ADAT AMBALAN
GAJAH MADA DAN TRIBHUWANA TUNGGADEWI GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN 12.111 – 12.112
PANGKALAN SMK PGRI 01 SUKOREJO
PEMBUKAAN
Kepramukaan di Gajah Mada dan Tribhuwana Tunggadewi adalah proses pendidikan yang terintegrasi antara pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Kepramukaan diracik dalam bentuk kegiatan yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan sebagai proses pendidikan sepanjang hayat (long life education) menggunakan tata cara rekreatif dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuannya.
Gerakan Pramuka “Gajah Mada - Tribhuwana Tunggadewi” Gugus Depan 12.111/12.112 Berpangkalan di SMK PGRI 01 Sukorejo bertujuan untuk memberi pembinaan dalam rangka pengembangan jiwa kepemimpinan serta memberi kesempatan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam pengelolaan organisasi, pengembangan bakat kepemimpinan sebagai upaya pengembangan pribadi dan pengabdiannya kepada Gerakan Pramuka, Masyarakat, Bangsa dan Negara.
Kegiatan yang dirasakan oleh peserta didik merupakan kegiatan yang menyenangkan, menarik, menantang, dan tidak menjemukan, sehingga diharapkan pada peserta didik akan berkembang kemantapan mental, fisik, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual, dan emosionalnya yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur
Adat Ambalan merupakan salah satu perangkat yang wajib ada dalam tatanan kehidupan Ambalan Penegak
“Gajah Mada - Tribhuwana Tunggadewi” Gugus Depan 12.111/12.112 Berpangkalan di SMK PGRI 01 Sukorejo. Oleh karena itu, Adat Ambalan disusun bersama oleh Penegak dalam sebuah Musyawarah Ambalan.
BAB I
PENGERTIAN, MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 1
Pengertian Ayat 1
Adat Ambalan Gajah Mada dan Tribhuwana Tunggadewi adalah seperangkat aturan yang merupakan ciri khusus ambalan sebagai suatu usaha untuk mengatur berjalannya sebuah aturan kepramukaan di dalam dan di luar lingkungan SMK PGRI 01 Sukorejo selama tidak bertentangan dengan aturan Gerakan Pramuka.
Ayat 2
Adat Ambalan adalah seperangkat aturan yang bersifat khusus guna mengatur tata kehidupan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1.
Pasal 2 Maksud
Maksud Adat Ambalan adalah sebagai kerangka acuan pola dan tingkah laku warga Ambalan dalam menjalani aktifitas di Ambalan serta sebagai paradigma sikap di Ambalan.
Pasal 3 Tujuan
Adat Ambalan bertujuan untuk tercapainya kesinambungan kinerja dalam rangka pembinaan dan pengembangan kepramukaan di SMK PGRI 01 Sukorejo.
Pasal 4 Fungsi Ayat 1
Adat Ambalan berfungsi sebagai Identitas dari Ambalan Gajah Mada dan Tribhuwana Tunggadewi.
Ayat 2
Adat Ambalan berrfungsi untuk mempererat warga Ambalan Gajah Mada dan Tribhuwana Tunggadewi dengan dilandasi semangat kekeluargaan yang mengarah kepada pembinaan dan pengembangan Ambalan Gajah Mada dan Tribhuwana Tunggadewi.
Ayat 3
Adat Ambalan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan warga Ambalan yang bersifat kekeluargaan.
Ayat 4
Adat Ambalan berfungsi untuk mewujudkan kedisiplinan dan kepribadian yang baik dalam Ambalan.
BAB II
KELENGKAPAN ADAT
Pasal 5 Nama Ayat 1 Nama Ambalan Putra adalah Ambalan GAJAH MADA
Ayat 2
Nama Ambalan Putri adalah Ambalan TRIBHUWANA TUNGGADEWI Pasal 6
Lambang/Logo Ambalan Ayat 1
Lambang/Logo Ambalan adalah tanda yang menunjukan keberadaan Penegak yang berpangkalan di SMK PGRI 01 Sukorejo
Ayat 2
Lambang Ambalan Gajah Mada adalah yang sesuai dengan hasil Rapat Presidium tentang hal ikhwal Lambang/Logo Ambalan.
Ayat 3
Lambang Ambalan Tribhuwana Tunggadewi sesuai dengan hasil Rapat Presidium tentang hal ikhwal Lambang/Logo Ambalan.
Ayat 4
Bentuk, isi, Warna, dan arti lambang Ambalan terlampir dalam lampiran Adat Ambalan (hasil presidium).
Pasal 7 Panji Ambalan
Ayat 1
Panji Ambalan berbentuk bendera kain satin berwarna dasar coklat tua dengan kode R164 G86 B16 berumbai kuning emas dengan simbol Lambang/Logo Ambalan (satuan Putra/Putri) dan untuk selanjutnya dinamakan Kibaran Cita
Ayat 2
Ukuran Panji Ambalan adalah 120 X 80 cm dan perbandingan panjang dan lebar Panji Ambalan adalah 3 : 2 Ayat 3
Panji Ambalan digunakan pada saat upacara resmi Ambalan dan upacara kegiatan kepramukaan.
Ayat 4
Saat pusaka dan panji ambalan keluar, posisi anggota ambalan sikap duduk ksatria.
Pasal 8 Pusaka Ambalan
Ayat 1
Pusaka Ambalan adalah simbol kekuatan Ambalan dan pemersatu Ambalan.
Ayat 2
Pusaka Ambalan digunakan oleh Anggota Ambalan yang telah diberi hak untuk membawa, memegang, dan mengeluarkan saat upacara Pelantikan Batara di dalam Ambalan dan kegiatan pramuka lain.
Ayat 3
Pusaka Ambalan berupa Keris untuk Ambalan Putra dan Ambalan Putri, dan disimpan di tempat khusus yang telah ditentukan oleh Pengurus Ambalan serta hanya dapat dikeluarkan sesuai dengan peraturan dalam Adat
Pasal 9 Sandi Ambalan
Ayat 1
Sandi Ambalan adalah Pandangan Hidup yang menyangkut perilaku warga Ambalan.
Ayat 2
Nama sandi Ambalan SMK PGRI 01 Sukorejo adalah
“GAJAH MADA - TRIBHUWANA TUNGGADEWI”
Ayat 3
Fungsi Sandi Ambalan adalah sebagai motivator, introspeksi diri dan penyatuan dengan hati nurani serta sebagai alat pemersatu/penengah saat Anggota Ambalan berselisih
Ayat 4
Sikap dalam membaca sandi Ambalan diatur dalam aturan tambahan/penjelasan butir-butir Sandi Ambalan Ayat 5
Sandi Ambalan digunakan/dibacakan pada setiap kegiatan upacara yang dilakukan oleh Ambalan.
Ayat 6 Teks Sandi Ambalan terdapat dalam penjelasan Adat Ambalan.
Pasal 10 Amsal Ambalan
Ayat 1
Amsal adalah motto yang merupakan tuntunan sikap untuk setiap Anggota Ambalan.
Ayat 2
Amsal diucapkan bersama-sama pada akhir pembacaan Sandi Ambalan Gajah Mada – Tribhuwana Tunggadewi.
Ayat 3 Kalimat Amsal Ambalan berbunyi
“PEMUDA/PEMUDI SETIA, JUJUR DAN BERWATAK KSATRIA” “ Ayat 4
Amsal Ambalan SMK PGRI 01 Sukorejo adalah Dharma Satria Jaya Buana.
Pasal 11 Tanda Jabatan
Ayat 1
Tanda Jabatan Dewan Ambalan disesuaikan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Ayat 2
Talikur Jabatan Adat hanya digunakan dalam kegiatan Internal Ambalan Gugus Depan dan tidak digunakan dalam kegiatan keluar Gugus Depan. Apabila di luar Ambalan, menggunakan talikur Penegak umum (kuning polos biasa)
Ayat 3
Talikur Jabatan Adat digunakan oleh Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan: Pradana, Wakil Pradana, Kerani, dan Juru Uang, dan Pemangku Adat.
Butir (1)
Talikur Jabatan Adat Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan
i. Pradana Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna merah-kuning-merah ii. Wakil Pradana Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna putih-kuning-putih.
Butir (2)
Talikur Jabatan Adat Pemangku Adat
Ketua Pemangku Adat Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna hitam-kuning- hitam.
Ayat 4
Seluruh Anggota Ambalan menggunakan talikur kuning. Anggota Sangga di sebelah kiri, Ketua dan Wakil Ketua di sebelah kanan.
Pasal 12 Pakaian Ayat 1 Jenis Pakaian Ambalan terdiri dari:
1. Seragam Pramuka Lengkap sesuai dengan aturan Kwarnas.
2. Pakaian Lapangan Lengkap sesuai Adat Ambalan.
Ayat 2
Pakaian Seragam Pramuka lengkap sesuai dengan aturan Kwarnas, digunakan saat kegiatan formal kepramukaan.
Ayat 3
Pakaian Lapangan berupa kaos Ambalan, Topi pet Pramuka, dan/atau Scraft Ambalan, serta jaket almamater digunakan saat kegiatan non formal kepramukaan.
Ayat 4
(i) Scraft dibuat dari kain berbentuk segitiga dengan ukuran sisi pendek 90x90 cm.
(ii) Scraft ungu list kuning digunakan oleh anggota; Scraft ungu list biru di gunakan oleh purna Ambalan..
Ayat 5
Pakaian Ambalan digunakan saat kegiatan kepramukaan tertentu.
Pasal 13 Atribut
Ayat 1
Atribut Ambalan adalah kelengkapan yang merupakan ciri khas Ambalan dan digunakan sesuai aturan adat yang tidak bertentangan dengan aturan Gerakan Pramuka
Ayat 2 Butir (1)
(i) Apabila menggunakan seragam Pramuka maka atribut yang menunjukan ciri Ambalan terdiri dari:
Nomor Gugus Depan dan Lambang Ambalan serta nama Ambalan Putra/Putri ketika keluar Ambalan.
Apabila di dalam Ambalan dapat menggunakan talikur jabatan adat.
(ii) Lambang Ambalan dikenakan oleh seluruh Anggota Ambalan pada lengan baju sebelah kiri.
(iii) Nomor Gudep berbentuk segi empat berukuran 3,5 X 2 cm berwarna dasar putih dengan tulisan merah dikenakan pada lengan baju sebelah kanan di antara pita lokasi dan badge daerah.
Butir (2)
Apabila menggunakan pakaian Lapangan maka atribut yang menunjukan ciri Ambalan adalah kaos Ambalan, Topi Pet Pramuka, dan/atau Slayer/Scraft.
Ayat 3 Atribut Ambalan hanya di pakai oleh anggota Ambalan.
BAB III KEANGGOTAAN Pasal 14
Warga Ambalan
Warga Ambalan aktif terdiri dari Penegak Laksana, Penegak Bantara, Penegak Tamu.
Pasal 15 Tamu Ambalan
Ayat 1
Tamu Ambalan adalah Anggota Pramuka yang berasal dari dalam ataupun luar SMK PGRI 01 Sukorejo yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Ambalan Gajah Mada dan Tribhuwana Tunggadewi dan atau berkunjung secara resmi ke Ambalan Gajah Mada dan Tribhuwana Tunggadewi.
Ayat 2
Tamu Ambalan adalah peserta didik yang berusia Penegak (16-20 tahun) atau siswa SMK PGRI 01 Sukorejo yang ingin dan siap menjadi anggota Ambalan Gajah Mada - Tribhuwana Tunggadewi.
Pasal 16 Calon Anggota
Calon Anggota adalah tamu Ambalan yang mengikuti proses keanggotaan di Ambalan Gajah Mada - Tribhuwana Tunggadewi dan belum pernah dilantik menjadi Penegak di Gugus Depan SMK PGRI 01 Sukorejo.
Pasal 17 Anggota Ambalan
Ayat 1
Anggota Ambalan adalah Calon Anggota yang telah memenuhi persyaratan golongan Penegak dan/atau masih menjadi Siswa.
Ayat 2 Persyaratan untuk menjadi Anggota Ambalan terdiri dari :
a) Tidak merangkap anggota Gugus Depan lain.
b) Memenuhi SKU golongan Penegak.
c) Mengikuti Prosesi Anggota.
d) Sudah dilantik menjadi Penegak.
Ayat 3
Untuk Anggota Ambalan yang telah melewati usia Penegak dan/atau lulus dari SMA maka disebut Purna Ambalan
BAB IV KEPENGURUSAN
Pasal 18 Dewan Ambalan
Ayat 1
Dewan Ambalan adalah Anggota Ambalan yang memenuhi persyaratan untuk menjadi Dewan Ambalan yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah Ambalan dan dilantik menjadi Dewan Ambalan.
Ayat 2 Persyaratan Dewan Ambalan :
a. Terdaftar sebagai siswa aktif di SMK PGRI 01 Sukorejo.
b. Anggota Ambalan yang aktif.
c. Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan.
d. Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan.
e. Khusus Pradana telah mengikuti DIANPINSA Gugus Depan.
f. Untuk Badan Pengurus Harian tidak menjadi pengurus harian Organisasi Kesiswaan SMK PGRI 01 Sukorejo.
g. Menyatakan kesediaan secara lisan.
h. Terpilih saat sidang ambalan.
Pasal 19 Pemangku Adat
Ayat 1
Pemangku Adat adalah orang yang bertanggung jawab pada pelaksanaan dan kelangsungan Adat Ambalan yang berkoordinasi dengan Ketua Dewan Ambalan (Pradana) yang menyangkut aturan Adat Ambalan.
Ayat 2 Persyaratan Pemangku Adat:
a. Terdaftar sebagai Siswa aktif SMK PGRI 01 Sukorejo.
b. Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan.
c. Anggota Ambalan yang aktif.
d. Tidak melanggar Adat Ambalan.
e. Dapat menjadi teladan dalam pikiran, ucapan, sikap dan perilaku.
f. Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan.
g. Menyatakan kesediaan secara lisan untuk dicalonkan menjadi Pemangku Adat.
h. Terpilih saat sidang ambalan.
Pasal 20 Dewan Adat Ambalan
Ayat 1
Dewan Adat Ambalan dibentuk khusus untuk ketentuan-ketentuan Adat Ambalan yang bersifat isidentil.
Ayat 2
Dewan Adat bertanggung jawab kepada Majelis Pembimbing Gugus Depan melalui Ketua Gugus Depan Ayat 3
Anggota Dewan Adat adalah terdiri dari para anggota ambalan yang pernah menjabat sebagai Pemangku Adat, pengurus ambalan, dan pengurus ambalan aktif yang berwawasan luas, netral, dapat menjadi teladan dan memegang teguh Adat Ambalan.
Ayat 4 (1) Dewan Adat dipilih melalui Musyawarah Pembina.
(2) Masa bakti Dewan Adat sampai masalah dianggap selesai atau sesuai dengan keadaan.
(3) Dewan Adat diusahakan berjumlah ganjil lebih dari satu.
(4) Jumlah Anggota Dewan Adat dapat berkurang atau bertambah sesuai kebutuhan.
(5) Penentuan Ketua Dewan Adat berdasarkan Musyawarah Dewan Adat dan disetujui Pembina.
BAB V UPACARA-UPACARA Pasal 21
Upacara Adat Ambalan Upacara–Upacara Adat Ambalan terdiri dari :
1. Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan.
2. Upacara Prosesi Penegak.
3. Upacara Pelantikan Calon Penegak 4. Upacara Pelantikan Dewan Ambalan
5. Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan 6. Upacara Pemberian tanda penghargaan
7. Upacara Pelantikan Anggota/Pencabutan Anggota.
8. Upacara Pelepasan dan Penerimaan Delegasi
Pasal 22
Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Ambalan Ayat 1
Dilakukan saat akan melakukan penerimaan dan pelepasan Tamu Ambalan.
Ayat 2 Prosesi Upacara sebagai berikut:
a. Pembacaan Sandi Ambalan
b. Kata Penyambutan atau Pelepasan oleh Pembina Upacara c. Pemasangan dan Pelepasan Selendang Tamu Ambalan
Ayat 3 Perlengkapan Upacara:
a. Bendera Merah Putih b. Bendera WOSM
c. Bendera Gerakan Pramuka d. Panji Ambalan
e. Sandi Ambalan f. Pusaka Ambalan
Pasal 23
Upacara Prosesi Penegak Ayat 1
Upacara prosesi Penegak dilakukan saat prosesi Penegak.
Ayat 2 Proses Upacara sebagai berikut :
(1) Penyerahan berkas Penegak.
(2) Sidang Penegak.
(3) Pengujian SKU.
(4) Pencarian TKU.
Ayat 3 Prosesi Penegak Tamu
(1) Melompati tongkat sebagai kiasan meninggalkan suatu yang buruk dan melangkah kearah yang lebih baik.
(2) Berjalan diantara bendera WOSM dan Bendera Gerakan Pramuka.
(3) Renungan Jiwa
Ayat 4 Prosesi Penegak Bantara
(1) Bersuci menggunakan kendi kecil yang terisi penuh dan air dalam kendi disisakan setengah.
(2) Sidang Penegak Bantara (3) Sungkem kepada orang tua.
(4) Memecahkan kendi yang masih berisi air.
(5) Renungan Jiwa
(6) Pengambilan pita Bantara
Ayat 5 Prosesi Penegak Laksana
(1) Minum air kelapa + kuning telur bebek + madu
(2) Puasa bicara selama satu hari penuh untuk menahan diri dari bicara yang tidak penting.
(3) Berjalan tengah malam sendirian sambil melaksanakan tugas dari Pembinanya (4) Mandi air kembang setaman
(5) Sidang Penegak Laksana (6) Renungan jiwa
(7) Pengambilan dek Laksana
(8) Pengembaraan dengan tugas-tugas dari Pembina Ayat 6 Prosesi Wisuda Purna Ambalan
(1) Api unggun
(2) Perkemahan selama tiga hari (3) Pemberian Penghargaan (4) Obor Garba Wisuda
Ayat 7 Perlengkapan seluruh Upacara dan prosesi:
a. Bendera Merah putih b. Bendera WOSM
c. Bendera Gerakan Pramuka d. Panji Ambalan
e. Sandi Ambalan f. Pusaka Ambalan
Pasal 24
Upacara Pelantikan Penegak dan Anggota Ayat 1
Dilakukan saat akan dilantik menjadi Penegak.
Ayat 2 Prosesi Upacara sebagai berikut:
(1) Laporan Ka Gudep kepada Ka Mabigus tentang Calon Penegak (2) Ulang Janji : Tri Satya
(3) Pernyataan Kesiapsediaan oleh Calon Anggota (4) Kata Pelantikan
(5) Pemasangan TKU dan Scraft
Ayat 3 Perlengkapan Upacara :
a. Bendera Merah putih b. Bendera WOSM
c. Bendera Gerakan Pramuka Indonesia d. Panji Ambalan
e. Sandi Ambalan f. Pusaka Ambalan
Pasal 25
Upacara Pelantikan Dewan Ambalan Ayat 1
Dilakukan pada saat Pelantikan Dewan Ambalan
Ayat 2 Prosesi upacara sebagai berikut:
(1) Kata Pendahuluan Pelantikan (2) Ulang Janji : Tri Satya
(3) Penyataan Kesiapsediaan oleh Calon Dewan Ambalan (4) Kata Pelantikan
(5) Penyematan Tanda Jabatan
(6) Penandatanganan Naskah Pelantikan (7) Sandi Ambalan
Ayat 3 Perlengkapan Pelantikan:
(1) Bendera Merah Putih (2) Bendera WOSM
(3) Bendera Gerakan Pramuka Indonesia (4) Panji Ambalan
(5) Sandi Ambalan (6) Pusaka Ambalan
Ayat 4
(1) Tertib acara pelantikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
(2) Dewan Ambalan yang dilantik mengenakan seragam Pramuka lengkap.
Pasal 26
Upacara Pelepasan Wisuda Warga Ambalan Ayat 1
Dilakukan pada saat warga Ambalan selesai studi SMK PGRI 01 Sukorejo atau wisuda Ayat 2
Pelepasan Wisuda Warga Ambalan dilaksanakan dalam kegiatan Api Unggun Malam terakhir Perjusami (Perkemahan Jumat-Sabtu- Minggu).
Ayat 3 Prosesi upacara pada saat Api Unggun sebagai berikut:
(1) Upacara dipimpin oleh Pembina Pramuka
(2) Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara
(3) Penjemputan wisudawan/wati dari tempat wisuda/perpisahan ke tempat upacara.
(4) Kata Pelepasan oleh Ketua Ambalan (Pradana) atau yang mewakili
(5) Obor Garba Wisuda diiringi lagu Wisuda Pramuka Gajah Mada-Tribhuwana Tunggadewi (6) Pengalungan Bunga Kenangan dan Pemberian Vandel Wisuda
(7) Kata pesan oleh Wisudawan/wati atau yang mewakili (8) Salam Selamat
Ayat 4 Perlengkapan Upacara:
a. Bendera Merah Putih b. Bendera WOSM
c. Bendera Gerakan Pramuka d. Panji Ambalan
e. Sandi Ambalan f. Pusaka Ambalan
BAB VI PENGHARGAAN
Pasal 27
Upacara Pelepasan dan Penerimaan Pendelegasian Ayat 1
Dilakukan pada saat warga Ambalan akan didelegasikan ketingkat kegiatan Kabupaten, Provinsi, Regional, Nasional dan Internasional
Ayat 2 Prosesi Upacara sebagai berikut:
(1) Kata pelepasan oleh Ka Gudep (2) Penyematan Lencana Duta Ambalan (3) Pembacaan Sandi Ambalan
Ayat 3 Perlengkapan Upacara:
a. Bendera Merah Putih b. Bendera WOSM
c. Bendera Gerakan Pramuka Indonesia d. Panji Ambalan
e. Sandi Ambalan f. Pusaka Ambalan g. Lencana Duta Ambalan
Ayat 4 (1) Pemakaian Lencana Duta Ambalan selama pendelegasian.
(2) Setelah selesai melaksanakan delegasi, dilakukan Upacara Penerimaan Pendelegasian Pasal 28
Tanda Penghargaan Ayat 1
Tanda Penghargaan diberikan kepada anggota Ambalan sesuai dengan kriterianya.
Ayat 2
Tanda Penghargaan berupa Bintang Tahunan, Bintang Karya Ilmiah Penegak dan Bintang Wira Karya Penegak Ayat 3
Penyerahan tanda penghargaan dilakukan dalam sebuah upacara resmi melalui Surat Keputusan Majelis Pembimbing Gugus Depan atau Pembina Gugus Depan.
Ayat 4 Usulan Penghargaan dilakukan oleh Dewan Kehormatan Penegak
Pasal 29 Bintang Tahunan
Bintang Tahunan menyesuaikan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Indonesia.
Pasal 30
Bintang Karya Ilmiah Penegak
(1) Diberikan kepada Anggota Ambalan yang memiliki karya ilmiah, dipresentasikan di depan seluruh Anggota dan mencapai titik hasil yang dapat diperhatikan
(2) Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Karya Ilmiah Penegak terlampir.
(3) Dipasang di dada sebelah kiri.
Pasal 31
Bintang Wira Karya Penegak
(1) Berfungsi sebagai motivator bagi Anggota Penegak untuk mengembangkan keahlian atau keterampilan berwirausaha yang intinya dapat dipergunakan sebagai salah satu alternatif penghasilan.
(2) Diberikan kepada anggota Ambalan yang memiliki karya usaha atau wiraswasta baik perorangan maupun kelompok yang diharapkan dapat menjamin penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan kelak (3) Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Wira Karya Penegak terlampir.
(4) Dipasang di dada sebelah kiri.
BAB VII
PELANGGARAN DAN TINDAKAN DISIPLIN Pasal 32
Pelanggaran
Pelanggaran yang dimaksud adalah hal-hal yang dilakukan warga Ambalan yang melanggar ketentuan Ambalan Pasal 33
Tindakan Disiplin Ayat 1 Pemangku Adat dapat memberikan peringatan berupa:
(1) Teguran pertama disampaikan secara lisan dan dicatat dalam buku Adat.
(2) Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan oleh pelanggar, maka akan diberikan teguran yang kedua.
(3) Teguran kedua disampaikan secara tertulis dan dicatat dalam buku Adat.
(4) Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan diajukan diberikan teguran ketiga secara tertulis dan dicatat dalam buku Adat.
(5) Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan diajukan dalam Sidang Adat bersama Dewan Kehormatan.
Ayat 2
(1) Apabila yang melanggar adalah Dewan Ambalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat, maka teguran akan dilakukan oleh Dewan Adat, sesuai dengan prosedur tingkat teguran.
(2) Apabila dalam jangka waktu dua minggu setelah teguran ketiga tidak diindahkan, maka akan diajukan dalam Sidang Adat Tingkat Tinggi bersama Dewan Kehormatan.
Ayat 3
Apabila dua minggu setelah Sidang Adat/Sidang Adat Tingkat Tinggi tetap tidak diindahkan, maka status jabatan dan keanggotaannya akan ditinjau ulang atau dicabut dengan prosesi pencabutan keanggotaan
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN Pasal 34
Macam-macam Permusyawaratan Ayat 1
Permusyawaratan Ambalan terdiri dari : 1. Musyawarah Ambalan
2. Rapat Dewan Ambalan 3. Sidang Adat
4. Sidang Adat Tingkat Tinggi 5. Sidang Penegak
6. Rapat Sangga Kerja 7. Rapat Koordinasi
Ayat 2
Musyawarah Ambalan
(1) Musyawarah Ambalan adalah Pemegang kekuasaan tertinggi di Ambalan.
(2) Dilakukan setiap selesai kegiatan Ambalan (3) Diikuti oleh seluruh warga Ambalan
Ayat 3
Rapat Dewan Ambalan
(1) Rapat Dewan Ambalan memegang keputusan pelaksanaan program kerja dan kebijakan organisasi (2) Dilakukan setiap 6 bulan sekali
(3) Dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Ambalan Ayat 4 Sidang Adat
(1) Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran adat Ambalan (2) Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat
(3) Peserta sidang terdiri dari : a) Pembina sebagai hakim.
b) Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai Penasehat atau Pembela c) Pemangku Adat sebagai Penuntut Umum atau Jaksa
d) Terdakwa adalah Warga Ambalan yang melanggar e) Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran
(4) Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.
Ayat 5
Sidang Adat Tingkat Tinggi
(1) Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran Adat Ambalan yang dilakukan oleh Dewan Ambalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat.
(2) Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat.
(3) Peserta sidang terdiri dari : a. Pembina sebagai hakim.
b. Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai Penasehat atau Pembela
c. Dewan Kehormatan/Pemangku Adat yang bukan pelanggar sebagai Penuntut Umum atau Jaksa d. Terdakwa adalah Dewan Ambalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat Ambalan yang melanggar e. Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran
(4) Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan
(5) Jika Ketua Dewan Ambalan dan Pemangku Adat melakukan Pelanggaran maka sidang dilakukan oleh Dewan Kehormatan Gudep bersama Dewan Adat.
Ayat 6 Sidang Penegak (1) Diselenggarakan pada saat upacara prosesi Penegak.
(2) Sidang dipimpin oleh Ka Gudep
(3) Dihadiri oleh seluruh Penegak Ambalan Gajah Mada - Tribhuwana Tunggadewi Ayat 7
Rapat Sangga Kerja (1) Rapat ini membahas tentang teknis pelaksanaan kegiatan.
(2) Dihadiri oleh seluruh Anggota Sangga Kerja dan Dewan Ambalan.
(3) Rapat dipimpin oleh Ketua Sangga Kerja.
Ayat 8 Rapat Koordinasi
(1) Rapat koordinasi dilakukan guna menyampaikan hasil yang perlu disampaikan oleh pengurus lain.
(2) Rapat koordinasi dilakukan jika diperlukan
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 35
Adat Pergaulan Ambalan
Adat Pergaulan Ambalan adalah Tata Pergaulan Ambalan senantiasa menjunjung tinggi moral dan etika pergaulan masyarakat sesuai dengan Trisatya dan Dasa Darma Gerakan Pramuka
Pasal 36 Sikap Sikap pada saat pembacaan Sandi Ambalan :
(1) Untuk Putera berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah kiri dengan memegang kedua ujung kacu dan kepala menunduk.
(2) Untuk Puteri, berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah kiri dengan memegang ujung dasi merah putih, dan kepala menunduk.
Pasal 37 Renungan
(1) Renungan dilakukan untuk intropeksi diri, membangkitkan semangat dan daya juang serta perubahan pribadi dan watak ke arah yang lebih baik.
(2) Renungan dilakukan jika diperlukan dan sesuai dengan kondisi.
Pasal 38 Lampiran-Lampiran (1) Adat Ambalan dilengkapi dengan lampiran
(2) Lampiran-lampiran dalam Adat Ambalan, merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan
BAB X
ATURAN PERALIHAN (1) Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan apabila dianggap perlu.
(2) Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan untuk jangka waktu minimal 2 tahun.
(3) Perubahan Adat Ambalan hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Ambalan Luar Biasa.
(4) Musyawarah Ambalan Luar Biasa yang membahas perubahan Adat Ambalan wajib dihadiri oleh perwakilan setiap angkatan dimulai dari angkatan yang pertama kali membuat Adat Ambalan.
BAB XI PENUTUP
Pasal 39
Pelaksanaan Adat Ambalan
Adat Ambalan wajib dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab oleh seluruh warga ambalan Gajah Mada - Tribhuwana Tunggadewi.
Pasal 40
Pengesahan Adat Ambalan
Adat Ambalan ini disahkan dan ditetapkan dalam Musyawarah Ambalan pada hari ……… tanggal
……… waktu ……….. di Aula SMK PGRI 01 Sukorejo dengan Pimpinan Sidang ……….