ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Menggunakan Lembar Balik Pada Wanita Usia Subur Terhadap Tingkat Pengetahuan Alat Kontrasepsi Kb Iud Di
Klinik Pratama Rawat Inap An Nuur
Oleh
Nursyiam Maya Parini, Ernawati, Wahyu Dwi A
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada
Surakarta
Rendahnya penggunaan kontrasepsi jangka panjang memiliki beberapa faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kurangnya informasi yang diberikan kepada calon peserta KB. Dengan memberikan informasi yang lengkap dan cukup tentang KB jangka panjang maka banyak dari calon peserta KB faham dan tidak takut menggunakan KB jangka panjang, dan dapat membuat calon peserta KB puas dan yakin akan meningkatkan keberhasilan program KB. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan menggunakan lembar balik pada WUS terhadap tingkat pengetahuan tentang KB IUD di Klinik An Nuur.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yaitu penelitian pre-experimental design dengan desain one grup pre-test dan posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah WUS yang ada di Klinik An Nuur sebanyak 49 orang dengan memberikan kuisioner sebelum dan setelah diberikan treatment.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai probability sampel mengalami peningkatan pengetahuan tentang KB IUD sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan adalah Asymp. Sig. (2-tailed) 0,001
< 0,05 maka pemberian pendidikan kesehatan menggunakan lembar balik tentang KB IUD kepada WUS memiliki pengaruh pada tingkat pengetahuan. Kesimpulan dari penelitian tersebut ada pegaruh pada tingkat pengetahuan dalam pemberian pendidikan kesehatan menggunakan lembar balik pada wanita usia subur.
Kata Kunci : WUS, KB IUD, Lembar Balik
ABSTRACT
The Impact Of Giving Health Education On Women Of Childbearing Age On Flip chart Of IUD Contraceptives Knowledge At The An Nuur Primary
Hospitalization By
Nursyiam Maya Parini, Ernawati, Wahyu Dwi A
Undergraduate Midwifery Study Program
Faculty of Health Sciences, Kusuma Husada University Surakarta
Lack of long-term contraception has several factors and one of the affect factors is less information given to KB members. With giving full and enough information of KB long-term thus many KB members understand and unafraid using KB long-term and it will make KB members feel satisfied and confident will improve success KB program. The purpose of this study is to identify the effects of medical education using a return sheet on the wis on the level of knowledge about KB IUD at An Nuur hospital.
The study uses the kind of quantitative research: pre-experimental design with design one grup pre-test and postest. The population in the study is the WUS in the An Nuur clinic, 49 people by giving the questionnaire before and after treatment. Based on the results of research using wilcoxon tests, applicable value samples increased knowledge of KB IUD before and after medical education was asymp. sig (2-tailed) 0,001 < 0,05 Thus, the administration of health education using the feedback sheet on KB IUD to the WUS has an effect on the knowledge level. The conclusion of the study was that there was a staff at the level of knowledge on using health education using a feedback sheet in women of childbearing age.
Keywords : WUS, KB IUD, Flip chart
PENDAHULUAN
Masalah kependudukan merupakan masalah yang sering dihadapi oleh semua negara termasuk Indonesia. Hasil dari sensus penduduk tahun 2020 sebanyak 270,20 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,25 %. Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia melalui dengan program KB (Badan Pusat Statistik, 2020). Tingkat pertumbuhan penduduk tersebut di pengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi). Jadi untuk menekan angka pertumbuhan penduduk dapat dengan cara menekan angka kelahiran yaitu dengan program keluarga berencana (Yudha, 2012).
KB atau keluarga berencana adalah salah satu cara untuk membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan, mengatur jarak anak, dan mendapatkan kehamilan yang diinginkan. KB juga merupakan program dari pemerintah berskala nasional yang berguna untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan angka pertambahan suatu penduduk.
Program KB secara khusus di rancang demi menciptakan kemajuan, kestabilan dan kesejahteraan ekonomi, sosial dan spiritual setiap penduduk.
Program KB sendiri diatur dalam UU No. 52 tahun 2009, yang dijalankan dan
diawasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (Marmi, 2018).
Penggunaan kontrasepsi di Indonesia masih didominasikan menggunakan kontrasepsi jangka pendek dan hormonal yang pada umumnya memiliki continuation rate yang rendah dibandingkan dengan menggunakan kontrasepsi jangka panjang. Menurut Muflihah dan Yuliana (2018) rendahnya penggunaan kontrasepsi jangka panjang memiliki beberapa faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kurangnya informasi yang diberikan kepada calon peserta KB mengenai penggunaan kontrasepsi jangka panjang.
IUD memiliki efektifitas yang tinggi yaitu sebesar 0,6-0, 8 kehamilan per 100 perempuan yang menggunakan IUD (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan) sehingga IUD sangat efektif untuk menurunkan angka kelahiran.
Akan tetapi penggunaan alat kontrasepsi IUD oleh wanita usia subur masih kurang maksimal, banyaknya faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah masih rendahnya pengetahuan akseptor KB tentang alat kontrasepsi terutama IUD (Yudha, 2012).
Informasi ataupun pengetahuan yang diberikan kepada calon peserta KB merupakan aspek yang sangat penting dalam pemberian pelayanan KB. Dengan memberikan informasi yang yang lengkap dan cukup tentang
kontrasepsi KB jangka panjang maka banyak dari calon peserta KB faham dan tidak takut menggunakan kontrasepsi KB jangka panjang, dan dapat membuat calon KB puas dan yakin akan meningkatkan keberhasilan program KB. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020, jumlah peserta KB aktif di Jawa Tengah sebanyak 64,9 %, sedangkan data dari Profil Kesehatan Jateng pada tahun 2020 di Kabupaten Karanganyar terdapat Pasangan Usia Subur sebanyak 156.019 untuk jumlah peserta KB baru pada tahun 2020 sebanyak 0,88 % dari jumlah PUS. Peserta KB aktif menggunakan KB Kondom sebanyak 4734 orang, pil sebanyak 7636 orang, MOP atau MOW sebanyak 10221 orang, implan sebanyak 12672 orang, IUD atau AKDR sebanyak 19432 orang dan KB suntik sebanyak 63531 orang (Frofil Kesehatan Jateng, 2020).
Program dari Klinik An Nuur sendiri belum menerapkan memberikan pendidikan kesehatan menggunakan media lembar balik, di Klinik An Nuur hanya menggunakan metode ceramah saat klien menanyakan metode kontrasepsi saja. Studi pendahuluan Klinik Pratama Rawat Inap An Nuur pada tahun 2020 didapatkan sebanyak 1983 orang, dengan KB suntik sebanyak 1938 orang, KB pil sebanyak 14 orang, KB Implant sebanyak 2 orang dan KB IUD sebanyak 29 orang. Dari jumlah data KB pada bulan November
di Klinik An Nuur terdapat sebanyak 152 orang dengan suntik 3 bulan sebanyak 33 orang, kontrol IUD 7 orang, pil 1 orang, KB kondom 1 orang dan untuk KB suntik 1 bulan sebanyak 107 orang, dari data tersebut menunjukkan bahwa minat aseptor KB lebih banyak menggunakan KB suntik.
TINJAUAN TEORI 1. Pengertian KB
KB IUD menurut Marmi (2018) adalah salah satu kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa untuk dimasukkan kedalam rahim yang efektif, reversibel dan berjangka panjang dan dapat digunakan oleh semua wanita usia produktif sebagai salah satu usaha pencegahan kehamilan.
2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan IUD
a. Pengalaman
Orang yang pernah menggunakan KB IUD sebelumnya, kemudian mengalami efek samping yang dirasa mengganggu maka
kemungkinan akan
mengalihkan metode lainnya.
b. Takut terhadap efek samping Ketakutan terhadap efek samping juga berpengaruh karena akan menyebabkan klien enggan menggunakan KB IUD, sedangkan keluhan tersebut bisa diobati.
Ketakutan juga terjadi apabila mengalami nyeri pada saat setelah pemasangan, yang
biasanya akan hilang setelah 2-3 hari.
c. Pengetahuan dan pemahaman tentang KB IUD
Menurut Septika dkk (2019), kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap pemakaian KB IUD. Dari beberapa temuan manakala pengetahuan dari wanita kurang maka penggunaan kontrasepsi IUD juga menurun.
d. Pendidikan PUS yang rendah Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok.
Pendidikan pasangan suami istri yang rendah akan menyulitkan proses pengajaran dan pemberian informasi, sehingga pengetahuan informasi juga terbatas.
e. Malu dan risih
Perasaan malu dan risih saat harus melakukan pemeriksaan posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
f. Adanya penyakit atau kondisi tertentu yang merupakan kontraindikasi pemasangan IUD.
g. Persepsi tentang IUD
Belum terbiasanya masyarakat setempat dalam penggunaan kontrasepsi IUD bisa terjadi akibat salah persepsi atau pandangan subyektif seperti IUD dapat mempengaruhi kenyamanan dalam hubungan seksual.
h. Sosial budaya dan ekonomi Hal ini disebabkan untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan akseptor KB harus menyediakan dana yang diperlukan.
i. Pekerjaan
Pekerjaan formal terkadang menjadi kendala seseorang untuk tidak menggunakan kontrasepsi, karena tidak sempat atau tidak ada waktu ke pusat pelayanan.
3. Pengertian WUS
Menurut Suparyanto (2011) wanita usia subur ( WUS ) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun.
4. Pengertian Pendidikan Kesehatan Notoatmodjo (2014) pendidikan kesehatan juga merupakan sekumpulan pertemuan pertemuan pengalaman yang saling terkait dan juga dapat mendukung suatu kebiasaan satu dengan kebiasaan yang lainnya, sikap dan pengetahuan yang saling berhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat ataupun ras.
5. Pengertian Lembar Balik
Flip chart adalah (lembar balik), media penyimpanan pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan
dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkitan dengan gambar tersebut (Indriana, 2011)
METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan di Klinik Pratama Rawat Inap An nuur yang dimulai dari pengambilan data sampai selesai dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2022. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif termasuk dalam penelitian pre-experimental design dengan desain one grup pre-test dan posttest.
Rancangan dari penelitian ini dengan memberikan kuisioner sebelum dan setelah diberikan treatment (Penkes).
Responden terdiri atas 49 orang wanita usia subur dengan menggunakan metode nonprobability sampling yaitu sampling purposive.
Pada penelitan ini teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampling purposive, variabel dalam penelitian ini menggunakan skala data ordinal yang diukur dengan skala Guttman, instrument pada penelitian ini adalam kuisioner dan data analisis menggunakan Wilcoxon Test.
HASIL & PEMBAHASAN
Tabel 1. Usia responden Pengetahun KB IUD di Klinik An Nuur Tahun 2022
Usia Frekuensi %
>35 21 42,9
20-35 23 46,9
<20 5 10,2
Total 49 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia dari responden di Klinik An Nuur mayoritas di usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 23 orang (46,9%). Usia 20-35 tahun adalah usia yang dimana diusia tersebut masih termasuk usia produktif. Usia produktif adalah usia aman bagi wanita usia subur untuk hamil lagi, sehingga pada usia tersebut banyak wanita usia subur menggunakan KB untuk menjarakkan ataupun menunda kehamilan. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari Yuliana dan Muflihah tahun (2018) menyatakan usia 20-35 tahun adalah masa produktif pada WUS dalam menunda dan menjarakkan kehamilan.
Semakin matang usia responden diharapkan semakin matang responden dalam memiliki anak atau menjarakkan anak.
Tabel 2. Pendidikan Responden Pengetahuan KB IUD
Pendidikan Frekuensi %
SMP 14 28,6
SMA 30 61,2
PT 5 10,2
Total 49 100
Hasil penelitian menunjukkan pendidikan dari responden di Klinik An Nuur mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 30 orang (61,2%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden sudah memiliki tingkat pendidikan atas yaitu SMA.
Berdasarkan distribusi frekuensi pendidikan responden mayoritas SMA, pada umumnya
semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya, bertambahnya umur seseorang dapat pula berpengaruh pada pengetahuan yang diperolehnya, sumber pengetahuan berasal dari pengindraan indra penglihatan, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Wijayanti, 2009).
Dalam penelitian ini peneliti juga berpendapat bahwa, kurang nya informasi yang dimiliki responden tentang KB IUD karena kurangnya informasi dan sebagian responden berpendidikan SMA. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula orang tersebut dapat menerima informasi yang akan diberikan.
Tabel 3. Pengetahuan responden sebelum pemberian penkes menggunakan lembar balik
Kategori Frekuensi %
Kurang 28 57,1
Cukup 19 38,8
Baik 2 4,1
Total 49 100
Hasil penelitian menunjukkan hasil pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan menggunakan lembar balik bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang KB IUD terdapat 28 orang responden (57,1 %). Menurut studi pendahuluan yang telah di lakukan oleh peneliti rendah nya hasil dari pengetahuan responden yang rendah disebabkan kurangnya informasi tentang KB IUD di Klinik An Nuur yang berarti responden dengan pengetahuan kurang berpeluang lebih
besar tidak mengetahui informasi tentang kontrasepsi IUD dibandingkan responden dengan pengetahuan baik.
Pengetahuan tentang informasi KB IUD adalah seluruh informasi tentang KB IUD seperti kelebihan atau kekurang nya dari KB IUD, efektivitas dan cara kerja KB IUD sendiri. Dengan memberikan informasi tentang KB IUD dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang informasi dari KB IUD. Beberapa faktor penyebab kurang nya informasi tentang KB IUD dikarenakan kurangnya pengetahuan responden tentang KB IUD, selain itu kurangnya informasi dari tenaga kesehatan. Pada saat pemberian informasi hanya menggunakan lisan saja sehingga informasi yang didapatkan oleh responden kurang efektif. Oleh karena itu pentingnya pemberian pendidikan kesehatan tentang KB IUD, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan iformasi tentang KB IUD ke wanita usia subur.
Tabel 4. Pengetahuan responden sesudah pemberian penkes menggunakan lembar balik
Kategori Frekuensi %
Kurang 0 0
Cukup 12 24,5
Baik 37 75,5
Total 49 100
Menurut Notoadmojo (2010) dalam pembentukan sikap sangat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan.
Adanya pengetahuan akan mempengaruhi persepsi seseorang sehingga orang mempunyai sikap dan
kemudian bias terlihat dalam perbuatannya. Peranan pengetahuan dalam ber-KB diarahkan pada pemahaman WUS tentang umur yang sehat untuk hamil dan melahirkan, jarak kehamilan yang terlalu berisiko, serta jumlah anak yang ideal guna mencapai keluarga bahagia dan sejahtera.
Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki seseorang semakin mudah pula mereka dapat menerima informasi yang akan diberikan.
Informasi yang diberikan dapat membantu seseorang dalam mendapat informasi yang baik. Meskipun orang tersebut memiliki pendidikan yang rendah tapi jika orang tersebut mendapatkan informasi yang baik dengan menggunakan berbagai media akan memudahkan orang tersebut menerima informasi yang diberikan secara baik. Kemudahan untuk mendapatkan informasi dapat membantu seseorang dalam memperoleh pengetahuan yang baru.
Notoadmodjo (2010).
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada responden yang telah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan lembar balik dengan hasil sebanyak 38 orang responden (76%) mendapat nilai baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Izzatul, dkk. (2020) menunjukkan jumlah benar pada jawaban post test responden setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui media mengalami peningkatan tingkat pengetahuan WUS tentang KB IUD setalah diberikan pendidikan kesehatan.
Oleh karena itu pentingnya pemberian pendidikan kesehatan menggunakan
aplikasi seperti lembar balir, diharapkan dengan pemberian pendidikan kesehatan menggunakan media, responden akan dapat memahami materi atau penjelasan yang akan diberikan.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
Data Sig. Kesimpulan
Pretest 0,003 Tidak normal Post test 0,000 Tidak normal
Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov smirnow karena jumlah sempel yang kecil atau <
200. Data dikatakan normal jika sign >
0,05 dan tidak normal jika sign < 0,05.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan hasil 0,003 < 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal, sehingga uji kemaknaan menggunakan uji statistik non-parametik yaitu Wilcoxon Test karena hasil uji normalitas tidak berdistribusi normal dan menggunakan sampel yang berpasangan untuk mengetahui perbedaan atara dua variabel.
Tabel 6. Perbandingan pengetahuan WUS sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan lembar balik tentang KB IUD
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,001
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan menggunakan lembar balik tentang KB
IUD mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 28 responden (56%) dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan lembar balik tentang KB IUD mayoritas responden mengalami peningkatan dengan hasil pengetahuan baik sebanyak 38 responden (76%).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap responden dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai probability sampel mengalami peningkatan pengetahuan tentang KB IUD sebelum dan sesudah memberikan pendidikan kesehatan adalah Asymp. Sig. (2-tailed) 0,001 < 0,05 maka pemberian pendidikan kesehatan menggunakan lembar balik tentang KB IUD kepada WUS memiliki pengaruh pada tingkat pengetahuan. Peningkatan pengetahuan tersebut dapat diartikan sebagai hasil dari pendidikan kesehatan menggunakan lembar balik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Izzatul, dkk (2020) menyatakan tingkat pengetahuan wanita usia subur sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang KB IUD dengan hasil uji T-Test p value 0,001 < (P 0,05) artinya secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan tingkat pengetahuan waita usia subur sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.
Notoadmodjo (2014) mengatakan bahwa pendidikan berkaitan secara langsung terhadap pengetahuan seseorang, sehingga dapat diasumsikan semakin tinggi tingkat pendidikan maka diharapkan pengetahuan seseorang semakin
meningkat. Media penyuluhan kesehatan memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan kesehatan karena dapat mendukung komponen-komponen yang lain.
Flip chart (lembar balik) berupa pesan atau informasi dalam bentuk lembar balik. Biasanya seperti bentuk buku, dimana setiap lembar berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi berupa informasi dan pesan berkaitan dengan gambar tersebut. Notoadmodjo (2014). Media lembar balik dipilih karena menurut peneliti media tersebut dapat diterima dengan baik oleh semua kalangan responden baik berpendidikan tinggi ataupun rendah, karena media lembar balik berisi gambar dan materi yang di sampaikan oleh peneliti. Media lembar balik juga lebih terjangkau dan awet dalam penggunaan nya.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni, dkk.
(2019) menyatakan terdapat peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan menggunakan lembar balik. Sama hal nya dengan peelitian yang dilakukan oleh Martiyana (2018) bahwa metode diskusi menggunakan leaflet dan ceramah dengan lembar balik setara dengan meningkatkan pengetahuan, sikap dan keyakinan individu dengan demikian keduanya dapat menjadi alternatif pendidikan kesehatan di wilayah pedesaan endemik Gaki.
KESIMPULAN
1. Mayoritas usia responden rata-rata di usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 23 orang (46,9%), dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 30 orang (61,2%).
2. Pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan menggunakan lembar balik tentang KB IUD dengan mayoritas responden berpengetahuan kurang 28 orang (57,1%).
3. Pengetahuan responden sesudah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan lembar balik tentang KB IUD mengalami peningkatan dari pada sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 37 orang (75,5%).
2. Hasil penelitian pengaruh pemberian pendidikan kesehatan kepada WUS menggunakan lembar balik tentang KB IUD mengalami perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan dengan hasil yang signifikan menunjukkan diperolehnya nilai Asymp.Sig (2-tailed) 0,001 < 0,05.
SARAN
1. Bagi Klinik Pratama Rawat Inap An Nuur
Hendaknya Klinik An Nuur membuat jadwal program rutin untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada wanita usia subur supaya wanita usia subur di Klinik An Nuur mengetahui informasi dan perkembangan tentang KB IUD.
2. Bagi masyarakat
Masyarakat hendaknya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang KB IUD sehingga masyarakat bisa mengetahui informasi tentang KB IUD.
3. Bagi institusi pendidikan
Institusi pendidikan hendaknya menambah kepustakaan dan literatur untuk menambah informasi dan mengembangkan ilmu dan teori kebidanan tentang KB IUD sehingga mahasiswa kebidanan dapat menigkatkan pengetahuan mereka tentag KB IUD.
ii. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan peneliti lanjutan, misalnya melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi kurangnya informasi bagi WUS tentang KB IUD.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2020). Laju Pertumbuhan Penduduk, diaskses tanggal 19 Desember
2021, <
https://www.bps.go.id/website/i mages/Hasil-SP2020-ind.jpg>
DINKES JATENG. 2018. Frofil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018. Semarang, diakses tanggal 9 Oktober 2021
<dinkesjatengprov2018dokumenpr ofil_2018/mobile/index.html#p=67
>
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran.
Yogyakarta : DIVA Press.
Izattul, Kusmayra dan Irma. (2018).
Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan iud pasca
plasenta di RSUD Purbalingga.
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analisis Kesehatan Dan Farmasi. 20. (1) : 79-85.
Kemenkes. (2021). Frofil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta
Jamilah, Lala. (2019). Karakteristik Wanita Usia subur (WUS) Akseptor Keluarga Berencana (KB) Intra Uterine Device (IUD) Di Puskesmas Bogor Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Karya husada. 7. (2) : 241-250
Marmi. (2018). Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Martiyana, dkk. (2018). Diskusi Dengan Leaflet Versus Ceramah Dengan Lembar Balik Dalam Meningkatkan Pengetahuan, Sikap Dan Keyakinan WUS Mengenai GAKI di Perdesaan Edemik Gaki. MGMI. 9. (2) : 83- 98.
Nugraheni, dkk (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Lembar Balik Tentang Pencegahan Stunting pada Calon Pengantin. VISIKES : Jurnal Kesehatan Masyarakat. 18. (2) : 224-233.
Notoadmodjo. (2014). Metodeologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Septika, dkk. (2019). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemakaian KB IUD Pada Wanita Usia Subur. Wellness And Healthy Megazine. 1. (2) : 223- 230.
Supriyanto. (2011). Wanita Usia Subur (WUS), dibuat 19 Oktober 2011.
< http://dr-
suparyanto.blogspot.com/2011/1 0/wanita-usia-subur-wus.html>
Yudha, Jaka Purna. (2012). “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Iud Di Kelurahan 16 Ulu Kecamatan Seberang Ulu Ii Palembang Tahun 2012”. Skripsi
S.Ked. Universitas
Muhammadiyah Palembang, Pelembang.
Yuliani & Muflihah. (2018). Perbedaan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan IUD Pasca Plasenta Di RSUD Purbalingga. Viva Medica. 10. (2): 54-58.