z
ABK DI SEKOLAH
REGULER
JENIS ABK DI
SEKOLAH REGULER
KURIKULUM,
EVALUASI, DAN MEDIA
PEMBELAJARAN
ABK TUNANETRA
Zakaria Tri Hidayat
1. Tunanetra ringan (defective vision/low vision); yakni mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program-program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan.
2. Tunanetra setengah berat (partially sighted); yakni mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa
atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal.
3. Tunanetra berat (totally blind); yakni mereka yang sama sekali tidak dapat melihat.
KLASIFIKASI TUNANETRA
ABK yang bersekolah di sekolah reguler adalah tunanetra ringan. Tunanetra ringan yakni mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program-program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan.
Zakaria Tri Hidayat merupakan ABK jenis tunanetra permanen yang merupakan keturunan dari orangtua (ibu). Kelainan pada mata Zakaria pada dasarnya tidak dapat dibantu dengan kacamata. Zakaria pernah melakukan operasi pada kedua matanya, akan tetapi hanya berhasil pada sebelah matanya. Ketika membaca Zakaria harus mendekatkan bukunya dengan jarak pandang 5-10cm.
Zakaria mempunyai tingkat kecerdasannya normal.
DAFTAR EVALUASI ABK TUNANETRA
Zakaria adalah seorang siswa dari SD Negeri Kragilan 03. Kelainan pada matanya tidak membuat ia malu untuk menuntut ilmu di sekolah regular, justru tingkat kepercayaan dirinya sangat tinggi. Dari wawancara yg telah dilakukan, diakui oleh guru zakaria jika terkadang proses belajar mengajar mereka menjadi terhambat ketika guru mencatat di papan tulis karena harus menunggu zakaria terlebih dahulu. Dalam kaitanya dengan proses belajar mengajar, zakaria tidak mendapat perlakuan khusus berupa adanya guru pendamping khusus karena pada dasarnya SD Negeri Kragilan 03 bukanlah sekolah inklusi yang memberikan bantuan khusus yang disesuaikan dengan abk.
Perlakuan yang diberikan hanyalah menempatkan Zakaria di bangku paling depan.
Zakaria dianggap seperti anak lainnya, hanya saja ketika kesulitan dalam membaca atau menulis apa yang dicatat guru dipapan tulis zakaria akan mendapatkan bantuan
dari guru ataupun temannya.
- Kurikulum yang diterapkan di sekolah tersebut adalah kurikulum integrasi.
Tidak ada kurikulum khusus bagi ABK, karena pada dasarnya di sekolah reguler, siswa ABK lah yang harus menyesuaikan dengan kurikulum sekolah.
- Sistem evaluasi sama seperti siswa lainnya, tidak ada perlakuan khusus dari sekolah, serta tidak ada tambahan nilai ataupun waktu ketika mengerjakan ujian.
- Media pembelajaran di sekolah tersebut tidak pernah digunakan, karena keterbatasan kemampuan guru
