Jika anda ingin mengetahui ulasan hukum Islam mengenai penetapan harga dalam jual beli bahan bangunan di UD. 8 Ngabidatul Mahbubah, Tinjauan Hukum Islam Jual Beli Bahan Bangunan Dengan Sistem Salam di Sukoreja Ponorogo (Skripsi STAIN Ponorogo, 2012), 62.
Metode Penelitian 1. Jenis Penilitian
Sistem akad jual beli tetes secara grosir dalam akad jual beli tetes secara grosir di pabrik Pagotan dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam karena memenuhi syarat dan rukun dalam jual beli berdasarkan kualitas barang tanpa ada yang ditutup-tutupi dari pihak manapun. para pihak, tidak ada unsur paksaan dalam tanggung jawab untuk membatasi waktu pengambilan obat tetes. Hal ini terjadi karena adanya akad atau perjanjian sebelumnya berdasarkan kesepakatan dan persetujuan kedua belah pihak, sehingga dalam pelaksanaannya tidak bertentangan dengan hukum Islam, sistem pembayaran jual beli tetes baik secara tunai (cash), kredit maupun panjer, serta alat tukar pembayaran berupa uang halal menurut islam dan tidak bertentangan dengan syariat islam.12. Dengan metode ini penulis bermaksud untuk memahami makna dari fenomena-fenomena yang terjadi sehubungan dengan jual beli bahan bangunan khususnya yang berkaitan dengan lokasi penelitian sebagaimana adanya. 14.
Sistematika Pembahasan
Bab ini berfungsi sebagai pemaparan data hasil penelitian di daerah yang meliputi kontrak jual beli dan penentuan harga beli dan jual bahan bangunan pada UD. Pada Bab IV merupakan bab yang berfungsi untuk menganalisis rumusan masalah dari sudut pandang hukum Islam, yang berisi tentang analisis;
JUAL BELI 1. Jual Beli
Ini adalah untuk memenuhi syarat, prinsip dan lain-lain yang berkaitan dengan jual beli, maka jika syarat dan prinsip itu tidak dipenuhi, bermakna tidak mengikut kehendak syariat. Kedudukan mereka adalah kerana mereka mengatakan (berpendapat) bahawa jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
حر ز اراةر )
KHIY Ā R
Yang dimaksud dengan khiy r al-ta'yn adalah hak memilih bagi pembeli dalam menentukan barang yang berbeda mutunya dalam jual beli. Waktu yang diperlukan untuk mempertimbangkan apakah akan melanjutkan atau membatalkan perjanjian jual beli adalah tiga hari, kecuali diperjanjikan lain dalam kontrak. Yang dimaksud dengan khiy r al-ayb adalah hak untuk menarik kembali atau menyelesaikan jual beli bagi kedua belah pihak dalam akad apabila terdapat cacat yang tidak diketahui oleh pemiliknya pada saat akad itu berlangsung.
Yang dimaksud dengan khiy r al-ru’yah adalah hak memilih bagi pembeli untuk menyatakan sah atau tidaknya jual beli yang dilakukannya atas suatu benda yang tidak dilihatnya pada waktu akad berlangsung. Yang dimaksud dengan khiy r naqad adalah melakukan jual beli dengan ketentuan, jika pembeli tidak melakukan pembayaran, atau jika penjual tidak menyerahkan barangnya, dalam batas waktu tertentu, maka pihak yang dirugikan telah kehilangan haknya. hak untuk membatalkan kontrak atau melaksanakannya. Khiy r dapat melakukan akad jual beli sesuai prinsip Islam yaitu kesepakatan bersama antara pembeli dan penjual.
Menghindari unsur penipuan baik dari pihak penjual maupun pembeli, karena diperlukan kehati-hatian dalam proses jual beli.
PENETAPAN HARGA
Apabila jual beli itu dilakukan melalui pertukaran barang, maka barang yang dijadikan nilai tukar itu bukanlah barang yang diharamkan menurut syariat. 46. R yang khas adalah menghasilkan keuntungan di atas keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit barang dengan harga lebih tinggi.47. Al-saman adalah ukuran harga satuan suatu komoditi, sedangkan al-si'r adalah harga yang benar-benar berlaku di pasar.49 1.
Apabila jual beli dilakukan secara barter, barang yang dijadikan nilai tukar bukanlah barang yang diharamkan syarak, seperti daging babi dan khamr. Konsep harga berpatutan telah diketahui oleh Rasullulah dan kemudiannya banyak dibincangkan oleh para ulama. Secara umumnya, harga yang adil ialah: harga yang tidak menyebabkan eksploitasi atau penindasan (zalim) yang merugikan satu pihak dan menguntungkan pihak yang lain.55 Penentuan harga dalam Islam ditentukan oleh kuasa penawaran dan permintaan yang secara semula jadi. timbul.
Apabila produsen melakukan penyimpangan harga dan kesewenang-wenangan yang dapat merugikan konsumen, maka pemerintah dapat membatasi keuntungan dan menetapkan harga sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
QAR Ḍ (Utang Piutang) 1. Pengertian Qar ḍ
Dari uraian di atas, penulis dapat memahami bahwa siapapun boleh mengklaim keuntungan tanpa batasan keuntungan tertentu, asalkan sesuai dengan syariat Islam dan standar harga pasar yang sehat. Secara terminologi qarḍ adalah memberikan harta benda kepada orang yang menggunakannya dan mengembalikannya sebagai imbalan di kemudian hari.57. Qarḍ adalah memberi (meminjamkan) dengan imbalan yang sama dan dapat dibebankan atau ditarik kembali kapan saja debitur menghendakinya. hal yang sama.59 Padahal, utang adalah salah satu bentuk transaksi, meskipun didasarkan pada membantu orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Barangsiapa memudahkan urusan umat Islam lainnya, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat." 61. Aku berhutang padamu" atau "Aku berhutang padamu". Begitu pula kabul valid dengan semua pengucapan yang menunjukkan kesiapan, seperti "Saya berhutang pada anda." Atau “Saya menerima”, atau “Saya puas” dan seterusnya. Saat ini penulisan dilakukan di atas kertas stempel atau stempel.63 Sesuai dengan firman Allah SWT.
Maksudnya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amah tanpa wang pada waktu yang ditetapkan, hendaklah kamu menuliskannya."64.
اَ َاَراْ َ (
Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang) berada dalam kesulitan, maka berilah jeda kepadanya sampai ada tempat. Jika pelunasan utang yang melebihi pokok utang itu dilakukan dengan sukarela oleh pihak yang berhutang, bukan atas dasar kemauannya sendiri. berdasarkan perjanjian sebelumnya, maka kelebihannya adalah (halal) bagi debitur dan merupakan suatu hal yang baik bagi debitur, dan hal ini dapat dibenarkan menurut ketentuan syariat. Hal ini sebenarnya merupakan kewajiban moral pada muktariḍ ( orang yang berhutang), serta ucapan terima kasih atas hal itu.
Maksudnya: “Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah r.a., “Apabila Rasulullah SAW telah melunaskan hutangnya kepadaku, baginda memberi tambahan kepadaku.” 73. Lebihan yang dibayar oleh penghutang kepada pemiutang berdasarkan perjanjian yang telah dibuat sebelumnya. adalah, bagaimanapun, tidak dibenarkan dan menyalahi undang-undang bagi pemiutang.
رخ
Gambaran Umum UD. Sumber Murah
Sumber Murah milik Mas Abdul Aziz yang berdiri pada tanggal 27 Juli 2015 beralamat di Dusun Buluh Desa Krandegan Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun. Toko ini merupakan salah satu toko yang menjual bahan bangunan dan menyediakan kebutuhan konstruksi seperti semen, besi, triplek, paku, kayu, tangki air dan lain-lain. Sumber Murah didirikan pada tahun 2015, melihat peluang usaha yang tercipta di lingkungan tersebut dan resiko kerugian sangat minim karena barang tidak dapat membusuk dan malah menjadi lebih mahal.
Mas Abdul Aziz mampu mengembangkan toko bahan bangunan yang menjanjikan kemudahan penjualan kepada masyarakat, dengan lokasi strategis di pinggir jalan utama. Sumber daya yang gratis memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhan bahan bangunan, menciptakan kegiatan gotong royong, muamalah atau penjualan. Karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.77.
Sumber daya berbiaya rendah ini memiliki karyawan dari keluarga sendiri yang terdiri dari ayah, ibu, saudara perempuan dan saudara laki-laki.78.
Sumber Murah memiliki berbagai jenis bahan bangunan yang dapat diperdagangkan dengan masyarakat setempat dengan sistem hutang. Menurut Pak. Di Suwondo, sumber daya murah ini terjadi di desa Kranegan dengan menggunakan sistem hutang yaitu transaksi dimana Pak. Suwondo membeli bahan bangunan dari UD. Mereka merendahkan sumber daya dengan tidak membayar penuh tetapi hanya sebagian tetapi mengambil seluruh bahan bangunan.82 Bahasa yang digunakan dalam kontrak adalah.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa akad jual beli bahan bangunan yang terjadi di desa Krandegan menggunakan akad jual beli dan akad hutang (qarḍ). Penetapan harga dalam pembelian dan penjualan bahan bangunan sangatlah penting karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap toko. Mengenai penentuan harga dalam jual beli bahan bangunan di desa Krandegan, Mas Abdul Aziz menjelaskan jika terjadi kenaikan atau penurunan harga bahan bangunan dimana penjual dan pembeli tidak ingin mengalami kerugian.
Dan Mas Abdul Aziz pun merasa senang karena transaksi ini memudahkan konsumen dalam membeli bahan bangunan sehingga UD.
Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Jual Beli Bahan Bangunan di UD
Ulam fiqh sepakat bahwa yang menjadi persoalan utama dalam jual beli adalah kesediaan kedua belah pihak dan kesediaan ini terlihat pada saat akad berlangsung. Jual beli menurut istilahnya adalah menukarkan barang dengan barang atau barang dengan uang dengan cara melepaskan kepemilikan yang satu kepada yang lain atas dasar kesepakatan bersama.110. Mengenai terpenuhi atau tidaknya syarat sahnya jual beli bahan bangunan di UD Sumber Murah Desa Krandegan Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun.
Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa fakta akad dan hubungannya dengan syarat-syarat sahnya akad jual beli dalam Islam. Akad penjualan bahan bangunan yang pertama untuk perolehan bahan bangunan adalah seperti akad yang ditentukan oleh pembeli :. Syarat-syarat bagi orang yang melaksanakan akad adalah ia berakal sehat, atas kehendaknya sendiri (tidak dipaksakan), tidak mubazir, ringan (cukup umur). 3) Objek jual beli ini adalah bahan bangunan yang dibutuhkan pembeli untuk pembangunan bangunan tersebut.
Setelah jual beli bahan bangunan, masih ada jual beli bahan bangunan yaitu hutang.
ىفه اراال ر)
Misalnya saja Pak. Suwondo membeli 60 besi lonjong ukuran 10 per lonjong seharga Rp. Selain itu, Bpk. Suwondo membeli Semen Gresik 60 wasak, 1 wasak harganya Rp. Selain itu, Bpk. Suwondo juga membeli 2 kwintal batu kapur. , harganya Rp. Jadi jumlah keseluruhan yang Pak. Suwondo membeli seharga Rp. Pak Suwondo tidak membayar penuh bahan bangunan yang dibelinya hanya membayar Rp. Lalu, Pak. Harto membeli Semen Gresik 10 wasak, 1 wasak harganya Rp. Jadi jumlah keseluruhan yang Pak. Namun Pak Harto menerima semua bahan bangunan sebelum membayar seluruh pembayaran. 133 Setelah transaksi, penjual memberikan ketentuan kepada Pak Harto bahwa jika pembayaran tidak dibayar dalam waktu satu bulan, tidak ada harga tambahan.
Pada saat itu, Pak. Sutrisno membeli 25 wasak bahan bangunan semen Holcim, masing-masing 1 wasak berharga Rp. Selain itu, Bpk. Sutrisno membeli 15 batang besi panjang berukuran 10 per panjangnya, Rp sehingga total yang Pak. Sutrisno. yang harus dibayar adalah Rp. Dari penjelasan tersebut penulis diatas dapat menganalisis dan menyimpulkan bahwa penetapan harga pada praktek jual beli bahan bangunan di desa Krandegan kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun tidak sesuai dengan syariat Islam. Karena penentuan harga jual beli bahan bangunan di atas ditentukan oleh pemilik toko dan waktu pembayarannya tidak menentu karena total harga tidak jelas sampai pembeli mempunyai uang untuk membayar sebelum harga jelas.
Disini yang menentukan harga jual beli bahan bangunan belum tentu harga dan waktu, karena menunggu pembayaran dilakukan, dan semua harga ditentukan oleh penjual sendiri.
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Tinjauan Hukum Islam Praktek Jual Beli Daun Cengkih di Dusun Nglegok Desa Jurug Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.