• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PELATIHAN DASAR CALON PNS KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

N/A
N/A
riama theodora

Academic year: 2023

Membagikan "MODUL PELATIHAN DASAR CALON PNS KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA"

Copied!
289
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Deskripsi Singkat

Tujuan Pembelajaran

Pokok Bahasan

Media Pembelajaran

Waktu

KERANGKA KESIAPSIAGAAN BELA

  • Konsep Kesiapsiagaan Bela Negara
  • Kesiapsiagaan Bela Negara Dalam Latsar CPNS
  • Manfaat Kesiapsiagaan Bela Negara
  • Keterkaitan Modul 1, Modul 2, dan Modul 3

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bela negara adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang dilakukan dengan ikhlas, sadar dan disertai kerelaan mengorbankan seluruh jiwa dan raga yang dilandasi rasa cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. (NKRI). ) berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. untuk melindungi, merawat dan menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Landasan hukum bela negara terdapat pada isi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu: Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara. negara. Kesiapan Bela Negara adalah suatu keadaan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang secara jasmani, rohani, dan sosial untuk menghadapi berbagai situasi kerja, yang dilakukan atas dasar kebulatan suara dan tekad yang ikhlas dan sadar, disertai dengan kesiapan mengorbankan seluruh anggota tubuh dan tenaga. semangat yang dilandasi cinta pada Unitarian. Negara Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk melindungi, merawat dan menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Dalam modul ini yang dimaksud dengan kesiapsiagaan adalah kesiapsiagaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dalam berbagai bentuk pemahaman konsep, disertai dengan pelatihan dan kegiatan, baik fisik maupun mental, dalam mendukung pencapaian tujuan Pertahanan Negara dalam memenuhi dan memajukan pertahanan negara. cita-cita kemerdekaan. Dikatakan bahwa pengertian bela negara pada hakikatnya adalah kemauan mengabdi pada negara dan rela berkorban membela negara. Pada Modul 1 membahas tentang Pemahaman Kebangsaan dan Nilai-Nilai Dasar Pertahanan Negara, modul ini akan membuka pandangan peserta Diklat Dasar CPNS mengenai Pertahanan Negara.

Selain itu, untuk pembelajaran dan praktik baik modul 1 maupun modul 2, disusun modul 3 yang berkaitan dengan kesiapsiagaan pertahanan negara.

KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA

Kesehatan Jasmani dan Mental

Selanjutnya konsep menjaga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata melindungi yang artinya menjaga dengan baik, menjaga, menjaga, menolong dan melindungi dari bahaya. Penyelenggaraan kesiapan Pertahanan Negara dalam Program Diklat Aparatur Sipil Negara juga mencakup pengembangan pola hidup sehat yang disertai dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pelatihan kesiapan fisik serta pengembangan mental lainnya yang disesuaikan dan berkaitan dengan kebutuhan dan ruang lingkup pekerjaan, tugas dan tanggung jawab. tanggung jawab, serta hak dan kewajiban pegawai negeri sipil di berbagai bidang dan sektor pekerjaan yang dilayani di mana pun. Selain hal di atas, pelaksanaan kesiapsiagaan pertahanan negara bagi PNS pada modul ini juga akan memberikan bimbingan, pemahaman sekaligus pelatihan praktik dalam penerapan dan pelaksanaan analisis nasional dan strategis, yang meliputi analisis dasar intelijen dan pengumpulan data. informasi. yang akan sangat berguna dalam berbagai permasalahan yang sering terjadi di lingkungan birokrasi baik permasalahan internal maupun eksternal.

Akhir kata, penerapan Diklat Kesiapsiagaan Pertahanan Negara ini juga akan menjadi modal penguatan jasmani, mental dan spiritual dalam pelaksanaan tugas CPNS yang fungsi utamanya sebagai pelaksana kebijakan publik, aparatur sipil negara dan sebagai perekat dan pemersatu bangsa. negara terhadap segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (AGHT) baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, setiap CPNS diharapkan selalu mengusung motto “mengabdi untuk membahagiakan rakyat” dimanapun dan dengan siapapun bekerja, dalam keadaan apapun dan kepada siapapun akan selalu memberikan pelayanan yang terbaik dan profesional itulah penyelenggaraan kesiapsiagaan Pertahanan Negara. Untuk pelatihan kesiapan pertahanan negara bagi CPNS, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan ingin tahu terhadap permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak mudah mempercayai gosip yang tidak jelas asal usulnya, tidak terpengaruh oleh hal-hal yang tidak jelas. penyalahgunaan narkoba dan permasalahan nasional lainnya, dan yang lebih penting adalah mempersiapkan jasmani dan rohani untuk ikut serta dalam bela negara.

Terkait dengan pelatihan dasar bagi CPNS, tentu saja kegiatan bela negara bukan membawa senjata sebagai wajib militer atau kegiatan seperti militerisasi, namun yang terpenting adalah bagaimana menanamkan jiwa disiplin, cinta tanah air (dengan menjaga keanekaragaman hayati). , menjaga sumber daya nasional, memanfaatkan budidaya dalam negeri, namun tentunya juga terdapat beberapa aktivitas fisik untuk menunjang kebugaran dan meningkatkan kebugaran jasmani. Dengan memahami wawasan kebangsaan dan nilai-nilai pertahanan negara, kita berharap dalam menghadapi perubahan lingkungan hidup saat ini, kita mampu mengklasifikasikan dan memilih perubahan lingkungan hidup yang sesuai dan sesuai dengan nilai-nilai dasar PNS, sebagaimana diatur dalam undang-undang no. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Jadi salah satu cara untuk memiliki pengendalian diri yang baik adalah dengan menjaga kesehatan otak, lebih dari sekedar otak normal.

Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental

Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan memiliki kesiapan jasmani yang baik sebagai upaya menjaga kondisi PNS sekaligus mencapai kebugaran mental atau kesiapan mental, atau dapat dikatakan sehat jasmani dan rohani. . Tinggi badan dan jatuhnya, kecepatan, perkembangan dan peningkatan kesiapan jasmani seseorang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam maupun luar tubuh. Pembinaan kesiapan jasmani pada prinsipnya dilakukan dengan rutin melakukan berbagai kegiatan latihan kebugaran dengan mengoptimalkan gerak tubuh dan organ tubuh secara optimal.

Tujuan dari latihan kesiapan jasmani adalah untuk meningkatkan volume oksigen (VO2max) dalam tubuh sehingga dapat digunakan untuk merangsang kerja jantung dan paru-paru sehingga kita dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Tujuan dari latihan kesiapan jasmani adalah untuk mencapai tingkat kebugaran jasmani (Physical Fitness) dalam kategori baik, sehingga siap dan waspada. Untuk mencapai maksud dan tujuan latihan kesiapan jasmani di atas, maka harus memperhatikan faktor usia.

Hasil dari berbagai jenis latihan kesiapan jasmani yang dilakukan dapat diketahui dengan mengukur stamina dan ketahanan jasmani seseorang secara berkala minimal 6 bulan sekali. Latihan kesiapan jasmani berdasarkan variasi di atas merupakan latihan yang bertujuan untuk melatih daya tahan jantung dan paru. Melakukan latihan-latihan seperti yang telah dijelaskan di atas secara teratur dan benar, serta berlangsung dalam jangka waktu yang lama, dapat memberikan efek meningkatkan kesiapan fisik seseorang.

Perubahan-perubahan tersebut bersifat permanen sehingga apabila dipertahankan maka akan tercipta tingkat kebugaran yang baik (Sumosardjuno, 1992). Siapapun yang akan terlibat dalam kebugaran jasmani harus mampu beradaptasi dengan tingkat kebugarannya dan harus berlatih dalam rentang yang sesuai, dimana aturan praktisnya adalah menghitung detak jantung maksimal. Dengan mencatat dinamika menghadapi orang lain, Anda akan belajar mengenali apa yang dirasakan orang lain, penyebab, dan cara terbaik menghadapi orang tersebut.

Melatih kecerdasan emosional juga penting dilakukan saat Anda mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan seperti dikritik orang lain. Tanyakan pada diri Anda apa yang membuat orang lain mengkritik Anda sedemikian rupa?

Etika, Etiket dan Moral

Kearifan Lokal

Saat isyarat hendak tampil, kita melangkahkan kaki kanan/kiri ke samping kanan/kiri, lalu kita mendekatkan kaki kiri/kanan ke kaki kanan/kiri, sikap tubuh tetap seperti sikap sempurna. Saat kaki kiri/kanan menyentuh tanah, tambahkan 1 langkah, lalu seluruh tim berhenti dan sikap selesai.

RENCANA AKSI BELA NEGARA

Program Rencana Aksi

Penyusunan Rencana Aksi Bela Negara

KEGIATAN KESIAPSIAGAAN BELA

Baris Berbaris dan Tata Upacara

Keprotokolan

Pemerintah Indonesia sendiri menjelaskan secara resmi pengertian 'Protokol' dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang Protokol, yang menjelaskan bahwa pengertian Protokol adalah 'seperangkat aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi, termasuk aturan mengenai klasifikasi lokasi. , prosedur upacara dan penghormatan. bagi seseorang menurut kedudukannya. Penyusunan pengaturan upacara merupakan salah satu bagian terpenting dalam pemahaman dan pemahaman protokol, selain tata tertib tempat dan tata hormat. Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan perubahan struktur ketatanegaraan dan juga perkembangan global, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 disempurnakan melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Protokol, yang menjelaskan bahwa ‘protokol’ adalah: ‘serangkaian “kegiatan” berkaitan dengan tata tertib kenegaraan atau acara-acara resmi, termasuk pengaturan tempat, pengaturan upacara, dan penghormatan sebagai bentuk penghormatan terhadap seseorang berdasarkan kedudukannya dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.”

Merujuk pada penjelasan di atas, maka setiap peserta Latsar diharapkan dapat memahami konsep keprotokolan mulai dari tata cara upacara dengan mempelajari tata tertib dan tata cara upacara baik upacara bendera maupun upacara non bendera yang bersifat resmi dan/atau negara. sifatnya, termasuk pelaksanaan kegiatan roll call, serta pengaturan pengaturan lokasi dan prosedur kepatuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, agar tidak terjadi keragu-raguan dalam pelaksanaan perjanjian protokol. di masing-masing instansi. Perencanaan negara pada hakikatnya juga memuat unsur siapa yang berhak mendapat prioritas dan siapa yang berhak mendapat prioritas dalam tatanan perencanaan negara. Seseorang yang mendapat tempat yang diutamakan adalah seseorang karena kedudukannya, pangkatnya, atau pangkatnya dalam pemerintahan atau masyarakat.

Biasanya yang berhak didahulukan dalam tatanan adalah seseorang karena jabatan atau pangkatnya, seperti pejabat pemerintah dan pegawai negeri sipil, disebut dengan VIP (Orang Sangat Penting), dan terkadang juga seseorang karena pangkat dan jabatannya. kedudukan sosial, seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh, dan lain-lain disebut VIC (Very Important Citizen), II adalah istilah Perancis untuk perencanaan daerah. Berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, setiap pejabat negara, pegawai negeri sipil, dan tokoh masyarakat tertentu pada acara kenegaraan atau acara resmi berhak mendapat penghormatan atas kehadirannya sesuai dengan ketentuan tata letak tempat. 61 | B N . a) Tatanan jabatan menteri diatur menurut tata tertib menteri yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden tentang Pembentukan Kabinet.

Kewarganegaraan/kemerdekaan mendapat tempat bagi kelompok Pimpinan lembaga negara e) Ketua umum partai politik yang mewakili wakil-wakil di lembaga legislatif mendapat tempat bagi kelompok Pelopor gerakan kebangsaan/kemerdekaan. Penataan tempat acara kenegaraan/resmi yang diselenggarakan di daerah diatur sesuai dengan tatanan lokasi yang berlaku dengan ketentuan sebagai berikut. Pengaturan lokasi yang lebih rinci mulai dari tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota tersedia dalam UU No. 9 Tahun 2010 terlampir pada modul ini.

Aturan penyelenggaraan upacara pada acara kenegaraan atau acara resmi mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan Protokol yang Berkaitan dengan Penataan Tempat, Penataan Upacara dan Penghormatan. Pengertian Tata Cara Upacara menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Protokol pada bagian 1 menjelaskan bahwa Tata Cara Upacara adalah peraturan pelaksanaan upacara pada Acara Kenegaraan dan Acara Resmi.

Kewaspadaan Diri

Membangun Tim

Caraka Malam dan Api Semangat Bela Negara

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait