• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ABSTRAK"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

Lafadz muza>ra'ah merupakan wazan mufa>'alah dari lafadz zira>'ah. Imam Sya>fi'i> menulis dalam kitabnya al-Umm pada bab Muza>ra'ah bahwa jika muza>ra'ah mengandung unsur kezaliman, berarti hukumnya tidak sah, itulah yang dimaksudnya dengan sistem. Muza>ra'ah seperti ini boleh karena mengikuti akad Musa>qa>h.16 Jadi asal akadnya adalah akad Musa>qa>h.

Kerja sama pertanian yang biasa disebut muza>ra'ah dalam Islam dan sawah paroan dalam bahasa Jawa, juga terjalin di Desa Kasreman, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi. FIQH MUZA>RA'AH IMAM SHA>FI'I TINJAUAN PRAKTIK KOPERASI TANAH PERTANIAN DI DESA KASREMAN KECAMATAN KASREMAN KABUPATEN NGAWI >”.

Rumusan Masalah

Tujuan Penulisan Skripsi

Kegunaan Penelitian

Telaah Pustaka

Artinya orang yang melakukan muza>ra'ah mendapat tanah kosong, kemudian ditanami dan hasilnya kemudian dibagi antara pemilik dan penerima atau penggarap tanah kosong tersebut. Dalam muza>ra'ah, benih harus berasal dari pemilik tanah dan penggarap hanya tinggal menjaganya, kecuali penggarap mendapat izin dari pemilik tanah kosong untuk ikut menanam. Hal ini diperbolehkan karena dalam hal ini muza>ra'ah mengikuti akad musa>qa>h (menyewa tenaga kerja).

Wahba Zuh}aily dalam kitab "al-Fiqh al-Isla>mi> wa Adillatuh" menulis Imam Sha>fi‟i> menjelaskan bahawa dia tidak membenarkan muza>ra‟ah kecuali ia mengikuti dalam musa>ka>h (transaksi). untuk menyiram tumbuhan). Jadi, jika ada tanah kosong di tengah-tengah pohon kurma, maka tanah itu boleh disewakan (muza>ra‟ah) kepada orang lain seiring dengan adanya musa>ka>h tersebut. 23.

Metode Penelitian

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi yang disertai dengan catatan mengenai keadaan atau tingkah laku objek sasaran.28 Dalam hal ini peneliti melakukan observasi langsung di Desa Kasreman disertai dengan mencatat segala informasi mengenai praktek pengolahan tanah dan juga perilaku petani yang melakukan praktek budidaya ini. Penyuntingan adalah proses di mana peneliti memastikan klarifikasi, keterbacaan, konsistensi, dan kelengkapan data yang dikumpulkan. Proses klarifikasi meliputi pemberian penjelasan apakah data yang dikumpulkan akan menimbulkan masalah konseptual atau teknis ketika peneliti melakukan analisis data.

Penyajian data adalah tahap di mana seorang peneliti menemukan cara untuk semakin menyederhanakan data yang dikumpulkan. Analisis data juga dapat berarti tata cara memilah atau mengelompokkan data yang “serupa” baik menurut masalah penelitian maupun menurut bagian-bagiannya. 32.

Sistematika Pembahasan

PRAKTIK KERJASAMA PENGGARAPAN LAHAN PERTANIAN DI DESA KASREMAN KECAMATAN KASREMAN

KABUPATEN NGAWI

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Keadaan Geografis Desa Kasreman

  • Keadaan Sosial dan Ekonomi Desa Kasreman
  • Keadaan Pendidikan
  • Kependudukan dan Keagamaan

Setelah Desa Kasreman ditetapkan menjadi desa kecamatan, kondisi sosial ekonomi masyarakat desa berkembang menjadi lebih baik, pencapaian tersebut jauh dibandingkan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat desa Kasreman sebelumnya. kondisi sosial ekonomi masyarakat desa dapat dilihat pada tabel berikut: 40. Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar penduduk desa Kasreman menggarap lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Tingkat pendidikan Desa Kasreman tergolong rata-rata, hal ini terlihat dari warganya yang rata-rata hanya tamat Sekolah Menengah Atas (SLTP/sederajat) meskipun masih ada sebagian dari mereka yang hanya menyelesaikan pendidikan sampai jenjang pertama. , yaitu Sekolah Dasar/Sederajat.42.

Desa Kasreman mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar, dapat dilihat pada data dibawah ini: 45. Mayoritas penduduk Desa Kasreman beragama Islam, keadaan keislaman disini dapat dikatakan mengalami perkembangan dari tahun-tahun sebelumnya.

Praktik Kerjasama Penggarapan Lahan Pertanian Di Desa Kasreman Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi

  • Akad Kerjasama Penggarapan Lahan
  • Penyelesaian Risiko Gagal Panen Kerjasama Penggarapan Lahan Pada Sistem Maro dan Sistem Mertelu

Kerjasama penggarapan lahan ini juga menggunakan sistem mertelu. Ibu Sri Handayani selaku pemilik tanah yang berprofesi sebagai asisten dokter di Ngawi tidak pernah mengetahui secara detail segala sesuatu yang berkaitan dengan tanah miliknya. Terlihat pada tabel bahwa pemilik tanah hanya mempunyai lahan kosong dan seluruh biaya pemeliharaan ditanggung oleh penggarap. Ketika peneliti bertanya kepada para penggarap apakah mereka pernah mengalami kerugian selama bekerja di sawah ini, jawabannya adalah: 78.

Bagi petani yaitu Pak Siran, kemitraan ini sangat membantu kebutuhan ekonomi keluarganya karena sawahnya yang luas. Intinya adalah kerjasama antara pemilik lahan yang memiliki lahan kosong dan petani yang mengurus segala pemeliharaannya. Pada akhir masa panen akan ada pembagian hasil, pemilik tanah mendapat bagian ketiga dan penggarap dua pertiga.

Menurut peneliti, berdasarkan data yang diperoleh pada kedua sistem koperasi yang diterapkan masyarakat Desa Kasreman, kerugian yang paling terlihat ketika gagal panen adalah para penggarap pada sistem mertelu. Hal ini tidak terlalu menjadi masalah dalam sistem maro karena baik pemilik tanah maupun penggarap mengeluarkan modal dalam jumlah yang sama. Namun pada sistem metelu hal ini akan menjadi permasalahan bagi pemilik lahan dan penggarap.

Para pemilik yang menunggu hasil dari lahannya ternyata tidak menghasilkan apa-apa dan tidak mengalami kerugian yang besar karena mereka adalah pemilik lahan yang hanya mempunyai lahan kosong dan setelah itu mereka hanya tinggal menunggu hasil panen pada setiap waktu panen, sedangkan para penggarap karena mereka Jika sudah mengeluarkan seluruh biaya awal benih, alat pertanian, tenaga, pemeliharaan termasuk pupuk dan pemeliharaan semuanya maka akan rugi besar. Hal ini membuat Pak Siran selaku petani mengeluh, belum lagi sawahnya mengalami gagal panen. Tentu hal ini tidak akan menjadi masalah besar bagi petani jika panennya berhasil, namun jika panennya gagal maka akan menjadi masalah.

Karena di sini penggarap sudah membayar seluruh biaya pemeliharaan, sedangkan pemilik lahan hanya mempunyai lahan kosong dan tinggal menunggu hasilnya.85. Artinya kerugian salah satu pihak yaitu pihak yang menggarap lahan tersebut, hal ini tidak menjadi masalah yang terlalu besar karena umumnya dialami oleh semua petani.Penyebab lainnya adalah yang melakukan kerjasama ini sebagian besar adalah orang tua dan anak-anaknya.

ANALISIS PEMIKIRAN IMAM SHA> FI’I

  • Analisis Fiqh Muza >ra’ah Imam Shafi’i terhadap Akad Kerjasama Penggarapan Lahan Pertanian di Desa Kasreman Kecamatan Kasreman
  • Analisis Fiqh Muza >ra’ah Imam Shafi’i terhadap Akad Kerjasama pada Sistem Maro
  • Analisis Fiqh Muza >ra’ah Imam Shafi’i terhadap Akad Kerjasama pada Sistem Mertelu
  • Analisis Fiqh Muza >ra’ah Imam Sha> fi’i terhadap Penyelesaian Risiko Gagal Panen Kerjasama Penggarapan Lahan Pertanian di Desa Kasreman
  • Analisis Fiqh Muza > ra’ah Imam Sha> fi’i terhadap Penyelesaian Risiko Gagal Panen Kerjasama Sistem Maro
  • Analisis Fiqh Muza > ra’ah Imam Sha> fi’i terhadap Penyelesaian Risiko Gagal Panen Kerjasama Sistem Mertelu

Analisis Muza>ra'ah Fiqh Imam Syafi'i Tentang Perjanjian Kerja Sama Pengolahan Lahan Pertanian di Desa Kasreman Kecamatan Kasreman Pengolahan Lahan Pertanian di Desa Kasreman Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi. Secara harafiah dalam teksnya, Imam Syafi' berpendapat bahwa akad muza>ra'ah tidak sah, kecuali muza>ra'ah tersebut mengikuti akad musa>qa>h (perjanjian kerjasama irigasi dan pemeliharaan tanaman, dan tidak hanya untuk mengolah tanah dan menanaminya, yang hasilnya nanti dibagi berdasarkan kesepakatan bersama). Analisis Fiqih Muza>ra'ah Imam Syafii Tentang Perjanjian Kerjasama Sistem Maro Maro.

Dengan uraian di atas maka kerjasama penggarapan lahan di desa Kasreman kecamatan Kasreman termasuk dalam akad muza>ra'ah. Analisis Fiqh Imam Syafii Muza>ra'ah Terhadap Perjanjian Kerja Sama Sistem Mertelu Sistem Mertelu. Adapun sistem yang kedua yaitu sistem mertelu sepertinya tidak sesuai dengan fiqh muza>ra'ah yang dikutuk Imam Sya>fi'i sebagai s}}}ah, karena yang dijadikan pahala Petani merupakan hasil pertanian yang belum ada (ُو ُ ِ َ) dan tidak jelas ukurannya (َ ا َ َجا), sehingga keuntungan yang akan dibagikan dari awal pun tidak jelas.

Analisis Fiqih Muza>ra'ah Imam Syafi'i tentang Penyelesaian Resiko Gagal Panen Pada Kerja Sama Pengolahan Lahan Pertanian di Desa Kasreman. Kerjasama panen dalam mengolah lahan pertanian di desa Kasreman. Analisis Fiqih Muza>ra'ah Imam Syafi'i tentang Penyelesaian Resiko Gagal Panen pada Kerja Sama Sistem Maro. Dengan demikian menurut analisa peneliti, praktek budidaya yang dilakukan di Desa Kasreman Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi adalah sistem maro. Sistem ini sesuai dengan teori fiqih muza>ra'ah Imam Syafi'i, dimana masing-masing pihak mengeluarkan modal yang sama besarnya. dengan jumlah yang sama dan membuat perjanjian di awal akad tentang pembagian keuntungan dengan setengah-setengah persentase.

Analisis Fiqih Imam Syafi'i Muza>ra'ah tentang Mengatasi Resiko Gagal Panen Koperasi Sistem Mertelu. Gagal panen kerjasama sistem Mertelu. Dalam fiqih Muza>ra'ah Imam Syafi'i, mengenai muza>ra'ah yang rusak dan tidak sah, penggarap berhak menerima upah mitsil (upah standar) jika tanaman di lahan yang digarapnya tidak menghasilkan apa-apa. Sedangkan untuk sistem yang kedua yaitu sistem mertelul nampaknya berbeda dengan penyelesaian resiko gagal panen dalam fiqih Muza>ra'a Imam Syafii, karena ketika gagal panen maka terjadilah panen. panen ketiga. pada musim sawah dan pada musim panen kedua pada lahan pegunungan, pemilik lahan tidak memberikan imbalan kepada penggarap yang seharusnya sebesar upah minimum penggarap.

PENUTUP

Kepala Desa, Tokoh Agama dan masyarakat yang lebih mengetahui permasalahan budidaya sawah (muza>ra'ah) hendaknya memberikan sosialisasi tentang perjanjian kerjasama budidaya sawah yang ada kepada seluruh masyarakat Desa Kasreman khususnya para petani yang melakukan kerjasama ini. Sebaiknya sistem koperasi budidaya sawah yang dilakukan masyarakat adalah sistem maro, karena perjanjiannya lebih jelas, dan apabila timbul risiko ditanggung secara merata. Penyuluh pertanian di Desa Kasreman Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi harus cepat tanggap terhadap kegagalan panen dan segera mencari penyebab dan solusinya.

Hal ini akan sangat membantu petani karena mereka bisa belajar dari kesalahan atau kejadian yang menimpa petani lainnya. Masyarakat hendaknya lebih mendalami kaidah-kaidah kerjasama dalam bercocok tanam di sawah khususnya mengenai muza>ra'ah, agar tetap dalam kaidah syariat dan sesuai madzhab yang dianutnya, yang dalam hal ini adalah Madzhab Imam Syafi'i. Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughiroh bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari.

Imam Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shohih Muslim zvezek IX (Naisabur: Darl al-Fikr, str.

Referensi

Dokumen terkait