• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abstrak

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Abstrak"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

“WAHYUNI (105950061515)” Analisis Kebutuhan Kayu dan Karakteristik Rumah Panggung Tradisional Suku Bugis Di Kecamatan Balusu Kabupaten Barru. Dibawah bimbingan Hikmah dan Muhammad Daud.

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 Bulan mulai November sampai Bulan Januari 2019- 2020, lokasi penelitian Kecamatan Balusu Kabupaten Barru.Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan data primer yang meliputi data yang diperoleh dari pengamatan langsung dilapangan dengan mengukur panjang, lebar, tinggi dan hasil wawancara responden sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang terkait .Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik rumah panggung dan untuk mengetahui jenis dan kebutuhan kayu untuk bahan baku rumah panggung tradisional suku bugis di Kecamatan Balusu Kabupaten Barru. Hasil penelitian ini dari Sepuluh responden Lima rumah dengan beratap satu dan lima rumah beratap dua. Ada dua jenis karakteristik rumah yaitu Bola Macoppo Seddi (Rumah Beratap Satu) dan Bola Macoppo Dua (Rumah Beratap Dua) Karakteristik rumah Bola Maccoppo Seddi (rumah yang beratap satu). Rumah beratap satu ini bahan bangunannya sangat sederhana, bentuknya yang memanjang kebelakang dengan tambahan ruang disamping bangunan utama dan bagian depan yang disebut lego-lego(teras) karakteristik rumah Bola Maccoppo Dua (rumah beratap dua) pada umumnya sama namun yang dibedakan terletak diatapnya, Rumah karakteristik ini memiliki dua atap dengan bahan bangunan seperti rumah pada umumnya.. Dari hasil pengukuran yang didapatkan dilapangan, kebutuhan kayu karakteristik rumah tradisional adat suku Bugis yaitu volume rata-rata meter kubik 11,11 dari 5 pemilik rumah bola maccoppo seddi (rumah tidak beratap satu). Sedangkan bola maccoppo dua (rumah beratap dua) dengan volume rata-rata meter kubik 10,85 dari 5 pemilik rumah. Rumah panggung tradisional suku bugis ini, tiang dan balok dari kayu ulin ( Eusideroxylon Zwegeri), Bitti ( Vitex Cofassus ) bayam (Amaranthus spp) dinding papan dan lantai dari kayu meranti ( Shorea), Jati (Tectona Grandis), Cendana ( Santalum Album ) Kelapa (Cocos Nucifera)

(2)

ABSTRACT

"WAHYUNI (105950061515)" Analysis of Wood Needs and Characteristics of Traditional Bugis Stilt Houses in Balusu District, Barru Regency. Under the guidance of Hikmah and Muhammad Daud.

This research was conducted for 2 months from November to January 2019-2020, the research location was Balusu District, Barru Regency. Data collection in this study was using primary data which included data obtained from direct observation in the field by measuring length, width, height and the results of interviews. Respondents while secondary data was obtained from various related agencies. This study aims to determine the characteristics of the house on stilts and to determine the type and requirement of wood for the raw material for the traditional stilt houses of the Bugis tribe in Balusu District, Barru Regency. The results of this study were from ten respondents of five houses with one roof and five houses with two roofs.

There are two types of house characteristics, namely Bola Macoppo Seddi (One-roofed house) and Bola Macoppo Dua (Two-roofed house). Characteristics of Bola Maccoppo Seddi's house (one-roofed house). The building material of this one-roofed house is very simple, the shape extends backwards with additional space next to the main building and the front is called lego- lego (terrace). This characteristic has two roofs with building materials like houses in general.

From the measurement results obtained in the field, the characteristic wood needs of traditional Bugis traditional houses are the average volume of 11.11 cubic meters of 5 home owners Bola Maccoppo Seddi (a house with no roof. one). Meanwhile, Bola Maccoppo Dua (two-roofed house) with an average volume of 10.85 cubic meters of 5 home owners. This traditional house on stilts of the Bugis tribe, poles and beams made of ironwood (Eusideroxylon Zwegeri), Bitti (Vitex Cofassus), spinach (Amaranthus spp), planks and floors of meranti wood (Shorea), Teak (Tectona Grandis), Sandalwood (Santalum Album) Coconut (Cocos Nucifera)

Referensi

Dokumen terkait

The degradation rate of hemicellulose and cellulose of torrefied EFB increased when the torrefaction temperature increased from 225°C to 300°C, leading to lower char yield and overall