• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pengertian Kekerasan dan Perilaku Kekerasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "A. Pengertian Kekerasan dan Perilaku Kekerasan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kekerasan dan Perilaku Kekerasan

1. Pengertian kekerasan

Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah.

Kekerasandapat diartikan sebagai perihal keras atau perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cidera atau matinya orang lain dan menyebabkan kerusakan fisik pada orang lain. 26

Namun perlu diketahui bahwa dalam melakukan kekerasan bukan hanya dilakukan terhadap orang lain saja. Memberikan penjelasan mengenai kekerasan adalah sebagai berikut:27 Kekerasan dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu :

a. Pengrusakan terhadap barang

b. Penganiyaan terhadap hewan atau orang

c. Melemparkan batu-batu kepada orang atau rumah

d. Membuang-buang barang hingga berserakan, dan lain sebagainya.

Kata kekerasan setara dengan kata violence dalam Bahasa Inggris yang diartikan sebagai suatu serangan atau invasi terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Sementara kata kekerasan dalam bahasa Indonesia umumnya dipahami hanya serangan fisik belaka. Dengan demikian,

26W.J.S Poewadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, P.N Balai Pustaka, Jakarta, 1990, hlm 425

27Ibid, hlm 126.

(2)

24

bila pengertian violence sama dengan kekerasan, maka kekerasan di sini merujuk pada kekerasan fisik maupun psikologis.28

Menurut para ahli kriminologi, “kekerasan” yang mengakibatkan terjadinya kerusakan adalah kekerasan yang bertentangan dengan hukum.Oleh karena itu, kekerasan merupakan kejahatan. Berdasarkan defenisi yang dikemukakan oleh Sanford Kadish dalam Encyclopedia of Criminal Justice, yaitu bahwa kekerasan adalah semua jenis perilaku yang tidak sah. Terkadang baik berupa suatu tindakan nyata maupun berupa ancaman yang mengakibatkan pembinasaan atau kerusakan hak milik.29

Menurut Santoso, kekerasan juga bisa diartikan sebagai serangan memukul (Assault and Battery) merupakan kategori hukum yang mengacu pada tindakan ilegal yang melibatkan ancaman dan aplikasi aktual kekuatan fisik kepada orang lain. Serangan dengan memukul dan pembunuhan secara resmi dipandang sebagai tindakan kolektif. Jadi, tindakan individu ini terjadi dalam konteks suatu kelompok, sebagaimana kekerasan kolektif yang mucul dari situasi kolektif yang sebelumnya didahului oleh berbagai gagasan, nilai, tujuan, dan masalah bersama dalam periode waktu yang lebih lama30.

28Soejono Sukanto, Kriminologi (Pengantar Sebabsebab kejahatan), Politea,Bandung, 1987, hlm 125.

29http://www.masibied.com/search/pengertian‐arti‐kata‐penafsiran‐menurut para ahli#_ftn2, Diunduh pada senin 12 Desember 2016, pukul 14.00 WIB

30Topo Santoso, Kriminologi, Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm 24.

(3)

25

Kekerasan oleh Yesmil Anwar diartikan sebagai penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan memar atau trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak.31

2. Perilaku kekerasan

Perilaku kekerasan merupakan bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak memiliki tujuan khusus, tapi lebih merujuk pada suatu perangkat perasaan marah.

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi ini maka perilaku kekerasan dapat di lakukan secara verbal,dii arahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwat perilaku kekerasan.32

31Yesmil Anwar, Saat Menuai Kejahatan: Sebuah Pendekatan Sosiokultural Kriminologi Hukum, UNPAD Press: Bandung, 2004, hlm 54.

32Dermawan, D. dan Rusdi.konsep kerangka kerja asuhan keperawatan jiwa.

Yogyakarta, 2013.Hal 47.

(4)

26

Menurut Stuard dan Sundeen perilaku kekerasan atau amuk adalah perasaan marah atau jengkel yang kuat disertai dengan hilangnya kontrol diri atau kendali diri.33

Townsen perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap dirii sendiri maupun orang lain.34

Menurut Keliat perilaku kekerasan adalah muka merah dan tegang, pandangan tajam, mengatupkan rahang dengan kuat, mengepalkan tangan, jalan mondar mandir, bicara kasar, suara tinggi, menjerit atau berteriak, mengancam secara verbal atau fisik, melempar atau memukul benda atau orang lain, merusak barang atau benda, tidak memiliki kemampuan mencegah atau mengendalikan perilaku kekerasan.35

3. Bentuk-bentuk Kekerasan

Kejahatan kekerasan di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), pengaturannya tidak di satukan dalam 1 (satu) Bab khusus akan

33Stuard dan sundeen, Buku saku keperawatanjiwa, Edisi 3 alih Bahasa akhir yani s.

Jakarta : 1998, EGC

34Townsend, Mary C, Buku saku diagnose keperawatan pada keperawatan psikiatri, Edisi 3. Jakarta: 1998 EGC

35Keliat, B.A. (dalam Indri Mulyani), Proses keperawatan jiwa. Jakarta, 2009: EGC

(5)

27

tetapi terpisah-pisah dalam bab tertentu. Di dalam KUHP kejahatan kekerasan dapat digolongkan, sebagai berikut:36

1. Kejahatan terhadap nyawa orang lain Pasal 338-350 KUHP 2. Kejahatan penganiayaan Pasal 351-358 KUHP

3. Kejahatan seperti pencurian, penodongan, perampokan Pasal 365 KUHP

4. Kejahatan terhadap kesusilaan, khususnya Pasal 285 KUHP

5. Kejahatan yang menyebabkan kematian, atau luka kealpaan, Pasal 359-367 KUHP.

Kekerasan dalam berbagai bentuk menjadi motif sebagian perilaku budaya masyarakat Indonesia yang hingga kini merupakan mainstream yang mereduksi tata nilai, kepribadian bangsa dan memberikan kesan betapa iklim solidaritas (sikap) manusia belum sepenuhnya mampu memiliki kepribadian mawas diri (intropeksi diri) secara politis, ekonomis dan sosial. Kekerasan juga merupakan hal yang bersifat atau berciri keras yang menyebabkan cidera atau matinya orang lain, kerusakan fisik, barang atau paksaan.37

Berdasarkan penggolongannya bentuk kekerasan terbagi lagi ke

36R.Soesilo, Kitab UndangUndang Hukum Pidana Serta Komentarnya Pasal Demi Pasal, Politea, Bogor, 1991, hlm 84‐85.

37M. Marwan dan Jimmy P, Kamus Hukum, Surabaya: Reality Publisher, Surabaya 2009, hlm 343.

(6)

28 dalam tiga golongan, yaitu:38

1) Kekerasan Fisik

Bentuk ini yang paling mudah dikenali, kategori kekerasan jenis ini adalah melempar, menendang, memukul/menampar, mencekik, mendorong, mengigit, membenturkan, mengancam dengan benda tajam dan sebagainya. Korban kekerasan jenis ini biasanya tampak secara langsung pada fisik korban seperti luka memar, berdarah, patah tulang, pingsan dan bentuk lain yang kondisinya lebih berat. Kekerasan nyata yang dapat dilihat, dirasakan oleh tubuh.Wujud kekerasan fisik berupa penghilangan kesehatan atau kemampuan normal tubuh sampai pada penghilangan nyawa seseorang.

2) Kekerasan Psikis

Kekerasan jenis ini tidak begitu mudah dikenali, akibat yang dirasakan korban tidak memberikan bekas yang nampak jelas bagi orang lain.

Dampak kekerasan ini akan berpengaruh pada situasi perasaaan yang tidak aman dan nyaman, menurunnya harga diri serta martabat korban.

Wujud kongkrit kekerasan atau pelanggaran jenis ini adalah pengunaan kata-kata kasar, penyalahgunaan kepercayaan, mempermalukan orang di depan orang lain atau di depan umum, melontarkan ancaman dengan

38Johan Galtung, Kekuasaan dan Kekerasan, Kanisius, Yogyakarta, 1992 hlm.62

(7)

29

kata-kata dan sebagainya. Akibat adanya perilaku tersebut biasanya korban akan merasa rendah diri, minder, merasa tidak berharga, dan lemah dalam membuat keputusan. Kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani atau jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan normal jiwa. Contoh: kebohongan, indoktrinasi, ancaman, dan tekanan.

3) Kekerasan seksual

Kekerasan yang berupa perlakuan tidak senonoh dari orang lain, kegiatan yang menjurus pada pornografi, perkataan- perkataan porno, dan melibatkan anak dalam proses prostitusi dan lain sebagainya. Termasuk dalam kategori ini adalah segala tindakan yang muncul dalam bentuk paksaan atau mengancam untuk melakukan hubungan seksual, melakukan penyiksaan atau bertindak sadis.

4. Bentuk-bentuk Perilaku Kekerasan

Menurut Erick dan Sally mengelompokan bentuk bentuk perilaku kekerasan menjadi tiga yaitu.39

39Erick B. Ebolge dan Sally C. Johnson MD (dalam Inri Mulyani), The intricate link Between Violenceand Mental Disorder Result From the National Epidemiologic Survey on Alcohol and Related Condisions. 2009

(8)

30 1. Bentuk Emosional verbal

Sikap membenci baik yang di ekspresikan dalam kata kata maupun tidak, seperti marah, terlibat dalam pertengkaran, mengutuki, mencaci maki, menertawakan, dan menuduh secara jahat.

2. Bentuk fisik bersifat sosial

Perbuatan berkelahi dalam rangka mempertahankan diri atau mempertahankan objek cinta, membalas dendam terhadap penghinaan, dan membalas orang yang melakukan penyerangan.

3. Bentuk fisik anti sosial

Perbuatan menyerang, melukai, berkelahi tanpa alasan, membalas penderitaan secara brutal dengan pengrusakan yang berlebihan, dan perilaku kekerasan secara fisik.

B. Fenomena penggunaan minuman keras di kalangan masyarakat 1. Pengertian Minuman Keras (Miras)

Secara sosiologis, manusia sejak dilahirkan sudah memiliki tata kehidupan untuk berkumpul dengan orang lain, dan jilka dipisahkan dari kelompoknya akan mengakibatkan gangguan terhadap keseimbangan. Ini beralasan, karena ketergantungan hidup dengan orang lain di dalam suatu kelompok masyarakat sangat ditent ukan oleh seberapa jauh yang bersangkutan dapat beradaptasi dengan lingkungan di mana manusia itu

(9)

31

berada. Untuk menutupi berbagai kekurangan yang di hadapinya, manusia lalu dilengkapi dengan cara berfikir sesuai akal dan budi untuk kemudian melahirkan berbagai perilaku dan alat alat yang dapat membantu manusia melakukan dan memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Salah satu kebutuhan manusia secara alamiah adalah kebutuhan akan alkohol, baik untuk kebutuhan kesehatan maupun adat istiadat. Dikatakan sebagai kebutuhan kesehatan, karena di dalam alkohol terdapat cairan yang mengandung gula, dan jika diminum dapat menyegarkan badan.

Kebutuhan akan alkohol dari dunia kesehatan memang sangat di perlukan guna memulihkan vitalitas tubuh. Pengguna jenis minuman keras miras ini memang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dan karenanya merupakan kebutuhan. Selanjutnya dikaji dari tuntutan budaya, pada beberapa kelompok masyarakat, seperti juga di maluku pada umumnya dan pulau ambon pada khususnya perilaku meminum minuman keras di jadikan sebagai perilaku adat yang mendukung suatu upacara atau ritus adat. Guna memenuhi berbagai jenis minuman beralkohol yang walaupun kadar alkoholnya tidak selamanya dapat diukur.

Menurut ilmu kesehatan, jenis alkohol tergolong dalam ethyl alkohol yang berfungsi untuk menimbulkan pengaruh tertentu terhadap bekerjanya organisme tubuh. Alkohol sebenarnya merupakan zat yang relatif aman bagi penggunanya, jika penggunanya dilakukan dalam

(10)

32

jumlah semestinya menurut ukuran kesehatan dapat memberi pengaruh pada susunan syaraf manusia. Namun jika berlebihan penggunanya, akan berpengaruh pada ketidak seimbangan tubuh yang dapat mengakibatkan perilaku abnormal, sehingga cenderung melakukan tingkah laku jahat. Jelinek membandingkan secara menyolok konsumsi alkohol yang dapat menjurus pada ketagihan, dengan jumlah pemakaian yang besar, yakni beberapa kali besar dari morfin, heroin atau obat lainnya.40

Dalam pandangan ini, Abdul Mu’in selanjutnya mengingatkan, badan menggunakan alkohol merupakan gizi yang buruk karena tidak mengandung mineral atau protein.41

Dalam penggunaannya, alkohol memiliki pengaruh terhadap tubuh dengan memberi rangsangan-rangsangan tertentu yang mengakibatkan ketidaksadaran yang lama sehingga ada sebahagian orang yang membayangkan apabila ada kecemasan, kekecewaan dan berbagai kepahitan hidup.Termasuk mereka yang menderita sakit kronis dapat menggunakannya.

40Lihat untuk itu Soedjono Dirjosisworo, (dalam Andi Fita), Alkoholisme Paparan Hukum dan Kriminologi, Remaja Karya Bandung, 1984, hal 39.

41Abdul Mu’in, et.al, (dalam Andi Fita), Ilmu Kedokteran Kehakiman, lembaga Kriminologi Universitas Indonesia, Jakarta, 1970, hal 23.

(11)

33

Bagi masyarakat Seith, minuman keras atau miras merupakan minuman yang mengandung alkohol yang dapat menimbulkan mabuk, dan karenanya di konsumsikan untuk pemuasan diri semata mata pada daerah-daerah tertentu, mengingat bahan mentah untuk memproduksi minuman keras ini mudah didapat, maka masyarakat sering memanfaatkannya untuk kepentingan dan kebutuhan hidup hari hari bahkan dapat merupakan ajang bisnis.42

Dari aspek sejarahnya, penggunaan minuman ini sering dig unakan untuk menjamu para tamu dalam jamuan pesta. Oleh sebab itu, kebiasaan dan tradisi penggunaanya sering dikaitkan dengan adat dan budaya suatu masyarakat seperti yang terjadi di Ambon dan beberapa daerah di Indonesia.

2. Minuman keras (miras) yang beredar di Negeri Seith dan Kandungannya.

a. Sopi Mayang

Sopi Mayang Merupakan ferfermentasi dari pohon Mayang (Aren) dan Kelapa yang memiliki kadar alkohol diatas 50%, dan merupakan minuman tradisional orang Maluku yang biasanya dikonsumsi dalam acara Adat maupun yang bukan acara adat. Contohnya pesta resespsi pernikahan, pesta ulang tahun, dan lain sebagainya.Sopi biasanya di

42Op.Cit, hal 23.

(12)

34

ambil dari Pohon Maya/Aren (Arenga Pinnata) dan Pohon Kelapa (Cocos nucifera) dengan cara dii penyadapan (dalam bahasa Maluku di sebut tipar) untuk di ambill air niranya atau dalam bahasa Maluku di sebut Sageru.43

b. Sopi Anggur : mengandung 10-15 %

Anggur(atau juga disebut dalam bahasa Inggris yaitu wine) adalah minuman beralkohol yang terbuat dari fermentasi anggur atau buah- buahan lain. Karena adanya keseimbangan kimia alami, anggur dapat berfermentasi tanpa tambahan gula, asam, enzim, air atau nutrisi lainnya. Dalam proses fermentasi, ragi akan mengkonsumsi kandungan gula dari anggur dan mengubahnya menjadi etanol serta karbon dioksida. Variasi yang berbeda darii jenis anggur dan ragi akan menghasilkan jenis wine yang berbeda.44

C. Bir

Bir adalah minuman beralkohol yang dibuat secara spesifik yaitu menggunakan campuranmalt dan hop serta bahan tambahan lainnya.

Produk ini mengandung alkohol sekitar 3,8% dengan kisaran antara 3- 7%. Bir secara harafiah berarti segala minuman berolkohol yang diproduksi melalui proses fermentasi bahan berpati seperti biji malt,

43 Kartope. blogspot.com/2013/07/sopi.html?m=1. (diakses 30 juli 2018)

44https://id.m.wikipedia.org/wiki/anggur_(minuman). (di akses 30 juli 2018)

(13)

35

cereal dan diberi aroma flavor hops, tetapii tanpa proses melalui proses penyulingan setelah fermentasi. Proses pembuatan bir disebut browing.

Karena bahan yang digunakan untuk membuat bir berbeda antara satu tempat dengan tempatt lainnya, maka karakteristik bir seperti rasa dan warna sangat berbeda baik jenis maupun klasifikasinya.45

3. Peredaran Minuman Keras dalam masyarakat Seith

Minuman keras atau disebut juga dengan miras sangat beredar luas dalam masyarakat. Di Negeri Seith, peredaran Miras terjadi karena lemahnya pengawasan terhadap miras oleh pemerintah setempat sehingga mengakibatkan miras dapat ditemukan dimana-mana dan dapat diperoleh dengan mudah. Berbagai jenis miras yang ditawarkan oleh pelaku usaha di Seith mempermudah konsumen untuk memilih miras yang disukai.

Budaya minum minuman keras sudah ada sejak lama, tidak hanya di Indonesia tetapi diseluruh belahan dunia. Dahulu budaya tersebut hanya dilakukan pada acara-acara tertentu dan dilakukan oleh orang-orang yang sudah dewasa, namun dengan perkembangan jaman telah merubah nilai- nilai tersebut. Perkembangan jaman adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Hal tersebut datang tanpa diundang dan tidak akan pergi

45 https://www.scribd.com/document/357886227/Pengertian-Bir. (diakses 30 juli 2018)

(14)

36

walaupun diusir. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan disemua aspek kehidupan termasuk dalam hal ini budaya minum minaman keras.

Miras adalah minuman yang mengandung alkohol dan dapat menimbulkan ketagihan, bisa berbahaya bagi pemakainya karena dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati dan perilaku, serta menyebabkan kerusakan fungsi-fungsi organ tubuh.46

C. Pengguna Minuman Keras dan Pelanggaran Hukum

Pada saat sekarang bukan hanya saja remaja bahkan orang dewasapun mengkonsumsi minuman keras. Mereka berpikir bahwa dengan mengkonsumsi minuman tersebut akan meningkatkan rasa kepercayaan diri. Selain itu, minuman keras ini dikonsumsi untuk bersenang-senang baik dalam acara-acara adat, acara ulang tahun, resepsi pernikahan, ataupun acara-acara lainnya.

Dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana hanya terdapat satu pasal yang mengatur tentang keadaan mabuk sebagai kejahatan. Pasal itu adalah pasal 300 KUHP yang isinya adalah, sebagai berikut :

1) Diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

a. Barang siapa dengan sengaja menjual atau memberikan minuman yang memabukkan kepada seseorang yang telah kelihatan mabuk.

46http://tugaskhiramik.blogspot.com/2013/05/makalah-pengertian-miras-narkoba.html (diakses tgl 30 juli 2018 jam 20:00)

(15)

37

b. Barang siapa dengan sengaja membuat mabuk seseorang anak yang umurnya belum cukup enam belas tahun.

c. Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa orang untuk minum minuman yang memabukkan.

1) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama juta tahun.

2) Jika perbuatan mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun.

3) Jika bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencariannya, dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian itu.

Yang menjadi tolak ukur perbuatan yang dirumuskan dalam pasal tersebut khususnya ayat 1 sub 1, 2 dan 3. kesemuanya merupakan tindakan-tindakan yang ada syaratnya, yakni keadaan sudah mabuk, dibawah umur dan dengan melakukan paksaan.47

Pengguna biasanya merasa dapat mengendalikan diri dan mengontrol tingkahlakunya. Pada kenyataannya mereka tidak mampu mengendalikan diri seperti yang mereka sangka bisa, oleh sebab itu banyak ditemukan pengrusakan-pengrusakan ditempat umum yang berakibatkan fatal bagi pengguna yang lainnya. Bila ini terjadi , efek keracunan dari pengguna kombinasi akan lebih buruk lagi dan kemungkinan mengalami overdosis akan lebih besar.

Penyimpangan perilaku negatif yaitu kebiasaan mengkonsumsii minuman keras (miras) secara berlebihan dapat mengakibatkan peminum minuman keras tersebut kehilangan akal sehat atau tidak sadar atau

47Kevin A. Lomban dalam (Hartati Nurwijaya dan Zullies Ikawati), Bahaya Alkohol dan Cara Mencegah Kecanduannya, PT. Elex Media Komputindo, 2009, hlm 177.

(16)

38

mabuk. Pelanggaran atau bahkan dapat di simpulkan bahwa sebagian besar tindak pidana dan pelanggaran hukum yang terjadii baik itu berupa kecelakaan lalu lintas, penganiyaan, pemerasan, pemerkosaan, pencurian bahkan kekerasan yang terjadi di lingkungan keluarga adalah dengan mengkonsumsi minuman keras.

Referensi

Dokumen terkait