0
1
SOCIO-ECONOMIC CONDITIONS COMMUNITY BULUH KASOK VILLAGE PADANG AIR DINGIN OF SANGIR JUJUAN DISTRICT
SOLOK SELATAN REGENCY
By :
Yance Andriko Sandra 1 Ridwan Ahmad2 Ade Irma Suryani3
1.geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat.
2,3 lecturer at geography department of STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This study aimed to obtain information and analyze data on: 1) the condition of the people's livelihood, 2) the condition of people's income, 3) health condition of the community, and 4) level of the condition children's education community Buluh Kasok village of Padang Air Dingin Sangir Jujuan district Solok Selatan regency. This type of research is descriptive. The study population was the whole entire families (KK) in Buluh Kasok village of Padang Air Dingin Sangir Jujuan district Solok Selatan regency which amount to 156 KK. Respondent samples taken using proportional random sampling technique with a proportion of 50% means that in order to obtain a sample of respondents were 78 households in Buluh Kasok village. The research found that: (1) The condition of the people's livelihood in Buluh Kasok village of Padang Air Dingin Sangir Jujuan district Solok Selatan regency generally farmers, occupation farm labor, on their own and working around the house, but few will have a second job in the market as trader, (2) The condition of public revenue Jorong reed rafter Rp Rp 1,000,000 - Rp 2,000,000 and expenditures for basic necessities average
<Rp 1,500,000 / month. Income levels were moderate compared to the Minimum Wage (UMR) Solok Selatan regency in 2014 is Rp. 1.450.000, (3) public health conditions Buluh Kasok village sick and went to the midwife. Family nutrition needs are met eat 3 times a day with meals extra tea eggs and dispose of waste are generally in the trash and the toilet in the river and (4) the educational attainment of children people Buluh Kasok village is low because of recent education generally graduated from junior high school and did not finish SMP. Children in general elementary education one person, Junior high school one person, and senior high school and college nobody.
Key Words: socio-economic, livelihood, revenue, health condition, educational attainment
1
2
PENDAHULUAN
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa desa merupakan kesatuan masyarakat hukum, memiliki batas wilayah, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara umum, desa sering diistilahkan dengan kampung yang merupakan suatu daerah yang letaknya jauh dari keramaian kota, dihuni oleh sekelompok masyarakat, dimana sebagian besar mata pencarian penduduknya dibidang pertanian.
Potensi desa merupakan keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh desa baik potensi fisik (tanah, air, iklim, ternak, dan manusia) maupun potensi non fisik (penduduk dan kelembagaan). Potensi desa ini digunakan untuk bahan penyusunan dan perencanaan pembangunan yang bermanfaat bagi kelangsungan perkembangan desa. Potensi suatu desa tidak sama, tergantung pada unsur-unsur yang dimiliki. Apabila kondisi lingkungan geografis serta penduduk suatu desa dengan desa lainnya berbeda, maka potensi desapun berbeda.
Potensi yang tersimpan dan dimiliki desa seperti potensi sosial, ekonomi, demografis, agraris, politis, dan kulturil merupakan indikator untuk mengadakan suatu evaluasi terhadap maju mundurnya suatu desa (nilai desa). Jika potensi desa ini tidak dapat dikembangkan, maka desa akan menjadi desa tertinggal.
Kebijakan Kabupaten Solok Selatan di bidang pembangunan difokuskan kepada: 1) Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam upaya mendapatkan SDM yang berkualitas untuk menunjang pelaksanaan pelayanan publik yang dapat menjangkau seluruh lapisan masya-rakat; 2) Peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas; 3) Peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang berkualitas; dan 4) Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana; 5) Kebijakan di bidang ivestasi yang bertujuan untuk menciptakan iklim yang kondusif terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Persoalan utama yang dihadapi oleh Kabupaten Solok Selatan adalah masalah ketertinggalan pembangunan dibanding daerah lain. Berdasarkan data Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal tahun 2005, Kabupaten Solok Selatan merupakan satu dari 179 kabupaten yang merupakan wilayah
tertinggal. Penyebab masih adanya daerah tertinggal di Kabupaten Solok Selatan adalah terbatasnya akses transportasi yang menghubungkan wilayah tertinggal dengan wilayah yang relatif lebih maju dan tidak tersedianya infra dan suprastruktur pemerintahan.
Adanya daerah tertinggal di Kabupaten Solok Selatan dipengaruhi oleh kondisi daerah yang memang minim dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk pelayanan masyarakat. Sementara itu, sektor ekonomi yang diharapkan dapat mendukung proses pembangunan infrasturktur juga berfluktuasi.
Hal ini sejalan dengan faktor penyebab desa tertinggal yaitu (1) Geografis, umumnya secara geografis daerah tertinggal relatif sulit dijangkau karena letaknya yang jauh dipedalaman, perbukitan/pegunungan, kepulauan, pesisir, dan pulau-pulau terpencil, (2) Sumber daya Alam, beberapa daerah tertinggal tidak memiliki potensi sumberdaya alam, (3) Sumber daya Manusia, pada umumnya masyarakat di daerah tertinggal mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang relatif rendah, (4) Prasarana dan Sarana, keterbatasan prasarana dan sarana komunikasi, transportasi, air bersih, irigasi, kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya menyebabkan masyarakat didaerah tertinggal, (5) Daerah Rawan Bencana dan Konflik Sosial, seringnya suatu daerah mengalami bencana alam dan konflik sosial dapat menyebabkan terganggunya kegiatan pembangunan sosial ekonomi, dan (6) Kebijakan Pembangunan, suatu daerah menjadi tertinggal dapat disebabkan oleh beberapa kebijakan yang tidak tepat seperti kurang keberpihakan pada pembangunan daerah tertinggal, kesalahan pendekatan dan prioritas pembangunan, serta tidak dilibatkannya kelembagaan masyarakat adat dalam perencanaan dan pembangunan (Bappenas.go.id).
Kecamatan Sangir Jujuan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Solok Selatan dan memiilki daerah tertinggal. Daerah tertinggal di Kecamatan Sangir Jujuan adalah Jorong Buluh Kasok di Kenagarian Air Dingin. Observasi yang dilakukan di Jorong Buluh Kasok, daerah ini terletak di sebarang Batang Sangir, tidak memiliki sarana jalan yang memadai karena sampai saat ini yang ada hanya jalan setapak yang bisa dilalui oleh kendaraan bermotor roda dua dan tidak dapat dicapai dengan kendaraan roda empat. Dari segi sarana dan prasarana, saat ini terdapat 1 buah SD dan 1 posyandu sebagai sarana kesehatan masyarakat. Mata pencaharian sebagian besar penduduk di Jorong Buluh
3
Kasok ini adalah petani dengan pendapatan rata- rata Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000/bulan.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti kondisi sosial ekonomi masyarakat Jorong Buluh Kasok, karena Jorong Buluh Kasok termasuk daerah tertinggal. Oleh karena itu, peneliti tertarik mengkaji “Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Jorong Buluh Kasok Kenagarian Padang Air Dingin Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan
Tujuan penelitian adalah: 1) Kondisi mata pencaharian masyarakat, 2) Kondisi pendapatan masyarakat, 3) Kondisi kesehatan masyarakat Jorong Buluh Kasok Kenagarian Padang Air Dingin Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan dan 4) Tingkat pendidikan anak- anak masyarakat Jorong Buluh Kasok Kenagarian Padang Air Dingin Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif penelitian yang bertujuan untuk melihat, mengungkapkan dan menggambarkan kondisi sosial ekonomi jorong tertinggal di Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan dilihat dari mata pencaharian, kondisi pendapatan, kondisi kesehatan dan tingkat pendidikan anak
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) di Jorong Buluh Kasok Kenagarian Padang Air Dingin Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan yang berjumlah 156 KK. Sampel responden diambil dengan menggunakan teknik proportional random sampling dengan proporsi 50% artinya sehingga diperoleh sampel responden sebanyak 78 KK yang ada di Jorong Buluh Kasok
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan daftar pertanyaan dan kuesioner adalah menggunakan daftar pertanyaan dan kuesioner terbimbing.
Sedangkan beberapa hal yang tidak mungkin dengan kuesioner dilakukan dengan teknik observasi langsung.
Sesuai dengan penelitian yang ditemukan, teknik analisis ini adalah deskriptif dengan penghitungan persentase dengan rumus sebagai berikut:
%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertama, Kondisi mata pencaharian masyarakat Jorong Buluh Kasok Kenagarian Padang Air Dingin Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan, didapatkan pekerjaan utama suami dan istri di bidang pertanian dengan
jenis pekerjaan sebagai tenaga pertanian. Status pekerjaan umumnya usaha sendiri, lokasi tempat kerja umumnya di sekitar rumah.
Umumnya masyarakat memiliki pekerjaan sampingan yaitu tukang yang dikerjakan di pasar
Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyadi (2008:71) bahwa lapangan pekerjaan utama seseorang adalah bidang kegiatan utama seseorang. Pekerjaan utama biasanya digolongkan atas: (a) pertanian, perburuan, kehutanan, perikanan, (b) pertambangan dan penggalian, (c) industri pengolahan, (d) listrik, gas dan air, (e) bangunan, (f) perdagangan besar, eceran dan rumah makan, (g) angkutan, pergudangan dan komunikasi, (h) keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan dan tanah serta jasa perusahaan dan (i) jasa kemasyarakatan.
Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan utama suami dan istri di jorong Buluh Kasok adalah petani dengan jenis pekerjaan tenaga pertanian, usaha sendiri dan bekerja di sekitar rumah.
Pekerjaan sampingan umumnya di pasar sebagai pedagang.
Kedua, Kondisi pendapatan masyarakat Jorong Buluh Kasok Kenagarian Padang Air Dingin Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan, jumlah pendapatan/bulan dalam 1 tahun terakhir rata-rata Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000, pengeluaran untuk kebutuhan pokok rata-rata < Rp 1.500.000/bulan, pendapatan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan. Jumlah tanggungan dalam keluarga umumnya 4 orang dan tidak ada tanggungan selain anggota keluarga.
Pendapatan dari pekerjaan sampingan umumnya Rp 100.000 – Rp 150.000/hari, digunakan untuk biaya pendidikan anak, tingkat pendapatan masyarakat termasuk sedang jika dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Solok Selatan tahun 2014 yaitu Rp.
1.450.000.
Sheraden (2006:23) menyatakan pendapatan merupakan semua uang yang masuk dalam sebuah rumah tangga atau unit terkecil lainnya dalam suatu masa tertentu. Ini disebut sebagai arus mengalirnya (flow) uang.
Pendapatan seseorang bisa didapat dari tiga sumber utama: perusahaan, aset, dan santunan (transfer).
BPS (2008) pendapatan adalah merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa tersebut dapat berupa sewa, upah atau gaji, bunga uang ataupun laba. Dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja pendapatan yang berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji
4
disebut dengan pendapatan tenaga kerja (labor income). Sedangkan pendapatan dari balas jasa selain tenaga kerja disebut dengan pendapatan bukan tenaga kerja (non labor- income).
Disamping itu ada pula pendapatan yang bukan berasal dari balas jasa atas pemanfaatan faktor produksi dan tidak bersifat mengikat.Pendapatan ini disebut pendapatan transfer. Pendapatan transfer ini (transfer income) dapat berasal dari pemberian perseorangan atau institusi (misalnya pemerintah). Pendapatan transfer ini dapat positif maupun negatif tergantung pada besarnya pembayaran atau penerimaan transfer dalam jangka waktu tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa kondisi pendapatan masyarakat di jorong Buluh Kasok umumnya Rp Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000, pengeluaran untuk kebutuhan pokok rata-rata <
Rp 1.500.000/bulan. Tingkat pendapatan masyarakat termasuk sedang jika dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Solok Selatan tahun 2014 yaitu Rp.
1.450.000
Ketiga, Kondisi kesehatan masyarakat Jorong Buluh Kasok Kenagarian Padang Air Dingin Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan, umumnya mengalami sakit kepala, tempat berobat ke bidan karena bidan merupakan sarana kesehatan yang tersedia di Jorong Buluh Kasok. Kondisi gizi keluarga terpenuhi kebutuhan makan 3 x sehari, makan tambahan teh telur. Tempat membuang sampah umumnya di tempat sampah dan MCK dilakukan di sungai.
Momon (2009:16), kesehatan adalah kebutuhan setiap individu, baik orang yang sakit maupun orang yang sehat. Program ini menjelaskan bahwa kesehatan adalah kebutuhan manusia dari berbagai kalangan baik dilihat dari ekonomi (kaya-miskin), sosial (kalangan elit), geografis (desa-kota), psikologi perkembangan (bayi, anak-anak, remaja, dewasa atau manula), maupun status kesehatan (sakit atau sehat).Orang sakit membutuhkan penyembuhan, sedangkan orang sehat membutuhkan adanya peningkatan, pencegahan, perbaikan, dan pemeliharaan.
Dapat disimpulkan bahwa kondisi kesehatan masyarakat, umumnya menderita sakit tempat berobat ke bidan karena bidan merupakan sarana kesehatan yang tersedia di Jorong Buluh Kasok. Kondisi gizi keluarga terpenuhi kebutuhan makan 3 x sehari dengan makan tambahan teh telur. Tempat membuang sampah umumnya di tempat sampah dan MCK dilakukan di sungai.
Keempat, tingkat pendidikan anak-anak masyarakat Jorong Buluh Kasok Kenagarian Padang Air Dingin Kecamatan Sangir Jujuan
Kabupaten Solok Selatan, pendidikan terakhir umumnya tamat SMP dan tidak tamat SMP.
Anak yang sedang menempuh pendidikan SD umumnya 1 orang, SMP 1 orang, SMA 1 orang dan perguruan tinggi 1 orang. Anak menempuh di sekitar rumah, fasilitas pendidikan anak umumnya meja belajar, buku dan pakaian, pengeluaran untuk pendidikan anak umumnya Rp 200.000 – Rp 300.000/bulan, biaya pendidikan bersumber dari biaya sendiri.
Sumarsono (2003: 10) menyatakan pada umumnya jenis dan tingkat pendidikan dianggap mewakili kualitas tenaga kerja.
Pendidikan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menambah keterampilan, pengetahuan dan meningkatkan kemampuan kemandirian maupun pembentukan kepribadian seorang individu. Hal-hal yang melekat pada diri orang tersebut merupakan modal dasar yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan.
Makin tinggi pendidikan maka makin tinggi pula kemampuan mereka untuk bekerja.
Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal I ayat 8). Kecerdasan masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non-formal. Pendidikan merupakan faktor penting dalam Lembaga pendidikan di Indonesia dalam SISDIKNAS bisa kita klasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu: sekolah dan luar sekolah, selanjutnya pembagian ini lebih rincinya menjadi tiga bentuk: Formal, informal, dan nonformal.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan anak-anak di Jorong Buluh Kasok termasuk rendah, karena pendidikan terakhir umumnya tamat SMP dan tidak tamat SMP.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kondisi mata pencaharian masyarakat Jorong Buluh Kasok Kenagarian Padang Air Dingin Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan umumnya petani, jenis pekerjaan tenaga pertanian, berusaha sendiri dan bekerja di sekitar rumah, namun sedikit yang memiliki pekerjaan sampingan di pasar sebagai pedagang.
2. Kondisi pendapatan masyarakat Jorong Buluh Kasok Rp Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 dan pengeluaran untuk kebutuhan pokok rata-rata < Rp 1.500.000/bulan.
Tingkat pendapatan masyarakat termasuk sedang jika dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten
5
Solok Selatan tahun 2014 yaitu Rp.
1.450.000
3. Kondisi kesehatan masyarakat Jorong Buluh Kasok, menderita sakit dan tempat berobat ke bidan. Gizi keluarga terpenuhi kebutuhan makan 3 x sehari dengan makan tambahan teh telur dan tempat membuang sampah umumnya di tempat sampah dan MCK dilakukan di sungai.
4. Tingkat pendidikan anak-anak masyarakat Jorong Buluh Kasok termasuk rendah karena pendidikan terakhir umumnya tamat SMP dan tidak tamat SMP. Sementara anak menempuh pendidikan SD umumnya 1 orang, SMP 1 orang, SMA 1 orang dan perguruan tinggi tidak ada.
Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan :
1. Diharapkan kepada masyarakat di Jorong Buluh Kasok untuk meningkatkan mata pencaharian sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
2. Diharapkan kepada orangtua mampu untuk meningkatkan pendidikan anak sehingga dapat menjamin masa depan anak
3. Diharapkan masyarakat untuk memperhatikan dengan menjaga lingkungan tempat tinggal.
4.
Diharapkan pada pemerintah untuk memperhatikan Jorong Buluh Kasok yang termasuk jorong teringgal di Kecamatan Sangir Jujuan.DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2008. Survey Sosial Ekonomi Nasional. Jakarta : BPS
Mulyadi. S. 2011. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sudarma,Momon.2009. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi Manajemen Sumberdaya Mausia dan Ketenagakerjaan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Sherraden, Michael. 2006. Aset Untuk Orang Miskin. Jakarta: Raja Grafindo
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desa