• Tidak ada hasil yang ditemukan

abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "abstrak"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

“Hubungan Rasa Percaya Diri Siswa Dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas V MI Negeri Paju Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016”. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada siswa tentang hubungan antara rasa percaya diri dengan kemandirian belajar siswa.

Sistematika Pembahasan

Faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar menurut Lauster adalah rasa percaya diri, anak yang mempunyai rasa percaya diri akan mampu melakukan suatu pekerjaan dengan sungguh-sungguh dengan menggunakan keterampilan yang dimilikinya (mandiri). Salkind Anak yang mempunyai rasa percaya diri akan mampu melakukan suatu pekerjaan dengan sungguh-sungguh dengan menggunakan keterampilan yang dimilikinya (mandiri).

Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Maryam, Jurusan Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Bimbingan dan Konseling, Palang Karya dengan judul Hubungan Antara Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa di SMPN-14 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014-2015. Dengan hasil penelitian terdapat hubungan antara kemandirian belajar pada siswa kelas VIII. kelas mata pelajaran Bahasa Inggris di SMPN-14 Palangka Raya tahun ajaran 2014-2015 dengan nilai hitung = 0,324 yang berlaku untuk populasi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan terdapat pada variabel yang diteliti yaitu independensi.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada fokus permasalahan yang diteliti, penelitian ini berfokus pada hubungan rasa percaya diri siswa dengan kemandirian belajar, sedangkan penelitian sebelumnya berfokus pada pengelolaan kelas dan hasil belajar.

Kerangka Berfikir

Pengajuan Hipotesis Hipotesis Alternatif (Ha)

Bab ini berisi uraian tentang metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi desain penelitian, populasi, instrumen pengumpulan data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Rancangan Penelitian

Dikatakan penelitian kuantitatif karena data dalam penelitian ini berbentuk angka-angka dan analisis datanya menggunakan statistik. Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu dalam bentuk apapun yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari guna memperoleh informasi mengenai hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan 42 Dan tujuannya untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kedua variabel yang diamati yaitu diri siswa. -rasa percaya diri dan kemandirian belajar siswa. Rasa percaya diri siswa sebagai variabel bebas merupakan variabel yang menyebabkan perubahan atau munculnya variabel terikat (Variabel X).

Kemandirian belajar siswa sebagai variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau merupakan akibat dari adanya variabel bebas (variabel Y). Lauster (dalam Ghufron dan Risnawati) mengartikan kepercayaan diri sebagai aspek kepribadian yang berupa keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri sehingga tidak dipengaruhi oleh orang lain dan. Menurut Haris Mudjiman, belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu keterampilan guna menguasai suatu permasalahan, dan dibangun dengan pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki seseorang.

Sedangkan menurut Kozma, Belle dan Williams, belajar mandiri adalah suatu bentuk pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan tujuan belajar, sumber dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan belajarnya.

Populasi 1. Populasi

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen sebagai alat pengumpulan data memang perlu dirancang agar data yang dihasilkan bersifat empiris apa adanya. Data kemandirian belajar siswa kelas V MI Negeri Paju Ponorogo. Untuk mengumpulkan data tersebut digunakan kuesioner yang jawabannya mengacu pada skala likert. Hubungan Rasa Percaya Diri Siswa dengan Kemandirian Belajar Siswa di MIN Paju Ponorogo Tahun Pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas instrumen mengenai kepercayaan diri, terdapat 20 soal untuk percaya diri dan 20 soal untuk kemandirian belajar, dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk menguji reliabilitas instrumen, dalam penelitian ini terdapat antara lain: hal-hal lain, Konsistensi internal dilakukan dengan menguji instrumen satu kali saja, kemudian menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan teknik tertentu. Teknik yang digunakan untuk menganalisis reliabilitas instrumen ini adalah teknik split-stop yang dianalisis dengan rumus Sperm Brown dibawah ini: 56.

Dari hasil perhitungan reliabilitas seperti diatas terlihat nilai reliabilitas instrumen variabel harga diri siswa sebesar 0,629, kemudian lihat tabel “r” pada taraf signifikansi 5%. Dari hasil perhitungan reliabilitas di atas terlihat nilai reliabilitas instrumen variabel kemandirian belajar siswa sebesar 0,826, kemudian mengacu pada tabel “r” pada taraf signifikansi 5%. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan rumus Lillifors. Lihat tabel berikut untuk lebih jelasnya.

Teknik Pengumpulan Data

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data variabel yang diteliti normal atau tidak. Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirimkan untuk diisi oleh responden.

Teknik Analisis Data

Setelah selesai, kuesioner dikirimkan kembali atau dikembalikan kepada peneliti. 59 Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat langsung dan tertutup. Dan teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah 3 adalah korelasi Pearson atau sering disebut korelasi Product Moment. Penelitian ini menggunakan teknik analisis product moment karena datanya berbentuk interval, variabel yang berkorelasi berupa gejala, dan uji hipotesis klasik menggunakan uji normalitas dengan rumus Lilifors.

Bab ini berisi uraian hasil penelitian, meliputi uraian data secara umum, uraian data tingkat kepercayaan diri dan kemandirian belajar, analisis data tingkat kepercayaan diri dan kemandirian belajar, analisis korelasi tingkat kepercayaan diri dan kemandirian belajar. kemandirian belajar, diskusi dan interpretasi.

Deskripsi Data Umum

  • Sejarah Berdirinya MI Negeri Paju Ponorogo
  • Letak Geografis MI Negeri Paju Ponorogo
  • Struktur Organisasi MI Negeri Paju Ponorogo
  • Sarana dan Prasarana MI Negeri Paju Ponorogo
  • Keadaan Guru dan Siswa MI Negeri Paju Ponorogo a. Data Guru

Merujuk pada gambaran singkat dan latar belakang tersebut, MIN Paju kini mulai berbenah diri untuk memenuhi segala harapan dan tuntutan masyarakat agar MIN Paju menjadi sekolah yang berkualitas dan mendapat dukungan dari pemerintah dan masyarakat sekitar. Madrasah ini mempunyai letak geografis yang strategis karena walaupun terletak di pinggiran kota, namun akses jalan menuju madrasah sudah beraspal sehingga memudahkan. Anak-anak di desa/kabupaten dapat menempuh perjalanan ke madrasah ini dengan bersepeda atau berjalan kaki.

Dengan dukungan mayoritas umat Islam yang kuat serta terbitnya madrasah yang relatif luas dan merata di masyarakat sekitar, maka madrasah ini diminati oleh anak-anak yang tinggal di sekitar madrasah tersebut.64. Sehingga dengan adanya struktur organisasi di sekolah memudahkan dalam melaksanakan suatu kebijakan dari direktur kepada seluruh warga sekolah sehingga dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kerja sama yang baik dalam menjalankan visi dan misi di MI Negeri Paju Ponorogo memerlukan organisasi yang mempunyai fungsi dan perannya masing-masing.66.

Sekolah yang berkualitas tidak lepas dari guru yang profesional dalam mendidik siswanya, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Total guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Paju Ponorogo berjumlah 17 orang, dengan rincian 1 kepala sekolah, 12 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), serta 3 orang guru tidak tetap dan 1 orang pegawai tidak tetap. Siswa MI Negeri Paju Ponorogo tahun ajaran 2015-2016 berjumlah 170 siswa yang terdiri dari kelas I, II, III, IV, V dan VI.

Deskripsi Data

Untuk lebih jelasnya penilaian respon angket kepercayaan diri siswa MI Negeri Paju Ponorogo tahun ajaran 2015/2016 dapat dilihat pada lampiran 8.

Sistem penilaian pengumpulan data kuesioner adalah dengan menggunakan skala likert dengan ketentuan seperti pada Tabel 3.1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat penilaian respon angket kemandirian belajar siswa di MI Negeri Paju Ponorogo tahun ajaran 2015/2016 pada Lampiran 8. Analisis data mengenai hubungan rasa percaya diri siswa dengan kemandirian belajar siswa di MI Negeri Paju Ponorogo untuk tahun ajaran.

Analisis Data tentang Korelasi Kepercayaan Diri Siswa Dengan Kemandirian Belajar Siswa Di MI Negeri Paju Ponorogo Tahun Pelajaran

Dengan demikian dapat diketahui bahwa skor 49 ke atas dikategorikan dalam kepercayaan diri siswa tinggi, sedangkan skor 42 ke bawah dikategorikan dalam kepercayaan diri siswa rendah, dan skor antara 49-42 dikategorikan dalam kepercayaan diri sedang. kepercayaan diri. -kepercayaan diri. Dari tingkat kategorisasi dapat diketahui bahwa tingkat kepercayaan diri siswa Kelas V MI Negeri Paju Ponorogo pada kategori tinggi sebanyak 8 responden (33,33%), pada kategori sedang sebanyak 10 responden (41,67%) dan pada kategori rendah. kategori 6 responden (25%). Jadi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa tingkat kepercayaan diri siswa MI Negeri Paju Ponorogo adalah sedang.

Dengan demikian, terlihat bahwa skor 53 ke atas dikategorikan kemandirian belajar siswa tinggi, skor 45 ke bawah dikategorikan kemandirian belajar siswa rendah, dan skor antara 45-53 dikategorikan kemandirian belajar sedang. Tingkat kategorisasi menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri siswa kelas V MI Negeri Paju Ponorogo berada pada kategori tinggi sebanyak 6 responden (25%), kategori sedang sebanyak 11 responden (45,83%) dan kategori sedang sebanyak 11 responden ( 45,83%) dan pada kategori 6 responden (25%). responden dari kategori rendah 7 (29,17%).

Ha : rxy ≠ 0 (Ada hubungan antara rasa percaya diri dengan kemandirian belajar siswa kelas V MI Negeri Paju Ponorogo tahun pelajaran. Untuk interpretasinya, carilah derajat kebebasan (db/df) dengan menggunakan rumus db = n - r, n = 24, variabel yang dicari korelasinya 2, jadi tidak = 2. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ho yang menyatakan: “Tidak ada hubungan antara rasa percaya diri dengan kemandirian belajar siswa kelas V MI Negeri Paju Ponorogo tahun ajaran 2015/2016.

Jadi disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara rasa percaya diri dengan kemandirian belajar siswa kelas V MI Negeri Paju Ponorogo tahun ajaran 2015/2016.

Pembahasan dan Interpretasi

Artinya semakin tinggi tingkat kepercayaan diri siswa maka kemandiriannya semakin besar, dan sebaliknya semakin rendah rasa percaya diri maka kemandiriannya semakin berkurang. Hal ini terlihat dari hasil kemandirian belajar siswa kelas 5 MI Negeri Paju Ponorogo dalam kategori tinggi dengan frekuensi 6 responden (25%), dalam kategori sedang dengan frekuensi 11 responden (45,83%) dan dalam kategori rendah dengan frekuensi responden (29,1%). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ma'rifatuzzahro yang berjudul Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Kemandirian Belajar Siswa VIII. kelas di MTs Ma'arif Balong Ponorogo tahun ajaran 2012/2013.

Dengan demikian secara umum dapat dikatakan kemandirian belajar siswa MTs Ma’arif Balong Ponorogo sudah cukup. Jadi pada taraf signifikansi 5% Ho ditolak/Ha diterima yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasa percaya diri dengan kemandirian belajar siswa kelas V MI Negeri Paju Ponorogo tahun ajaran 2015/2016. . Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara rasa percaya diri dengan kemandirian belajar siswa kelas V MI Negeri Ponorogo tahun ajaran 2015/2016.

Hasil penelitian ini membantah penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Siti Amyani dengan judul Hubungan Rasa Percaya Diri dengan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an International School. Dengan hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara rasa percaya diri dengan kemandirian santri di Pondok Pesantren Tahfizh Sekolah Internasional Daarul Qur'an Bandung yang ditunjukkan dengan nilai r hitung sebesar 0,481 lebih besar dibandingkan r tabel sebesar 0,304. Artinya semakin tinggi tingkat kepercayaan diri siswa maka kemandiriannya akan semakin tinggi, dan sebaliknya semakin rendah rasa percaya diri maka kemandiriannya akan semakin rendah.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Diharapkan siswa dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian belajar dengan mengikuti aktif kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah, yaitu wadah bagi siswa untuk belajar tentang rasa percaya diri dan kemandirian belajar. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menggali lebih jauh faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar antara lain gen atau keturunan dari orang tua, pola asuh orang tua, sistem pendidikan sekolah dan sistem kehidupan di masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait