• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Dasar Produksi Benih - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "4. Dasar Produksi Benih - Spada UNS"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PRODUKSI PERTANIAN

• Pada dasarnya tingkat produksi dari suatu usaha pertanian merupakan fungsi dari faktor alam, tanah, tanaman, manusia. Faktor alam (Suhu, kelembaban, curah hujan, intensitas sinar

matahari, dll). Faktor tanah meliputi aspek kimia tanah, biologi tanah, ataupun aspek fisika tanah, Faktor manusia meliputi teknis budidaya dan

manajemen produksi. Faktor Tanaman

menyangkut sifat genetis, sifat fisik, dan sifat

fisiologi. Bahan tanam (Benih) merupakan Faktor

yang sangat penting dalam produksi pertanian.

(3)

PENTINGNYA BENIH

Standar mutu benih diatur dalam perundang undangan bahwa benih harus bersertifikat

Benih adalah biji tanaman yang sengaja diproduksi dengan teknik-teknik tertentu, sehingga memenuhi

persyaratan untuk digunakan sebagai bahan pertanaman selanjutnya.

Benih merupakan Faktor penting pada Suatu pertanaman

karena benih merupakan awal Kehidupan dari tanaman

yang bersangkutan.

(4)

DASAR PELAKSANAAN PRODUKSI BENIH

UU 12 Th. 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

PP 44 Th. 1995 tentang Perbenihan Tanaman

Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina

Peraturan Direktur Jenderal Tanaman Pangan No.

01/Kpts/HK.310/C/1/2009 tentang Persyaratan dan Tata Cara Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia NO.02/Permentan/SR.120/1/2014 tentang

Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina

(5)

peran produksi benih dalam pengadaan benih, diperlukan teknik produksi yang baik dengan strategi produksi yang tepat.

Kegiatan Dalam teknik produksi benih

Teknik Administrasi

Teknik Agronomis

Prinsip Agronomis

Prinsip

Genetika

(6)

PERMOHONAN SERTIFIKASI

PEMERIKS. PENDAHULUAN PERMOHONAN PEMERIKS.

PENDAHULUAN

PERMOHONAN PEMERIKS.

FASE VEGETATIF

PEMERIKS. VEGETATIF

DIAJUKAN MAKS. 7 HR SEBELUM TABUR/TANAM DILAMPIRI LABEL BENIH SUMBER DAN SKET PETA LAP.

DIAJUKAN MAKS. 1 MINGGU SEBELUM PELAKSANAAN PEMERIKSAAN

DILAKUKAN SEBELUM OLAH TANAH S/D SEBELUM TANAM

DILAKUKAN SAAT PERTANAMAN BERUMUR + 20 HST - 50 HST

DIAJUKAN MAKS. 1 MINGGU SEBELUM PELAKSANAAN

A. TEKNIK ADMINISTRASI PRODUKSI BENIH

(Proses Sertifikasi Benih)

PEMERIKSAAN ULANG :

FASE BELUM BERAKHIR

MAKS. 1 MINGGU SETELAH PEMERIKS. I

ULANG HANYA 1 KALI 6

(7)

PEMERIKS. BERBUNGA PERMOHONAN PEMERIKS.

FASE BERBUNGA

PERMOHONAN PEMERIKS.

FASE MASAK

PEMERIKS. FASE MASAK

DIAJUKAN MAKS. 1 MINGGU SEBELUM PELAKSANAAN

DILAKUKAN 3 KALIPADA WAKTU :

Awal berbunga sebelum bunga mekar, sebelum sekam terbuka

Pertengahan berbunga

Akhir berbunga

DILAKUKAN SETELAH RESTORER DIPANEN

DILAKUKAN PADA WAKTU

Tanaman sudah mulai menguning

Isi gabah sudah keras

Min. 5 hari sebelum panen

DAPAT DILAKUKAN ULANGAN 1 KALI

DIAJUKAN MAKS. 1 MINGGU SEBELUM PELAKSANAAN

Selang waktu pemeriksaan 3 –4 hari

TIDAK ADA ULANGAN

7

(8)

PEMERIKS. ALAT PANEN DAN PROSES

PERMOHONAN PEMERIKS.

ALAT PANEN DAN PROSES

PERMOHONAN PENGAMBILAN CB

PENGAMBILAN CB

DIAJUKAN MAKS. 1 MINGGU SEBELUM PELAKSANAAN

KELOMPOK BENIH TELAH SELESAI DIPROSES DAN DIBERI IDENTITAS

BERAT KELOMPOK BENIH MAKS. 30 TON

KELOMPOK BENIH MUDAH DIHITUNG DAN DIAMBIL CONTOHNYA

CONTOH BENIH MINIMAL 700 GRAM

DIAJUKAN MAKS. 1 MINGGU SEBELUM PELAKSANAAN

PENGUJIAN LABORATORIUM

8

(9)

PENGAWASAN PASANG LABEL

PERMOH. PENGAWASAN

PASANG LABEL

DIAJUKAN MAKS. 1 MINGGU SEBELUM PELAKSANAAN

LABEL TERPASANG PADA TEMPAT MUDAH DILIHAT

LABEL MENYATU/TERSEGEL DENGAN KEMASAN

MASA BERLAKU LABEL MAKSIMAL 6 BULAN SEJAK TANGGAL SELESAI PENGUJIAN ATAU 9 BULAN SETELAH TANGGAL PANEN

9

(10)

B. TEKNIK AGRONOMIS

I. Prinsip Agronomis

Kegiatan- kegiatan untuk mendapatkan hasil sesuai potensi yang dimiliki

II. Prinsip Genetika

Kegiatan- kegiatan untuk mendapatkan mutu

sesuai standar, terutama mutu genetik.

(11)

I. PRINSIP AGRONOMIS

1. Penentuan jenis tanaman/varietas yang jelas

Deskripsi karakteristik

(12)

2. Penentuan agroklimat dan kondisi tanah yang sesuai

➢ Unsur agroklimat : radiasi matahari, CH, T

➢ Fisik, biologis, kimia tanah

➢ Wilayah adaptasi

(13)

Strategis

Berbentuk hamparan

Land clearing

Pengolahan tanah

Pembuatan lubang tanam

Penambahan bahan organik

Pembuatan saluran keluar masuknya air

3. Penentuan dan Penyiapan Lahan

(14)

4. Penentuan tingkat populasi

Kanopi tidak bersentuhan

Dasar penghitungan kebutuhan benih

5. Penanaman

metode tanam (direct and indirect planting)

Persemaian

Pembibitan

Pelaksanaan tanam

(15)

6. Pemeliharaan tanaman :

Pemupukan

Pengairan

Proteksi tanaman

Pemangkasan

Pemberian lanjaran

Pembumbunan

Pemberian para

(16)

7. Pemanenan

Faktor Yang Perlu Diperhatikan :

Tegakan tanaman yang tumbuh baik dan seragam

Proses pematangan tanaman berlangsung dalam waktu yang tidak terlalu lama

Tingkat keberhasilan penyerbukan dan

pembuahan yang tinggi sehingga dapat

terbentuk rangkaian buah yang baik.

(17)

II. PRINSIP GENETIK

1. Penentuan wilayah adaptasi

Genotipe x lingkungan

Deskripsi detail karakter tanaman

Daerah sentra produksi

2. Penentuan benih sumber

Pola perbanyakan

Benih yang akan dihasilkan (kelasnya)

Mutu benih

(18)

3. Penentuan lahan yang tepat

sejarah lahan

untuk mencegah voluntir

untuk memutus siklus penyakit

bentuk geometris lahan

Lahan untuk Produksi Benih hendaknya terbebas dari tanaman voluntir dan berdrainase baik. (untuk

menghindari banyaknya tanaman voluntir

disarankan agar menggunakan lahan yang ditanam

spesies lain sebelumnya.

(19)

Tujuan : Mencegah Penyilangan Dengan Serbuksari Dari Kultivar Lain Dari Spesies Sama

KONTAMINASI DAPAT TERJADI KARENA : 1. Persilangan Dengan Varietas Lain Yang

Ditanam Berdampingan Dan Tipe Simpang

2. Pencampuran Mekanis Waktu Menyemai,panen , Olah Tanah 3. Penyakit Yang Terbawa Benih

4. Penetapan isolasi

(20)

Isolasi Jarak & isolasi waktu

- Tanaman dengan penyerbukan sendiri

diperlukan isolasi jarak 25-50 m, dan isolasi waktu yaitu memberikan selang waktu yang berbeda antara dua varietas yang berbeda dengan areal yang berdampingan (waktu berbunga berbeda) minimal 45 hari.

- Tanaman dengan penyerbukan silang diperlukan isolasi jarak 200-1000 m, dan isolasi waktu yaitu memberikan selang waktu yang berbeda antara dua varietas yang berbeda dengan areal yang berdampingan (waktu berbunga berbeda)

minimal 30 hari.

(21)

5. Kontrol kebersihan alat

alat tanam

alat panen

(22)

6. Kegiatan Roguing

Melakukan pemeriksaan dan membuang tanaman yang memiliki ciri berbeda dengan varietas yang diperbanyak.

membuang : voluntir off type CVL (Campuran Varietas Lain)

tipe simpang :

Resesif heterozigot

Mutasi

keragaman morfologis yang luas

hasil persilangan

Pelaksanaan Roguing :

Harus dapat dilihat dengan jelas

Berjalan sistematik

Rogue dicabut dan dibuang

membelakangi matahari dan tidak ada embun

(23)

Komponen Roguing:

Bentuk dan lebar daun

Warna pangkal daun

Warna Pangkal batang

Warna Batang

Warna hekalai daun

Bentuk / tipe Bunga jantan dan Bunga tongkol

Warna Rumput Bunga betina

Dalam mendapatkan kemurnian Benih

Roguing dilakukan pada fase akan berbunga

sampai menjelang panen

(24)

• HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM ROGUING:

1. DESKRIPSI VARIETAS

2. KARAKTERISTIK TIPE SIMPANG

3. PENYAKIT YANG TERBAWA BENIH

4. GULMA YANG BERBAHAYA MAUPUN TAK BERBAHAYA, DAN LAZIM TUMBUH

5. TANAMAN LAIN YANG BIASA TUMBUH 6. KETIDAKNORMALAN TANAMAN (STRESS

NUTRISI, SUHU, RH TANAH)

7. PENGAMBILAN CONTOH DAN CARA

PENGHITUNGAN UNTUK SYARAT SERTIFIKASI

(25)

7. Pemanenan

waktu panen :

masak fisiologis

masak panen

kriteria panen : kriteria morfologis

(26)

26

Referensi

Dokumen terkait

3 A person who carries out an activity is taken to have complied with the cultural heritage duty of care in relation to Aboriginal cultural heritage if— a the person is acting— i