BAB II LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI2.1. Tinjauan Pustaka
Untuk mendukung sebuah penelitian ini, maka penulis membutuhkan tinjauan pustaka yang diambil dari beberapa referensi jurnal penelitian terdahulu atau yang sudah ada yang sudah berkaitan dengan penelitian serta pokok pembahasan dari penelitian. Adapun beberapa tinjauan terkait dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1 Tinjauan Pustaka
1
Penulis, Tahun (Arfian, 2019)
Judul PEMBUATAN SISTEM KEAMANAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA MENGGUNAKAN RFID
Metode Data Flow Diagram (DFD)
Hasil
Hasil pengukuran dari modul MPU6050 pada saat kemiringan sama atau diatas 50 derajat maka kendaraan akan dipaksa mati melalui relay kontak untuk sebagai pengamanan kendaraan, pengukuran untuk melihat nilai sensor dilakukan dari sudut 0 derajat hingga 90 derajat dan memiliki nilai error rata-rata sebesar 3.77%. Hasil pencarian lokasi menggunakan modul gps dibandingkan dengan pencarian lokasi menggunakan gps pada smartphone, dan hasil penerimaan titik koordinat smartphone dan modul gps memiliki selisih jarak 0 m. Percobaan yang dilakukan untuk mengirimkan data ke web server berhasil sebanyak 2 kali dari 5 kali percobaan dengan angka keberhasilan pengiriman data 40%.
2
Penulis, tahun (Rimanto, 2019)
Judul Perancangan Sistem Keamanan Kendaraan Sepeda Motor Menggunakan Mikrokontroler Arduino Berbasis Android Metode Unified Modeling Language (UML)
Hasil
sistem keamanan kendaraan sepeda motor ini dirancang untuk mengurangi tindak kejahatan pencurian sepeda motor dikarenakan sistem yang memiliki keamanan ekstra ganda dan Perangkat keamanan dapat bekerja dengan baik dalam
mengendalikan modul relay yaitu memutus dan
menyambungkan sumber tegangan yang mengalir di kunci kontak sepeda motor dengan kontrol jarak jauh
menggunakan Wifi yang terhubung oleh arduino pada sepeda motor.
5.2.
3
Penulis, tahun (Turesna and Sari, 2019)
Judul Proteksi Sistem Keamanan Kendaraan Mobil Menggunakan RFID Berbasis MCU ATMEGA 328
Metode magnetik (induktive) coupling, backscatter coupling
Hasil
1.Sistem keamanan kendaraan bermotor berbasis Radio Frequency Identification (RFID) dan Arduino Nano berhasil dibuat dan bekerja dengan baik.
2.Dari hasil pengujian juga didapatkan hasil bahwa RFID hanya dapat membaca kartu yang telah dikenal yang ditanamkan pada logika pemrograman tetapi hanya mampu membaca pada rentang jarak 0-3cm.
3. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengujian yang dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kinerja Sistem Pengamanan Kendaraan Mobil ini bekerja dengan cukup baik. Ketika RFID Reader menerima input dari Tag ID dan diteruskan oleh Microcontroller sehingga Microcontroller akan memberikan Output-nya kepada Relay untuk menghidupkan kontak dan starter sehingga kendaraan bermotor akan menyala. Ketika kendaraan mobil menerima getaran, sensor getaran akan diteruskan oleh Microcontroller sehingga Microcontroller akan memberikan Output-nya kepada Light Emitting Diode (LED) dan Buzzer.
4
Penulis, tahun (Rahmawati et al., 2020)
Judul Perancangan Alat Sistem Keamanan Kendaraan Motor Menggunakan RFID Berbasis Arduino Uno
Metode RFID
Hasil
Teknologi Arduino UNO khususnya RFID dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan, salah satunya sebagai sistem keamanan sepeda motor. Oleh karena itu diperlukan sebuah sistem pengaman kendaraan bermotor guna mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan dan diharapkan dapat
bermanfaat bagi masyarakat yang memiliki kendaraan khususnya kendaraan bermotor. Hasil Output adalah menghasilkan alat yang dapat digunakan untuk mengurangi tindakan kriminalitas khususnya pada pencurian kendaraan bermotor.
Kata
5
Penulis, tahun (Rama Akbar, 2020)
Judul
Sistem Kunci Kendaraan Bermotor Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dan SIM Berbasis NODEMCU ESP32
Metode Inductive coupling, Propagation coupling Sistem
Hasil
1.Hasil alat sistem keamanan sepeda motor menggunakan RFID dan E-SIM yang telah dibuat dan telah
diimplementasikan pada sepeda motor dapat bekerja dengan baik sesuai dengan perancangan yang direncanakan.
2. Sepeda motor dapat dihidupkan menggunakan E-SIM yang sesuai dengan ID terprogram pada mikrokontroler dan akan membunyikan klakson sebagai alarm apabila input E- SIM tidak sesuai.
6
Penulis, tahun (Virgio, 2021)
Judul
Rancang Bangun Sistem Keamanan Kendaraan Bermotor Menggunakan Sms Dengan Metode Gps Tracking Berbasis Arduino Uno Skripsi
Metode backscatter coupling
Hasil
Sistem ini dapat memutuskan dan menghubungkan arus kontak saklar pada kendaraan bermotor menggunakan SMS yang kemudian akan memberikan perintah kepada relay.
Selain itu, sistem ini dapat mengetahui koordinat yang dapat langsung dilacak melalui smartphone dimana posisi
kendaraan saat sepeda motor dicuri atau hilang
2.1.1. Tinjauan Literatur 01
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Arfian pada tahun 2019 Program Studi Tekhnik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang, dengan judul “Pembuatan Sistem Keamanan Kendaraan Bermotor Roda Dua
Menggunakan RFID”. Dimana pada penelitian ini penulis menyampaikan bahwa sistem keamanan kendaraan yang masih menggunakan kontak motor masih kurang cukup, dikarenakan tindakan kriminalitas pencurian sepeda motor masih sangat gampang, dikarenakan sangat mudah untuk pencuri membuka sistem keamanan kendaraan motor yang masih menggunakan kunci. Sehingga penulis pada penelitian ini membuat sistem keamanan kendaraan motor dengan Radio Frequency Identification (RFID) dan tracking kendaraan menjadi alternatif pilihan untuk pengamanan kendaraan. Cara kerja dalam RFID ini dengan mengirim data menggunakan frekuensi tertentu, dan akan diterima pada alat RFID reader (Arfian, 2019).
2.1.2. Tinjauan Literatur 02
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rimanto pada tahun 2019 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi dan Elektro, Universitas Teknologi Yogyakarta, dengan judul “Perancangan Sistem Keamanan Kendaraan Sepeda Motor Menggunakan Mikrokontroler Arduino Berbasis Android”. Sepeda motor adalah alat sebagai transportasi yang handal dan marak digunakan karena gesit dan irit bahan bakar, dimana semakin banyaknya pengguna banyak juga tindakan kriminalitas yang terjadi terhadap pengguna sepeda motor, dengan meminimalisir tindakan pencurian sepeda motor penulis melakukan penelitian dengan mengganti kunci kendaraan motor dengan alat mikrokontroler ini dimaksudkan untuk mengurangi tindakan kriminalitas terhadap kendaraan sepeda motor. Dengan alat mikrokontroler ini nantinya akan memudahkan para pemilik kendaraan sepeda motor untuk
mengamankan kendaraan ekstra ganda, dikarenakan sistem pengamanan sistem kerja alat ini dengan memanfaatkan fitur android pada smartphone untuk dapat mengontrol sistem keamanan sepeda motor menggunakan Mikrokontroler ATmega 328. Dengan Prinsip kerja alat ini apabila kontak kendaraan dihidupkan dengan paksa tanpa terlebih
dahulu memasukan kode pengaman yang ditentukan oleh pemilik maka alarm pada kendaraan akan berbunyi (Rimanto, 2019).
2.1.3. Tinjauan Literatur 03
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ganjar Turesna Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Langlangbuana Bandung, dan Wahyu Purnama Sari Fakultas Teknik, Program Studi Informatika, Universitas Langlangbuana Bandung pada tahun 2019, dengan judul “Proteksi Sistem Keamanan Kendaraan Mobil Menggunakan RFID Berbasis MCU ATMEGA 328”. Dimana sistem keamanan saat ini menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi mereka yang memiliki kendaraan sepeda motor. Dimana tingkat pencurian sepeda motor sangat tinggi, dimana data pencurian dapat kita lihat pada media massa atau berita. Bagi masyarakat yang maju kendaraan adalah barang yang berharga yang sangat penting untuk melakukan kegiatan rutin. Jadi kendaraan mobil ini sangat perlu di proteksi terhadap proses pencurian, oleh sebab itu perlu adanya sistem proteksi yang lebih baru untuk mengamankan mobil tersebut dari pencuri. Oleh sebab itu alangkah baiknya ada sistem pengamanan baru untuk kendaraan mobil misalnya menggunakan sistem RFID pada E-KTP sehingga diharapkan ada teknik pengamanan lebih jauh kendaraan mobil mereka dari tangan pencuri. Selanjutnya dengan adanya sistem pengamanan
kendaraan mobil dengan RFID pada E-KTP maka diharapkan adanya suatu proses aplikasi dari teori ke praktek dalam kehidupan di masyarakat dan diharapkan dapat bermanfaat bagi mereka yang memiliki kendaraan jenis mobil (Turesna and Sari, 2019).
2.1.4. Tinjauan Literatur 04
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, Muchamad Fachruzi Riyandi, Septian Hendi Prasetyo, Muhammad Farhan, Farhanul Qiram, dan Nanang
Nuryadi, pada tahun 2020 dengan judul “Perancangan Alat Sistem Keamanan Kendaraan Motor Menggunakan RFID Berbasis Arduino Uno”. Peningkatan tindak kriminalitas, khususnya pencurian kendaraan bermotor roda dua sekarang ini, bukanlah hal yang mengherankan apabila semakin hari manusia menginginkan suatu sistem keamanan sepeda motor yang modern dan efektif. Arduino merupakan salah satu teknologi dimana hampir setiap masyarakat dapat dengan mudah memperoleh barang tersebut di toko terdekat. Teknologi Arduino UNO khususnya RFID dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan, salah satunya sebagai sistem keamanan sepeda motor. Oleh karena itu diperlukan sebuah sistem pengaman kendaraan bermotor guna mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang memiliki kendaraan khususnya kendaraan bermotor. Hasil Output adalah menghasilkan alat yang dapat digunakan untuk mengurangi tindakan kriminalitas khususnya pada pencurian kendaraan bermotor (Rahmawati et al., 2020).
2.1.5. Tinjauan Literatur 05
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rama Akbar pada tahun 2020, Prodi Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekan Baru, dengan judul “Sistem Kunci Kendaraan Bermotor
Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) DAN SIM Berbasis NODEMCU ESP32”. Kejahatan pencurian tanpa adanya kekerasan merupakan tingkat kejahatan yang paling banyak dari segi jumlah setiap tahunnya. Kejahatan jenis ini didominasi oleh kejahatan pencurian biasa dan kejahatan pencurian kendaraan bermotor.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik kriminalitas jumlah kejadian kejahatan pencurian kendaraan bermotor pada tahun 2016 mencapai 37.871 kasus pencurian, pada tahun 2017 mencapai 35.226 kasus pencurian dan pada tahun 2018 mencapai 27.731 kasus
pencurian kendaraan bermotor. Beberapa faktor penyebab, seperti keamanan lingkungan, kelalaian pemilik dan sistem pengaman kendaraan itu sendiri. Penelitian ini merancang sistem keamanan kunci sepeda motor berbasis mikrokontroler menggunakan RFID yang tersemat pada SIM, sehingga SIM berubah menjadi E-SIM agar dapat dibaca oleh RFID reader. Sepeda motor hanya dapat dihidupkan dengan E- SIM yang sudah terdaftar pada program. Apabila E-SIM yang digunakan tidak terdaftar maka klakson akan aktif sebagai alarm. Berdasarkan pengujian alat, E-SIM dapat dikenali oleh reader dalam jarak maksimal sejauh 3.5 cm dari reader tersebut.
Berdasarkan hasil survey pengujian alat ke user menggunakan kuesioner responden setuju bahwa alat yang sudah dirancang memiliki kemudahan dalam penggunaan, kepuasan pengguna, dan feedback dari alat tersebut yang terlihat dari skor rata-rata faktor Simplicity 4.21, interactivity 4.61 dan usability 4.42 dari skala 5 (Rama Akbar, 2020).
2.1.6. Tinjauan Literatur 06
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Virgio pada tahun 2021 Teknik Informatika, dengan judul “Rancang Bangun Sistem Keamanan Kendaraan Bermotor Menggunakan Sms Dengan Metode Gps Tracking Berbasis Arduino Uno Skripsi”.
Kebutuhan transportasi pribadi semakin meningkat dari tahun ke tahun, salah satunya adalah sepeda motor yang memiliki daya beli yang sangat tinggi. Sementara itu, kasus pencurian dan pencurian kendaraan bermotor masih sering terjadi di sekitar kita.
Pencurian kendaraan bermotor terjadi karena kurangnya pengawasan dan kewaspadaan pemilik kendaraan bermotor serta tidak adanya sistem keamanan kendaraan bermotor. Untuk meminimalisir terjadinya pencurian dan pencurian kendaraan bermotor, peneliti membuat sistem keamanan kendaraan bermotor menggunakan SMS dengan metode GPS tracking berbasis Arduino Uno. Sebuah sistem
yang memanfaatkan fitur SMS (Short Message Service) dan GPS (Global Positioning System) yang terdapat pada smartphone. Sistem ini dapat memutuskan dan menghubungkan arus kontak saklar pada kendaraan bermotor menggunakan SMS yang kemudian akan memberikan perintah kepada relay. Selain itu, sistem ini dapat mengetahui koordinat yang dapat langsung dilacak melalui smartphone dimana posisi kendaraan saat sepeda motor dicuri atau hilang (Virgio, 2021).
2.2. Rancang Bangun
Perancangan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam pembuatan sebuah program. Adapun tujuan dari perancangan adalah untuk memberi sebuah gambaran yang jelas serta lengkap kepada pemrograman dan ahli teknik yang terlibat.
Perancangan juga harus berguna dan mudah dipahami oleh user sehingga dapat mudah digunakan. Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu ke satuan yang utuh dan berfungsi sebagai perancangan sebuah sistem dapat dirancang dalam bentuk bagan alir sistem (Sistem Flowchart), yang merupakan alat bentuk grafik yang dapat digunakan untuk menunjukan urutan-urutan proses dari sistem (Manopo, Wowor and Lumenta, 2016).
Sedangkan pembangunan atau bangun sistem adalah sebuah kegiatan yang menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada secara keseluruhan. Oleh karena itu dapat disimpulkan rancang bangun adalah kegiatan menerjemahkan hasil analisa kedalam bentuk paket perangkat lunak kemudian
diciptakan sistem tersebut atau memperbaiki sistem yang ada.
2.3. Sistem IoT
Sistem Internet of Think (IOT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan untuk mentransfer data melalui sebuah jaringan tanpa
memerlukan interaksi manusia ke manusia. IOT merupakan segala aktifitas yang pelakunya saling berinteraksi dan dilakukan dengan memanfaatkan internet, manfaat dari Internet of Think membuat segala sesuatu lebih mudah (Sulaiman and Widarma, 2017).
2.4. Android
Android adalah sebuah sistem operasi yang sudah dirancang oleh google yang berbasiskan kernel linux dan berbagai perangkat lunak lainnya, android biasa digunakan untuk perangkat layar sentuh seperti smartphone dan tablet. Pada awalnya, Android ditargetkan untuk digunakan untuk perangkat kamera digital. Namun, sang pembuat Android yang terdiri dari Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White berpendapat bahwa pasar untuk kamera digital tidaklah begitu besar, sehingga penggunaan Android diubah menjadi smartphone.
2.5. Metode Pengembangan Sistem
Extreme Programming (XP) adalah metodologi pengembangan perangkat lunak yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak dan tanggap terhadap perubahan kebutuhan pelanggan. Jenis pengembangan perangkat lunak semacam ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan memperkenalkan pos pemeriksaan dimana persyaratan pelanggan baru dapat diadopsi. Tahapan-tahapan dari Extreme Programming terdiri dari planning seperti memahami kriteria pengguna dan
perencanaan pengembangan, designing seperti perancangan prototype dan tampilan, coding termasuk pengintegrasian, dan yang terakhir adalah testing (Ependi and Widayati, 2013)
Gambar 1 Tahapan pada Extreme Programming (XP)
Dibawah ini adalah penjelasan tahapan Extreme Programming yaitu:
1. Planning (Perencanaan)
Kegiatan Perencanaan (disebut juga planning game) biasanya dimulai dengan mendengarkan suatu kegiatan yang bertujuan mengumpulkan kebutuhan kebutuhan untuk memahami konteks bisnis dan perlunya keluaran-keluaran (output), fungsi utama, dan fungsionalitas. Pada perencanaan terdapat user stories values yaitu story dengan value tertinggi akan dipindahkan dari jadwal dan diimplementasikan pertama, acceptance test criteria integration plan melakukan perhitungan kecepatan project selama development, customer dapat menambah story, merubah value, membagi story atau menghapusnya.
2. Design (Perancangan)
Perancangan yang simple, menarik, dan sederhana selalu memberikan hasil yang lebih disukai daripada gambaran-gambaran yang lebih kompleks.Perancangan XP memberikan panduan implementasi untuk suatu cerita ketika ditulis, tidak kurang, tidak lebih.Terdapat simple design CRC Cards untuk mengenali dan mengatur object oriented class sesuai dengan software increment dan spike solutions prototypes melakukan spesifikasi solusi dari object oriented class.
3. Coding (Pengkodean)
Pengkodean ini dilanjutkan setelah cerita yang telah dikembangkan dan rancangan yang telah dilakukan oleh tim perangkat lunak. Pengkodean ini tidak langsung mengarah ke kode-kode program. Tim akan mengembangkan serangkaian unit pengujian lalu beralih ke pengkodean.Pada tahapan pair programming melakukan kerja sama untuk membuat kode dari satu story. Dan refactoring adalah proses restrukturisasi kode program komputer yang ada tanpa mengubah perilaku eksternalnya.
4. Pengujian (Pengujian)
Unit pengujian yang harus dibuat dan kemudian dijalankan menggunakan kerangka kerja yang memungkinkan mereka untuk diotomatisasi sehingga dapat dijalankan dengan mudah dan dapat dijalankan berulang kali. Pada tahapan pengujian yaitu unit test continuous integration yaitu tahapan pengujian code yang diintegrasikan dengan kerja lainnya dengan pengujian yang dilakukan oleh customer dan focus pada
keseluruhan dan fungsional sistem, dan acceptance testing yaitu pengujian yang dilakukan customer stories yang akan diimplementasikan sebagai bagian dari software release. Selanjutnya terdapat tahapan software increment project velocity computed yaitu tahapan yang telah diimplementasikan dari software release yang nantinya akan diterapkan dalam suatu sistem.
2.6. Usecase Diagram
Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk tingkah kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Use case juga dapat digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak atas perintah-perintah yang ada pada sistem tersebut.
Use case harus dengan penamaan yang singkat dan mudah dimengerti (Sari, 2017).
Simbol-simbol yang digunakan dalam membuat use case disajikan pada table 2 berikut (Sari, 2017):
Tabel 2 Simbol Usecase Diagram
Nama Simbol Keterangan
Use case
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor;biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja frase nama use case.
Aktor
Orang, proses, datau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat.
Asosiasi
Komunikasi antara aktor dengan use case yang berpartisipasi pada use case atau usecase yang memiliki interaksi dengan aktor.
Ekstensi
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana usecase yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan itu.
Generalisasi
Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum-khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya.
Include (menggunak
an)
Relasi use case tambahan ke sebuah use case yang memerlukan usecase ini untuk
menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankannya usecase ini.
2.7. Activity Diagram
Activity diagram (diagram aktivitas) menggambarkan aliran kerja dari sebuah sistem
atau proses bisnis. Diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dapat dilakukan oleh actor tapi aktivitas yang dilakukan oleh sistem (Sari, 2017). Simbol- simbol yang digunakan dalam membuat activity diagram disajikan pada table 3 berikut (Sari, 2017):
Tabel 3 Simbol-simbol Activity Diagram
Nama Simbol Keteranganan
Status awal
Status awal aktivitas sistem,sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status awal.
Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan sistem,aktivitas biasanya diawali dengan kata kerja.
Percabangan
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu.
Penggabung a n/join
Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu.
Status akhir
Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status akhir.
Swinelane
Memisahkan organisasi bisnis yang Bertanggung jawab terhadap aktivitas yang terjadi.
2.8. Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem (Sari, 2017).
Simbol-simbol yang digunakan dalam membuat class diagram disajikan pada table 4 berikut (Sari, 2017):
Tabel 4 Simbol-simbol Class Diagram
Nama Simbol Keterangan
Kelas (Class)
Kelas pada struktur sistem
Interface (Interface)
Relasi antar kelas konsep interface.
Asosiasi (Association)
Relasi antar kelas dengan makna umum. Biasanya juga disertai dengan multiplicity.
Asosiasi berarah (Direct
Association)
Relasi antar kelas dengan makna kelas satu digunakan oleh kelas lainnya. Biasanya juga disertai dengan multiplicity
Generalisasi
Relasi antar kelas dengan makna generalisasi-spesialisasi
Kebergantungan (Dependency)
Relasi antar kelas dengan makna kelas kebergantungan antar kelas