g. ANALGESIK OPIOID
1. Agonis opioid kuat:, Metadon, dan Morfin
Fentanyl
Nama obat dalam bahan aktif dan generik bermerk: Durogesic, Etanyl, Fentakaf, Fentanex, Fentanyl, dan Fentanyl Citrate
Indikasi obat: Meringankan dan menghilangkan rasa sakit yang parah serta tambahan dalam anestesi.
Dosis obat: 25-100 mcg/jam
Efek samping: Analgesia, sedasi, memperlambat gastrointestinal transit, depresi pernapasan, konstipasi parah, kejang, kekakuan otot, hipotensi, bradikardia, laringospasme, mual, muntah, menggigil, tidak bisa istirahat, halusinasi, gejala ekstrapiramidal bila digunakan dengan trankuilizer seperti droperidol; pergerakan mioklonik, pusing, apnea, reaksi alergi, dan penggunaan yang lama dapat menyebabkan toleransi atau ketergantungan.
Cara penggunaan: Oral, parenteral, sublingual, bukal, dan nasal inhalasi
Metadon
Nama obat dalam bahan aktif dan generik bermerk: Methadone sirup, Methadone HCl Injection USP, dan Metadon DnE
Indikasi obat: Meringankan dan menghilangkan rasa sakit yang parah;
pemeliharaan dalam program rehabilitasi.
Dosis obat: 2,5-10 mg/8-12 jam
Efek samping: Analgesia, sedasi, memperlambat gastrointestinal transit, depresi pernapasan, konstipasi parah, kejang, dan penggunaan yang lama dapat menyebabkan toleransi atau ketergantungan.
Cara penggunaan: Oral dan parenteral
Morfin
Nama obat dalam bahan aktif dan generik bermerk: Morfikaf, Morfina, Morphine Hydrochloride, dan MST Continus.
Indikasi obat: Meringankan dan menghilangkan rasa sakit yang parah akibat trombosis koroner, neoplasma, kolik ginjal atau empedu, oklusif perifer akut, arteri paru-paru atau koroner; perikarditis akut, radang selaput dada dan pneumotoraks spontan.
Dosis obat: 5-30 mg/4 jam
Efek samping: Penggunaan yang lama dapat menyebabkan toleransi atau ketergantungan; depresi pernapasan; pusing, gangguan penglihatan, depresi mental, sedasi, koma, euforia, agitasi, dysphoria lemah, gugup, delirium dan insomnia; mual, muntah, hipotensi dan konstipasi; pruritus, urtikaria, kemerahan pada kulit dan edema.
Cara penggunaan: Oral, parenteral, dan rektal 2. Agonis parsial: Hidrokodon dan Kodein
Hidrokodon
Nama obat dalam bahan aktif dan generik bermerk: Hysingla ER, Detussin, dan Zohydro
Indikasi obat: Meringankan dan menghilangkan nyeri ringan hingga sedang.
Dosis obat: 5-10 mg/4-6 jam
Efek samping: Analgesia, sedasi, memperlambat gastrointestinal transit, depresi pernapasan, konstipasi parah, kejang, dan penggunaan yang lama dapat menyebabkan toleransi atau ketergantungan. (Hanya saja efeknya lebih lemah dan toksisitas bergantung pada variasi genetik metabolisme)
Cara penggunaan: Oral
Kodein
Nama obat dalam bahan aktif dan generik bermerk: Codeine phosphate hemihydrate, Codikaf, Coditam, Codipront, dan Codipront cum expectorant Indikasi obat: Meringankan dan menghilangkan nyeri ringan hingga sedang serta batuk.
Dosis obat: 15-30 mg/4-6 jam
Efek samping: Analgesia, sedasi, memperlambat gastrointestinal transit, depresi pernapasan, konstipasi parah, kejang, dan penggunaan yang lama dapat menyebabkan toleransi atau ketergantungan. (Hanya saja efeknya lebih lemah dan toksisitas bergantung pada variasi genetik metabolisme)
Cara penggunaan: Oral dan parental 3. Antagonis opioid: Nalokson
Nama obat dalam bahan aktif dan generik bermerk: Nokoba, Kabirevo, Suboxone dan Targine
Indikasi obat: Overdosis opioid
Dosis obat: 0,4-2 mg dapat diulang × 1, 30–60 menit setelah dosis awal
Efek samping: Dengan cepat memusuhi semua efek opioid serta mempresipitasi sindrom pantang pada ketergantungan
Cara penggunaan: Parenteral 4. Analgesik opioid lain: Tramadol
Nama obat dalam bahan aktif dan generik bermerk: Acetram, Duocetz, Tramal, Tramofal Plus, dan Zaldiarg.
Indikasi obat: Meringankan dan menghilangkan nyeri sedang serta tambahan untuk opioid pada sindrom nyeri kronis.
Dosis obat: 50-100 mg/4-6 jam
Efek samping: Analgesia, kejang, dan risiko sindrom serotonin.
Cara penggunaan: Oral