• Tidak ada hasil yang ditemukan

adat basodo dalam pesta pernikahan perspektif hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "adat basodo dalam pesta pernikahan perspektif hukum"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana adat Basodo yang dilakukan pada pesta pernikahan di Desa Epil, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Bagaimana Hukum Islam Merevisi Praktek Pernikahan Adat Basodo di Desa Epil, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuaisn, Provinsi Sumatera Selatan.

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Kerangka Teori

Urf digunakan untuk standar kitab dalam disiplin fiqh dan permasalahan yang tidak ada dalam teks.16 Atau dengan kata lain keadaan, perkataan, perbuatan atau ketentuan yang diketahui orang dan sudah menjadi tradisi untuk dilaksanakan atau ditinggalkan. itu itu. Ada persamaan antara amalan 'urf dan Basodo, yaitu amalan Basodo merupakan adat yang tidak tertulis namun sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat dan dilaksanakan sejak zaman nenek moyang. Sedangkan sesuatu yang sudah menjadi suatu kebiasaan untuk dilakukan atau ditinggalkan disebut dengan 'urf' atau istilahnya dalam masyarakat adalah 'adat'.

Penelitian Terdahulu

Disertasi Diana “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Adat Memotong Ayam Hitam Dalam Prosesi Pernikahan (Studi Kasus di Desa Talang Banteng Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Empat Lawang” 2018). Tesis ini menjelaskan bahwa masyarakat Talang Banteng harus mengikuti beberapa adat istiadat yang berlaku, dimana adat pemotongan tersebut akan dilakukan Ayam Hitam pada saat proses perkawinan. Disini penulis fokus pada adat basodo dalam perkawinan di Desa Epil Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan yang penulis teliti untuk mengetahui bentuk implementasi atau pengamalan adat basodo dalam perkawinan di desa Epil. distrik Lais. Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Penulis disini fokus pada adat Basodo dalam perkawinan di Desa Epil, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. penulis telah melakukan penelitian untuk mengetahui bentuk pelaksanaan atau pengamalan adat Basodo dalam perkawinan di desa Epil kecamatan Lais kabupaten Musi Banyuasin provinsi Sumatera Selatan.

Metode Penelitian

  • Sistematika Penulisan

Lokasi penelitian di Desa Epil Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin yaitu Dusun dan 8 untuk memperoleh hasil penelitian Adat Basodo Dalam Perkawinan di Desa Epil Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Dalam melakukan wawancara yang memuat kerangka dan pokok permasalahan terkait adat istiadat Basodo dalam perkawinan di Desa Epil Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala-gejala yang diteliti 29 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi langsung yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti berkaitan dengan Adat Basodo dalam perkawinan di Epil Kecamatan Dorp Lais, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.

LANDASAN TEORI

  • Pengertian Walimah
  • Dasar Hukum Walimah
  • Bentuk Walimah
  • Hukum Menghadiri Walimah
  • Tujuan Walimah
  • Definisi „Urf
  • Dasar Hukum „Urf
  • Macam-macam „Urf
  • Kedudukan „Urf dalam Menetapkan Hukum

Abu Zahrah menyatakan 'urf adalah kebiasaan manusia dalam menghadapi muamalat dan menegakkan urusannya.56. Ulama ushul fiqh membedakan antara adat dan 'urf, membahas kedudukannya sebagai salah satu dalil penetapan hukum syariah. Menurut Abu Sanah sendiri, 'urf merupakan permasalahan yang lumrah dan tradisional dalam jiwa manusia dan sudah benar-benar melembaga.

Para ulama sepakat menolak 'urf fasid (adat istiadat yang salah) untuk dijadikan landasan hukum. Kata urf dalam syariat di atas yang dikatakan dilakukan oleh manusia, dipahami oleh para ulama ushul fiqh sebagai sesuatu yang baik dan sudah menjadi kebiasaan dalam masyarakat. Dilihat dari aspek bahan yang umum digunakan, ada dua jenis urf dari aspek ini.

Urf khash (ص اخ ف شع) adalah urf yang hanya berlaku pada tempat, waktu dan keadaan tertentu. Dalam literatur-literatur yang membahas tentang 'urf atau' adat-istiadat dalam istinbath hukum, hampir selalu yang dibicarakan adalah tentang 'urf atau' adat-istiadat secara umum. Alasan ulama mengenai penggunaan (penerimaan) urf adalah dengan mempertimbangkan kemaslahatan (kebutuhan orang banyak), dalam arti: orang yang kesulitan jika tidak menggunakan urf.

Jika hukum itu ditetapkan atas dasar 'urf', maka kekuatannya sama dengan hukum yang ditetapkan atas dasar nash.

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian

Adat ini sudah ada sejak lama dan sayang sekali jika dihilangkan, demikian usulan Pak. ujar Ismael selaku Kepala Dusun salah satu Desa Epil. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam tradisi basodo antara lain yang mengantarkan baskom, orang-orang yang diundang, dan sanak saudaranya... demikianlah menurut hasil wawancara dengan bapak. Mustazri selaku kepala delapan dusun Epil Dorp. Mengenai siapa saja yang terlibat dalam basodo ini, penulis mewawancarai Bapak. Indra selaku Kepala Dusun di dua Desa Epil mengutarakan pendapatnya sebagai berikut.

Hal lain disampaikan Ibu Yeni, sebagai warga Dusun Empat Epil, ia merasa keberatan dengan adanya adat tersebut. Sedikit berbeda dengan yang lain, Pak Endang Kusnoso, warga kedua dusun desa Epil, tidak keberatan dengan adanya adat basodo ini. Keberatan terhadap adanya adat basodo diungkapkan oleh Ibu Yeni, warga dusun keempat Desa Epil, yang pendapatnya sebagai berikut.

Tinjauan Hukum Islam Adat Basodo dalam Perayaan Pernikahan di Desa Epil, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin, Desa Epil, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Tradisi Basodo merupakan salah satu bagian adat dalam upacara pernikahan di Desa Epil, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan yang dilakukan sejak zaman nenek moyang hingga sekarang. Praktek pelaksanaan adat Basodo dalam walimatul „urs di Desa Epil, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan diawali dengan melibatkan tuan rumah yang bersedekah dan yang datang adalah Basodo.

Namun masyarakat di Desa Epil, Kecamatan Lais, Provinsi Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan hendaknya memfasilitasi praktik adat tersebut dengan tidak mewajibkan seluruh orang di lingkungan partai untuk menjalankan adat tersebut.

Pendidikan dan Agama

Keadaan Ekonomi dan Sosial Budaya

Sarana dan Prasarana

Sedikit berbeda dengan Pak. Manfaat dari kebiasaan ini sangat besar, seperti yang telah dijelaskan di atas. Namun tidak bisa dipungkiri ada sebagian masyarakat yang tidak ikut serta dalam basodo.

Mereka yang terlibat antara lain tuan rumah penyelenggara pesta, seluruh keluarga, dan anggota masyarakat yang diundang. Namun meskipun adat ini wajib bagi setiap masyarakat, namun masih ada masyarakat yang tidak mengikuti adat ini karena tidak mampu. Penjelasan sebelumnya menjelaskan bahwa yang terlibat dalam adat ini adalah para sedekah (yang merayakan) dan basodo.

Adapun orang yang terlibat dalam adat ini, yang pertama adalah sedekah, yaitu tuan rumah yang melaksanakan upacara perkawinan. Setelah itu tuan rumah yang mengadakan hajatan mempersilahkan masyarakat yang datang untuk menyantap makanan yang telah disiapkan sebelumnya. Hal ini bertentangan dengan hukum Islam karena salah satu pihak yang terlibat dalam adat ini yaitu masyarakat yang datang untuk basodo merasa terbebani dengan adat tersebut sehingga memungkinkan tradisi ini dilakukan secara melawan hukum.

Kerana jika diwajibkan akan mendatangkan kerosakan kepada masyarakat yang tidak mampu dari segi ekonomi untuk melaksanakan adat ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tinjauan Hukum Islam terhadap Adat Basodo dalam Pesta Pernikahan

Kedua unsur ini saling berkaitan, karena jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka tidak mungkin dilakukan adat tersebut. Terkait dengan tuan rumah sebagai titik tolak pelaksanaan adat Basodo, sejauh ini menurut peneliti tidak ditemukan adanya hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Berdasarkan pemaparan di atas menurut peneliti dalam proses pelaksanaan adat ini tidak ada hal-hal yang bertentangan dengan agama Islam, justru memberikan manfaat yaitu menghormati tamu undangan yang hadir dengan cara menghiburnya semaksimal mungkin.

Dalam hal ini tradisi Basodo sangat membantu dalam memberikan sedekah dalam hal biaya dalam menyelenggarakan perayaan pernikahan seorang anak. Berdasarkan dalil dan kaidah di atas, menurut penulis jelas diperbolehkannya melakukan adat basodo ini, karena dalam adat ini terdapat unsur gotong royong yang dianjurkan oleh Allah SWT. Dan ditinjau dari baik atau buruknya, antara 'urf shahih dan 'urf fasid, termasuk penggunaan basodo.

Dengan demikian, adat ini dapat dikategorikan 'urf autentik' apabila diterima oleh masyarakat sekitar dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama, tata krama, dan budaya. Tinjauan hukum Islam mengenai pelaksanaan adat Basodo pertama berkaitan dengan masyarakat yang terlibat dalam adat Basodo, hukumnya boleh karena tidak ada sesuatupun yang bertentangan dengan Islam. Adapun revisi hukum Islam mengenai tataran pelaksanaan adat ini adalah Sunnah (disarankan) karena bernilai membantu, menjalin silaturahmi dan juga menghormati undangan yang datang ke basoda.

Namun menjadi “urf fasid” apabila adat ini wajib bagi seluruh masyarakat, ketika masyarakat merasa keberatan dan merasa terbatasnya sarana untuk ikut serta dalam pelaksanaan tradisi tersebut.

PENUTUP

Saran

Adat istiadat adalah aturan yang tidak tertulis: jika dirasa benar, maka diwariskan dari generasi ke generasi, dan sebaliknya. Hal ini disebabkan terbatasnya cakupan topik penelitian, permasalahan, tujuan dan bahan yang digunakan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan penelitian yang dilakukan penulis. Andiko, Toha, Ilmu Fiqhiyyah Qawaid, Panduan Praktis Menanggapi Permasalahan Hukum Islam Kontemporer, Yogyakarta: Teras, 2011.

Fahimah, Iim, “Adaptasi Budaya Tempatan (`Urf) Dalam Kefahaman Fiqh Ulama Mujtahidin,” Jurnal Ilmiah Mizani, Jilid 5, No. 1, 2018. Syarifudin, Amir, Undang-undang Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkahwinan, Jakarta: Kumpulan Kencana Pranada, 2006. Tihammi dan Sohari Sahrani, Fiqih Munakahat, Jakarta: Rajawali Pers, 2014 Tihammi dan Sohari Sohrani, Fiqih Munakahatrani Serang: Rajawali Press, 2008.

Yusmita, “Akomodasi budaya lokal dalam peraturan perundang-undangan di bidang hukum keluarga (UU Hak dan Kewajiban dalam Keluarga),” Jurnal Ilmiah Mizani. Ursy di Desa Padang Tengah, Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah Ditinjau dari Hukum Islam, Skripsi IAIN Bengkulu, Bengkulu. Diana, “Tinjauan Hukum Islam tentang Adat Pemotongan Ayam Hitam Saat Proses Pernikahan” (Skripsi Fakultas Syariah IAIN Bengkulu), 2018.

Mufidatul Musarofah, Lia, “Tinjauan Hukum Islam tentang Adat Pernikahan di Desa Tulung Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo” (Skripsi, Fakultas Syariah IAIN Ponorogo, 2017. Rahayu, Sipti, “Tradisi Mangkal Luagh di Kecamatan Walimatul’Urs di Walimatul’Urs , Kabupaten Bengkulu Selatan, Perspektif Hukum Islam, (Skripsi, Fakultas Syariah IAIN Bengkulu, Bengkulu, 2019.

Referensi

Dokumen terkait

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa.. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

Moleong, (2002)] yang mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata -kata tertulis atau lisan dari

“metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-.. orang dan perilaku- perilaku yang

Sebagaimana Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari

Moleong (2005, hlm 4) menyatakan bahwa metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati

Moleong, (2002)] yang mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata -kata tertulis atau lisan dari