1
3 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Kualitatif
Metodologi Penelitian menurut (Soekohardyan, 2007) adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian.
Metodologi juga merupakan analisis teoretis mengenai suatu cara atau metode.
Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.Hakikat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing.
Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian berasal dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian. Metodologi berguna sebagai alat mendapatkan suatu data dalam sebuah penelitian. Dalam arti luas metodologi berarti proses, prinsip-prinsip dan prosedur yang dipakai dalam mendekati persoalan atau fakta.
Adapun penelitian yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang
2
digunakan untuk menjelaskan fenomena yang sedangt marak dan ramai digandrungi dalam suatu ruanglingkup yang luas. Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman seorang peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan.
Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) Menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat dan organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.
3.1.1 Paradigma Penelitian Konstruktivisme
Paradigma dalam penelitian ini menggunakan paradigma penelitian konstruktivis. Paradigma konstruktivis adalah paradigma penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian kali ini. Paradigma dapat diartikan sebagai kerangka pemikiran atau serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan.
Paradigma konstruktivis memandang bahwa suatu kenyataan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia itu sendiri. Keyakinan itu dapat dibentuk dan merupakan suatu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir manusia atau seseorang.
3
Dengan demikian paradigma konstruktivis digunakan peneliti untuk mengetahui fenomena tentang kajian di Komunitas Pemuda Hijrah yang menjadi suatu fenomena di masyarakat terutama para pemuda dalam memenuhi kebutuhan ilmu agamanya.
3.1.2 Studi Deskriptif
Jenis penelitian yang akan coba saya bahas dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan salah satu dari jenis penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi. Penelitian ini menafsirkan dan menguraikan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam suatu masyarakat, pertentangan antara dua keadaan atau lebih, hubungan antar variable yang timbul, perbedaan antar fakta yang ada serta pengaruhnya terhadap suatu kondisi, dan sebagainya.
Menurut Nazir (1988), “metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Sedangkan menurut Sugiyono (2005) menyatakan bahwa “metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan
4
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”. Menurut Whitney (1960), “metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat”.
Adapun masalah yang dapat diteliti dan diselidiki oleh penelitian deskriptif kualitatif ini mengacu pada studi kuantitatif, studi komparatif (perbandingan), serta dapat juga menjadi sebuah studi korelasional (hubungan) antara satu unsur dengan unsur lainnya. Kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, analisis data, interprestasi data, dan pada akhirnya dirumuskan suatu kesimpulan yang mengacu pada analisis data tersebut.
Dalam penelitian ini, pada umumnya akan terjadi 3 hal kemungkinan masalah yang dibawa oleh peneliti ke penelitian tersebut, diantaranya sebagai berikut :
1. Masalah yang dibawa peneliti adalah masalah tetap, yaitu judul dari penelitian deskriptif kualitatif mulai awal pengajuan proposal hingga akhir laporan tetap sama.
2. Masalah yang diajukan oleh peneliti menjadi berkembang serta lebih mendalam sesudah peneliti melakukan penelitian tersebut di lapangan, dalam hal ini tidak terlalu banyak hal yang berubah, hanya butuh penyempurnaan saja.
3. Masalah yang diajukan oleh peneliti sesudah melakukan penelitian tersebut di lapangan akan berubah total, akan terjadi pergantian objek masalah secara menyeluruh dan akan berbeda dari penelitian awal sebelum memasuki lapangan penelitian.
5
Setiap penelitian tentunya mempunyai tujuan yang berbeda-beda, termasuk juga penelitian deskriptif kualitatif ini. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah tidak hanya untuk menjelaskan secara menyeluruh masalah yang akan diteliti dan diamati saja, namun juga ada tujuan lainnya. Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif akan menjadi pedoman bagi kita ketika akan melakukan suatu penelitian.
Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif searah dengan rumusan masalah serta pertanyaan penelitian / identifikasi masalah penelitian. Hal ini disebabkan tujuan dari penelitian ini akan menjawab pertanyaan yang sebelumnya dikemukakan oleh rumusan masalah serta pertanyaan penelitian/ identifikasi masalah. Tujuan ini juga menentukan bagaimana mengolah atau menganalisis hasil penelitian yaitu dengan membuat analisisnya memakai metode penelitian ini.
3.2 Subjek Dan Objek Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah para pemuda yang menjadi anggota dan jemaah disetiap acara kajian Pemuda Hijrah. Subjek yang peneliti ambil adalah tiga orang pemuda yang menjadi anggota jemaah Komunitas Pemuda Hijrah, yang telah mengikuti kajian di Komunitas Pemuda Hijrah selama dua tahun lebih, yaitu :
Tabel 3.1 Subjek Penelitian
kode nama usia Jenis kelamin kerjaan
6
N1 Fauzan Nur Arifin 22 tahun Laki-laki Pengusaha
N2 Dedeh Hidayah 28 Tahun Perempuan Karyawan Swasta N3 Irvan Firdaus 24 Tahun Laki-laki Pengusaha
Sumber : Peneliti
Berikut adalah keterangan yang berkaitan dengan informan atau narasumber yang diwawancara dalam peneltian ini.
Fauzan Nur Arifin adalah seorang laki-laki anak pertama dari tiga bersaudara dan berumur 22 tahun. Tinggal di Jl, Cinambo Indah no 197 kecamatan Cinambo kelurahan Pakemitan. Dirinya sibuk dengan usaha dan menghadiri majlis ilmu. Bergabung dengan Komunitas Pemuda Hijrah sudah tiga tahun lamanya, dengan mendatangi kajiannya tiga kali dalam seminggu.
Dedeh Hidayah adalah seorang perempuan anak pertama dari dua bersaudara dan berumur 28 tahun. Kelahiran garut, dan sedang bekerja di Kota Bandung di suatu pabrik. Menjadi anggota Komunitas Pemuda Hijrah sudah Empat tahun dari awal kelahirannya Komunitas Pemuda Hijrah yaitu pada tahun 2015.
Irvan Firdaus adalah seorang laki-laki anak pertama berumur 24 tahun.
Tinggal di Jl. Desa Rt 08 Rw 03 kelurahan Babakansari kecamatan Kiaracondong Bandung. Dirinya sibuk dengan usaha elektroniknya dan menghadiri kajian di Komunitas Pemuda Hijrah. Menjadi Anggota dan bergabung di Komunitas Pemuda Hijrah sudah dua tahun dan menghadiri setiap kajiannya dalam sebulan tujuh sampai Sembilan kali.
7 3.2.2 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah kajian di Komunitas Pemuda Hijrah yang menjadi suatu fenomena di masyarakat terutama para pemuda dalam memenuhi kebutuhan ilmu agamanya.
Pemuda Hijrah adalah salah satu gerakan dakwah yang terdapat di Kota Bandung. Digagas oleh Ustadz Hanan Attaki, Lc serta beberapa rekannya yaitu Fani Kismandar atau yang akrab dipanggil Inong, serta Jerry yang saat ini menjabat sebagai presinden atau ketua Gerakan Pemuda Hijrah.
Beberapa tahun sebelum Gerakan Pemuda Hijrah terbentuk Ustadz Hanan Attaki sudah sering mengisi kajian dibeberapa tempat, salah satunya di Masjid Al Lathiif. Pada suatu waktu setelah mengisi kajian di Masjid Al Lathiif, beliau tidak langsung pulang tetapi ikut berkumpul dengan beberapa orang, salah satunya Fani Kismandar. Disitu ada perbincangan mengenai jumlah jemaah kajian yang sedikit sekali terutama anak muda.
Pembicaraan mengenai jemaah pada kajian menjadi keprihatinan Ustadz Hanan dan hal tersebutpun dirasakan oleh Inong dan Jerry atas permasalahan dakwah dimana saat ini, para jemaah yang hadir dalam taklim semakin hari semakin sedikit terutama anak muda yang sudah jarang terlihat dalam setiap kegiatan keagamaan.
Dari keprihatinan tersebutlah diadakan musyawarah untuk mengkonsepkan bagaimana mengemas suatu dakwah tanpa merubah isinya, mengajak orang lingkungan sekitar untuk ikut meramaikan masjid serta mencari solusi bagaimana caranya memberikan dakwah yang “renyah” sehingga tidak membosankan para
8
jemaah yang datang. Kemudian dibentuklah Gerakan Pemuda Hijrah pada Bulan Maret tahun 2015, dengan target dakwahnya adalah anak muda. Karena target dakwahnya adalah anak muda maka semua konsepnya pun dikemas mengikuti gaya anak muda dan dengan sendirinya menarik berbagai macam komunitas anak muda.
Misalnya komunitas musik, komunitas motor, komunitas skateboard, dan sebagainya.
Awal mula nama gerakan ini adalah Shift saja, karena saat itu istilah hijrah dianggap belum trend seperti saat ini. Shift adalah kata lain dari pergerakan, perpindahan, pergeseran, atau perubahan yang artinya sama dengan hijrah. Namun, saat mendaftarkan domain media sosial nama Shift sudah digunakan akhirnya ditambah dengan Pemuda Hijrah yang sampai saat ini lebih dikenal dengan Gerakan Pemuda Hijrah.
Bagi jemaah yang tidak sempat untuk mengikuti kajian, Gerakan Pemuda Hijrah menyiapkan rekaman suara dari kajian-kajian yang telah dilaksanakan.
Rekaman-rekaman tersebut dapat didengarkan dengan membuka website nya Gerakan Pemuda Hijrah. Selain itu, Gerakan Pemuda Hijrah membuat live streaming di Instagramnya sehingga jemaah yang tidak bisa hadir karena jarak masih bisa ikut melihat dan mendengarkan kajian.
Pertama kali mengadakan kajian bertempat di Masjid Al Lathiif, saat itu jemaah yang hadir kurang dari 100 orang, sampai teras masjid depan dan lantai atas masjid tidak terisi. Karena sedikitnya jemaah yang hadir, pengurus bisa menyediakan makan dengan menggunakan piring tetapi seiring waktu Gerakan Pemuda Hijrah mulai dikenal dan viral terutama di media sosial, sehingga jemaah
9
yang datang semakin banyak bahkan melebihi kapasitas Masjid A lLathiif. Berawal dari kurang 100 orang kemudian bertambah 150, lalu 300 orang dan sempat sampai 1000 orang itu bertempat di Masjid Al Lathiif.
Karena jemaah tidak tertampung lagi, pengurus memutuskan memindahkan kajian ke Masjid TSB (Trans Studio Bandung) yang bisa menampung sampai 4.000 jemaah, sampai tahun 2017 jemaah yang datang sudah melebihi kapasitas dan akhirnya pengurus menempatkan jemaah diluar masjid bahkan kalau dihitung- hitung jemaah yang datang jumlahnya hampir mencapai 7.000 jemaah.
A. Visi dan Misi Komunitas Gerakan Pemuda Hijrah
Visi dari Gerakan Pemuda Hijrah adalah mengisi peradaban dengan berdakwah kepada anak muda sebagai aset masa depan umat dan bangsa untuk menjadi sosok pemuda yang sesuai dengan tuntunan Islam yakni pemuda yang dekat dengan Al-Quran, shalat tepat waktu, semangat mencari ilmu agama, dan dapat menjadi generasi penerus dalam mensyiarkan Islam.
Misi Gerakan Pemuda Hijrah umumnya adalah:
1. Mengajak anak-anak muda untuk hijrah menjadi sebaik-baiknya manusia.
2. Menumbuhkan minat anak muda untuk ikut meramaikan masjid dan taklim.
10 B. Struktur Kepengurusan
Struktur Kepengurusan Pusat Tahun 2019
Gambar 3.2 Struktur Kepengurusan
3.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada jemaah kajian di Komunitas Pemuda Hijrah.
Berlokasikan di Masjid Raya TSM di jalan Gatot Subroto, Bandung. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan Mei 2019 sampai dengan bulan Juli 2019.
KETUA Jerri Nurdiansyah
SEKRETARIS UMUM Muliharjo
BENDAHARA M. Rustam
KOOR. DIV.
PENDIDIKAN Abi Diki
KOOR. DIV DOKUMENTASI
M. Reza
KOOR. DIV KREATIF Fani Kismandar
11 3.4 Jenis-jenis data
Penelitian sangat erat kaitannya dengan data. Keberadaan data dalam penelitian sangatlah penting dan diperlukan sebagai informasi mengenai hal yang sedang diteliti. Sehingga dari data yang dikumpulkan oleh penelti maka objek penelitian dapat digambarkan secara spesifik. Menurut (Siyoto, 2015) data merupakan sesuatu yang dikumpulkan oleh peneliti berupa fakta empiris yang digunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian.
Meskipun peneliti telah memilih topik yang sangat baik, namun belum pasti bahwa data yang diperlukan tersedia dan mudah untuk didapatkan. Disamping itu data memiliki beberapa jenis tergantung pada klasifikasinya. Adapun pembagian data adalah sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber datanya. Jadi untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Data primer biasanya diperoleh dari observasi, wawancara. Maka dari itu sebagai peneliti observasi dan wawancara adalah hal yang akan dilakukan mengenai penelitian ini untuk mengumpulkan data.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari studi-studi sebelumnya.
Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti jurnal, laporan, buku, dan sebagainya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
12
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dengan tujuan agar peneliti mendapatkan data yang lengkap dan tepat untuk penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:
1. Observasi
Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi, berarti peneliti melihat dan mendengarkan apa yang dilakukan atau diperbincangkan para responden dalam aktivitas kehidupan sehari-hari baik sebelum, menjelang ketika, dan sesudahnya. Aktivitas yang diamati terutama yang berkaitan dengan konsep-kunci penelitian, tanpa melakukan intervensi atau memberi stimuli pada aktivitas subjek penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung pada jemaah Gerakan Pemuda Hijrah dalam mengikuti kajiannya. Pengamatan yang dilakukan yakni penulis langsung ikut serta dalam kegiatan kajian Gerakan Pemuda Hijrah guna memperoleh data-data yang akurat mengenai subjek dan objek penelitian.
Peneliti melakukan observasi sebanyak sembilan kali ke lokasi penelitian yaitu lima kali di Masjid Al Lathiif, Jalan Saninten No. 2 Cihampit, Bandung Wetan setiap hari senin dan empat kali di Masjid Raya TSM di jalan Gatot Subroto, Bandung setiap hari rabu.
2. Wawancara
Menurut (Soehartono, 2011), wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada
13
responden oleh peneliti, kemudian jawaban-jawaban responden tersebut dicatat atau direkam dengan alat perekam.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan wawancara kepada beberapa jemaah kajian di Gerakan Pemuda Hijrah untuk mendapatkan data secara langsung.
3.6 Analisis Data
Menurut Patton, 1980 (Lexy, 2002) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut (Taylor, 1975) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Dari uraian tersebut, peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai analisis data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian
14
dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan pokok permasalahan dan tujuan penelitian.
Maka perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan melalui suatu proses. Proses adalah suatu bentuk pelaksanaan yang sudah dimulai sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakjan secara intensif. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, pikiran peneliti.
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
3.6.1 Teknik Analisis Data
Aktivitas dalam analisis data kualitatif ada tiga, yaitu tahap reduksi data, display data, dan kesimpulan atau verifikasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, semakin lama
15
peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang diperoleh akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan, seperti komputer, notebook, dan lain sebagainya.
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan dengan teman atau orang lain yang dipandang cukup menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi itu, wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data- data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga
16
memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan.
Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan menggunakan tabel, grafik, pictogram, dan sebagainya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
Beda halnya dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan sejenisnya.
Menurut Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya oleh Miles dan Huberman disarankan agar dalam melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jaringan kerja), dan chart.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan. Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
17
mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Mengapa bisa demikian? Karena seperti telah dikemukakan di atas bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau bahkan gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, maupun hipotesis atau teori
3.7 Uji Kredibilitas Data
(Moleong, 2005), memaparkan tujuan uji (credibility) kredibilitas data yaitu untuk menilai kebenaran dari temuan penelitian kualitatif. Kredibilitas ditunjukkan ketika partisipan mengungkapkan bahwa transkrip penelitian memang benar-benar sebagai pengalaman dirinya sendiri. Dalam hal ini peneliti akan memberikan data yang telah ditranskripkan untuk dibaca ulang oleh partisipan. Kredibilitas
18
menunjukkan kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif, hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Peningkatan ketekunan dalam penelitian
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peritiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Selain itu, peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan.
2. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Terdapat triangulasi sumber,triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, dan triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Sugiyono (2007)
19
memaparkan triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.
3. Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara.Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif (kamera, handycam, alat rekam suara) sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti