Di kawasan Asia Angkakemaatian (baterai) paling banyak ditempati oleh negara tenggara yaitumalaysia 29 per 100.000 kelahiran, Brunei 27 per 100.000 kelahiran, Thailand 26 per 100.000 kelahiran terkena perdarahan, preeklamsia dan infeksi (WHO, 2015). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yakni sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB) sudah mencapai 32 per 1.000 kelahiran hidup. di Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan adalah KH. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu tujuan yang ditetapkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu tujuan nasional untuk menurunkan angka kematian ibu pada tahun 2030 sehingga menurunkan angka kematian ibu ke tingkat yang lebih rendah.
Melakukan evaluasi data subjektif ibu hamil dengan ketuban pecah dini di RSUD Dr. Evaluasi pelayanan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini di RSUD Dr.
Ketuban Pecah Dini (KPD) 1. Pengertian
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum muncul tanda-tanda persalinan atau waktu persalinan, pada saat pembukaan kurang dari 4 cm atau pada fase laten. Infeksi: Infeksi yang terjadi langsung pada selaput ketuban atau naik ke vagina atau infeksi pada cairan ketuban dapat menyebabkan PROM. Ketuban pecah dini saat persalinan biasanya disebabkan oleh kontraksi rahim dan peregangan yang berulang-ulang. Pecahnya selaput ketuban terjadi karena terjadi perubahan biokimia pada area tertentu yang menyebabkan selaput ketuban bagian bawah menjadi rapuh, dan bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh. Ada keseimbangan antara sintesis dan.
Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks metalloproteinase (MMP), yang dihambat oleh inhibitor spesifik jaringan dan protease inhibitor. Mendekati waktu persalinan, keseimbangan antara MMP dan TIMP-1 menyebabkan degradasi proteolitik pada matriks ekstraseluler dan membran janin. Aktivitas degradasi proteolitik ini meningkat menjelang persalinan. Periodontitis, dimana terjadi peningkatan MMP, cenderung menyebabkan ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur disebabkan oleh faktor luar, misalnya infeksi yang menyebar dari vagina Ketuban pecah dini sering terjadi dengan polihidramnion, inkompetensi serviks, solusio plasenta.
TeoriManajemen Asuhan Kebidanan
Keluhan utama ditanyakan sekilas untuk mengetahui penyebab pasien (Sulistyawati, 2008) Penderita KPD mengeluhkan cairan yang keluar dari vagina, berbau amis, berwarna bening dan keruh serta keluar cair (Nugroho, 2012). c) Riwayat menstruasi. Hal-hal yang ditanyakan mengenai riwayat menstruasi antara lain menarche, siklus menstruasi, jumlah darah, keluhan saat menstruasi, mengetahui hari pertama menstruasi terakhir hingga mengetahui usia kehamilan (Sulistyawati, 2008). d) Riwayat pernikahan. Menikah atau belum menikah, sudah berapa lama menikah, sudah berapa kali menikah, sah atau tidaknya pernikahan Anda, untuk mengetahui kemungkinan pengaruh sosial ekonomi (Sulistyawati, 2008). e) Riwayat kehamilan, persalinan, dan persalinan sebelumnya untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya, seperti berapa jumlah anak yang telah dikandung, apakah pernah dilakukan tindakan aborsi dan kuretase, ketuban pecah dini atau kelahiran prematur atau prematur (Mufdlilah, 2009 ). f) Riwayat kehamilan saat ini.
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menggunakan kontrasepsi sebelum hamil, jika pernah, untuk berapa tahun, dan jenis kontrasepsi yang digunakan serta permasalahan yang dialami jika menggunakan kontrasepsi (Varney, 2008). h) Riwayat kesehatan. Data-data tersebut diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang sedang berhubungan dengan kehamilan ibu (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit keturunan seperti asma, hepatitis dan diabetes serta penyakit menular seperti TBC dan hepatitis (Ambarwati dan Wulandari, 2010). i) Kebiasaan sehari-hari (1).
Hal ini dipelajari untuk mengetahui frekuensi hubungan intim, apakah ada masalah selama kehamilan yang berhubungan dengan hubungan intim (Saifuddin, 2008). Kebersihan diri harus diperiksa untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien terutama kebersihan area genital karena berkaitan dengan infeksi (Mufdlilah, 2009). Hal ini dipelajari untuk mengetahui tingkat pemahaman pasien dan mengetahui kekhawatiran pasien sehingga tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan dapat sesuai dengan kondisi pasien (Data Objektif Mufdlilah.
Untuk mengetahui apakah tekanan darah ibu normal, tekanan darah normal pada saat pemeriksaan biasanya terjadi peningkatan >30 mmHg (Mandriwati, 2008). Ada atau tidaknya edema, varises, reflek patela positif atau tidak menentukan berfungsi atau tidaknya saraf (Wiknjosastro, 2008). Untuk mengetahui keluarnya cairan dari vagina, apakah warna cairan ketuban bening atau agak keruh, berbau amis, bukan amonia (Saifuddin, 2008).
Untuk mengetahui apakah TFU dan bagian atas janin sesuai dengan usia kehamilan, karena pada kehamilan Gemelli TFU akan lebih besar dari usia kehamilan, begitu pula jika terjadi polihidramnion. USG bila diperlukan untuk mengetahui presentasi janin, apakah gemelli dan jumlah cairan ketuban yang masih ada, apakah terjadi polihidramnion.
METODOLOGI
- Jenis Studi Kasus
- Lokasi Studi Kasus
- Subjek Studi Kasus
- Waktu Studi Kasus
- Instrumen Studi Kasus
- Teknik Pengumpulan Data
Waktu pelaksanaan studi kasus adalah jangka waktu yang diperlukan penulis untuk memperoleh data tentang studi kasus yang dilakukan (Notoadmodjo, 2012). Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 3-7 Juli 2018. Instrumen adalah alat atau sarana yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data (Notoadmodjo, 2012) Instrumen penelitian ini menggunakan pola pikir asuhan kebidanan 7 langkah Varney pada ibu hamil, alat tulis, lembar observasi yang didokumentasikan dengan SOAP. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh individu atau organisasi langsung dari objek yang diteliti, dapat berupa wawancara, observasi (Saryono, 2011).
Wawancara merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana penulis memperoleh keterangan atau informasi verbal dari sasaran penelitian (responden) melalui pertemuan percakapan (Notoatmodjo, 2012). Merupakan pemeriksaan dengan melihat bagian tubuh dengan pendekatan sistematis, pada kasus ketuban pecah dini pemeriksaan dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Data sekunder merupakan data yang diperoleh pihak lain, yang tidak diperoleh secara langsung dari subjek penelitian (Saryono, 2011).
Data sekunder dalam studi kasus ini diperoleh dari rekam medis berupa data studi pendahuluan yang diberikan penulis kepada Dr. Dalam hal ini dokumentasi dilakukan dengan menggunakan data yang diambil dari rekam medis klien di RSUD Dr. Hal ini merupakan bahan pustaka yang sangat penting untuk menunjang latar belakang teori penelitian (Notoatmodjo, 2012) Studi kasus ibu melahirkan dengan ketuban pecah dini diambil dari jurnal kebidanan dan buku kesehatan tahun 2008-2018.
TINJAUAN KASUS
- DATA SUBJEKTIF
- DATA OBJEKIF
- ANALISA DATA
- PENATALAKSANAAN
Ibu tersebut mengatakan bahwa dirinya tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC dan HIV/AIDS, dan juga dikatakan bahwa ia tidak memiliki penyakit keturunan seperti asma, hipertensi dan diabetes. Beritahukan kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan, dimana keadaan umum ibu ditemukan baik dan TTV ibu normal, dengan DJJ posterior kanan 132x/menit dan DJJ posterior kiri. ditemukan 138x/menit. Anjurkan ibu dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi seperti yang mengandung karbohidrat (nasi dan roti), protein tinggi (daging, telur, tahu, tempe dan lauk pauk), sayuran hijau (bayam, dll) dan buah-buahan untuk membantu menjaga stamina. dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu selama perawatan di rumah sakit.
Memantau kesejahteraan ibu dan janin seperti TTV, FHR, dan menilai keluarnya cairan ketuban serta tanda-tanda infeksi setiap 8 jam. Untuk memberikan edukasi kepada ibu dan keluarga tentang ketuban pecah dini (KPD) yaitu ketuban pecah dini yaitu sebelum ada tanda-tanda persalinan, dan salah satu penyebab yang terjadi pada ibu adalah kehamilan kembar (gemelli) yang gejalanya antara lain air. keputihan yang keluar dari vagina, berbau amis dan keluar terus menerus dapat menimbulkan masalah bagi ibu dan janin, seperti infeksi pada ibu, risiko melahirkan akibat CS, risiko meningkatkan angka kesakitan pada ibu. . A:G3P2A0UK 35 minggu dengan ketuban pecah dini (KPD) janin Gemelli Masalah intrauterin hidup: tidak ada.
Beritahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga apabila kondisi ibu dan janin normal dimana ditemukan TTV (TD : 120/80 mmHg, denyut jantung : 80x/menit, suhu : 36.9oC, pernafasan : 22x/ menit ) dan DJJ terdengar jelas dan teratur, F 1:140x/menit, F II:142x/menit dan dipastikan tidak ada bukaan. A: G3P2A0UK 35 minggu dengan ketuban pecah dini (KPD) dari Gemelli Masalah janin intrauterin yang hidup: tidak ada. Beritahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga apabila keadaan ibu dan janin normal dimana ditemukan TTV (TD : 130/90 mmHg, denyut jantung : 88x/menit, suhu : 37.0oC, pernafasan : 20x/ menit) dan DJJ terdengar jelas dan teratur, F 1:150 x/menit, F II:152 x/menit.
A: G3P2A0UK 35 minggu dengan ketuban pecah dini (KPD) dari Gemelli Masalah janin intrauterin yang hidup: tidak ada. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga apabila kondisi ibu dan janin normal. Hasil pemeriksaan tersebut diketahui oleh ibu dan keluarga. Kelanjutan terapi menurut dr. Ibu sudah mendapat pengobatan sesuai jadwal pemberian.
Memberikan dukungan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dan bayinya akan baik-baik saja karena telah diberikan perawatan di rumah sakit sesuai dengan kondisi ibu saat ini. Ibu dan keluarga merasa lega ketika mengetahui kehamilannya." Pantau kesejahteraan ibu dan janin serta tanda-tanda infeksi. “Kondisi ibu selalu dipantau oleh petugas kesehatan setiap kali ibu mengalami keluhan dan setiap 8 jam.”
PEMBAHASAN
Kesimpulan
Pelayanan obstetri pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini didokumentasikan dengan pendekatan metode SOAP, antara lain sebagai berikut. R, 25 tahun, sedang hamil anak ketiga 8 bulan dan kini sang ibu sedang mengandung anak kembar. Saat ini ibu merasakan sesak pada bagian perut namun tidak menjalar ke tengah yang dirasakan sejak pukul 18.00 Wita, belum ada lendir bercampur darah namun ada sedikit air yang keluar namun dari alat kelamin tidak banyak. Berdasarkan pemeriksaan umum dan fisik kondisi ibu saat ini semua hasil dalam batas normal, namun pada area genital terdapat keluar cairan dari vagina dan dari pemeriksaan penunjang hasil tes lakmus positif (+), merah.
R berdasarkan pendataan subjektif dan data objektif adalah G3P2A035 minggu dengan ketuban pecah dini (KPD) Janin Gemelli Hidup Intrauterin.
SARAN
Bidan atau tenaga kesehatan harus mempunyai sikap bahwa setiap ibu hamil atau ibu bersalin mempunyai risiko, sehingga pelayanan yang diberikan berkualitas dan tidak hanya terfokus pada ibu yang dianggap berisiko tinggi saja, sehingga komplikasi dapat ditangani. sudah melahirkan. Mungkin. Teliti lebih banyak pengetahuan tentang melahirkan dengan PROM sehingga Anda dapat memberikan informasi yang sesuai dengan teori yang telah Anda pelajari. Ibu mendapatkan perawatan dan pelayanan yang sesuai dengan keadaan yang dialaminya saat ini yaitu kantung ketuban pecah dini.