• Tidak ada hasil yang ditemukan

ZAT ADITIF LEADCAP UNTUK CAMPURAN WARM MIX ASPHALT (WMA)/ CAMPURAN ASPAL HANGAT

N/A
N/A
Ryfha Virda Nurfadillah

Academic year: 2023

Membagikan "ZAT ADITIF LEADCAP UNTUK CAMPURAN WARM MIX ASPHALT (WMA)/ CAMPURAN ASPAL HANGAT"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 MENTAH (pengumpulan data penelitian)

ZAT ADITIF LEADCAP UNTUK CAMPURAN WARM MIX ASPHALT (WMA)/

CAMPURAN ASPAL HANGAT

Pembangunan yang berwawasan lingkungan sudah menjadi tuntutan di seluruh dunia, sehingga isu lingkungan dan penghematan penggunaan bahan bakar menjadi perhatian dunia. Salah satu metode konstruksi perkerasan jalan yang berwawasan lingkungan adalah Warm Mix Asphalt (WMA).

Warm Mix Asphalt (WMA) adalah teknologi baru yang memungkinkan aspal mengalir pada suhu yang lebih rendah untuk pencampuran, penempatan, dan pemadatan. Teknologi ini dapat mengurangi konsumsi energi selama produksi aspal dan mengurangi emisi karbon dioksida dan oksidasi aspal serta memperpanjang musim pengaspalan aspal dan jarak pengiriman di bawah lingkungan kerja yang ditingkatkan di lapangan. Di Korea, bahan dasar berbasis Wax yang inovatif, yang diberi nama Low Energy and Low Carbon-Dioxide (LEADCAP), dikembangkan untuk mengurangi suhu pencampuran dan pengerasan yang diterapkan dalam proses

pengaspalan aspal. Sejak proyek uji coba lapangan pertama menggunakan teknologi LEADCAP WMA pada tahun 2008, banyak proyek uji coba lapangan LEADCAP WMA telah berhasil diselesaikan di Eropa, Amerika Serikat dan Asia. campuran beraspal hangat ini, diproduksi di AMP dengan temperature yang lebih rendah tetapi tetap dapat menjaga kemudahan kerja (workability) yang diperlukan sehingga dapat dihampar dan dipadatkan dengan baik

disimpulkan bahwa aditif LEADCAP dapat diterapkan secara efektif pada campuran WMA dan perkerasan LEADCAP WMA diharapkan memiliki kinerja yang sebanding dengan perkerasan HMA. Banyak jenis bahan aditif yang telah dipatenkan dan digunakan sebagai katalis untuk mempercepat pencapaian konsistensi temperatur yang diperlukan, seperti Aspha-Min®, WAM- Foam®, Sasobit®, Evotherm®, Advera®, LEADCAP, dan Asphaltan B®. Pada penelitian ini akan dipilih LEADCAP sebagai bahan aditif campuran aspal hangat dengan metode dry process (penambahan aditif pada campuran agregat), dikarenakan belum banyak penelitian menggunakan bahan aditif ini.

Low Energy and Low Carbon-dioxide Asphalt Pavement (LEADCAP) adalah aditif organik yang dikembangkan secara khusus untuk Warm-Mixed Asphalt (WMA) pada campuran aspal.

LEADCAP diproduksi oleh Kumho Petrochemical Ltd yang merupakan salah satu produsen terbesar karet sintetis. Kumho dan Korea Institute of Technology Construction (KICT) bersama ± sama menciptakan aditif ini. LEADCAP dapat mengontrol kristalisasi sehingga aspal tidak

menjadi rapuh pada suhu rendah dan dapat meningkatkan ikatan pengikat aspal pada permukaan agregat.

Bahan tambah lainnya untuk campuran hangat ialah dari bahan dasar “wax”, dimana salah satu

produknya yang dikenal dengan merek dagang Sasobit, Bahan tambah lainnya yang terbuat dari

wax, misalnya Leadcap yang diproduksi di Korea Selatan.

(2)

Bahan tambah berbasis parafin (dengan nama Leadcap) sebanyak 1 %

Konstruksi perkerasan berbahan dasar aspal, sebagai bahan pengikat hingga saat ini masih tetap menjadi pilihan sebagai bahan konstruksi prasarana jalan raya. Pilihan ini terjadi di hampir seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia. Komponen utama dari perkerasan ini adalah agregat dengan aspal sebagai bahan pengikatnya. Dibutuhkan bahan bakar yang banyak untuk meningkatkan temperatur aspal dari suhu lingkungan ke temperatur yang diharapkan. Dampak dari penggunaan bahan bakar yang banyak adalah banyaknya emisi yang dihasilkan bagi lingkungan dimana hal tersebut secara tidak langsung turut mengambil peran dalam pencemaran udara dan proses pemanasan global. Oleh karena itu dibutuhkan suatu teknologi pencampuran aspal yang lebih ramah lingkungan dan berbasis green technology guna menghindari dampak ± dampak negatif tersebut.Proses yang dapat diterapkan untuk menurunkan kebutuhan temperatur tinggi diperkenalkan dengan menggunakan water releasing agent, seperti bahan zeolit.. Dalam bentuk uap, kadar air ini memberi kontribusi secara efektif terhadap proses difusi bagi binder melalui kerangka mineral pada temperatur sekitar 120°C hingga 130°C. Sehingga akan terjadi pengurangan penggunaan energi sekitar 25%. Sebagai implikasi dari penggunaan tersebut, maka

campuran aspal yang dibuat adalah jenis campuran aspal hangat (warm mix asphalt). Banyak jenis bahan aditif yang telah dipatenkan dan digunakan sebagai katalis untuk mempercepat pencapaian konsistensi temperatur yang diperlukan, seperti Aspha-Min®, WAM-Foam®, Sasobit®, Evotherm®, Advera®,

LEADCAP, dan Asphaltan B®. Pada penelitian ini akan dipilih LEADCAP sebagai bahan aditif campuran aspal hangat dengan metode dry process (penambahan aditif pada campuran agregat), dikarenakan belum banyak penelitian menggunakan bahan aditif ini.

Jenis bahan tambah lainnya untuk campuran beraspal hangat di luar negeri yang telah dikembangkan, ialah dengan menggunakan zeolit buatan dengan berbagai merek dagangnya, seperti Aspha - M in dan Advera atau dengan bahan kimia seperti Evoterm maupun dengan bahan dasar dari wax seperti Sasobit ataupun Leadcap. Indonesia banyak mempunyai kekayaan alam yang berupa zeolit, yang tersebar di beberapa tempat seperti di Propinsi Jawa Barat (Kabupaten Sukabumi, Bogor, Tasikmalaya), Propinsi Jawa Tengah (Wonogiri, kabupaten Klaten), serta Sulawesi Barat (Kabupaten M amasa dan Kabupaten M ajene mengandung 43 juta ton (Harian Republika Indonesia). Zeolit alam ini, mempunyai sifat mudah menyerap air dan melepaskannya bila kena panas, sehingga punya potensi untuk bahan tambah pada campuran beraspal hangat.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendugaan model aditif dengan pendekatan model linear campuran memberikan kemudahan dalam komputasi karena basis P-spline berdimensi

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pola hubungan antara kadar residu oli dan suhu pada campuran hangat, mengetahui pola hubungan antara kadar aspal dengan kuat

tinggi dan stabilitas tinggi cenderung menghasilkan campuran beraspal panas yang bersifat plastis sehingga mudah berubah bentuk (deformasi plastis) akibat beban

tinggi dan stabilitas tinggi cenderung menghasilkan campuran beraspal panas yang bersifat plastis sehingga mudah berubah bentuk (deformasi plastis) akibat beban