• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKADEMI KEBIDANAN RSPAD GATOT SOEBROTO

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "AKADEMI KEBIDANAN RSPAD GATOT SOEBROTO "

Copied!
62
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Rumusan masalah penelitian adalah untuk mengetahui Karakteristik Wanita Usia Subur (WUS) Pengguna Akseptor IUD berdasarkan umur, paritas dan tingkat pendidikan.

Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Kontrasepsi

Gambaran karakteristik wanita usia subur (WUS) pengguna akseptor KB IUD di Puskesmas Tanah Abang Jakarta Pusat”. Gambaran karakteristik wanita usia subur (WUS) akseptor IUD inilah yang dilihat dalam penelitian ini. Populasi penelitian ini adalah seluruh akseptor KB yang datang ke poliklinik KB wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Tanah Abang periode Januari-Juni 2019 sebanyak 623 orang dari 623 akseptor KB yang datang. menjadi akseptor IUD di Puskesmas Kabupaten Tanah Abang sebanyak 130 orang.

Hidayat, 2017) pengambilan sampel yang digunakan berdasarkan pertimbangan 180 akseptor sebagai anggota populasi yang menjadi akseptor IUD di Puskesmas Kabupaten Tanah Abang. Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Desember 2019 tentang pengguna IUD di Puskesmas Kabupaten Tanah Abang periode Januari – Juni 2019. Berdasarkan Tabel 5.1.1 dapat diketahui bahwa dari 98 responden, dapat disimpulkan bahwa akseptor IUD baru 19 orang (19,4%) dan akseptor KB IUD lama 79 orang (80,6%).

Sebaran Frekuensi Akseptor IUD KB Berdasarkan Usia di Puskesmas Kabupaten Tanah Abang Januari – Juni 2019 Distribusi Frekuensi Akseptor IUD KB Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Kabupaten Tanah Abang Januari – Juni 2019 Berdasarkan tabel 5.1.2 dari 98 responden, disimpulkan bahwa mayoritas pengadopsi KB IUD berpendidikan SLTA 69 orang (70,4%) dan sebagian kecil berpendidikan SD 5 orang (5,1%).

Berdasarkan tabel 5.1.3 di atas terlihat bahwa mayoritas penerima AKDR berdasarkan paritas adalah 56 wanita multipara (57,1%) dan minoritas 3 wanita multipara besar (3,1%). Berdasarkan hasil penelitian, dari 98 penerima KB IUD, ditemukan bahwa sebagian besar penerima KB IUD adalah penerima yang lebih tua, yaitu 79 penerima (80,6%) dan sebagian kecil penerima KB IUD. penerimaan yaitu 19 penerimaan (19,4%). Berdasarkan hasil penelitian, dari 98 orang penerima IUD, diketahui bahwa sebagian besar penerima IUD berusia 20-35 tahun, yaitu 65 penerima (66,3%) dan minoritas berusia <20 tahun, masing-masing 6 akseptor ( 6,1%). ).

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas akseptor KB IUD berpendidikan SMA sebanyak 69 akseptor (70,4%) dan sebagian kecil akseptor berpendidikan SD sebanyak 5 akseptor (5,1%). Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, sebagian besar pengadopsi IUD (Intra Uterine Device) berpendidikan SMA. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas adopter IUD adalah multipara sebanyak 56 adopter (57,1%) dan minoritas adalah multipara besar sebanyak 3 adopter (3,1%).

IUD (Intra Uterine Devices)

Faktor Perilaku Wanita Usia Subur (WUS)

Faktor keputusan penggunaan kontrasepsi tidak terlepas dari faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu. Faktor predisposisi adalah faktor internal individu, keluarga, kelompok atau komunitas yang mempermudah dalam menentukan metode kontrasepsi yang akan digunakan. Berdasarkan hasil penelitian Sunarsih, Evrianasari N dan Damayati, ditemukan adanya hubungan antara usia dengan penggunaan alat kontrasepsi.

Pemakaian kontrasepsi lebih rendah pada WUS umur 20-29 dibandingkan WUS umur 30-35. Wanita usia 20-29 tahun umumnya menggunakan alat kontrasepsi yang kurang efektif seperti pil, suntik dan kondom. Sedangkan wanita usia 30-35 tahun sering menggunakan kontrasepsi yang efektif, seperti IUD, kontrasepsi jangka panjang.

Pada fase menunda atau mencegah kehamilan bagi pasangan usia subur dengan istri di bawah usia 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan. Tahap pemisahan kehamilan untuk pasangan usia subur dengan istri usia 20-35 tahun adalah waktu terbaik untuk melahirkan 2 anak dan jarak kelahiran 2 sampai 4 tahun. Fase terminasi bagi pasangan usia subur dengan pasangan di atas 35 tahun, dianjurkan terminasi kehamilan setelah memiliki 2 anak.

Tahap menunda kehamilan PUS dengan wanita di bawah 20 tahun dengan menggunakan pil kontrasepsi, kondom, IUD mini. Tahapan jarak kehamilan PUS dengan usia wanita antara 20-35 tahun merupakan usia terbaik untuk melahirkan, memiliki 2 anak dan jarak antar kelahiran adalah 2-4 tahun, dengan menggunakan kontrasepsi IUD sebagai pilihan utama. Tingkat pendidikan mempengaruhi keinginan seseorang dan pasangan untuk menentukan jumlah anak (Saskara, Ida, & Marhaeni, 2015).

Tingkat pendidikan masyarakat sebagai dasar utama untuk memahami KB dan metode kontrasepsi sangat penting dalam menentukan keberhasilan program BKKBN. Paritas adalah anak yang lahir dari ibu dalam masa reproduksi dengan syarat seseorang yang ingin menggunakan alat kontrasepsi IUD harus berkelipatan dan ingin menjarangkannya. Primipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak yang cukup besar untuk hidup di dunia luar.

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Definisi Operasional

Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari buku register di Puskesmas Kabupaten Tanah Abang periode Januari-Juni 2019. Proses agregasi data dilakukan dengan mengelompokkan penerima alat kontrasepsi IUD (intrauterine device) seperti ibu hamil usia, pendidikan, paritas. Berdasarkan tabel 5.1.2 dapat dilihat bahwa dari 98 responden dapat disimpulkan sebagian besar penerima IUD berusia antara 20 sampai 35 tahun yaitu sebanyak 66 orang (67,3%), sedangkan sebagian kecil berusia < 20 tahun dengan jumlah 6 orang (6,1%).

Menurut peneliti berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, bagi pasangan usia 20-35 tahun pada saat Pasangan Usia Subur (PUS) mengetahui dan mencegah 4T yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak maka KB adalah adopter. lebih cenderung menggunakan IUD KB (Intra-Uterine Devices). Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian Yanuar (2010) yang menyatakan bahwa jumlah anak mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi yang akan digunakan. Meningkatkan program promosi kesehatan terkait KB IUD di wilayah Puskesmas Kabupaten Tanah Abang, seperti kegiatan penyuluhan, penyediaan media KIE bagi masyarakat dan tenaga kesehatan, serta memfasilitasi pelayanan KB IUD keliling.

Melibatkan kader posyandu dan kader PKK untuk mensosialisasikan pentingnya penggunaan KB IUD guna meningkatkan pengguna program KB IUD di Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat. Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian, dengan meningkatnya jumlah pengguna metode kontrasepsi IUD (alat kontrasepsi dalam rahim) dan peran tenaga kesehatan (bidan) maka disarankan wanita usia subur untuk 20-35 tahun lebih condong menggunakan IUD (alat kontrasepsi dalam rahim) akan mencegah pembentukan 4T, salah satunya terlalu banyak dan terlalu dekat.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian…

Pengolahan Data

Analisa Data

HASIL PENELITIAN

PEMBAHASAN…

Gambar

Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

9/7/2021 Laporan Prosentase Absensi Mhs https://siakad.stikesrspadgs.ac.id/siakad/rep_prosentaseabs 1/2 YWBKH YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN