.id/JDDI/article/view/49328/30667

Cahyono, H. (2019). Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Min Janti. Jurnal Dimensi Pendidikan Dan Pembelajaran, 7(1), 1. https://doi.org/10.24269/dpp.v7i1.1636

Nurhartina, A., & Torobi, I. (2021). Pengaruh Pelaksanaan Metode Outdoor Learning dalam Pembelajaran IPS terhadap Motivasi Belajar Siswa SD PGRI Serui. Jurnal Papeda: Jurnal

Publikasi Pendidikan Dasar, 3(1), 1–7.

https://doi.org/10.36232/jurnalpendidikandasar.v3i1.667

Rigusti, W., & Pujiastuti, H. (2020). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau Dari Motivasi Belajar Matematika Siswa. Prima: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1), 1.

https://doi.org/10.31000/prima.v4i1.2079

Satria, I., & Kusumah, R. G. T. (2019). Analisis Keterkaitan Motivasi Dan Apersepsi Terhadap Hasil

(9)

Belajar IPS. Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE), 1(1), 114–123.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.

Sulfemi, W. B. (2019). Model Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping Berbantu Audio Visual Dalam Meningkatkan Minat, Motivasi Dan Hasil Belajar IPS. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia), 4(1), 13. https://doi.org/10.26737/jpipsi.v4i1.1204

Sulfemi, W. B., & Nurhasanah. (2018). Penggunaan Metode Demontrasi Dan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran IPS. Jurnal Pendas Mahakam, 3(2), 151–158. https://doi.org/10.31227/osf.io/qrhsf

Widhayanti, A., & Abduh, M. (2021). Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Media Audiovisual Berbantuan Power Point Pada Peserta Didik Di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 1587–1593. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.627

Referensi

Dokumen terkait

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNTYERSITAS BRAWIJAYA I'AIULTAS ILMU ADMINISTRASI Jl.. Kemah swaan dan Alumni ST