Website: http://jonedu.org/index.php/joe
Metode Filsafat Ilmu dan Penerapanya dalam Kajian Manajemen Pendidikan Islam
Oies Febria Siskawati1, Rusmita2, Ardimen3
1,2,3Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Pascasarjana ,Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus,
Batusangkar, Jl. Sudirman No.137 Kuburajo Lima Kaum, Batusangkar, Sumatera Barat [email protected]
Abstract
The philosophy of science plays an important role in the management of Islamic education. It provides a framework for understanding and applying knowledge in educational institutions. This journal will explore the philosophy of science method and its application in Islamic education management. This journal will also discuss various perspectives, analyze positive and negative aspects, and consider possible future developments related to this topic. The research method applied to analyze this issue is the literature review method. Using this method, analysis is carried out on the concepts and theories applied based on available library and reference materials
Keywords: method, philosophy of science, Islamic education management
Abstrak
Filsafat ilmu pengetahuan memainkan peran penting dalam manajemen pendidikan Islam. Ini menyediakan kerangka kerja untuk memahami dan menerapkan pengetahuan di lembaga pendidikan. Jurnal ini akan mengeksplorasi metode filsafat ilmu dan penerapannya dalam manajemen pendidikan islam. Jurnal ini juga akan membahas berbagai perspektif, menganalisis aspek positif dan negatif, dan mempertimbangkan perkembangan masa depan yang mungkin terkait dengan topik ini. Metode penelitian yang diterapkan untuk menganalisis isu ini adalah metode kajian pustaka. Dengan menggunakan metode ini, analisis dilakukan terhadap konsep dan teori yang diterapkan berdasarkan bahan pustaka dan referensi yang tersedia
Kata kunci: metode, filsafat ilmu, majemen pendidikan islam
Copyright (c) 2024 Oies Febria Siskawati, Rusmita, Ardimen Corresponding author: Oies Febria Siskawati
Email Address: [email protected] (Jl. Sudirman No.137 Kuburajo Lima Kaum, Batusangkar, Sumatera Barat)
Receved 13 September 2024, Accepted 18 September 2024, Published 25 September 2024
PENDAHULUAN
Pendidikan saat ini diberikan secara terkotak-kotak tanpa garis besar yang menjelaskan hubungan antara pengetahuan satu dengan pengetahuan lainnya. Pelajaran atau pengetahuan yang diajarkan di sekolah masih sangat terpisah, sehingga sangat sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Bukan sebagai pengetahuan yang mendeskripsikan, menjelaskan, atau memprediksikan gejala alam, ilmu dianggap sebagai hafalan. Oleh karena itu, filsafat ilmu menjelaskan bahwa ilmu membutuhkan pengetahuan lain untuk berpikir dan berkomunikasi. Ini termasuk teknik bahasa, logika, matematika, statistika, dan analisis data lainnya.
Filsafat ilmu merupakan ‘induk’ dari ilmu pengetahuan yang mendasari logika, bahasa, dan matematika. Filsafat ilmu merupakan mata kuliah yang wajib bagi program Magister dan Doktor.
Bagi mahasiswa program pascasarjana, filsafat ilmu diperlukan agar memiliki wawasan mendasar mengenai ilmu pengetahuan.
Pengertian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai dalam berbagai buku maupun karangan ilmiah lainnya. Menurut The Liang Gie (1999), filsafat ilmu adalah segenap
pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu (Khaidir et al., 2021).
Menurut Dr. Paulus Wahana, Mag.Hum., dalam bukunya "Filsafat Ilmu Pengetahuan Perguruan Tinggi", sebuah perguruan tinggi idealnya harus menciptakan lingkungan yang dipenuhi dengan ilmiah. Dalam kenyataannya, perkuliahan seringkali hanya dianggap sebagai penyebaran pengetahuan tanpa motivasi untuk melakukan kegiatan ilmiah. Agar mahasiswa dapat menggunakan pengetahuan mereka dalam kehidupan nyata, pendekatan kuliah yang lebih ilmiah diperlukan.
Filsafat ilmu dalam manajemen pendidikan Islam telah memiliki dampak yang signifikan pada praktik pendidikan. Ini telah membentuk kurikulum, metode pengajaran, dan pendekatan keseluruhan untuk pendidikan di lembaga-lembaga Islam. Salah satu dampak yang luar biasa adalah fokus pada integrasi nilai-nilai dan ajaran Islam ke dalam kurikulum. Lembaga pendidikan Islam bertujuan untuk mengembangkan individu yang baik yang tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga memiliki nilai-nilai moral dan etika yang berakar dalam ajaran Islam.
METODE
Metode pada artikel ini menggunakan studi pustaka (library research) yaitu metode dengan pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian tersebut (Adlini et al., 2022). Ada Empat tahap studi pustaka dalam penelitian yaitu menyiapkan perlengkapan alat yang diperlukan, menyiapkan bibliografi kerja, mengorganisasikan waktu dan membaca atau mencatat bahan penelitian. Menurut Zed dalam Adlini et al (2022) pengumpulan data tersebut menggunakan cara mencari sumber dan menkontruksi dari berbagai sumber contohnya seperti buku, jurnal dan risetriset yang sudah pernah dilakukan. Bahan pustaka yang didapat dari berbagai referensi tersebut dianalisis secara kritis dan harus mendalam agar dapat mendukung proposisi dan gagasannya.
HASIL DAN DISKUSI Filsafat Ilmu
Untuk memiliki ilmu membutuhkan usaha, sebab ilmu tidak datang dengan sendirinya, oleh karena itu berpikir filsafat menjadi penting untuk menguasai ilmu. Filsafat dan ilmu adalah kendaraan manusia untuk mencapai cita-citanya. Lewat filsafat manusia gemar bertanya-tanya, hingga melahirkan ilmu. (Suwarlan et al., 2023)
Sebagai induk dari segala ilmu, filsafat telah berjasa dalam kelahiran sebuah disiplin ilmu, kajian, gagasan, serta aliran pemikiran sebagai ideologi. Ada mulanya ilmu yang pertama kali muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus menjadi bagian dari filsafat, sehingga ada yang
mengatakan filsafat sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan, karena objek material filsafat sangat umum yaitu seluruh kenyataan (Khaidir et al., 2021).
Ahmad Tafsir dalam Rusdiana (2018) mengkategorikan objek kajian filsafat kepada dua objek, yaitu objek materi filsafat dan objek formal filsafat, kedua objek tersebuat adalah sebagai berikut :
1. Objek materi filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada yang meliputi segala sesuatu yang konkrit seperti manusia, benda, binatang,dan lain-lain maupun yang bersifat abstrak.
2. Objek formal filsafat yaitu cara memandang seorang peneliti terhadap objek materi tertentu.
Suatu objek materi tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang yang berbeda, yang mana objek formal filsafat ialah penyelidikan yang mendalam artinya ingin taunya filsafat ingin tahu bagian dalamnya.
Setiap ilmu pengetahuan mempunyai objek dan problem. Filsafat juga memberikan dasar- dasar yang umum bagi semua ilmu pengetahuan, dengan dasar yang umum itu dirumuskan keadaan dari ilmu pengetahuan. Di samping itu, filsafat juga memberikan dasar-dasar khusus yang digunakan dalam setiap ilmu pengetahuan. Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan memperoleh sifat ilmu, jika memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh filsafat. Artinya, tidak mungkin setiap ilmu meninggalkan dirinya sebagai ilmu pengetahuan, dengan meninggalkan syarat yang telah ditentukan oleh filsafat. Filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu pengetahuan. (Anwar, 2018)
Filsafat menyelidiki berbagai pertanyaan fundamental dan mendasar tentang keberadaan, pengetahuan, dan nilai. Cakupannya begitu luas, melampaui batas-batas disiplin ilmu lain seperti sains, fisika, kimia, sosiologi, ekonomi, dan psikologi. Berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang membatasi diri pada fokus dan metode tertentu, filsafat tidak terikat oleh batasan tersebut. Ilmu-ilmu lain, demi mencapai pengetahuan yang mendalam, fokus pada bidang spesifik dan mengembangkan metode khusus untuk mempelajarinya.(Saragih et al., 2021)
Metode Filsafat Ilmu
Harianto (2023) dalam diktat filsafat ilmu dan Hidaytullah (2013) menuliskan bahwa filsafat ilmu memiliki berbagai bentuk metode yang digunakan sebagai alat untuk pendekatan. Metode tersebut sesuai dengan formulasi yang telah disusun oleh Anton Bakker yaitu :
1. Metode kritis; metode ini bersifat analisa istilah dan pendapat. Dikembangkan oleh Sokrates dan Plato. Merupakan Hermeneutika yang menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan dengan jalan bertanya (berdialog), membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak, akhirnya ditemukan hakekat.
2. Metode intuitif; pengembangnya adalah Plotinus dan Bergson, dengan jalan intuitif dan pemakaian simbol-simbol yang diusahakan pembersihan intelektual (bersama dengan persucian moral) sehingga tercapai suatu penerangan pikiran. Dengan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan akan tercapai pemahaman langsung mengenai kenyataan (Bergson).
3. Metode skolastik; bersifat sintetis-deduktif, dengan bertitik-tolak dari definisi-definisi atau prinsip-prinsip yang jelas dengan sendirinya ditarik kesimpulan-kesimpulan. Metode ini dikem- bangkan oleh Aristoteles dan Thomas Aquinas serta filsafat Abad Pertengahan.
4. Metode matematis; dikembangkan oleh Descrates dan pengi- kutnya, melalui analisa mengenai hal-hal kompleks, dicapai intuisi akan hakekat 'sederhana' (ide terang dan berbeda dari yang lain);
dari hakekat-hakekat itu dideduksikan secara matematis segala pengertian lainnya.
5. Metode empiris; dikembangkan oleh Hobbes, Locke, Berkeley, dan Hume. Mereka menyatakan bahwa hanya pengalaman yang dapat menyajikan pengertian benar, maka semua pengertian (ide- ide) dalam introspeksi dibandingkan dengan terapan-terapan (impresi) dan kemudian disusun bersama secara geometris.
6. Metode transedental; bertitik-tolak dari tepatnya pengertian tertentu, dengan jalan analisa, diselidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian sedemikian. Metode ini dikembangkan oleh Kant dan Neo-skolastik.
7. Metode dialektis; dikembangkan oleh Hegel dan Mark dengan jalan mengikuti dinamika pikiran tesis, antitesis, dan sintetis dicapai hakekat kenyataan.
8. Metode fenomenologis; dikembangkan oleh Husserl dan pen- dukung eksistensialisme, dengan jalan beberapa pemotongan sistematis (reduction), refleksi atas fenomena dalam kesadaran mencapai penglihatan hakekat-hakekat murni.
9. Metode Neo-positivistis; kenyataan dipahami menurut hakekatnya dengan jalan mempergunakan aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif (eksakta).
10. Metode analitik bahasa; dengan jalan analisa pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau tidaknya ucapan-ucapan filosofis
Konsep Filsafat Manajemen Pendidkan Islam
Manajemen Pendidikan Islam merupakan suatu disiplin ilmu dan praktik yang berkaitan dengan pengelolaan, perencanaan, organisasi, pelaksanaan, serta pengawasan semua aspek pendidikan dalam konteks institusi atau lembaga pendidikan Islam (Amarullah et al., 2023).
Menurut Kurniawan (2019), untuk merealisasikan tujuan manajemen pendidikan Islam, yaitu al-falah berdasarkan paradigma tauhid sebagai filsafat manajemen pendidikan berdasarkan prinsip Islam, maka dalam melaksanakan fungsi- fungsi manajemen organisasi sudah seharusnya berasaskan pada amal ibadah dan kekhalifahan yang berpijak pada prinsip-prinsip ajaran Islam. Sehingga sistem manajemen pendidikan lebih bersifat menyeluruh, yakni terintegrasi antara proses manajemen lembaga dengan prinsip- prinsip ajaran Islam yang tidak boleh berubah kapanpun dan dimanapun.
Arsyam (2020) dalam diktatnya menuliskan ruang lingkup Manajemen pendidikan Islam memiliki kajian sebagai berikut: Pertama, Filosofi yang digunakan adalah Filsafat Pluralisme yaitu berbagai cara pandang terhadap realitas, yang memiliki berbagai macam tujuan dan target pula.
Agama Islam hadir dalam rangka menyatukan sebagai pencerahan dan persatuan dari berbagai persoalan dan perbedaan yang ada. Kedua, Obyek menyangkut seluruh persoalan sumber daya baik
fisik atau non fisik yang dikelola dengan mengaitkan sudut padang pendidikan islam. Ketiga, Misi yang dimiliki menejemen pendidikan Islam berkaitan dengan misi kelembagaan dan misi dakwah Islam. Keempat, Metodologi menejemen pendidikan Islam berdasarkan kepada norma agama dan norma sosial. Kelima, target yang dihasilkan dalam menejemen pendidikan Islam, tidak hanya bersifat fisik, melainkan harus berkaitan dengan kualitas psikologis (moralitas)
Kajian filosofis manajemen pendidikan Islam tidak akan terlepas dengan kaitanya dengan istilah ontologi, epistemologis, dan aksiologi. Karena ketiganya merupakan hakikat dari sebuah kemunculan istilah ilmu. Ilmu memiliki peran penting dalam memberikan kontribusi terhadap pemahaman suatu kejadian serta proses yang dialami. Sebuah ilmu akan memunculkan sikap kritis (critical thinking) dalam diri manusia dalam upaya meningkatkan kualitas individu. (Hakim, 2017)
Objek kajian manajemen pendidikan Islam meliputi: (1) perangkat kegiatan apa saja yang membentuk konstruksi manajemen, mulai dari planning, organizing, actuating hingga controlling, (2) komponenkomponen sistemik yang niscaya ada dalam fenomena pendidikan, mulai dari input, output, outcome, proses belajar, sarana dan prasarana belajar, lingkungan, guru, kurikulum, personalia pendukung, bahan ajar, masyarakat, evaluasi dan (3) fakta empirik yang diberi label (pendidikan) Islam, dengan kekhususannya seperti nilai-nilai yang berkembang di lingkungan lembaga pendidikan Islam (ikhlas, barokah, tawadu’, istiqomah, ijtihad, dan sebagainya). (Khaidir et al., 2021)
Menurut Arsyam (2020) Manajemen Pendidikan Islam (MPI) adalah proses merencanakan, melaksanakan, mengorganisasikan dan mengevalausi konsep (teori) yang dilaksanakan untuk mengembangkan mutu lembaga pendidikan Islam. MPI sekurang kurangnya memiliki beberapa cara sebagai berikut:
1. Memiliki epistemologi yang terdiri dari wahyu-Akal/Rasional- Realitas. Pengelolalan lembaga pendidikan Islam harus berdasakan kekuatan wahyu (alqur’an hadis) yang dipahami dengan akal pikiran yang bersifat kontekstual (disesuaikan dengan dinamika perkembangan IPTEK).
2. Memiliki misi keilmuana dan misi dakwah. Lembaga pendidikan Islam tidak cukup hanya melaksanakan misi ilmu pengetahuan saja (mewujudkan pengetahuan, kepribadian dan ketrampilan) melainkan harus menjalankan upaya untuk memahamkan Islam kepada sesama umat Islam dan umat non muslim. Hakekat dakwah adalah memberi pemahaman agar tidak salah paham terhadap Islam sebagai agama yang benar benar menebarkan kasih sayang untuk semua umat manusia.
3. Obyek dari MPI meliputi: Sumberdaya manusia, Sumberdaya material dan sumber daya spiritual.
4. Orientasi dilakukan dalam dua dimensi : Dunia-Akherat, Bekerja-beribadah, Gaji Pahala. Setiap pengelola lembaga pendidikan Islam harus mampu mengintegrasikan dua dimensi secara sinergis dan integratif.
KESIMPULAN
Filsafat ilmu dalam manajemen pendidikan Islam telah signifikan dalam praktik pendidikan, membentuk kurikulum, metode pengajaran, dan pendekatan keseluruhan untuk pendidikan di lembaga- lembaga Islam. Dampaknya termasuk fokus pada integrasi nilai-nilai dan ajaran Islam ke dalam kurikulum, dengan tujuan mengembangkan individu yang baik secara akademis dan moral. Filsafat mampu menerangi jalan bagi ilmu-ilmu lain dengan memberikan kerangka berpikir dan pemahaman yang lebih luas
REFERENSI
Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., & Chotimah, O. (2022). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka. Edumaspul Jurnal Pendidikan, 6(1), 974–980.
Amarullah, M. S., Maulidi, A., Syarifuddin, E., & Fauzi, A. (2023). Membangun Teori Manajemen Pendidikan Islam Melalui Teori Filsafat Ilmu. NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 10(10), 4607–4617.
Anwar, M. (2018). Filsafat Pendidikan. Kencana.
Arsyam, M. (2020). Diktat Manajemen Pendidikan Islam (Bahan Ajar Mahasiswa).
Hakim, L. (2017). Kepemimpinan Transformatif Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. STAI Darussalam, 2(2), 46–58.
Harianto, B. (2023). Diktat Filsafat ilmu (Budi harianto (ed.)).
Hidaytullah, S. (2013). Islamisasi Ilmu dalam Perpektif Filsafat Ilmu. Jurnal Filsafat, 23.
Khaidir, T. tahrim, Purnomo, & Zaki, A. (2021). Teori Filsafat Manajemen Pendidikan Islam (M. P.
. Jumadi (ed.)). Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Kurniawan, A. (2019). Filsafat Ilmu Manajemen Pendidikan Islam Pendidikan Islam dalam Konteks Kekinian Islamic Education Management Philosophy Critical Reconstruction Of Islamic Education. Jurnal Yaqzhan : Analisis Filsafat, Agama Dan Kemanusiaan|, 5(1), 16–41.
Rusdiana. (2018). Filsafat Ilmu. Tresna Bhakti Press.
Saragih, H., Hutagalung, S., Mawati, A. T., Chamidah, D., Khalik, M. F., Sahri, Purba, P. W. B., Purba, S. R. F., & Kato, I. (2021). Filsafat Pendidikan. Yayasan Kita Menulis.
Suwarlan, E., Anggoro, T., & Widiawati, Y. (2023). Filsafat Ilmu. Eureka Media Aksara.