HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG GIZI KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)
PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MANDE KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2023
Sinta Pebrianti1, Dian Purnama Sari2, Eva Riantini3, .Liste Zulhijwati W4, Yeti Hernawati5
1STIKes Dharma Husada Email : [email protected]
2STIKes Dharma Husada Email :[email protected]
3IBI Jawa Barat
4IBI Kabupaten Cianjur
5STIKes Dharma Husada Email : [email protected]
Abstract
Chronic energy deficiency (CED) is a condition in which a pregnant woman suffers from a long-term lack of food intake which results in health problems. One of the factors causing chronic energy deficiency (CED) is the lack of knowledge of pregnant women about nutrition. Medical record data at the Mande Health Center for examinations from January to March as many as 74 people (0.107 % ) experienced CED, the results of interviews at the posyandu were 6 out of 10 pregnant women who experienced CED and did not know about nutrition and pregnancy nutrition . The aim of the study was to determine the relationship between knowledge and attitudes about pregnancy nutrition and Chronic Energy Deficiency (KEK) in pregnancy at the Mande Health Center, Cianjur Regency. The study design was observational analytic with a cross-sectional approach using primary data collected using a questionnaire and measuring LILA to 50. Data analysis used univariate and bivariate using the chi-square test to see the correlation between knowledge, attitudes and the incidence of CED. The research results show a relationship knowledge about pregnancy nutrition with the incidence of Chronic Energy Deficiency (KEK) in pregnancy with a p value of 0.035. There is a relationship between attitudes about pregnancy nutrition and the incidence of Chronic Energy Deficiency (KEK) with a p value of 0.001. Conclusion: there is a relationship between knowledge and attitudes about pregnancy nutrition and Chronic Energy Deficiency (KEK) in pregnancy at the Mande Health Center, Cianjur Regencyency of ANC and the nutritional status of pregnant women at the Cianjur District Health Center UPTD in 2023.
Abstrak
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan suatu kondisi dimana seorang ibu hamil menderita kekurangan asupan makanan yang berlangsung dalam jangka waktu lama yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan. Salah satu faktor penyebab terjadinya kekurangan energi kronis (KEK) yaitu kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang gizi. Data rekam medik di Puskesmas Mande pemeriksaan januari sampai bulan Maret sebanyak 74 orang (0,107%) mengalami KEK, hasi wawancara di posyandu 6 dari 10 ibu hamil yang mengalami KEK dan tidak mengetahui tentang gizi dan nutrisi kehamilan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang gizi kehamilan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada kehamilan di Puskesmas Mande Kabupaten Cianjur. Rancangan penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan data primer yang dikumpulkan menggunakan kuesioner dan pengukuran LILA kepada 50. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square untuk melihat korelasi antara pengetahuan, sikap dan kejadian KEK. Hasil penelitian terdapat hubungan pengetahuan tentang gizi kehamilan dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada kehamilan dengan nilai p value 0.035. Terdapat hubungan sikap tentang gizi kehamilan dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik(KEK) dengan nilai p value 0.001.Kesimpulan : ada hubungan pengetahuan dan sikap tentang gizi kehamilan dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada kehamilan di Puskesmas Mande Kabupaten Cianjur.
I. PENDAHULUAN
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan suatu kondisi dimana seorang ibu hamil menderita kekurangan asupan makanan yang berlangsung dalam jangka waktu lama (menahun atau kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan, sehingga kebutuhan zat gizi pada masa kehamilan tidak dapat terpenuhi yang ditandai dengan berat badan kurang dari 40 Kg atau tampak kurus dan lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm.
Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kematian mendadak pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR)3.
Menurut World Health Organization (WHO,2018) melaporkan bahwa prevalensi kekurangan energi kronik (KEK) pada kehamilan secara global yaitu 35-75%, dimana secara bermakna kejadiannya lebih tinggi pada trimester ketiga dibandingkan trimester pertama dan kedua kehamilan. Terdapat 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan kejadian anemia dan KEK4.
Penyebab ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis yaitu karena akibat dari ketidakseimbangan antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi.
Ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis dapat terganggu kesehatannya dan juga dapat berpengaruh pada kondisi janinnya. Beberapa faktor penyebab terjadinya kekurangan energi kronis (KEK) karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang gizi, jumlah asupan energi, beban kerja ibu hamil, status ekonomi dan penyakit atau infeksi. Hasil dari penelitian Sukmawati menunjukan bahwa menurut data ibu hamil hampir setengahnya responden yang berpengetahuan kurang yaitu 40% dengan kejadian KEK sedangkan menurut data ibu hamil yang tidak KEK dengan yang berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 28%.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arifa bahwa tidak ada hubungan yang signifikan dan searah antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi kehamilan dengan kejadian KEK1.
Dari hasil wawancara di posyandu 6 dari 10 ibu hamil yang mengalami KEK dan tidak mengetahui tentang gizi dan nutrisi Kehamilan.
Kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil dapat berakibat pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya. Pada ibu
menyebabkan resiko terjadinya anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, terkena penyakit infeksi dan menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu sedangkan pengaruh kekurangan energi kronis terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur) serta pendarahan. Terhadap janin dapat menimbulkan keguguran atau abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, berat badan lahir rendah (BBLR) dan anemia pada bayi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan adalah pemahaman atau informasi tentang subjek yang didapatkan melalui pengalaman maupun studi yang diketahui baik oleh satu orang atau oleh orang- orang pada umumnya.
sikap adalah pandangan atau opini atau perasaan terhadap objek atau orang atau kejadian tertentu. Selanjutnya, respons sikap seseorang biasanya ditunjukan dalam derajat suka atau tidak suka atau bisa juga menyangkut setuju atau tidak setuju.
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil mengalami peningkatan dibandingkan dengan ketika tidak hamil. Bila kebutuhan energi perempuan sebelum hamil sekitar 1.900 kkal/hari untuk usia 19—29 tahun dan 1.800 kkal untuk usia 30—49 tahun, maka kebutuhan ini akan bertambah sekitar 180 kkal/hari pada trimester I dan 300 kkal/hari pada trimester II dan III. Demikian juga dengan kebutuhan protein, lemak, vitamin dan mineral, akan meningkat selama kehamilan.
Gizi dan nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama kehamilan berlangsung. Nutrisi dan gizi yang baik ketika kehamilan sangat membantu ibu hamil dan janin tetap sehat. Status gizi merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara hubungan dan masukan nutrisi. Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi selama kehamilan yaitu dengan porsi dua kali makan orang yang tidak hamil.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana ibu hamil mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama dan menahun disebabkan karena ketidakseimbangan asupan gizi,
sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Hal tersebut mengakibatkan perubahan tubuh baik fisik ataupun mental tidak sempurna seperti yang seharusnya.
Ibu yang mendapatkan asupan makanan dan minuman (makanan utama maupun makanan ringan) yang cukup merupakan sumber glukosa. Glukosa merupakan sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Asupan makanan yang kurang akan mengakibatkan kesulitan pada proses bersalin. Kekurangan energi mengakibatkan komplikasi persalinan baik ibu maupun janin. Pada ibu hamil akan mempengaruhi kontraksi (His) sehingga akan menghambat kemajuan persalinan dan meningkatkan insiden persalinan dengan tindakan serta meningkatkan resiko perdarahan postpartum. Pada janin akan mempengaruhi pertumbuhan janin terhambat (IUGR), abortus, kelahiran bayi mati (IUFD), cacat bawaan, berat badan lahir rendah (BBLR) dan asfiksia
Penilain pada faktor langsung yang berkaitan dengan asupan gizi kurang yaitu , kurangnya asupan gizi, dan riwayat penyakit, pada penilaian ini dapat di nilai dengan memantau penambahan berat badan pada ibu hamil, dan mengukur LILA. sedangkan penilaian faktor tidak langsung kurangnya ketersediaan pangan tingkat rumah tangga dimana makanan yang bernutrisi kurang untuk di konsumsi, prilaku pada ibu, dan juga kurangnya pelayanan kesehatan yaitu pemeriksaan ANC. Mengukur LILA untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK untuk mengetahui kondisi ibu. KEK pada ibu hamil ditandai dengan lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm. Pada umumnya, hal tersebut disebabkan karena ibu hamil makan terlalu sedikit dan kurang asupan nutrisi yang baik.
III. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik observasional. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey Cross Sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di wilayah Puskesmas Mande Kabupaten Cianjur pada periode Mei-Juni 2023 yaitu sebanyak 101
orang. Dengan sample 50 ibu hamil dengan teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada di suatu tempat yang sesuai dengan konteks penelitian.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden
Pengetahuan Jumlah (n) Presentase (%)
Kurang 23 46
Cukup 15 30
Baik 12 24
Total 50 100
Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang mendapatkan pengetahuan kurang tentang gizi kehamilan sebanyak 23 orang (46%), yang mendapatkan pengetahuan cukup tentang gizi kehamilan sebanyak 15 orang (30%), sedangkan yang mendapatkan pengetahuan baik tentang gizi kehamilan hanya 12 orang (24 %)
Dari hasil termuan penelitian diketahui bahwa masih banyak responden yang memiliki pengetahuan kurang, kurangnya pengetahuan yang di miliki responden dapat mempengaruhi pencegahan kejadian KEK.
Responden yang memiliki pengetahuan kurang dikarenakan kurangnya edukasi pengetahuan responden tentang gizi kehamilan dari tenaga kesehatan, pendidikan formal maupun lingkungan. Penilaian pengetahuan berkaitan dengan gizi kehamilan pada ibu hamil menjadi hal yang penting dikarenakan pengetahuan mengenai gizi kehamilan dapat mempengaruhi kebiasaan individu dalam memilih makanan atau menerapkan diet. Jika jenjang pendidikan ibu meningkat maka akan mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu terkait gizi, dalam hal ini ibu akan cenderung memilih makanan yang bergizi tinggi26.
Pernyataan tersebut didukung dengan teori Riynato A yang menyatakan bahwa
pengetahuan adalah pemahaman atau informasi tentang subjek yang didapatkan melalui
pengalaman maupun studi yang diketahui baik
oleh satu orang atau oleh orang-orang pada umumnya. Pengetahuan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya pendidikan, media
massa/sumber informasi, social budaya dan ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Responden
Sikap Jumlah (n) Presentase (%)
Negatif 30 60
Positif 20 40
Total 50 100
Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang mempunyai sikap negatif terhadap gizi kehamilan sebanyak 30 orang (60%), sedangkan yang mempunyai sikap positif terhadap gizi kehamilan sebanyak 20 orang (40%)
Dari hasil temuan penelitian diketahui bahwa mayoritas responden memiliki sikap negatif, tingginya sikap negatif yang di miliki responden dapat mempengaruhi perilaku pencegahan kejadian kekurangan energi kronik dikarenakan kurangnya sikap responden tentang gizi kehamilan.
Pernyataan tersebut didukung dengan teori dari Riyanto A yang menyatakan bahwa sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Pernyatan evaluatif merupakan reaksi respon terhadap objek, orang dan peristiwa yang merupakan stimulus22. Respon yang dihasilkan masih tertutup dan dipengaruhi oleh pengetahuan akan stimulus ataupun objek tertentu. Sikap sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh budaya, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta pengaruh faktor emosional22
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Kejadian KEK Jumlah (n) Presentase (%)
KEK 21 42
Tidak KEK 29 58
Total 50 100
Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang mendapatkan kejadian kekurangan energy kronik (KEK) di
Puskesmas Mande sebanyak 21 orang (42%), sedangkan responden yang tidak mengalami KEK sebanyak 29 orang (58%).
Penyebab terjadinya KEK pada ibu hamil diantaranya rendahnya asupan ibu hamil yang disebabkan oleh ketersediaan rumah tangga yang kurang. , tingginya angka kesakitan pada ibu hamil dan ibu hamil yang mengalami penyakit yang berulang dalam jangka waktu pendek, rendahnya cakupan PMT pemulihan pada ibu hamil, kurangnya pengetahuan ibu, suami dan keluarga tentang pemberian makan pada ibu hamil16.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi KEK diantaranya paritas, pendidikan, jarak melahirkan dan usia ibu.
Dampak dari kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil dapat mempengaruhi kehamilan pada ibu hamil diantaranya resiko pada ibu kematian mendadak pada masa perinatal dan resiko pada janin yaitu resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR), keguguran atau abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan dan anemia pada bayi. Pada bayi dengan BBLR jika tidak ditangani dengan baik akan tumbuh menjadi balita yang menderita Kekurangan Energi Protein (KEP). Balita dengan KEP akan berpotensi menjadi remaja putri dengan gangguan pertumbuhan atau KEK. Siklus ini akan berlanjut seterusnya29
Tabel 4.4 Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi Kehamilan Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK).
Dari hasil analisis hubungan antara pengetahuan tentang gizi kehamilan dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK) pada kehamilan di Puskesmas Mande Kabupaten Cianjur didapatkan bahwa ada sebanyak 14 (60,9%) responden yang mempunyai pengetahuan kurang mengalami kekurangan energi kronik (KEK), sedangkan sebanyak 12 (80%) responden yang
Pengeta huan
Status Gizi Total P Value Tidak Baik Baik
N % N % N %
Kurang 14 60,9 9 39,1 23 100 0,035
Cukup 3 20 12 80 15 100
Baik 4 33,3 8 66,7 12 100 Jumlah 21 42 29 58 50 100
mempunyai pengetahuan cukup tidak mengalami kekurangan energi kronik (KEK) dan 8 (66,7 %) responden yang mempunyai pengetahuan baik tidak mengalami kekurangan energi kronik (KEK)
Hasil uji chi-square didapatkan pearson chi-square dengan nilai p value = 0,035 lebih kecil dari nilai Alpha (0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang gizi kehamilan dengan kekurangan energi kronik (KEK).
Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan seseorang terhadap gizi kehamilan, maka semakin kecil kemungkinan ia mengalami KEK. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Diningsih dkk pada tahun 2021 yang menyatakan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan tentang gizi terhadap kejadian kekurangan energikronik (KEK) pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Matraman Jakarta Timur dengan p-value 0.000 < 0.0525.
Asumsi Peneliti semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin berkualitas pengetahuannya dan semakin matang intelektualnya serta cenderung lebih memperhatikan kesehatan dirinya dan keluarganya. Sehingga penting sekali memberikan pengetahuan gizi kehamilan pada ibu hamil yang dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan kesehatan, penyuluhan maupun konseling tentang gizi kehamilan ibu hamil agar terhindar dari kejadian KEK pada ibu hamil, hal ini sesuai dengan teori dari Diningsih dkk dalam jurnalnya mengatakan bahwa pendidikan formal dari ibu sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluaarga.
Tabel 4.5 Hubungan Sikap Tentang Gizi Kehamilan Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Dari hasil analisis hubungan antara sikap tentang gizi kehamilan dengan kejadian kekurangan energi kronik di Puskesmas Mande Kabupaten Cianjur didapatkan bahwa ada sebanyak 19 (63,3%) responden yang mempunyai sikap negatif mengalami kekurangan energy kronik (KEK), sedangkan sebanyak 18 (90%) responden yang mempunyai sikap positif tidak mengalami kekurangan energy kronik.
Hasil uji chi-square didapatkan continuity correction dengan nilai p value = 0,001 lebih kecil dari nilai Alpha (0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara sikap tentang gizi kehamilan dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK).
Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin positif sikap seseorang terhadap gizi kehaamilan maka semakin kecil resiko mengalami KEK. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rishel pada tahun 2020 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap gizi kehamilan dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK) dengan p value 0.003 lebih kecil dari nilai alpha 0.05.
Asumsi peneliti sikap yang baik terhadap gizi kehamilan akan menghindari terjadinya kejadian KEK, begitupun sebaliknya. KEK pada ibu hamil disebabkan karena responden lebih sering mengabaikan sikap mengenai gizi kehamilan, ibu hamil sering menganggap gizi kehamilan adalah masalah biasa. Sikap responden yang positif terhadap gizi kehamilan dapat mengurangi kejadian KEK disebabkan karena responden tahu bagaimana gizi yang baik saat kehamilan berlangsung sehingga kejadian KEK dapat dicegah.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan dan sikap tentang gizi kehamilan pada kehamilan dengan kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Mande Kabupaten Cianjur
Adapun saran diharapkan dapat meningkatkan keilmuan mengenai Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dan dapat menambah bahan referensi
Sikap Status Gizi Total P
Value Tidak Baik Baik
N % N % N %
Negatif 19 63,3 11 36,7 30 100 0,001
Positif 2 10 18 90 20 100
Jumlah 30 44,8 37 55,2 50 100
mengenai KEK pada ibu hamil sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan maupun intervensi dalam penanganan ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK). dan diharapkan dapat meningkatkan program terpadu dan terencana seperti pemberian informasi dan penyuluhan mengenai manfaat gizi kehamilan dan mengenai Kekurangan Energi Kronik (KEK) di semua posyandu di wilayah kerja Puskesmas Mande Kabupaten Cianjur, menyediakan fasilitas dalam pemberian informasi mengenai gizi kehamilan dan Kekurangan Energi Kronik (KEK) baik dalam bentuk fisik maupun secara online atau digital, serta bekerjasama dengan antar program yang ada di Puskesmas Mande guna untuk melakukan sosialisasi maupun skrining KEK pada hamil.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alini, T. (2021). Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemanfaatan Buku KIA. J. Ilm. Maksitek Vol. 6 No. 3 ISSN. 2655-4399, 18-19.
2. Indriani, L. G. (2021). Hubungan Pengetahuan Ibu Tenyang Gizi Seimbang Dengan Konsumsi Ibu Saat Hamil Dengan Bera Badan Lahir Di RSUD Kabupaten Tabanan.5-18.
3. I Ketut Suwarjana, S. 2022. Konsep Pengetahuan, Sikap, perilaku, Persepsi, Stres, Kecemasan, Nyeri, Dukungan Sosial, Kepatuhan, Motivasi, Kepuasan, Pandemi Covid-19, Akses Layanan Kesehatan- Lengkap dengan Teori, Cara Mengukur Variabel dan Contoh Kuesioner. ANDI (Anggota IKAPI)
4. Fadlyatul Fajri, S. (2022). Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Penyuluhan Berbasis Media. J. Pengabdi. Masy.
Lentora. 1(2) 34
5. Kemenkes RI. Laporan Kinerja Kementrian Kesehatan Tahun 2020.
(2021).
6. Jabar, P. (2023). Jumlah Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK).
https://opendata.jabarprov.go.id, hal. 135.
7. Nursalam. 2018. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Selemba Medika.
8. Bekti Putri Harwijayanti, K. K. 2022.
Psikologi Keperawatan : PT Global eksekutif Teknologi.
9. Proverawati. 2017. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan: Nuha Medika.
10. Supariasa. 2016. Penilaian Status Gizi : 11. Almatsier, S. 2019.EGC. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi: Gramedia Pustaka Utama.
12. Pritasari. 2017. Gizi dalam Daur Kehidupan: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
13. Syaiful, Y. 2019. Asuhan Keperawatan Kehamilan: CV. Jakad Publishing.
14. Kusmiyati, Y. 2015. Perawatan Ibu Hamil: Fitramaya.
15. Kemenkes, R. 2019. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
16. Kemenkes, R. 2018. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (Balita- Ibu Hamil- Anak Sekolah): Kementrian Kesehatan RI.
17. Darwin Nasution, Detty Siti Nurdianti, E.
H. (2014).Berat Badan Lahir Rendah Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan. J. Gizi Klin. Indones.
11(1), 34–3.
18. Kemenkes, R. 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Ketiga.:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
19. Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan: Rineka Cipta.
20. Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian:Alfabeta.
21. Budiman & Riyanto. 2018.Kapita Selekta Kuesioner : Pengetahuan Dan Sikap Dalam Penelitian: Salemba Medika.
22. Sukmawati, Sari E, Pitri D. (2023).
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi kehamilan dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK) pada kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Sitiung 1 tahun 2022. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(1), 224-9.
23. Rishel RA, Armalini R. (2022). Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang gizi dengan kejadian kekurangan energi kronik (KEK) di Puskesmas Sikapak Kota Pariaman tahun 2022.Jurnal NTHN, 18(1), 82-94.
24. Udiani, Hikmandari. 2019. Tiga Tahun
GERMAS Lessons Learned: Kementerian Kesehatan RI.
25. Diningsih RF, Wiratno PA, Lubis E.
Hubungan tingkat pengetahuan tentang gizi terhadap kejadian kekurangan energi kronik (KEK) pada ibu hamil. BSJ, 3(3),8- 15. (2021)
26. Panjaitan HC, Sagita DI, Rusfianti A.
(2022). Hubungan pengetahuan dan sikap dengankejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Gemolong. Darussalam Nutrition Journal. 6(2), 72-81.
27. Simbolon D, Jumiyati, Rahmadi A.
Pencegahan dan penanggulangan Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan anemia pada ibu hamil. (Budi Utama.2018) 28. Yosepin dkk. 2019. Buku sebagai konselor
1000 HPK dalam mengedukasi calon pengantin: Budi Utama.
29. DewiM, Ulfah M. 2021. Buku ajar remaja dan pranikah: UB Press.
30. Baroroh I, Maslikhah. 2021. Gizi dalam kesehatan reproduksi:NEM.