10
Universitas Muhammadiyah Riau
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Isolasi Bakteri Endofi
Hasil isolasi bakteri endofit dari akar, batang dan daun tumbuhan Sonneratia alba diperoleh 4 isolat, disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Isolasi Bakteri Endofi dari Tumbuhan S. alba
Kode Isolat
Organ Tumbuhan
Akar Batang Daun
DF-1 √ - -
DF-2 - √ -
DF-3 - √ -
DF-4 - - √
Total 1 2 1
Keterangan: √: ditemukan -: Tidak ditemukan
Berdasarkan data dari Tabel 4.1, hasil isolasi bakteri endofit dari tumbuhan S.
alba diperoleh 4 isolat. Satu isolat dari bagian akar yaitu DF-1 dan 2 isolat berasal dari batang yaitu isolat DF-2 dan DF-3 dan 1 isolat dari bagian daun yaitu DF-4.
Beberapa penelitian mengenai bakteri endofit telah dilakukan diantaranya oleh Anggraini (2018), melaporkan bahwa terdapat 2 isolat bakteri endofit dari kulit batang Rhizopora mucronata. Selain itu Rismawati (2018), melaporkan 5 isolat bakteri endofit dari daun tumbuhan Avicennia marina yang berpotensi sebagai antibakteri.
4.2 Pengamatan Makroskopis
Hasil isolasi bakteri endofit dari tumbuhan S. alba diperoleh 4 isolat yang berbeda berdasarkan pengamatan secara makroskopis. Pengamatan secara makroskopis meliputi warna, bentuk, elevasi, pinggiran dan permukaan koloni.
Hasil pengamatan morfologi makroskopis dari 4 isolat bakteri endofit dapat dilihat pada Tabel 4.2.
11
Universitas Muhammadiyah Riau Tabel 4.2 Pengamatan Makroskopis Isolat Bakteri Endofit Dari Tumbuhan S. alba
Berdasarkan Tabel 4.2, morfologi isolat bakteri endofit memiliki warna yang berbeda diantaranya, isolat DF-1 dan DF-4 koloninya berwarna krem, sementara isolat DF-2 dan DF-3 berwarna putih. Elevasi koloni DF-1, DF-2, DF-3 dan DF-4, memiliki ketinggian sedikit timbul pada seluruh permukaan (Raised), untuk bagian tepian isolat DF-1 memiliki tepian bergelombang (Undulate), sedangkan isolat DF-2, DF-3 dan DF-4 memiliki tepian koloni yang rata (Entire). Seluruh isolat bakteri endofit dari tumbuhan S. alba memiliki bentuk koloni bulat (Circular) dan permukaannya mengkilap. Beberapa penelitian mengenai morfologi isolat bakteri endofit telah dilakukan diantarnya oleh Yasmin & Fitri (2011), bahwa lebih banyak didapatkan bentuk koloni bakteri bulat dan permukan koloni yang mengkilap.
4.3. Uji Aktivitas Antibakteri
Hasil uji aktivitas antibakteri dan pengukuran zona hambat isolat bakteri endofit terhadap bakteri target S. aureus dan E. coli dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Bakteri Endofit Terhadap S. aureus dan E. coli
Kode isolat
Diameter Zona Hambat Staphylococcus
aureus
Kategori Escherichia coli
Kategori
DF-1 5,3 mm Sedang 3,4 mm Lemah
DF-2 3,5 mm Lemah - -
DF-3 5,2 mm Sedang - -
DF-4 4,5 mm Lemah - -
Berdasarkan data dari Tabel 4.3, hasil uji aktivitas antibakteri dari bakteri endofit isolatDF-1 mampu menghasilkan senyawa antibakteri. Hal ini ditandai
Kode Isolat
Warna Elevasi Margin Bentuk Permukaan DF-1 Krem Raised Undulate Circular Mengkilap DF-2 Putih Raised Entire Circular Mengkilap DF-3 Putih Raised Entire Circular Mengkilap DF-4 Krem Raised Entire Circular Mengkilap
11
Universitas Muhammadiyah Riau
dengan terbentuknya zona hambat di sekitar kertas cakram pada kedua bakteri target yaitu S. aureus dan E. coli. Sementara isolat DF-2, DF-3 dan DF-4 hanya mampu menghambat satu kelompok bakteri uji. Keempat isolat DF-1, DF-2, DF-3 dan DF-4 terhadap S. aureus menghasilkan zona hambat sebesar 5,3 mm, 3,5 mm, 5,2 mm dan 4,5 mm. Sementara isolat DF-1 terhadap E.coli menghasikan zona hambat lebih kecil dari pada penghambatan S. aureus yaitu 3,4 mm.
Menurut Simarmata et al. (2011), pembentukan zona hambat disebabkan karena mikroorganisme tersebut mempertahankan keberadaannya dengan cara mengeluarkan senyawa antibakteri yang akan didifusikan ke sekelilingnya, sehingga mikroorganisme lain yang berada di sekitarnya terhambat pertumbuhannya. Terbentuknya zona hambat mengindikasikan bahwa terdapat penekanan pertumbuhan mikroorganisme oleh senyawa antibakteri.
Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap S. aureus terdapat 2 isolat yang masuk kategori sedang yaitu isolat DF-1 dan DF-4, sedangkan DF-2 dan DF-3 termasuk kategori lemah. Sementara zona hambat isolat bakteri endofit terhadap E. coli terdapat 1 isolat dengan kategori lemah yaitu DF-1, serta 3 isolat yang tidak menghasilkan zona hambat yaitu isolat DF-2, DF-3 dan DF-4. Zona hambat terbesar yang dihasilkan oleh bakteri endofit dari tumbuhan S. alba terhadap S.
aureus adalah isolat DF-1 dengan diameter sebesar 5,3 mm dan zona hambat terkecil pada isolat DF-2 dengan diameter sebesar 3,5 mm, sedangkan zona hambat terbesar terhadap E. coli dihasilkan oleh isolat DF-1 dengan diameter 3,4 mm (Gambar 4.1)
Pengkategorian hasil tersebut didukung oleh Susanto (2012), yang menyatakan perhitungan diameter zona hambat yang diamati pada media, zona hambat dapat dikategorikan sebagai berikut, untuk diameter <5 mm dikategorikan lemah, 5-9 mm dikategorikan sedang, 10-20 mm dikategorikan kuat, sedangkan zona bening dengan diameter >20 mm dikategorikan sangat kuat.
(a) (b)
Gambar 4.1 Hasil uji aktivitas antibakteri isolat DF-1 terhadap S. aureus (a) dan hasil uji aktivitas antibakteri isolat DF-1 terhadap E. coli (b)
Paper disk Bakteri uji
11
Universitas Muhammadiyah Riau
Pengujian senyawa antibakteri dari tumbuhan S. alba dilakukan terhadap dua bakteri uji yang mewakili kelompok bakteri Gram positif dan Gram negatif. Hasil uji aktivitas antibakteri ke 4 isolat menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap bakteri Gram positif (S. aureus) sedangkan uji aktivitas terhadap bakteri Gram negatif (E. coli) hanya menghambat 1 isolat. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan struktur penyusun dinding sel kedua kelompok bakteri tersebut. Bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tebal dari Gram negatif, sementara itu bakteri Gram negatif di sebelah luar peptidoglikannya terdapat 1 lapisan yang disebut membran terluar. Rajid (2011), mengatakan bahwa bakteri Gram negatif memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap senyawa antimikroba dibandingkan dengan bakteri Gram positif karena memiliki komponen dinding sel yang berbeda.
Struktur dinding sel bakteri tersebut memungkinkan zat metabolit yang dihasilkan oleh isolat bakteri endofit dari tumbuhan S. alba tidak dapat masuk ke dalam bakteri Gram negatif. Dari hasil uji isolat bakteri endofit S. alba membuktikan bahwa semua isolat berpotensi menghambat bakteri Gram positif dengan baik. Namun untuk bakteri Gram negatif membuktikan hanya 1 isolat yaitu DF 1 yang berpotensi dan 3 isolat lainnya tidak berpoensi menghambat bakteri Gram negatif.