• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Kelompok 4 Pasta

N/A
N/A
WPD UNSRAT 2024

Academic year: 2025

Membagikan "4. Kelompok 4 Pasta"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SEDIAAN PASTA

Teknologi dan Formulasi Sediaan Semisolid-Cair

Kelompok 4 | Farmasi B 2023

Dosen pengampu: KARLAH LIFIE RIANI MANSAUDA S.Farm, Apt, M.Farm

(2)

KRISEPTYO ESAU SALOKO (211011050044) LAILI JANNATAIN (231011050030)

SYALLYTA BENEDICTA INJILIA INRI KEWAS (231011050042) MARIA GLORIA MARSELINA SUMENDAP (231011050052)

SYALOMITA LIJIEN MALINGKAS (231011050054)

KAMILLAH FIRYAAL KANAYAH HULLAH (231011050058) CLEIN FAY GILBERTH HAMEL (231011050062)

Kelompok 4 | Farmasi B

ANGGOTA KELOMPOK 1

(3)

POKOK BAHASAN

Evaluasi Pasta

2

Pengertian Pasta Karakteristik Pasta

Macam-macam Pasta

Keuntungan dan Kerugian Pasta

Bahan Tambahan Dalam Pasta Metode Pembuatan Pasta

Formulasi Pasta

Kelompok 4 | Farmasi B

(4)

PENGERTIAN PASTA 3

Pasta adalah sediaan berupa masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau paravin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik, atau pelindung.

Kelompok 4 | Farmasi B

(5)

KARAKTERISTIK PASTA 4

1. Daya absorbsi pasta lebih besar

2.Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian.

3.Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.

4.Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian luar/topikal.

5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.

6.Tidak memberikan rasa berminyak seperti salep

7.Memiliki persentase bahan padat lebih besar daripada salep yaitu mengandung bahan serbuk (padat) antara 40%-50%.

Kelompok 4 | Farmasi B

(6)

MACAM-MACAM PASTA

1

Kelompok 4 | Farmasi B

5

Pasta Berlemak

Pasta berlemak adalah suatu salep yang mengandung lebih

dari 50% zat padat (serbuk). Pasta berlemak ternyata kurang

berminyak dan lebih menyerap dibandingkan dengan salep

karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas

terhadap air. Pasta ini cenderung untuk menyerap sekresi

seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya

maserasi lebih rendah dari salep.

(7)

MACAM-MACAM PASTA

2

Kelompok 4 | Farmasi B

6

Pasta kering adalah suatu pasta bebas lemak mengandung ± 60% zat padat (serbuk). Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis ichthanolum atau Tumenol Ammonim, zat ini akan menjadikan pasta menjadi encer.

Pasta Kering

3 Pasta Pendingin

Pasta pendingin merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan

berair, dikenal dengan Salep Tiga Dara.

(8)

MACAM-MACAM PASTA

4

Kelompok 4 | Farmasi B

7

Pasta Dentifriciae (Pasta Gigi)

Pasta Dentifriciae (pasta gigi) adalah suatu campuran kental

terdiri dari serbuk dan Glycerinum yang digunakan untuk

pembersih gigi. Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada

selaput lendir untuk memperoleh efek lokal.

(9)

Kelompok 4 | Farmasi B

8

Pasta dapat mengikat cairan lebih baik dari pada unguentum (salep).

Pasta lebih melekat pada kulit, pasta memiliki sifat melindungi, membentuk lapisan yang dapat menyerap dan menetralkan bahan kimia tertentu yang berbahaya sebelum mencapai permukaan kulit. Sifat ini karena adanya bahan tak terlarut pada formulasi pasta.

Pasta dapat membentuk lapisan pelindung untuk menutupi luka pada kulit, serta mencegah luka yang lebih parah dari kulit yang tergores.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PASTA

Pasta memiliki kemampuan menyerap eksudat oleh sifat alami serbuk /komponen penyerap lain ketika dioleskan.

pasta dapat membentuk lapisan kedap air yang buram sehingga dapat digunakan sebagai sunblock.

Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.

Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum (salep).

Keuntungan

(10)

Kelompok 4 | Farmasi B

Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu

Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis Dapat menyebabkan iritasi kulit.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PASTA 9

Kelebihan pasta dibanding sediaan topikal yang lain yaitu pasta mengikat cairan sekret sehingga untuk luka akut lebih baik dibandingkan unguentum, bahan obat dalam sediaan pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja lokal, konsentrasi pasta lebih kental dari salep, dan daya absorpsi pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep

Kerugian

(11)

Kelompok 4 | Farmasi B

Pengawet

Pada formula sediaan pasta ini dibutuhkan pengawet karena zat aktifnya berupa air perasan sehingga mudah ditumbuhi mikroorganisme. Gliserol, Nipagin dan Natrium benzoat.

Gliserol digunakan sebagai zat tambahan antimikroba, dan menjaga kelembapan. Nipagin digunakan sebagai pengawet

BAHAN TAMBAHAN DALAM PASTA 10

Perasa. Pemanis buatan, termasuk sakarin yang sering ditambahkan pada pasta gigi untuk membuat rasanya lebih baik. Rasa pasta gigi biasanya merupakan campuran dari beberapa komponen.

Perasa/pemanis

(12)

Kelompok 4 | Farmasi B

Pelarut

Etanol sebagai zat eksipien sediaan pasta berfungsi melarutkan menthol dan mencegah pengentalan ketika ditambah air. Aquadest sebagai pelarut dan surfaktan pada sediaan pasta

BAHAN TAMBAHAN DALAM PASTA 11

Pewarna juga ditambahkan ke dalam sediaan pasta jika di perlukan, seperti titanium dioksida yang biasa di gunakan pada pasta gigi

Pewarna

Pengikat

Carboxymethylcellulose (CMC) dan alginat merupakan bahan pengikat yang dapat digunakan dalam formulasi sediaan pasta.

(13)

Kelompok 4 | Farmasi B

12

Cara pembuatan pasta yaitu bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen. Pembuatan pasta baik dalam skala besar maupun kecil dibuat dengan dua metode:

(1) Pencampuran: Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai.

(2) Peleburan : Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan melebur bersama dan didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.

METODE PEMBUATAN PASTA

(14)

Kelompok 4 | Farmasi B

Formulasi Pasta 13

(15)

Kelompok 4 | Farmasi B

TEKNIK PEMBUATAN 14

Sudip

Kertas perkamen Batang pengaduk Mortir dan alu

Sendok porselen Waterhath

Cawan porselen Pengayak, No,100 Por plastil

Etiket biru

MENYIAPKAH ALAT-ALAT

Siapkan alat dan hahan

Setarakan timbangas dan tinbang sena bahan

Datam Cawan Leburian Ol.sesami dan vaselin flavam di atas waterbath

Dalam mortir larutan Ac.Salicyl dengan metanol96%

(3 tetes)gerus Hingga larut

Tambahkan amylum tritiel gerus hingga kering Tambahkan hasil leburan secukuynya gens ad homogen. Sisihkan menjadi MI

Dalam mortir gerus zinc oxyd yang telah diayak dan tambahkan miconazol nitrat gerus hingga

homogen.Tambahkan sisa larutam gerus hingga homogen.

Tambahkan MI gerus ad homogen

Masukan kedalam pot plastik dan ben etiker warna biru.

(16)

EVALUASI SEDIAAN PASTA 15

Kelompok 4 | Farmasi B

Organoleptis: merupakan pengujian sediaan dengan menggunakan panca indera untuk mendeskripsikan bentuk atau konsistensi, warna dan bau.

pH: prinsip uji derajat keasaman (pH) yakni berdasarkan pengukuran aktivitas ion hidrogen secara potensiometri/elektrometri dengan menggunakan pH meter.

Penghamburan/ daya sebar: uji penghamburan diartikan sebagai kemampuan untuk disebarkan pada kulit. Penentuannya dilakukan dengan Extensometer.

Resistensi panas: uji ini untuk mempertimbangkan daya simpan suatu sediaan dalam daerah iklim dengan perubahan suhu (tropen) nyata dan terus menerus.

Pengamatan organoleptis: pemerian dilakukan pada bentuk, warna, bau, dan suhu lebur.

(17)

EVALUASI SEDIAAN PASTA 16

Kelompok 4 | Farmasi B

Homogenitas: Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan pasta bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen.

Uji viskositas: Nilai viskositas dipengaruhi oleh zat pengental, surfaktan yang dipilih, proporsi fase terdispersi dan ukuran partikel.

Uji Stabilitas Fisik: Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label.

Pemeriksaan konsistensi Penetrometer: adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi atau kekerasan semisolid.

Penetapan kadar zat aktif: Penetapan kadar dapat dilakukan dengan cara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).

(18)

EVALUASI SEDIAAN PASTA 17

Kelompok 4 | Farmasi B

Keseragaman sediaan: Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan menggunakan dua metode, yaitu keragaman bobot dan keseragaman kandungan.

Persyaratan ini digunakan untuk sediaan yang mengandung dua atau lebih zat aktif.

Evaluasi Fisik: Penampilan, Distribusi Ukuran Partikel, Homogenitas, Konsistensi.

Evaluasi Kimia: Penetapan kadar zat aktif dan Identifikasi zat aktif.

Evaluasi Biologi: Uji Penetapan potensi Antibiotika dan Uji Sterilitas.

(19)

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Elmitra, 2017. Dasar-Dasar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid. I . Bengkulu:

Deepublish.

Lachman, Leon dkk. 1994. Teori Dan Praktek Farmasi Industri Edisi Ketiga. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Nazria, R. (2018). PENGARUH KONSENTRASI PENGIKAT CMC DAN ALGINAT PADA FORMULASI PASTA GIGI EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.). Institut Kesehatan Helveti

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok 4 | Farmasi B

18

(20)

Septiyani, D. A., Ulinna’mah, A., Handayani, E. N., Amri, F. K., & Abdullah, A. F. (2023).

Analisis Kandungan Zat Aktif Kalsium Karbonat pada Pasta Gigi Virgin Coconut Oil (VCO). Jurnal Analisis, vol. 2(1).

Asrani, R. (2020) FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK PASTA DARI AIR PERASAN RIMPANG LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata K. Schum) SEBAGAI PENGHAMBAT JAMUR Malassezia furfur PENYEBAB PANU. Jurnal Farmasi Sandi Karsa (JFS), vol 6(2)

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok 4 | Farmasi B

19

(21)

THANK YOU

ANY QUESTION ?

Kelompok 4 | Farmasi B

Referensi

Dokumen terkait