375 | www.publikasi.unitri.ac.id
Analisis Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Prinsip Good Corporate Governance di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang
Pariaman
Engga Lift Irwanto1*, Roni Ekha Putera 2, Ria Ariany 3
1,2,3 Magister Ilmu Administrasi Publik, Unand, Padang, Indonesia
*Email korespondensi: [email protected]
Abstrack. This research is due to the many criticisms submitted by the public to hospitals regarding the health care provided to them at unsatisfactory rates, many things complained of the public such as in the case of administrative affairs of very long and cumbersome treatment, the implementation of the provision of unresponsive and responsive care services, the attitude of doctors and nurses unprofessional and unfriendly to the patient, facilities and facilities provided by hospitals are still inadequate, and various other things. The problems that arose then became a matter of consideration for the authorities of the Regional General Hospital Padang Pariaman to promptly carry out improvements and evaluation of service performance in order to regain the trust of the public based on the principle of good corporate governance. The principles of good corporate governance are transparency, accountability, responsibility, independence and justice.
Researchers conduct research using descriptive qualitative research methods to describe the implementation of problems in more detail, key research data obtained through the process of interviews with relevant informants and document data as additional data reinforcing research arguments. The results of the research then showed that the Padang Pariaman Regional General Hospital has implemented the overall principle of good corporate governance well in terms of openness of information to the principles of transparency and disqualification of the management of the agency to the principles of accountability. However, the implementation of other principles, especially the principles of responsibility, independence and justice, has not been properly implemented.
Keywords: Public Services; Good Corporate Governance; RSUD Padang Pariawaman;
Abstrack. Penelitian ini dilatarbelakangi banyaknya kritikan yang disampaikan masyarakat kepada pihak rumah sakit terkait pelayanan kesehatan yang diberikan kepada mereka di nilai belum memuaskan, banyak hal yang dikeluhkan masyarakat seperti dalam hal urusan administrasi pengobatan ytang sangat lama dan berbelit, pelaksanaan pemberian pelayanan perawatan yang tidak tanggap dan responsif, sikap dokter dan tenaga perawat yang tidak profesional dan tidak ramah kepada pasien, fasilitas sarana dan prasrana yang disediakan rumah sakit masih kurang memadai, dan berbagai hal lainnya. Permasalahan yang timbul kemudian menjadi bahan pertimbangan bagi instansi Rumah Sakit Umum Daerah Padang Pariaman untuk segera melakukan perbaikan dan evaluasi kinerja pelayanan agar kembali mendapatkan kepercayaan dari masyarakat berlandaskan prinsip good corporate governance. Prinsip dari good corporate governance ini terdiri atas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independen dan keadilan. Peneliti melaksanakan penelitian dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif agar dapat menggambarkan pelaksanaan permasalahan lebih rinci, data penelitian utama didapatkan melalui proses wawancara dengan informan terkait dan data dokumen sebagai data tambahan memperkuat argumen penelitian. Hasil penelitian kemudian menunjukkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Padang Pariaman telah melaksanakan keseluruhan prinsip good corporate governance dengan baik dalam hal keterbukaan informasi untuk prinsip transparansi dan pengelolan manajemen instansi untuk prinsip akuntabilitas.
Namun pelaksanaan untuk prinsip lainnya terutama untuk prinsip responsibilitas, indepedensi serta keadilan belum dapat dijalankan dengan baik.
Kata Kunci: Good Corporate Governance; Pelayanan Publik; RSUD Padang Pariawaman
PENDAHULUAN
Berdasarkan kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pada undang-undang yang sama dalam konsideran menimbang huruf a hingga c, dijelaskan bahwa pelaksanaan pelayanan publik dikarenakan negara berkewajiban melayani
376 | www.publikasi.unitri.ac.id
setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kemudian pelaksanaan pelayanan publik dilakukan dalam upaya membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik. Serta, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab negara dan korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma hukum yang memberi pengaturan secara jelas.
Sehingga disimpulkan pelayanan publik dilakukan oleh penyelenggara pelayanan sebagai pemenuhan kewajiban untuk melayani kebutuhan dasar warga negara serta untuk mempertegas hak dan kewajiban seluruh pelaksana pelayanan publik.Setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan publik dalam berbagai bidang kehidupannya, salah satunya pada bidang kesehatan.
Kesehatan merupakan keadaan seseorang ketika state of complete physical, mental and social wellbeing, and not merely the absence of disease or infirmity memiliki keadaan yang sempurna baik secara jasmani, mental ataupun dalam keadaan sosialnya (Asyim & Yulianto, 2022). Kesehatan sendiri merupakan hak yang wajib disediakan oleh penyelenggara pelayanan, setiap warga negara tanpa terkecuali berhak untuk mendapatkan pelayananan kesehatannya tersebut. Hal ini semakin diperkuat dengan tujuan negara pada pasal 34 ayat 3 yang menyatakan “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas kesehatan dan penyediaan fasilitas umum yang layak”. Serta pada pada Undang- Undang Dasar 1945 pada Pasal 28 H ayat (1) yaitu bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan negara wajib untuk menyediakannya. Namun pada kenyataannya tidak jarang dalam mengakses hak kesehatannya, masyarakat publik mengeluhkan sistem pelayanan pada rumah sakit yang tidak jelas, rumit dan cenderung berbelit-belit, ataupun mendapat perlakuan pelayanan yang tidak menyenangkan dari berbagai tenaga medis yang berkerja di sana. Tidak adanya kejelasan alur pelayanan, tidak transparan mengenai biaya dan pelayanan yang didapatkan sangat membebankan masyarakat publik.
Hal ini dibuktikan dengan laporan The Legatum Prosperity Indeks, yang menyatakan bahwa Indonesia menepati posisi indeks kesehatan global pada posisi ke 101 dari total 149 negara di dunia (Kebijakan Kesehatan Indonesia., 2023) penilaian ini berdasarkan tingkat upaya pencegahan dan perawatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat publik. Laporan ini berarti negara Indonesia untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan masih terbilang minim dan belum memadai.
Pernyataan ini diperkuat dengan ungkapan oleh Presiden Joko Widodo bahwa untuk tingkat G20 posisi indeks kesehatan Indonesia berdasarkan Global Health Security Index berada pada posisi 7 terakhir di dunia (CNBCIndonesia, 2023) pelaksanaan pelayanan kesehatan yang minim respon, tidak memenuhi standar internasional dalam upaya pencegahan dan pelaporan, menyebabkan hampir satu juta masyarakat setiap tahun nya pergi ke luar negeri untuk melakukan pengobatan seperti ke negara Singapura, Malaysia, Jerman dan Jepang.
Ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan juga dibuktikan dengan sejumlah kasus keluhan masyarakat berikut. Seperti kasus seorang pria yang mengeluhkan pelayanan buruk yang di dapatkannya di sebuah rumah sakit dari Medan (Detik.com, 2023). Dikutip dari Detik.com, ia berujar bahwa ibunya tidak mendapatkan perawatan infus yang sesuai standar prosedur sehingga berakibat munculnya benjolan di tubuh ibunya. Kemudian dikutip dari Kupastuntas.com diberitakan seorang warga bernama Muhammad Rizky Anshori di Lampung Selatan yang meninggal dunia 5 akibat perbedaan perlakuan yang diterimanya saat melakukan pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (Kupastuntas.com, 2020). Kemudian juga diberitakan bahwa dua orang
377 | www.publikasi.unitri.ac.id
pasien yang ada di tanggerang dipersulit mendapatkan pelayanan kesehatan dan mendapatkan diskriminasi tindakan medis akibat pasien berasal dari ekonomi kebawah (Detik.com, 2024b). ataupun kasus yang menyayat hati dimana pelayanan buruk yang dilakukan oleh salah satu RSUD di Kepulauan Talaud Sulawesi Utara yang menyebabkan seorang bayi meninggal dunia akibat obat-obatan yang dibutukan tidak tersedia menyebabkan bayi tersebut meninggal dunia. (Detik.com, 2024a)
Kritikan dan keluhan pelayanan ini kemudian juga diungkapkan masyarakat saat melakukan akses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Padang Pariaman, masyarakat mengeluhkan betapa terkurasnya energi dan waktu mereka saat melakukan pengobatan. Tidak hanya itu, pelaksanaan pemberian pelayanan oleh tenaga dokter dan perawat yang tidak cepat tanggap dan responsif menyulitkan masyarakat yang membutuhkan pertolongan medis segera. Serta fasilitas sarana prasarana rumah sakit yang minim menimbulkan ketidaknyamanan masyarakat saat berobat. Tidak hanya itu, ungkapan keluhan masyarakat juiga disampaikan melalui media sosial yang ada salah satunya dari google review. Terlihat dari hasil ulasan terakhir yang diberikan dari total 134 jumlah ulasan, RSUD Padang Pariaman bernilai bintang 3,7. Penulis melihat dalam beberapa waktu terakhir ulasan yang diberikan merupakan ulasan dengan bintang rendah, yang terbanyak adalah ulasan dengan bintang 1.
Hal ini bisa terlihat dari beberapa ulasan berikut ini.
Gambar 1. Ulasan Penilaian RSUD Padang Pariaman Sumber: google.com/RSUDPadangPariaman/googlereview.
Beberapa ulasan di atas terlihat, banyaknya kekecewaan masyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan di RSUD Padang Pariaman tersebut. Di sinilah peran manajemen good governance atau tata kelola lembaga yang baik, sangat penting. Tata kelola yang baik mengacu pada pengelolaan negara atau organisasi yang efektif, efisien, dan beretika oleh para pemimpinnya. Tata kelola yang baik mencakup prinsip-prinsip seperti akuntabilitas, transparansi, daya tanggap, kesetaraan, dan inklusivitas, yang memastikan bahwa kebutuhan semua pemangku kepentingan terpenuhi secara adil dan layak. Dalam konteks pelayanan publik, tata kelola yang baik sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik dan memberikan layanan berkualitas tinggi. Tata kelola yang baik melibatkan komunikasi yang jelas, perilaku profesional, dan komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan serta standar etika (Talis, 2019).
Penulis menyimpulkan sebagaian besar permasalahan layanan dikarenakan perawat dan dokter tenaga kesehatan yang tidak bekerja dengan profesional, tidak adanya kejelasan informasi yang diberikan seperti kejelasan informasi alur pelayanan, biaya dan sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh Violyt pada gambar di atas dijelaskan, bahwa pelaksanaan pelayanan dilakukan sangat lamban,
378 | www.publikasi.unitri.ac.id
fasilitas AC ruangan pengobatan rusak dan tidak diperbaiki sehingga pasien kepanasan dan tidak nyaman dalam ruangan, tidak hanya itu perawat yang bekerja harus di bicarakan berulang kali baru bertindak sangat tidka responsif. Kemudian Yusuf juga menyatakan bahwa dirinya saat melakukan pengobatan pada bagian rawat inap di lantai 3 rumah sakit itu memperolok keluarga penuggu pasien yang sakit. Tidak haya itu, ulasan yang diberikan oleh akun bernama addictive di atas menjelaskan bahwa orang tuanya melakukan pengobatan ke rumah sakit, saat dalam keadaan kejang-kejang tidak ada perawat yang melakukan tindakan emergency sehingga beberapa hari kemudian orang tua pasien tersebut meninggal dunia.
Kejadian-kejadian yang dialami oleh pasien yang melakukan pelayanan di RSUD Padang Pariaman tersebut menjadi tamparan yang keras kepada pihak manajemen rumah sakit untuk segera melakukan perbaikan sistem pelayanan dan perbaikan kualitas, karena taruhan dalam pelayanan ini adalah nyawa seseorang. Oleh sebab itu dibutuhkan evaluasi kinerja yang dilakukan berdasarkan kepada konsep dari good corporate governance (Hidayah & Suprojo, 2019). Prinsip ini memungkikan rumah sakit untuk mendorong kinerja sumber-sumber instansi untuk kemudian dapat dipergunakan sebagaimana mestinya guna menghasilkan nilai value terbaik, yang disini merujuk kepada institusi RSUD Padang Pariaman. Tujuan diberlakukannya konsep ini agar dapat mengarahkan dan mengendalikan institusi dalam mencapai kekuatan serta kewenangan yang dimilikinya secara bertanggungjawab. Peneliti melihat sistem good corporate governance ini akan membantu meningkatkan nilai value institusi RSUD Padang Pariaman dan akan meningkatkan citra institusi (Hamdani, 2016). Melihat kepada konsep Good Corporate Governance itu sendiri, pemikiran ini menekankan pentingnya sistem aturan dalam mengendalikan ataupun mengarahkan instansi agar dapat mencapai tujuan perusahaan, pencapaian dan pengukuran kinerjanya. Dalam pelaksanaanya, Ningsih
& Bagana (2022) menjelaskan ada beberapa prinsip utama yang harus diperhatikan dalam melaksanakan good corporate governance ini, yaitu yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan keadilan.
Skandal perusahaan yang terjadi kepada perusahaan-perusahaan publik dikarenakan banyaknya kegagalan strategi ataupun manajemen yang lemah, tidak disertai pengawasan kinerja yang berkala menyebabkan konsumen merasakan kerugian dan menuntut perusahaan agar dapat mengelola perusahaanya dengan baik, hal ini sangat mirip dengan keadaan institusi RSUD Padang Pariaman yang saat ini banyak mendapatkan kritikan dan tuntutan dari masyarakat sebagai konsumen pengguna layanan, sehingga diperlukan pengarahan tata strategi yang terbaik untuk meningkatkan nilai value dan citra perusahaan (Najih, 2020). Yang secara singkat meliputi kepada, Pertama transparansi, yaitu RSUD Padang Pariaman harus mampu menyediakan keterbukaan informasi seputar pemberian pelayanan yang relevan kepada seluruh masyarakat publik dalam menjaga objektivitas dalam pelaksanaan pelayanan.
Kemudian adanya akuntabilitas, yang mengacu kepada pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh RSUD Padang Pariaman yang dapat dipertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar kepada masyarakat publik sebagai pengguna layanan.
Ketiga, responsibilitas, RSUD Padang Pariaman yang melakukan pelayanan sesuai dengan tanggung jawabnya sesuai landasan peraturan operasional dan perundang-undangan untuk kemudian akan dipertanggung jawabkan kepada masyarakat publik dalam usaha jangka panjang sebagai good corporate citizen. Kemudian, indepedensi, merupakan pengelolaan RSUD Padang Pariaman secara independent sehingga tidak saling terintervensi oleh pihak dan bagian lainnya. Terakhir, pelaksanaan kesetaraan dan kewajaran dimana RSUD Padang Pariaman beserta seluruh jajaran pemegang jabatan senantiasa memperhatikan detail aktivitas pelayanan sesuai prinsip kesetaraan dan kewajaran
Pentingnya penerapan good corporate governance ini kemudian juga diungkapkan pada sejumlah penelitian seperti oleh Chandra (2016), Sari (2013) Kesuma & Nurhayati (2020), Zaeni &
379 | www.publikasi.unitri.ac.id
Suwarjuwono, Anggraeni & Djasuli (2022), dan Manasikana (2015) serta Meilawati (2022). Namun perbedaan beberapa penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah terletak kepada fokus dan lokus pelaksanaan penelitian tersebut. Penelitian ini dilaksanakan penulis bertempat di RSUD Padang Pariaman, dengan berfokuskan kepada pihak manajemen instansi rumah sakit selaku pelaksana pemberian pelayanan kepada masyarakat publik.
Misalnya, Chandra (2016) menyoroti sektor perbankan, Lestari (2013) berfokus pada pendidikan, dan Kesuma & Nurhayati (2023) membahas pemerintahan lokal. Meskipun setiap penelitian menunjukkan pentingnya good governance, mereka berbeda dalam fokus sektoral dan konteks pelaksanaan. Penelitian penulis berbeda dengan penelitian sebelumnya karena berlokasi di RSUD Padang Pariaman dan berfokus pada manajemen rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Penelitian ini mengidentifikasi masalah spesifik seperti kurangnya profesionalisme, transparansi informasi, dan responsivitas tenaga kesehatan yang mengarah pada ketidakpuasan masyarakat. Hal ini menunjukkan pentingnya penerapan good governance dalam konteks rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kepercayaan publik. Meskipun prinsip-prinsip good governance yang diungkapkan dalam penelitian-penelitian sebelumnya relevan, penelitian ini menawarkan wawasan baru tentang tantangan dan implementasi good governance khususnya dalam pelayanan kesehatan, yang memiliki karakteristik dan kebutuhan unik dibandingkan sektor lainnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yang menitikberatkan pada pendekatan fenomenologi. Fenomenologi adalah suatu pendekatan dalam penelitian yang berusaha memahami pengalaman subjektif dan makna dari kejadian-kejadian berdasarkan perspektif individu yang mengalaminya. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Edmund Husserl dan bertujuan untuk menggambarkan fenomena sebagaimana adanya tanpa manipulasi atau interpretasi yang berlebihan. Fenomenologi menekankan pada pemahaman mendalam tentang pengalaman hidup dan persepsi individu terhadap dunia sekitarnya (Helaluddin, 2018). Hal ini juga diungkapkan oleh Husserl (Sari etc., 2022), yang menyimpulkan teknik penelitian phenomenology dalam pelaksanaan studi penelitian ialah bukan yang berasal dari perspektif pokok seseorang saja.
Dalam penelitian ini, fenomenologi diterapkan untuk menggambarkan kondisi pelayanan kesehatan di RSUD Padang Pariaman sepanjang tahun 2024, berdasarkan data yang dikumpulkan dari sejumlah narasumber terkait. Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis tanpa adanya manipulasi untuk memastikan keaslian dan validitas temuan. Untuk memastikan keakuratan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber, yang melibatkan pengecekan data dari berbagai sumber untuk memastikan konsistensi dan validitas informasi yang diperoleh (Moleong, 2012). Teknik triangulasi ini sangat penting dalam penelitian fenomenologi untuk memastikan bahwa kesimpulan yang diambil benar-benar mencerminkan realitas yang dialami oleh narasumber.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsep Good Corporate Governance kemudian hadir sebagai sebuah sistem manajemen yang bertujuan untuk mengatur dan mengendalikan agar menciptakan nilai tambah (value) dalam urusan peningkatan kinerja dan kualitas suatu organisasi. Hakikatnya, good corporate governance ini merupakan upaya peningkatan kinerja manajemen melalui aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Ada lima prinsip dasar pada landasan pemikiran Good Corporate Governance ini, berupa.
380 | www.publikasi.unitri.ac.id
Gambar 2. Konsep Good Corporate Governance Sumber : Ball (2009)
Transparansi (Transparency)
Transparansi merupakan sikap instansi untuk melakukan perbaikan komunikasi dan koordinasi pelaksanan operasional pelayanan dalam usaha menjaga kepercayaan ,asyarakat terhadap instansi.
Transparansi atau keterbukaan yang dimaksud adalah keterbukaan informasi yang diberikan sebagai konsumsi publik. Mitchell menjelaskan bahwa transparansi informasi sangat dibutuhkan karena permintaan akan informasi itu sendiri dibutuhkan oleh masyarakat, serta manajemen dari instansi sendiri (Ball, 2009). Transparansi dalam good corporate governance mengacu pada keterbukaan informasi yang dimiliki dan diungkapkan oleh pihak rumah sakit kepada pemangku jabatan, karyawan tenaga medis, pemerintah atau penyelenggara rumah sakit, dan pemangku kepentingan lainnya yang tergabung dalam struktur organisasi. Hal ini mencakup kepada transparansi pengungkapan informasi mengenai keputusan manajemen pelaksana, kondisi keuangan pihak rumah sakit, program kinerja, risiko kegiatan, dan praktik-praktik pelayanan lainnya pada rumah sakit. Dengan menerapkan transparansi, pihak rumah sakit dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan termasuk di dalamnya masyarakat sebagai pengguna layanan. Sehingga akan membantu mengurangi resiko konflik antar kepentingan, serta meningkatkan akuntabilitas dan pertanggungjawaban perusahaan dalam menciptakan lingkungan kinerja yang lebih adil dan berintegritas. Hal ini juga di ungkapkan oleh Fahri (2020) yang menyebutkan transparansi akan merujuk kepada keterbukaan yang dilakukan oleh penyelenggara terhadap informasi mengenai kebijakan-kebijakan program yang ada untuk diketahui oleh masyarakat banyak. Transparansi dalam hal pemberian pelayanan publik dapat mencakup kepada prosedur pelayanan, persyaratan teknis dan administratif pelayanan, rincian biaya pelayanan, pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab, bentuk-bentuk janji pelayanan, standar pelaksanaan pelayanan, ataupun berbagai informasi pelayanan lainnya yang terkait.
Banyak hal yang dapat menjadi informasi untuk konsumsi publik atau masyarakat selaku konsumen, pada instansi Rumah Sakit Umum Padang Pariaman keseluruhan alur pelaksanaan pelayanan adalah hal yang harus diketahui oleh seluruh pasien yang melakukan pengobatan di rumah sakit, kemudian alur pelaksanaan anggaran pengobatan, informasi tenaga medis taupun non tenaga medis yang menjadi penyelenggara pelayanan kepada pasien, hingga apa saja kegiatan pelaksanaan instansi yang kemudian menjadi program pelayanan dapat diketahui oleh pubik. Hal ini dilakukan agar pasien sebagai pengguna layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Padang Pariaman merasa aman dan nyaman saat melakukan pengobatan, pada sisi lainnya masyarakat publik juga dapat bertindak
381 | www.publikasi.unitri.ac.id
sebagai pengamat untuk melakukan kontrol terhadap instansi jika ditemukan penyelewenagan ataupun kegiatan pelayanan yang merugikan, hal ini akan menguntungkan pihak instansi karena kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan akan selalu mendapatkan kontrol dari masyarakat publik.
Informasi utama yang dibutuhkan oleh publik adalah instansi Rumah Sakit Umum Daerah Padang Pariaman menyediakan layanan apa saja, memiliki kinerja program apa saja, yang dapat tergambar jelas melalui visi dan misi yang dimiliki instansi.
Dikutip berdasarkan website resmi rumah sakit di rsud.padangpariamankab.go.id, dinyatakan pada pelaksanaan pelayanan kesehatan ini RSUD Padang Pariaman kemudian memiliki motto berupa
“Melayani Dengan Ramah, Santun dan Sungguh-Sungguh”, yang pelaksanaan sasaran pelayanannya berupa Terciptanya pelayanan rumah sakit yang bermutu dan profesional kepada masyarakat, Meningkatnya persentase kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana rumah sakit, Meningkatnya pengelolaan rumah sakit yang aman dan bersinergis dengan lingkungan masyarakat serta meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit oleh masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya untuk melayani masyarakat RSUD Padang Pariaman memiliki visi dan misi. Visi pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh RSUD Padang Pariaman (Rsud.padangpariamankab.go.id., 2024), berupa
“Terwujudnya RSUD Padang Pariaman dengan pelayanan prima”, sedangkan misi RSUD Padang Pariaman yaitu:
1. Meningkatkan sumber daya dan kompetensi tanaga kesehatan guna mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan pengelolaan rumah sakit yang berwawasan lingkungan, 3. Meningkatkan pelayanan kesehatan rumah sakit yang efektif, efisien dan berkeadilan.
Pelaksanaan kegiatan program kebijakan RSUD Padang Pariaman kemudian akan disesuaikan dengan visi dan misi yang telah ada, ketentuan-ketentuan dan standar operasional pelaksanaan pelayanan kemudian juga akan disesuaikan dengan kebijakan program tersebut. Kejelasan informasi tentang pelaksanaan pelayanan dapat dilakukan melalui informasi yang disampaikan secara lisan oleh perawat atau tenaga medis dan tenaga admin lainnya yang bertugas, ataupun dalam bentuk tertulis agar dapat dibaca dan dipahami masyarakat melalui gambar alur pelayanan berikut ini.
Gambar 3. Alur Pelayanan Program di RSUD Padang Pariaman Sumber: Data Peneliti, 2024
Informasi seperti gambar di atas diperlukan bagi masyarakat untuk menghindari adanya ambiguitas dan ketidakjelasan dalam pelaksanaan alur pelayanan, seperti wawancara berikut.
“Saya perawatan gigi dan telah memberikan surat rujukan ke loket 4, tetapi surat saya dikembalikan dengan beberapa tambahan data surat eligibilitas yang menyatakan saya harus
382 | www.publikasi.unitri.ac.id
kembali untuk rujukan ke puskesmas” (Miftah masyarakat pengguna layanan di RSUD Padang Pariaman)
Selain itu, masyarakat saat ini juga telah dapat melakukan akses untuk mendapatkan informasi yang diinginkan melalui halaman resmi website resmi rumah sakit di rsud.padangpariaman.kab.go.id.
kemudian tersedia juga layanan costumer service pada meja admin layanan untuk tempat masyarakat mendapatkan informasi. Menyikapi perkembangan digitalisasi yang terjadi, RSUD Padang Pariaman memanfaatkan hal tersebut untuk mengembangkan akses informasi layanan melalui websiter resmi seperti tertera pada gambar di bawah ini. Pada halaman http://rsud.padangpariamankab.go.id/ tersebut, terdapat ketersediaan akses informasi berupa informasi layanan, berita mengenai rumah sakit terbaru dan informasi mengenai jadwal dinas dokter ataupun informasi layanan panggilan darurat yang keseluruhannya dapat diakses oleh masyarakat publik.
Gambar 4. Halaman Website RSUD Padang Pariaman Sumber : Olahan Peneliti (2024)
Gambar 4. Halaman Website RSUD Padang Pariaman Sumber : Olahan Peneliti (2024)
Sehingga peneliti menyimpulkan untuk prinsip transparansi RSUD Padang Pariaman telah mampu mengimplementasikan hal tersebut dengan baik, dibuktikan dengan adanya keterbukaan informasi yang dapat di akses oleh pasien sebagai pengguna layanan, baik berupa akses informasi yang dilakukan di tempat rumah sakit ataupun saat ini dapat juga dilakukan melalui bantuan pengembangan digitalisasi di halaman resmi RSUD Padang Pariaman.
1. Akuntabilitas
akuntabilitas merupakan bentuk rincian tugas pertanggungjawaban yang dilakukan terhadap hasil kinerja yang telah dilaksanakan. Pada good corporate governance, pengertian akuntabilitas dijelaskan dalam lingkup hal yang lebih luas, berupa kejelasan pertanggungjawaban kegiatan yang melibatkan kinerja dengan fungsi, struktur, dan sistem sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban organ inti organisasi dalam pengelolaan perusahaan agar terlaksana secara efektif dan efisien. Tjokroamidjojo
383 | www.publikasi.unitri.ac.id
menjelaskan akuntabilitas juga dapat diartikan sebagai tindakan pertanggungjawaban pemimpin organisasi kepada publik dalam bentuk pelaksanaan laporan kinerja pertanggungjawaban (Putra, 2014).
Akuntabilitas dalam pelaksanaan penelitian ini mengacu kepada pertanggungjawaban pimpinan instansi terhadap kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh para tenaga kesehatan ataupun non kesehatan rumah sakit, termasuk di dalamnya pertanggungjawaban pelaksanaan dalam hal terkait anggaran keuangan yang dipergunakan, lingkungan kerja, dan interaksi sosial yang terjadi. Dengan menerapkan prinsip akuntabilitas, instansi juga akan dapat meningkatkan prinsip transparansiseperti yang dijelaskan sebelumnya, yang secara tidak langsung berdampak kepada memperkuat kepercayaan pasien dan pemangku kepentingan lainnya, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih etis dan berintegritas. Akuntabilitas juga menjadi landasan bagi instansi untuk melakukan perbaikan manajerial organisasi demi menghindari praktik-praktik yang merugikan.
Pada RSUD Padang Pariaman landasan akuntabilitas akan menyangkut banyak hal, mulai dari pertanggungjawaban rumah sakit secara internal dengan pelaksanaan pertanggungjawaban pengelolaan kegiatan program dan aktivitas. Pengelolaan pelayanan, serta pertanggungjawaban evaluasi kinerja yang dilakukan secara berkala termasuk didalamnya kinerja yang banyak dikeluhkan oleh pasien sebagai pengguna layanan. Terutama setelah peneliti menemukan banyaknya keluhan yang diberikan oleh pasien kepada rumah sakit terhadap bentuk pelayanan yang mereka dapatkan tidak maksimal, komplain yang diajukan menjadi bukti bahwa ada yang salah dengan pelaksanaan pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh para pekerja diperlukan pembenahan dengan pelaksanaan evaluasi kinerja secara berkala (Waine etc., 2020).
Pada pelaksanaan kinerja, RSUD Padang Pariaman mempunyai dua program utama berupa program peyediaan pelayanan kesehatan dan penyediaan layanan kesehatan. Pelaksanaan program rumah sakit kemudian juga disesuaikan dengan visi dan misi yang dimiliki oleh instansi. Selain itu, RSUD terus membenahi pelaksanaan pelayanan dengan memberikan inovasi pelayanan secara berkala, yang dijelaskan sebagai berikut.
“Inovasi kemudian timbul dari permasalahan-permasalahan yang ada, karena setiap instansi mempunyai problem nya tersendiri kan, itu lah tugas kita untuk melaksanakan pelayanan dengan maksimal sambil menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi dengan inovasi.” (Wawancara dengan Drg, Edy Karwono, Kabid Pelayanan Medis RSUD Padang Pariaman)
Edy menjelaskan bahwa inovasi yang dilakukan rumah sakit dapat dilatarbelakangi beberapa hal, seperti setiap instasi akan memiliki personalan dan permasalahannya tersendiri, sehingga dari munculnya persoalan ini akan menjadi landasan bagi instansi untuk mengeluarkan dan memunculkan inovasi-inovasi program. Penulis menyimpulkan bahwa inovasi pada RSUD Padang Pariaman melihat dari permasalahan-permasalahan dan persoalan yang terjadi untuk kemudian akan dikaji ulang dan dicarikan solusi alternatifnya.
2. Responsibilitas.
Responsibility atau tanggung jawab, merupakan konsep yang mengacu kepada bentuk tanggung jawab atas segala program yang diselenggarakan organisasi. Sedikit berbeda dengan konsep akuntabilitas, pertanggung jawaban yang menjadi kepentingan utama adalah pertanggungjawaban atas hasil kinerja dari masing-masing pelaksana pelayanan, termasuk di dalamnya tenaga kesehatan medik dokter dan perawat.Berbagai kepentingan perlu diperhatikan untuk melaksanakan program yang sesuai dengan yang telah dipersiapkan, menjadikan organisasi berkinerja dan memiliki nilai value yang tinggi adalah tanggungjawab bersama. Pada rumah sakit, konsep pertanggungjawaban yang dimaksudkan akan mengacu kepada bagaimana kepatuhan pelaksanaan organisasi dengan peraturan dan undang-
384 | www.publikasi.unitri.ac.id
undang yang berlaku, adanya tanggungjawab sosial juga menjadi perhatian yang perlu untuk dilakukan pengecekan antara masyarakat dan lingkungan di sekitarnya (Adnan etc., 2024). Hal ini menjadi perhatian apakah seluruh tenaga kesehatan yang berkerja di rumah sakit tersebut telah mampu melaksanakan tanggungjawab nya dengan baik, apakah telah bekerja sesuai dengan jobdesknya dan sebagainya. Organisasi bertanggung jawab dalam menjamin kesejahteraan karyawannya, organisasi bertanggungjawab terhadap lingkungan kinerja karyawannya agar kinerja yang dihasilkan adalah kinerja yang maksimal (Sabrina, 2021). Pertanggungjawaban kinerja dapat terlihat dari bagaimana pegawainya dalam melakukan pelaksanaan pelayanan tersebut, seperti yang diungkapkan pada wawancara berikut.
“Saya bertugas pada tahapan pendaftaran poligi ini, meliputi membantu pasien yang menggunakan alat bantu, membantu pasien ketika akan naik ataupun turun mobil, membantu pasien yang kebinggungan dan mengarahkannya ke pendaftaran, bahkan jika perlu saya akan membantu pasien mengantarkannya hingga kedalam poli tempat pelaksanaan pengobatannya tersebut. (Wawancara dengan Zulkifli satpam RSUD Padang Pariaman).
“Pekerjaan sebagai patology anatomi memang membutuhkan beberapa peralatan khusus yang ada dalam laboratorium patology, seperti fasilitas yang dilengkapi sipatology dan sitology.
Mungkin bagi pasien terkadang sedikit membuat mereka binggung karena tidak terlalu familiar, oleh sebab itu, saya melakukan komunikasi dua arah dalam menjelaskan kepada pasien sambil memberikan edukasi agar pasien lebih mengerti dan memahami pengobatan yang sedang dijalani ini. (Wawancara dengan Dr. Rini Purnama Sarni, bekerja pada poli patologi anatomi di RSUD Padang Pariaman).
“Saya bekerja di poli Kebidanan ya, dengan rincian pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan untuk ibu hamil, persiapan untuk bersalin, ataupun untuk kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kebidanan dan kandungan. Saya membutuhkan alat tulis ya, ruangan dengan fasilitas meja kursi ruang tunggu, komputer dan tentu saja alat USG itu sendiri, Alhamdulillah kami sudah mendapatkan itu semua beserta penerangan di ruangan yang cukup. (Wawancara dengan Sofiagustin, Amd. Keb, perawat pada poli bidan di RSUD Padang Pariaman)
Sehingga penulis melihat bahwa penyerapan visi dan misi pada prinsip sebelumnya akan dapat dilaksanakan dengan baik terlihat dari bagaimana pekerja bertanggungjawab atas tugas dan wewenangnya agar keluhan sebelumnya tidak lagi terjadi.
3. Indepedensi
Merupakan prinsip pengelolaan organisasi yang mengacu kepada kemandirian instansi dalam membuat keputusan agar tidak terpengaruh tekanan eksternal dan konflik yang bermunculan, sehingga organisasi dituntut untuk dapat melaksanakan kebijakan dan praktek pencegahan konflik dalam organisasi. Kahaitu menjelaskan bahwa kemandirian dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana organisasi melakukan kegiatannya secara profesional tsanpa benturan kepentingan berbagai pihak lainnya yang dilaksanakan sesuai dengan perundangan-undangan. Agar pelaksanaan kegiatan kemudian tidak dipengaruhi oleh tekanan kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan dan tidak saling melempar tanggung jawab antara satu pihak dengan pihak lainnya (Yonita & Aprilyanti, 2022). RSUD Padang Pariaman percaya salah satu upaya dalam penghindaran konflik yang terjadi adalah dengan penguatan pelaksanaan koordinasi.
“Pada RSUD Padang Pariaman kita ini ada namanya koordinasi. Pelaksanaan koordinasi dilakukan terhadap keseluruhan pelayanan yang ada di rumah sakit ini, koordinasi ini nantinya akan dilakukan secara rutin setiap harinya dengan berbagai laporan terkait pelaksanaan kegiatan, ……” (Wawancara dengan Drg, Edy Karwono, Kabid Pelayanan Medis RSUD Padang Pariaman).
385 | www.publikasi.unitri.ac.id
“Evaluasi kita lakukan ada partri wulan ada per semester satu kali enam bulan evaluasi akhir satu tahun, evaluasi ini dilakukan jumlah pasien baik pasien poli, pasien rawat inap, pasien Igd, pasien OK, evaluasi ini berdasarkan di pelayanan itu tentang jumlah kunjungan pada tri mester pertama kita menurun, ketidak puasannya dibagian mana, ada ketidakpuasan terhadap pelayanan langsung kita evaluasi yang bersifat urgent. (Wawancara dengan Drg, Edy Karwono, Kabid Pelayanan Medis RSUD Padang Pariaman)
Sehingga untuk prinsip indepedensi pada RSUD Padang Pariaman telah dapat dilaksanakan dengan baik, RSUD Padang Pariaman telah mampu membuat keputusan dengan manajemen pengelola rumah sakit untuk bersama melakukan koordinasi kebijakan untuk pencegahan dan pengelolaan permasalahan yang kemungkinan bisa saja terjadi. Seperti yang diungkapkan pada wawancara diatas, rumah sakit telah melaksanakan evaluasi kinerja yang dilakukan per jenis pelayanan dalam periode waktu tertentu. Waktu minggu ini direncanakan akan dipergunakan untuk evaluasi kinerja bidang pelayanan ini, kemudian waktu selanjutnya pada bidang pelayanan yang lain, sehingga dapat dilakukan kontrol pelaksanaan pelayanan, dan lain sebagainya.
RSUD Padang Pariman dalam penanganan dan pengelolaan konflik yang terjadi pada lingkungan rumah sakit. RSUD Padang Pariaman mengawali pelaksanaan perumusan awal kegiatan program melalui perencanaan yang matang, rincian program akan dilakukan koordinasi antar bagian pelayanan dan diakhiri dengan proses evaluasi kinerja yang dilakukan rutin per-periode tertentu. Koordinasi diperlukan sebagai upaya dalam menghindari permasalahan pelayanan yang sedang terjadi dan evaluasi dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan yang dihasilkan. Instansi perlu melakukan evaluasi kinerja per periode waktu tertentu misalkan per minggu, per bulan atau per hari tertentu.
Diperlukan untuk menganalisis kenapa angka data kepuasan pelayanan menurun apa penyebabnya, bagaimana menyikapinya, dan bagaimana mencegahnya kedepannya.
4. Keadilan
Keadilan adalah bentuk kesetaraan yang didapatkan oleh seluruh pihak dalam penyelenggaraan pelayanan, dalam hal ini yang menjadi fokus utama penulis adalah kepentingan para pegawai sebagai pelaksana pelayanan. Pada pelaksanaan pelayanan ada dua pihak yang terlibat yaitu pelaksana kegiatan dan penerima kegiatan. Rumah sakit memulai pelaksanaan prinsip kesetaraan dan kewajaran ini dengan memberikan kesempatan yang sama untuk para karyawan mendapatkan peluang jenjang karir, mendapatkan sarana dan prasaran yang mendukung jalannya kinerja yang dilakukan ataupun mendapatkan bantuan untuk melakukan pelayanan.
Melalui hasil wawancara penelitian yang dilakukan kepada beberapa tenaga kerja dari karyawan RSUD Padang Pariaman didapatkan bahwa semua karyawan baik tenaga medis kesehatan ataupun non tenaga medik yang bekerja mendapatkan peluang untuk jenjang karir sesuai yang disesuaikan dengan tingkatan pendidikannya. Seluruh pegawai memiliki kesempatan yang sama untuk pengembangan diri, berkarya dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu RSUD Padang Pariaman memberikan kesempatan yang sama untuk keseluruh karyawannya dalam mengikuti keseluruhan pelatihan ataupun workshop yang berhubungan dengan peningkatan kinerja rumah sakit.
“Alhamdulillah dulunya saja hanya tamatan sma tapi tetap bisa bekerja. Kalau untuk pelatihan itu dulunya ada ya, sewaktu saya awal-awal bekerja, nanti di ajarkan bagaimana prosedur pelaksanaan pengamanan, apa yang harus dilakukan ketika ada kegiatan yang membahayakan pekerja ataupun pasien yang sedang ada di rumah sakit ini (Wawancara dengan Satria Putra, satpam RSUD Padang Pariaman).
386 | www.publikasi.unitri.ac.id
Pada Penelitian ini penulis juga melihat fasilitas untuk pegawai telah didapatkan dengan baik, sedangkan bagi masyarakat sebagai penerima layanan masih banyak yang belum mendapatkan hak nya dengan baik, ini dibuktikan dengan hasil wawancara berikut.
“Pekerjaan saya pada bidang patologi anatomi memang membutuhkan laboratorium ya, untuk pelaksanaan uji sampel, melakukan uji analisa, melakukan rekayasa dan lain sebagainya. Dalam berkerja saya mendapatkan sarana dan prasarana lengkap di RSUD Padang Pariaman ini berupa laboratorium patologi tersebut, yang dilengkapi dengan alat untuk pelaksanaan tindakan pemeriksanaan sitopatologi dan sitology,”
(Wawancara dengan Dokter Rini Purnama Sari, dokter spesialis patology anatomi di RSUD Padang Pariaman).
“Saya datang mulai dari pagi sekali ya mbak, rumah kita itu jauh, pagi kita udah sampai di sini eh ternyata harus ngantri lagi, sudah banyak antrian di sini. saya kalau berobat di sini bisa sampai siang-an sih, bisa jam 12an itu, iya yang ngantri emang banyak kadang kita udah ngak dapat tempat duduk, kalau mau duduk di luar pun mau duduk di mana kitanya, apalagi saya dalam keadaan hamil begini.” (Wawancara dengan Amelia, masyarakat pengguna layanan di RSUD Padang Pariaman).
Pekerja dalam menjalankan tugasnya tentu saja membutuhkan sarana dan prasarana yang terbaik untuk menunjang pelaksanaan kinerja kegiatan pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat publik. RSUD Padang Pariaman. Masyarakat dalam melakukan akses pelayanan akan mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana seperti fasilitas ruang tunggu, fasilitas ruang ibu menyusui, fasilitas kamar mandi dan fasilitas pengaduan keluhan atau customer service. Fasilitas pengaduan ini memiliki banyak manfaat untuk masyarakat, seperti sebagai tempat untuk masyarakat dalam menanyakan informasi yang dibutuhkan, menanyakan pelaksanaan kegiatan pengobatan yang tidak jelas ataupun melapor terhadap pelaksanaan kegiatan pengobatan yang diyakini kurang menyenangkan ataupun dilakukan secara tidak maksimal.
Sehingga penulis kemudian menyimpulkan pelaksanaan konsep keadilan bagi pelaksana kegiatan pelayanan telah dapat dilaksanakan dengan baik bagi pekerja, namun untuk masyarakat masih belum di dapatkan dengan baik, masyarakat masih membutuhkan fasilitas sarana dan prasarana yang lebih lengkap serta bentuk pelaksanaan pelayanan yang lebih berkualitas, cepat dan tanggap.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, maka kesimpulan penelitian ini berupa.
Pada pelaksanaan prinsip good corporate governance yang dilakukan oleh RSUD Padang Pariaman telah diimplementasikan dengan baik, namun masih belum pada tahapan maksimal dan berkualitas.
Peneliti mengkomparasikan hasil data dari kedua sisi, RSUD Padang Pariaman sebagai penyelenggara pelayaan dan masyarakat sebagai pengguna layanan. Hasil penelitian ditemukan bahwa pada pelaksanaan prinsip transparansi telah dilaksanakan RSUD Padang Pariaman dengan baik, bagi kedua sisi, tidak ada keluhan dan kritikan yang di sampaikan oleh masyarakat.
Kemudian untuk independen telah dapat dilaksanakan dengan baik RSUD Padang Pariaman telah mampu melakukan kajian evaluasi pelaksanaan program agar dapat mengelola kepentingan pelayanan kedepannya dengan pelaksanaan koordinasi komunikasi dan evaluasi. Namun untuk prinsip dari akuntabilitas, responsibilitas dan keadilan belum terimplementasikan secara maksimal teutama untuk kepentingan masyarakat sebagai pasien pengguna pelayanan pengobatan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, F., Sinaga, A., & Ananda, B. R. (2024). Implementasi New Publik Manajemen dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan di Rumah Sakit (RST) dr. Reksodiwiryo Padang. Jurnal Manajemen dan Ilmu Administrasi Publik (JMIAP), 6(2), 247-250.
387 | www.publikasi.unitri.ac.id
Asyim, R. B, & Yulianto. (2022). Perilaku Konsumsi Obat Tradisional dalam Upaya Menjaga Kesehatan Masyarakat Bangsawan Sumenep. Jurnal Keperawatan, Vol. 15(2), 21-34
Anggraeni, N. E. A., & Djasuli, M. (2022). Penerapan Prinsip Prinsip Good Corporate Governance Pada Rumah Sakit Airlangga Jombang. Jurnal Ekonomika Dan Bisnis, 2(3), 101-122.
Ball, C. (2009). What is transparency? Public Integrity, 11, 293–308.
Chandra, C. (2016). Implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada rumah sakit.
Agora, 4(1), 13-23.
CNBCIndonesia. (2023). Perhatian ! Indeks Ketahanan Kesehatan RI Masih Jauh di Bawah. Diakses dari Cnbcindonesia.com.
Detik.com. (2023). Heboh Pria di Medan Mengaku Mendapatkan Pelayanan Buruk di RS.
www.detik.com.
Detik.com. (2024a). Pelayanan Buruk RSUD Taulad Tanggerang Menyebabkan Bayi Meninggal, Begini Kata Investigator. www.detik.com.
Detik.com. (2024b). RSUD Tanggerang Abaikan Pasien Miskin. www.detik.com.
Fahri, M. (2020). Analisis Transparansi dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Kabupaten Bone. Al-Adalah: Jurnal Hukum Dan Politik Islam, 3(1) 87-99.
Helaluddin, H. (2018). Mengenal lebih dekat dengan pendekatan fenomenologi: sebuah penelitian kualitatif. Jurnal ResearchGate, 115.
Hamdani, M. (2016). Good corporate governance (GCG) dalam perspektif agency theory. Semnas Fekon, 279(83).
Hidayah, N., & Suprojo, A. (2019). Pengaruh Kepimimpinan Situasional Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai Dan Terciptanya Good Governance. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP), 7(3) 44-56.
Kebijakan Kesehatan Indonesia. (2023). Indeks Kesehatahan Indonesia Masih Sangat Rendah.
Https://Kebijakankesehatanindonesia.Net/25-Berita/Berita/3404-Indeks-Kesehatan-Indonesia- Masihsangatrendah#:~:Text=Dalam%20indeks%20kesehatan%20global%20terakhir,Pencegah an%20berbagai% 20wabah%20atau%20penyakit.
Kesuma, I. M., & Nurhayati, Y. (2020). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Dalam Meningkatkan Kinerja Rumah Sakit di Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas Dengan Pendekatan Balanced Scorecard. Jurnal Ecoment Global, 5(1), 12-27.
Kupastuntas.com. (2020). Pelayanan Rumah Sakit Masih Menuai Kritik. Kupastuntas.Com.
Manasikana, A. (2015). Analisis penerapan good corporate governanance (GCG) dalam meningkatkan kinerja: Studi kasus RSI Aisyiyah Pandaan (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Meilawati, R. (2022). Implementasi Good Corporate Governance Dalam Peningkatan Pelayanan Publik RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang Guna Mempertahankan Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani Riska Meilawati Fajrin, Puji Astut.
Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja. Rosdakarya
Najih, A. (2020). Komunikasi selama pandemi Covid-19: belajar dari kegagalan komunikasi risiko kesehatan yang efektif. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 9(2), 111-22.
Ningsih, S. A., & Bagana, B. D. (2022). Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Non-Keuangan Pt Dwipa Kharisma Mitra Jakarta. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 13(02), 574-584.
388 | www.publikasi.unitri.ac.id Sari, I. N, dkk. (2022). Metode Penelitian Kualitatif. Unisma Press
Putra, H. G. (2014). Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, dan Partisipasi Publik Terhadap Kinerja Organisasi Layanan Publik (Studi Empiris pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Pasaman Barat). Jurnal Akuntansi, 2(3) 39-50.
Rsud.padangpariamankab.go.id. (2024). Sejarah Berdiri RSUD Padang Pariaman.
www.rsud.padangpariaman.go.id.
Sabrina, N. N. (2021). Penerapan prinsip Good Corporate Governance pada Perusahaan 90-96.
Jurnal Ekonomi Bisnis, Manajemen dan Akuntansi (Jebma), 1(2) 88-99.
Sari, M. I. (2013). Pengaruh Budaya Organisasi dan Pengendalian Intern Terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (Studi Empiris Pada Rumah Sakit Umum di Kota Padang). Jurnal Akuntansi, 1(3) 112-129.
Talis, Z. (2019). Pengaruh Pelaksanaan Good Governance Terhadap Pelayanan Publik (Studi Pada Kantor Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu). Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (JISIP), 8(2), 178-185.
Waine, I., Meliala, A., & Siswianti, V. D. Y. (2020). Penanganan komplain di rumah sakit. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 23(04), 127-132.
Yonita, V., & Aprilyanti, R. (2022). Analisis Penerapan Prinsip–prinsip Good Corporate Governance Pada Usaha Kecil dan Menengah (Studi Pada UKM Restoran/Rumah Makan/Kafe di Daerah Cikupa Tangerang). ECo-Fin 9(2) 167-177.
Zaeni, M., & Sawarjuwono, T. (2019). Implementasi good coorporate governance pada rs. Orthopedi dan traumatology surabaya. Jurnal Investasi Islam, 4(1) 31-44.