• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Bahan Ajar Pendidikan Aswaja Ke-NU-an dan Implementasinya di Madrasah Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Bahan Ajar Pendidikan Aswaja Ke-NU-an dan Implementasinya di Madrasah Ponorogo"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

Penelitian ini berfokus pada materi pembelajaran pendidikan Aswaja-NU dan pemanfaatannya dalam kegiatan pengembangan diri siswa di MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo. Apa saja bahan kajian pendidikan Aswaja Ke-NU di MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo. Bagaimana implementasi materi pembelajaran pendidikan Aswaja NU dalam kegiatan pengembangan diri siswa di MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo.

Untuk mendeskripsikan atau menjelaskan bahan ajar Aswaja NU di MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo. Untuk mendeskripsikan atau menjelaskan implementasi bahan ajar Aswaja NU dalam pengembangan diri siswa di MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo.

Teknik Pengumpulan Data

Pemilihan sebagai sumber data utama dalam penelitian ini terbukti dari bahan ajar pendidikan ASWAJA Ke-NU. Dalam penelitian ini akan diwawancarai oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru Pendidikan ASWAJA Ke-NU dan beberapa siswa MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.9 Teknik ini dapat diartikan sebagai proses pengambilan sampel.

Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat dalam catatan lapangan, karena catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Teknik dokumentasi dalam penelitian digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya, visi, misi dan tujuan, letak geografis serta proses belajar mengajar Pendidikan NU ASWAJA di MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo.

Teknik Analisis Data

Pengecekan Kredibilitas Data

Maksud dan tujuan perluasan partisipasi dalam penelitian ini adalah: (a) untuk dapat menguji ketidakakuratan informasi yang disajikan oleh misrepresentasi tersebut, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden dan di samping itu, untuk dapat menciptakan kepercayaan diri subjek, (b) pergi ke tempat pada waktunya, dalam waktu yang cukup peneliti dapat mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang dapat mencemari data, pertama-tama distorsi pribadi. Observasi tekun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang paling relevan dengan permasalahan atau isu yang dicari. Teknik triangulasi merupakan teknik validasi data yang menggunakan sesuatu selain data untuk tujuan pengendalian atau sebagai pembanding terhadap data.

Ada empat jenis triangulasi sebagai teknik penelitian yang memanfaatkan: sumber, metode, peneliti, dan teori.16.

Tahap-Tahap Penelitian

Sistematika pembahasan

Bab IV: berisi tentang analisis bahan ajar pada Pendidikan Aswaja ke-NU-an dan implementasi pendidikan aswaja ke-NU-an dalam kegiatan

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. 17 Bahan ajar atau bahan ajar (instructional material) pada umumnya terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang perlu dipelajari siswa untuk mencapainya. standar kompetensi yang telah ditetapkan.18 Sedangkan secara rinci jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan dan sikap.19. Menurut Erna Febru Aries dan Ari Dwi Haryono dalam bukunya, bahan pembelajaran atau materi pembelajaran (Materi Pembelajaran) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. 17Ali Mudlofir, Implementasi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan bahan ajar pendidikan agama Islam, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hal.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahan ajar merupakan salah satu komponen yang berperan penting dalam membantu siswa. Dalam proses belajar mengajar, guru menyajikan materi kepada peserta didik.Membuat bahan ajar yang menarik dan inovatif sangatlah penting dan menjadi pedoman bagi setiap pendidik. Dalam pembuatan bahan ajar terdapat dua klasifikasi pokok fungsi bahan ajar sebagaimana diuraikan sebagai berikut.

Fungsi bahan ajar menurut pihak yang menggunakan bahan ajar tersebut 24 Fungsi bahan ajar ini dibedakan menjadi 2 macam. Sebagai pedoman bagi guru yang akan memimpin seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran dan merupakan suatu kompetensi yang patut diajarkan kepada siswa. Sebagai pedoman bagi siswa yang ingin memandu segala aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan isi keterampilan yang harus dipelajari dan dikuasainya.

26Ali Mudlofir, Implementasi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan bahan ajar pendidikan agama Islam, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hal. Bahan pembelajaran atau materi pembelajaran dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku teks, jurnal, majalah, surat kabar, internet, media audiovisual, dan lain-lain.27. 29 Ali Mudlofir, Implementasi pengembangan kurikulum dan bahan ajar tingkat satuan pendidikan pendidikan agama Islam, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hal.

Perbedaan skripsi yang ditulis peneliti dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti sebelumnya mempelajari analisis sumber materi pembelajaran pada mata kuliah Aswaja. Sementara itu, peneliti ini mempelajari analisis bahan ajar NU untuk pelaksanaan pendidikan aswaja dan kegiatan pengembangan diri siswa kelas XI di MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo.

Tabel 1 : Klasifikasi Pembelajaran Menjadi Fakta, Konsep, Prosedur,  dan Prinsip.
Tabel 1 : Klasifikasi Pembelajaran Menjadi Fakta, Konsep, Prosedur, dan Prinsip.

DESKRIPSI DATA

Deskripsi Data Umum

  • Sejarah Singkat berdirinya MA Ma’arif Al -Ishlah Bungkal Ponorogo Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Ma ‟arif Al -Ishlah Bungkal
  • Letak Geografis Madrasah Aliyah Ma’arif Al -Ishlah Bungkal Ponorogo
  • Visi, Misi, Dan Tujuan 1) Visi
  • Struktur Organisasi MA Ma’arif Al -Ishlah Bungkal Ponorogo
  • Data Guru, Karyawan dan Siswa M A Ma’ari f Al-Ishlah Bungkal Ponorogo
  • Data Sarana dan Prasarana di MA Ma’arif Al -Ishlah Bungkal Ponorogo
  • Deskripsi Data Khusus
  • Bahan Ajar Pendidikan Aswaja Ke-NU- an Kelas XI MA Ma’arif Al - Ishlah Bungkal Ponorogo
  • I mplementasi Kegiatan Pengembangan Diri Siswa Kelas XI MA Ma’arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo

Arahnya ke selatan Pasar Bungkal, kurang lebih 200m. Madrasah Aliyah Ma'arif Al-Ishlah didirikan di atas lahan seluas 1700 m.43. Begitu pula dengan bentuk program kerja Madrasah Aliyah Ma'arif Al-Ishlah yang dilaksanakan berdasarkan program-program yang telah disusun dalam struktur organisasi madrasah. Berdasarkan data dokumentasi yang peneliti peroleh, Madrasah Aliyah Ma'arif Al-Ishlah saat ini telah mempunyai guru.

Jumlah dosen dan pegawai MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 17 orang. Sedangkan data siswa Madrasah Aliyah Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo saat ini sedang kelas

Dengan sarana dan prasarana yang ada diharapkan dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar (KBM) di MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo.47. Bahan ajar pendidikan kelas NU Aswaja XI MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo Ishlah Bungkal Ponorogo. Ma'arif NU Jatim sendiri belum mengeluarkan silabus atau RPP terkait pembelajaran tersebut, hanya PW LP.

Ma'arif Jawa tidak sesuai dengan materi yang diajarkan di madrasah sehingga menyebabkan kekacauan dalam penyelenggaraan ujian dan juga hasil ujian yang dicapai siswa. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri siswa MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo kelas XI. Al-Ishlah Bungkal Ponorogo. Sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan, siswa MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo bergegas masuk ke dalam kelas.

Program kegiatan rutin bulanan dan tahunan yang dilaksanakan di madrasah ini, kegiatan rutin bulanan yang dilaksanakan kali ini adalah kegiatan istighosah yang diikuti seluruh siswa di MA Ma'arif Al-Ishah Bungkal Ponorogo. Kegiatan tambahan yang dilakukan di MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo antara lain seni musik Banjari Al-Ishlah, Hadroh, tari sufi, Qiro'ah dan kaligrafi.

PEMBAHASAN

Ponorogo terlihat penyajian buku teks telah disusun secara rinci sesuai bahan ajar yang telah diadaptasi dari sumber referensi untuk memudahkan pencapaian standar kompetensi dasar dan kompetensi yang diinginkan. Sedangkan berdasarkan analisis kelebihan dan kekurangan bahan ajar pendidikan aswaja NU yang dilakukan penulis diketahui bahwa: (1) Bahan ajar dalam buku ini memuat materi yang berkaitan dengan kompetensi. standar dan kompetensi inti yang ingin dicapai, (2) Bahasa yang digunakan sangat sederhana sehingga mudah dipahami, (3) Di akhir bab terdapat rangkuman materi, soal latihan untuk mengukur atau menilai prestasi. dari segi materi, umpan balik, namun soal-soal praktik di dalamnya terkesan kurang menarik dan tidak memuat instrumen evaluasi yang memadai. Penerapan Materi Pembelajaran Pendidikan Aswaja NU dalam Kegiatan Pengembangan Diri Siswa Kelas XI MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal.

  • Implementasi Bahan Ajar Pendidikan Aswaja Ke-NU-an dalam Kegiatan Amaliyah Akhir dan Awal Tahun
  • Implementasi Bahan Ajar Pendidikan Aswaja Ke-NU-an dalam Kegiatan Amaliyah di hari Tasu’a atau Asyura
  • Implementasi Bahan Ajar Pendidikan Aswaja Ke-NU-an dalam Kegiatan Sholawatan
  • Implementasi Bahan Ajar Pendidikan Aswaja Ke-NU-an dalam Kegiatan Pujian
  • Implementasi Bahan Ajar Pendidikan Aswaja Ke-NU-an dalam Kegiatan Dzikir atau Wiridan
  • Implementasi Bahan Ajar Pendidikan Aswaja Ke-NU-an dalam Kegiatan Istighosah
  • Implementasi Bahan Ajar Pendidikan Aswaja Ke-NU-an dalam Kegiatan Tahlilan
  • Implementasi Bahan Ajar Pendidikan Aswaja Ke-NU-an dalam Kegiatan Amaliyah Nisfu Sya’ban

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang bermanfaat dan bermakna, madrasah telah melaksanakan program kegiatan pengembangan diri yang bertujuan untuk mempersiapkan kemandirian siswa. Pada pembahasan bab dua dijelaskan bahwa pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran, sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah atau madrasah. Pembelajaran pengembangan diri ini bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, yaitu menjadi manusia yang mampu mengatur diri dan menyikapi berbagai tantangan dalam diri dan lingkungannya secara adaptif dan konstruktif, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan setempat. Sedangkan bentuk pelaksanaan kegiatan belajar pengembangan diri dapat dilakukan melalui kegiatan rutin, spontan, keteladanan, dan terprogram68.

Berdasarkan analisis implementasi bahan ajar pendidikan aswaja NU dalam kegiatan pengembangan diri peserta didik di MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo yang penulis ambil dalam penelitian lapangan, maka bentuk implementasinya dapat digambarkan sebagai berikut: 69. Penerapan Bahan Ajar Pendidikan Aswaja NU dalam kegiatan Amaliyah Tahun Akhir dan Awal. 2 Konsep Amaliyah akhir dan awal tahun adalah Amaliyah yang dilaksanakan setiap akhir bulan Dzulhijjah.

Adapun langkah-langkahnya adalah: dengan membaca doa akhir tahun 3 kali sebelum matahari terbenam tiba, dan membaca doa awal tahun 3 kali setelah matahari terbenam tiba. Implementasi Bahan Ajar Aswaja NU dalam Kegiatan Amaliyah di Hari Tasu'a atau Asyura Amaliyah di Hari Tasu'a atau Asyura. Implementasi Materi Ajar Pendidikan Aswaja NU dalam kegiatan Dzikir atau Wiridan Dzikir atau Wiridan.

Sedangkan wirid diartikan sebagai kegiatan ritual yang dilakukan dengan membacakan firman Allah pada waktu tertentu dan untuk tujuan tertentu. Implementasi bahan ajar Pendidikan Aswaja NU dalam kegiatan Amaliyah Nisfu Sya'ban Amaliyah Nisfu Sya'ban. Dari uraian di atas kita dapat memahami bahan ajar pendidikan aswaja NU dan kegunaannya dalam pengembangan diri peserta didik di MA Ma'arif Al-Ishlah Bungkal Ponorogo.

PENUTUP

Kesimpulan

Kegiatan amaliyah pada hari Tasu'a atau Asyura dilakukan dengan menghimbau santri untuk berpuasa selama tiga hari yaitu tanggal 9, 10 dan 11 Muharram. Kegiatan Sholawatan dilaksanakan setiap malam jumat di anjangsana dan sebulan sekali bekerjasama dengan GP. Kegiatan puji-pujian dilakukan setiap selesai azan, yaitu pada saat para santri berjamaah akan menunaikan salat Dzuhur, puji-pujian ini dimaksudkan tidak hanya untuk salat saja, namun juga untuk menunggu imam.

Sedangkan kegiatan istighosah dilakukan sebulan sekali, membaca kalimat tayyib, istighfar, takbir, tahmid, shalat dan lain sebagainya, kegiatan ini dilakukan secara bersama-sama. Kegiatan tahlilan dalam tradisi NU dilakukan untuk mendoakan dan mengenang saudara-saudara muslim yang meninggal dunia, masing-masing pada hari ke 7, 40, dan 100 setelah meninggal dunia. Kegiatan Amaliyah Nisfu Sya'ban dilakukan setiap bulan Sya'ban atau bulan ke 8 penanggalan Islam, melalui doa.

Saran

Gambar

Tabel 1 : Klasifikasi Pembelajaran Menjadi Fakta, Konsep, Prosedur,  dan Prinsip.

Referensi

Dokumen terkait