• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
13. Fajar Sigit Dwi Pamungkas

Academic year: 2023

Membagikan "PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA "

Copied!
670
0
0

Teks penuh

Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat BA BUN adalah bagian anggaran yang tidak dikelompokkan dalam bagian anggaran kementerian/lembaga. Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat BUN adalah pejabat yang bertugas melaksanakan fungsi Bendahara Umum Negara. Pengguna anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat yang berwenang menggunakan anggaran suatu kementerian/lembaga.

Rencana Strategis Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disingkat Renstra K/L adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Daftar Hasil Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat DHP RKA-BUN adalah dokumen hasil penelaahan RKA. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Bendahara Negara yang selanjutnya disingkat DIPA BUN adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh KPABUN.

Surat Perintah Setoran Uang Saham yang selanjutnya disingkat SPM-UP adalah surat yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan UP. Surat Perintah Membayar Saham Tambahan yang selanjutnya disingkat SPM-TUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan TUP.

BAB II

Alokasi anggaran untuk kegiatan yang dibiayai oleh sumber pendanaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf d, merupakan alokasi anggaran yang bersumber dari: Direktur Jenderal Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat ditindaklanjuti oleh Kementerian/Lembaga yang melakukan kajian anggaran.

BAB III

Unit eselon I yang mempunyai alokasi anggaran dan bertanggung jawab terhadap program melakukan perbaikan atau penyesuaian RKA-K/L berdasarkan:. hasil penelitian RKA-K/L oleh Sekretariat Jenderal/Sekretariat Utama/Sekretariat atau hasil penilaian RKA-K/L oleh APIP K/L. RKA-K/L yang telah direvisi atau disesuaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 dibuat dan ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan lembaga. Menteri/Pimpinan Lembaga menyampaikan RKA-K/L sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 kepada Kementerian Keuangan atau Direktorat Jenderal Anggaran dilengkapi dengan: surat pengantar RKA-K/L yang ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga atau pejabat yang ditunjuk; daftar rincian pagu anggaran K/L per eselon I Satker/unit; dokumen pendukung terkait lainnya, untuk ditinjau. Ketentuan mengenai tata cara penyusunan dan penilaian RKA-K/L serta pengesahan DIPA kementerian/lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 juncto Pasal 83 mutatis mutandis berlaku terhadap tata cara penyusunan dan penilaian RKA-K/L K /L dan mengesahkan DIPA kementerian/lembaga berdasarkan APBN perubahan.

BAB IV

LHR APIP K/L;

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, ditandatangani oleh kepala unit Eselon I yang bertanggung jawab atas usulan kegiatan; Kepala PPA BUN Belanja Lainnya menyampaikan surat penolakan kepada pemrakarsa PPA BUN/Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana; Kepala UJP BUN Belanja Lainnya atas nama Menteri Keuangan menyampaikan penolakan kepada pemrakarsa UJP BUN/kepala UJP; atau

Menteri Keuangan telah menyampaikan surat penolakan usulan kepada pengusul usulan, PPA BUN/Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana; Dalam hal berdasarkan hasil penelitian usulan sebagaimana dimaksud pada huruf g disetujui namun alokasi anggarannya tidak mencukupi/belum tersedia, terlebih dahulu dilakukan pergeseran pada sub BA BUN Belanja Lainnya; Untuk transfer sub BA BUN Belanja Lainnya sebagaimana dimaksud pada huruf k, Direktur Jenderal Anggaran harus menyampaikan formulir kepada Menteri Keuangan:. izin penggunaan anggaran sub BA BUN untuk Belanja Lainnya; izin peralihan di sub BA BUN Belanja Lainnya; Dan. kewenangan peralihan dari BA BUN Subbagian Belanja Lainnya ke Subbagian Anggaran BUN Lainnya; berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf 1 sampai dengan huruf 2, Direktur Jenderal Anggaran atas nama Menteri Keuangan menerima surat Menteri Keuangan perihal penyaluran anggaran untuk sub BA BUN Belanja Lainnya; Dalam hal berdasarkan hasil penelitian usulan sebagaimana dimaksud pada huruf g disetujui dan tersedia alokasi anggaran, Direktur Jenderal Anggaran menyampaikan usulan kepada Menteri Keuangan berupa: izin penggunaan anggaran sub BA BUN untuk Belanja Lainnya; Dan. kewenangan peralihan dari Subbagian Anggaran Belanja Lainnya BUN ke Subbagian Anggaran Lain BUN; berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada huruf g, dilampiri dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf c dan huruf h, serta surat dari Menteri Keuangan mengenai alokasi anggaran, Direktur Anggaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Bidang Pengamanan, dan BA BUN atas nama Direktur Jenderal Anggaran. SPP BA BUN sebagaimana dimaksud pada huruf q telah disusun sesuai format tercantum dalam Lampiran IV huruf B yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri 1n1;. SPP BA BUN sebagaimana dimaksud pada huruf q menjadi dasar pergeseran anggaran antar subbagian anggaran dalam BA BUN dan disampaikan kepada pimpinan PPA BUN terkait, dengan tembusan Menteri Keuangan, Direktur Pendapatan Negara. Penyusunan dan Pengeluaran Anggaran - Direktorat Jenderal Anggaran, dan Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan - Direktorat Jenderal Kementerian Keuangan; berdasarkan BA BUN SPP sebagaimana dimaksud pada huruf q, Pimpinan PPA BUN terkait sebagai penerima alokasi anggaran menyusun dan menyampaikan RKA-BUN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 dalam rangka penyusunan dan pengesahan DIPA BUN ; penyusunan dan pengesahan DIPA BUN sebagaimana dimaksud pada huruf t berlangsung sesuai dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; Dan.

SPP BA BUN sebagaimana dimaksud pada huruf q, didaftarkan sebagai realisasi pagu alokasi cadangan yang dialihkan. Mekanisme Pergeseran Anggaran dari Sub BA BUN Belanja Lainnya ke BA K/L yang mengakibatkan diterbitkannya DIPA.

LHR APIP K/L;

Dalam hal tata cara revisi anggaran pada Direktorat Jenderal Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berbentuk konfirmasi, diselesaikan paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah usulan revisi anggaran. diterima dalam Sistem Informasi, dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan data dalam Sistem Informasi diterima secara lengkap dan benar. Kementerian/Lembaga/Kepala PPA BUN meneliti usulan rebalancing anggaran dan kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud pada butir a;.

BAB VI

PPABP oleh KPA; dan/ataub. 2) PPABP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diutamakan bagi pejabat fungsional di bidang pengelolaan keuangan negara.

BAB VII

laporan perubahan saldo lebih anggaran; dan g.6) Laporan Keuangan BUN sebagaimana dimaksud pada ayat 4 disampaikan oleh unit akuntansi BUN kepada Menteri Keuangan. menteri/pimpinan lembaga sebagai PA; dan c.3) Evaluasi hasil anggaran dilakukan oleh Menteri Keuangan selaku BUN dan/atau kepala keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a, merupakan instrumen penganggaran berbasis hasil untuk melaksanakan:

BAB IX

Selain itu, Kementerian/Lembaga terkait juga membentuk PAK (tingkat Eselon I ke bawah) yang memiliki kode anggaran Satker tersendiri. Direktorat Anggaran memberitahukan secara tertulis persetujuan/penolakan usulan tersebut kepada Kementerian/Lembaga terkait. Direktorat Bidang Anggaran menyampaikan secara tertulis persetujuan/penolakan usulan tersebut kepada Kementerian/Lembaga terkait.

Sementara pembentukan Satker bersama PPK BLU harus diusulkan oleh Kementerian/Lembaga terkait, untuk ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 32 ayat (3a), Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 ayat (2) Undang­ Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Bel anja Negara Tahun Anggaran 2015 sebagaimana

Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 17C ayat (7) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali

dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103,

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (2) dan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pengendalian Jumlah Kumulatif Defisit Anggaran Pendapatan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 ayat (22) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 ayat (3) dan ayat (4) Undang Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021,