Oleh:
Yusak Maryunianta Emalisa
TEORI
MANAJEMEN
PENYIARAN
Teori Manajemen dalam Sistem Penyiaran
• Pada dasarnya proses perencanaan, produksi dan menyiarkan program merupakan proses transformasi yang ada dalam manajemen.
• Tahapan manajemen inilah yang harus disinkronkan dengan tahapan proses penyiaran dan setiap langkah harus selalu berorientasi kepada tujuan yanghendak dicapai.
• Dalam pengelolaan penyiaran, tiap tahap kegiatan sudah ada ketentuan- ketentuan yang harus dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan oleh
manajemen dalam sistem penyiaran
meliputi sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning):
o Dalam dunia penyiaran, perencanaan merupakan unsur yang sangat penting karena siaran memiliki dampak
yang sangat luas di masyarakat, kesamaan pandangan, sikap dan tindak dalam pelaksanaan di lapangan.
Perencanaan menjadi pegangan setiap pimpinan hingga level pelaksanaan.
o Pimpinan harus mengetahui secara pasti tujuan jangka panjang, untuk kemudian menentukan rencana jangka panjang menengah dan di atas perencanaan jangka
panjang menengah ini, ia harus menentukan perencanaan jangka pendek.
o Perencanaan jangka pendek ini harus dirinci berdasarkan skala prioritas, mana yang harus dikerjakan terlebih
dahulu dan secara bertahap , sampai tujuan tercapai
sepenuhnya (Wahyudi, 1994).
2
.Pengorganisasian (Organizing):
Menurut Willis dan Aldridge (1991) stasiun penyiaran umumnya memiliki empat fungsi dasar dalam struktur organisasi yaitu:
a. Bagian teknik: bertanggung jawab untuk menjaga kelancaran siaran. Suatu siaran tidak akan dapat mengudara tanpa adanya peralatan siaran yang memadai. Bagian teknik dipimpin oleh teknisi yang terdapat pada stasiun penyiaran
b. Bagian program: stasiun penyiaran memiliki tugas utama menyediakan berbagai acara yang akan disuguhkan kepada audien. Acara itu dapat diproduksi sendiri, diproduksi pihak lain atau membeli program yang ditawarkan pihak lain.
c. Bagian pemasaran atau penjualan: bertugas untuk menjual program kepada pemasang iklan. Staf bagian penjualan akan selalu berkoordinasi dengan bagian program. Kerja sama
kedua bagian ini akan menghasilkan kesepakatan untuk
mengatur waktu siaran yang sangat rinci yang dihitung dalam
detik/menit .
Bincang usai siaran bersama Kakanwil BPN Sumut di Radio Sindo Medan
3. Pengarahan dan Pemberian Pengaruh
Fungsi mengarahkan dan memberi pengaruh atau memperngaruhi tertuju pada upaya untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Fungsi
pengarahan (Morissan, 2008), terdiri atas:
o Motivasi: keberhasilan stasiun penyiaran dalam mencapai
tujuannya terkait sangat erat dengan tingkatan derajat kepuasaan karyawan dalam memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi tingkat kepuasan karyawan, maka kemungkinan semakin besar karyawan memberikan kontribusi terbaiknya.
o Komunikasi: faktor yang sangat penting untuk dapat melaksanakan fungsi manajemen secara efektif. Komunikasi adalah cara yang
digunakan pemimpin agar karyawan mengetahui atau menyadari tujuan dan rencana stasiun penyiaran bersangkutan.
o Kepemimpinan: merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai
tujuan dan sasaran. Pemimpin yang berhasil atau sering disebut dengan pemimpin yang efektif mempunyai sifat-sifat atau kualitas tertentu yang diinginkan seperti kharisma, visi kedepan, dan
berkeyakinan diri.
o Pelatihan: perusahaan memlilih karyawan biasana karena mereka memiliki pengalaman atau latar belakang dan keahlian untuk
melaksanakan suatu tanggung jawab tertentu. Namun demikian, karyawan tetap membutuhkan pelatihan karena berbagai alasan, misalnya pembelian peralatan baru dan pene
4. Pengawasan (Controlling )
• Menurut Fayol dalam Wahyudi pengawasan adalah langkah
pengujian, apakah segala berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, denganintruksi yang telah diberikan, dan dengan prinsip-prinsip yang telah digariskan. Dalam dunia penyiaran, akan lebih tepat bila system kontrol dilakukan soleh semua pimpinan di setiap tingkatan. Hal ini mengingat output siaran memiliki dampak sangat luas di masyarakat. Dengan kata lain, pengawasan preventif jauh lebih tepat untuk diterapkan. Kesalahan dapat diketahui secara dini dan diperbaiki sebelum materi itu disiarkan, akan jauh lebih
baik bila kesalahan itu diketahui saat materi itu sedang disiarkan.
Teori Media
Komunikasi Massa
•
Menurut Anwar Arifin, Radio dan TV adalah alat komunikasi massa, dalam artian saluran pernyataan manusia
umumnya/terbuka dan menyalurkan gelombang yang berbunyi, berupa program-program yang teratur yang isinya aktual dan meliputi segi perwujudan kehidupan masyarakat.
•
Media dan masyarakat adalah dua bagian yang tidak dapat dipisahkan, karena media tumbuh dan berkembang seiring dengan timbulnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
informasi. Pertumbuhan media massa saat ini sangat cepat, hal
ini juga disertai dengan kebutuhan masyarakat akan informasi
yang cepat dan akurat. Karena sebuah komunikasi tanpa melalui
media dirasa kurang maksimal dikarenakan media bersifat audio
dan visual.
• Radio dan TV juga tidak hanya sebagai media untuk menyampaikan informasi tetapi juga sebagai media hiburan yang mana suguhan dari segi konten juga tidak kalah menarik dengan media lain seperti televisi.
• Apa yang terjadi di waktu radio mengudara, baik dari segi
programnya yang mengajak untuk berdiskusi, saling berinteraksi, karena radio dan TV itu di siarkan secara langsung dan
memberikan peluang untuk penikmatnya agar ikut serta didalam acara tersebut. Radio dipandang sebagai “kekuatan kelima (the fifth estate) setelah lembaga pemerintahan (eksekutif), parlemen (legislatif), lembaga peradilan (yudikatif) dan pers atau surat kabar.
• Hal tersebut terjadi karena radio dan TV mempunyai kekuatan
yang langsung saat menyampaikan pesan atau informasi. Disisi lain radio juga memiliki ciri khas tersendiri yakni bersifat audio namun bisa mendekati visual karena pendengar menjadi terbawa dalam sebuah program acara di radio. Komunikasi yang terdapat dalam radio dan TV sama halnya dengan komunikasi massa yang lain karena radio dan TV merupakan salah satu media massa, oleh karena itu radio juga memiliki beberapa sifat dari media massa,
Khusus radio juga memiliki karakteristik yang menjadi ciri khas, diantaranya :
a. Auditori, Sound Only, Auditif. Radio adalah “suara” untuk
didengarkan oleh khalayak, dikomsumsi atau dirasakan dengan hati dan panca indra, ini mempunyai arti bahwasanya apapun yang disampaikan melalui radio harus berupa suara yang mampu ditangkap oleh indra pendengaran, sehingga penerimaan pesan kepada khalayak dapat diterima dengan baik.
b. Transmisi, proses pengiriman pesan dari komunikator kepada komunikan (pendengar) melalui pemancar yang jangkauannya sangat luas, sehingga penyebaran informasi juga ditentukan dengan daya dari pemancar yang digunakan oleh stasiun radio.
c. Mengandung gangguan, ini dimaksudkan karena radio menggunakan gelombang sebagai perantara sinyal, maka tentunya gelombang yang merambat lewat udara ini juga memiliki gangguan, sehingga sebuah radio dari sinyal radio
kondisinya tidak menentu semuanya tergantung dengan kondisi alam (cuaca). Selain itu juga ada faktor lain yang biasanya
mengganggu siaran dalam radio yakni gangguan teknis.
d. Theatre of Mind, sebuah ruang bioskop yang berada dalam fikiran imajinasi pendengar, sebuah radio dalam harus
mampu menciptakan imajinasi atau khayalan kepada pendengar, dengan kekuatan kata dan juga suara dari penyiar, musik-musik dan bunyi-bunyi yang lainya.
e. Identik dengan musik, pada umumnya orang mendengarkan radio ntuk mendengarkan sebuah lagu atau musik tertentu untuk mencari hiburan saja, ini merupakan sarana untuk pendengar yang sangat menyukai musik yang beraneka ragam, tentunya dalam sebuah radio memiliki strategi khusus untuk menyajikan program musik dalam sebuah radio tersebut di seitap harinya (segmentasi musik). Tidak jarang juga sebuah radio itu menyajikan beraneka ragam musik dalam satu program acara sekaligus (radio all
segment), dan juga radio akan menentukan satu jalur musik
yang akan di bagi menjadi beberapa jalur dalam satu jenis
musik (radio one segment).
Teori Manajemen Strategis Program Penyiaran
• Dalam industri penyiaran, strategi digunakan dalam
berkompetisi dengan stasiun penyiaran lain dalam rangka memperebutkan audien. Stasiun penyiaran selalu
merencanakan programnya secara strategis, yaitu merancang acara sebaik mungkin, sehingga tetap menarik dan menjaga ketertarikan pemirsanya (Jamal dan Andi , 2011). Salah
satunya dengan cara membuat program yang dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari dan sesuai keinginan mereka.
• Departemen program dan produksi stasiun penyiaran
memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan stasiun penyiaran. Morissan dalam bukunya
“Manajemen Media Penyiaran”, mengungkapkan bahwa
strategi program ditinjau dari aspek manajemen atau yang
sering disebut manajemen strategis (management strategic)
terdiri dari:
a. Perencanaan program: Menurut Morissan pada stasiun radio komersial, pengelola program berupaya mengidentifikasi audien mereka yang spesifik dan menyiarkan program kepada audien yang spesifik itu sepanjang siarannya. Pada stasiun radio,
perencanaan program mencakup pemilihan format dan isi
program yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audien yang terdapat pada suatu segmen audien berdasarkan demografi tertentu. Perencanaan program radio juga mencakup penentuan penyiar yang memiliki kepribadian dan gaya yang sesuai dengan format yang sudah dipilih stasiun bersangkutan. Ada beberapa hal yang dibahas dalam perencanaan program, yang dikenal dengan
‘bauran program’ (programming mix) yang terdiri atas :
1) Produk program (product), bahwa program adalah suatu
produk yang ditawarkan kepada audien yang mencakup nama program dan kemasan program;
2) Harga program (price), yaitu harga suatu program yang mencakup biaya produksi program dan biaya yang akan
dikenakan kepada pemasang iklan (tarif iklan) pada program bersangkutan jika ditayangkan;
3) Distribusi program (place), yaitu distribusi program yang merupakan proses pengiriman program dari transmisi hingga diterima audien melalui pesawat TV dan radio;
4) Promosi program (promotion), yaitu proses bagaimana memberitahu audien mengenai adanya suatu program sehingga mereka tertarik untuk menonton atau
mendengarkannya.
b. Produksi dan Pembelian Program: Manajer program
bertanggung jawab melaksanakan rencana program yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program atau
mendapatkannya dari sumber lain yang dikenal dengan akuisisi program (membeli program). Dalam memproduksi atau
membuat program kata kuncinya adalah ide atau gagasan.
Sedangkan jika memberi program, dilihat siapa yang
memproduksi program.
c. Eksekusi atau Penayangan Program: Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manajer program melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal penayangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam mempersiapkan promo bagi program bersangkutan. Strategi penayangan program yang baik
sangat ditentukan oleh bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan ditayangkan. Bagian program menganalisis dan memilah-milah setiap bagian waktu siaran untuk mendapatkan berbagai audien yang diinginkan, karena jam yang berbeda akan mendapatkan audien yang berbeda pula.
d. Pengawasan dan evaluasi program: Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan. Kegiatan evaluasi secara periodic terhadap masing-masing individu dan departemen memungkinkan manajer umum untuk
membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang
direncanakan.Pengawasan dilakukan dengan melihat hasil kerja dan kinerja yang dapat diukur, seperti melihat jumlah dan komposisi
audien yang menonton program yang bersangkutan, serta tingkat penjualan iklan stasiun penyiaran