Konsep- konsep beserta deskripsinya
1. Ulama Hanafiyah mendefinisikan pembunuhan menyerupai sengaja sebagaipemukulan disengaja dengan menggunakan tongkat, cambuk, batu, tangan, atau lainnyayang mengakibatkan kematian. Perbuatan ini mempunyai dua makna, yaitu: pertama,makna sengaja dengan
memperhatikan niat pelaku dalam memukul. Kedua, makna tidaksengaja dengan melihat tidak adanya niat pelaku untuk membunuh Karena itu, bentukperbutan ini menyerupai sengaja, yaitu pelaku berniat dalam melakukan perbuatannya,tetapi dengan alat yang tidak lazim untuk membunuh.
2. Ulama Syafi’iyah mendefinisikan pembunuhan menyerupai sengaja sebagai pukulan yang dilakukan secara sengaja dan tidak keras dengan menggunakan sesuatu selain besi seperti cambuk, tongkat atau tangan, namun pukulan ini mengakibatkan orang yang dipukul meninggal dunia.
Pembunuhan ini dianggap sengaja ditinjau dari segi perbuatan, tapi tidak sengaja ditinjau dari segi pembunuhan
3. Ulama Hanabilahmendefinisikan pembunuhan menyerupai sengaja sebagai tindak pidana yang disengaja yang biasanya tidak mematikan, tetapi menyebabkan kematian, baik karena niat melawan hukum maupun memberi pendidikan, tapi perbuatan tersebut berlebihan, misalnya memukul dengan cambuk, tongkat, batu kecil, tangan, memasukkan korban kedalam air dangkal, meneriaki anak kecil kemudian terjatuh, atau menegur orang berakal dengancara meneriakinya sehingga ia terjatuh.
4. Menurut Mustofa Hasan dan Beni Ahmad Saebani, pembunuhan adalah perampasan atau penghilangan nyawa seseorang oleh orang lain yang mengakibatkan tidak berfungsinya anggota tubuh karena berpisahnya roh dengan jasad korban.Menurut Ibrahim Unaiskontekstualisasi atas pemaparan
materi dalam bahan ajar dengan realitas sosial;
Adanya perbuatan pelaku yang mengakibatkan kematian korban dalam unsur pembunuhan menyerupai sengaja berhubungan dengan unsur penganiayaan. Sama-sama harus mensyaratkan adanya perbuatan dari pelaku baik perbuatan itu mengakibatkan mengakibatkan kematian.
kesengajaan pelaku dalam melakukan perbuatan dalam unsur pembunuhan menyerupai sengaja berhubungan dengan unsur penganiayaan. Sama-sama mensyaratkan harus adanya unsur kesengajaan pelaku dalam melakukan perbuatan yang mengakibatkan kematian.
Merefleksikan hasil kontekstualisasi materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna.
Antara perbuatan dan kematian korban ada hubungan sebab akibat dalam unsur pembunuhan menyerupai sengaja berhubungan dengan adanya akibat perbuatan yang dituju yakni rasa sakit maupun luka atau kematian dalam unsur penganiayaan Sama-sama mensyaratkan harus ada hubungan sebab akibat antara perbuatan pelaku dengan akibatnya seperti sakit,luka
maupunkematian.
3
(tiga) konsep beserta deskripsinya yang Anda temukan di dalam bahan ajar;
1. Qishash dalam terminologi hukum Islam diartikan sebagaimana hukuman yang dijatuhkan sebagai pembalasan serupa dengan perbuatan pembunuhan, melukai atau merusak anggota badan berdasarkanketentuan yang diatur oleh syara’Menurut pendapat mayoritas ulama Malikiyah,
Syafi’iyah, dansalah satu riwayat Imam Ahmad, hukum asal pelaksanaan qishash yakni dengan cara yang sama dilakukan oleh pelaku kriminal tersebut ataudisebut sebagai mutslah atau mumatsalah 2. Menurut Abu Hanifah hukuman qishashharus dilakukan hanyadengan pedang, tidak dengan membalas seperti cara pelaku tersebutmembunuh (Abidin, 1987 : 346). Ketentuan ini berlaku secara mutlak, baikpelaku pembunuhan tersebut membunuh dengan senjata ataupun tidak. Serta berlaku untuk pembunuhan yang dilakukan dengan pemenggalan leher, mencekik, melemaskan dalam air, membakar, atau yang lainnya
3. Qishash diberlakukan apabila terdapat unsur rencana dan tipu daya, serta tidak mendapat maaf dari keluarga korban. Jika keluarga korban memaafkan maka hukuman penggantinya adalah diyat. Apabila hukuman qishash dan diyat dimaafkan oleh keluarga korban maka dikenakan hukuman pengganti berupa ta’zir, sertamendapatkan hukuman tambahan berupa terhalangnya hak atas warisam dan wasiat.
kontekstualisasi atas pemaparan materi dalam bahan ajar dengan realitas sosial;
Hukuman bagi pelaku pembunuhan sengaja dalam Islam berupa hukuman pokok yakni qishash. Qishash diberlakukan apabila terdapat unsur rencana dan tipu daya, serta tidak mendapat maaf dari keluarga korban. Jika keluarga korban memaafkan maka hukuman penggantinya adalah diyat. Apabila hukuman qishash dan diyat dimaafkan oleh keluarga korban maka dikenakan hukuman pengganti berupa ta’zir, serta mendapatkan hukuman tambahan berupa terhalangnya hak atas warisam dan wasiat. Sanksi pokok bagi pelaku pembunuhan semi sengaja dan pembunuhan karena kesalahan adalah diyat dan kaffarat, sedangkan untuk hukuman penggantinya adalah puasa dan ta’zir, serta mendapat hukuman tambahan berupa terhalangnya menerima warisan dan wasia Merefleksikan hasil kontekstualisasi materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna.
Qishash diyat adalah keberlangsungan hidup manusia di dunia karena Islam menghukum orang yang membunuh orang lain sebagai langkah preventif agar manusia tidak mudah salingmembunuh.
Hukuman qishash diyat dalam hukum pidana Islam dapat menjadi sebuah alternatif sanksi pidana bagi pelaku pembunuhan di Indonesia karena dapat menjamin rasa keadilan, tidak hanya bagi pelaku pembunuhan namun juga keadilan bagi keluarga korban pembunuhan yang kehilangan anggota keluarganya.
Konsep-konsep Ta’zir beserta deskripsinya
1. Pengertian Ta’zir Jarīmah ta’zīr adalah tindak pidana yang diancam dengan hukuman ta’zīr, yaitu hukuman yang tidak ditentukan secara şarih (jelas) dalam nash baik dalam al-Qur’ān maupun dalam al-Hadīts yang berkaitan dengan kriminal yang melanggar hak Allah dan hak hamba, berfungsi sebagai pelajaraan bagi pelakunya dan mencegahnya untuk tidak mengulangi lagi kejahatan yang sama.
2. ‘Abd al-Qadir Audah membagikan bentuk hukuman ta’zīr kepada beberapa bentuk, yaitu;
hukuman mati,
a. konsep beserta deskripsinya b. hukuman penjara.
c. hukuman pengasingan.
d. hukuman hukuman salib.
e. hukuman pengucilan.
f. hukuman celaan.
g. hukuman ancaman.
h. hukuman tasyhīr.
i. hukuman denda.
Menurut ‘Abd al-Qadir Audah, prinsip hukuman ta’zīr dalam syari’at Islam adalah tidak membinasakan, akan tetapi hanya sebagai ta’dīb atau pengajaran. Akan tetapi kebanyakan ulama fiqh membuat suatu pengecualian dari aturan umum tersebut, yaitu kebolehan dijatuhkan hukuman mati, jika dikehendaki oleh kepentingan umum, atau jika permasalahannya tidak bisa terlaksana kecuali dengan jalan membunuhnya.
Inti jarīmah ta’zīr yaitu perbuatan maksiat yang merugikan atau menggangu ketertiban umum dan merupakan wewenang hakim untuk menjatuhkan hukuman tertentu sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan karena tidak ada ketentuan syara’ yang konkrit dalam hal ini.
3. Tindak pidana dalam istilah fiqh (hukum Islam) disebut dengan jināyah, tetapi para ulama fiqh juga memakai Jarīmah. Al-Mawardi mendefinisikan Jarīmah (jināyah) dengan larangan-larangan syara’ yang diancam oleh Allah SWT dengan hukuman had atau ta’zīr.
4. Jarīmah ta’zīr adalah tindak pidana yang diancam dengan hukuman ta’zīr, yaituhukuman yang tidak ditentukan secara şarih (jelas) dalam nash baik dalam al-Qur’ān maupun dalam al-Hadīts yang
berkaitan dengan kriminal yang melanggar hak Allah dan hak hamba, berfungsi sebagai pelajaraan bagi pelakunya dan mencegahnya untuk tidakmengulangi lagi kejahatan yang sama.
3 (tiga) konsep beserta deskripsinya yang Anda temukan di dalam bahan ajar;
1. Kata Jihad berasal dari kata Al Jahd ( ُ دهْجَلا ) dengan difathahkan huruf jimnya yang bermakna kelelahan dan kesusahan atau dari Al Juhd ( ُدهُْجَلا ) dengan didhommahkan huruf jimnya yang bermakna kemampuan. Kalimat ( هدهُْجُ غَلَبَ ) bermakna mengeluarkan kemampuannya. Sehingga orang yang berjihad dijalan Allah adalah orang yang mencapai kelelahan karena Allah dan meninggikan kalimatNya yang menjadikannya sebagai cara dan jalan menuju surga. Di balik jihad memerangi jiwa dan jihad dengan pedang, ada jihad hati yaitu jihad melawan syetan dan mencegah jiwa dari hawa nafsu dan syahwat yang diharamkan.
2. Ibnu Taimiyah mendefinisikan jihad dengan pernyataan, “Jihad artinya mengerahkan seluruh kemampuan yaitu kemampuan mendapatkan yang dicintai Allah dan menolak yang dibenci Allah.
kontekstualisasi atas pemaparan materi dalam bahan ajar dengan realitas sosial;
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan jenis jihad ditinjau dari obyeknya dengan menyatakan bahwa jihad memiliki empat tingkatan, yaitu
(1) jihad memerangi hawa nafsu, (2) jihad memerangi syetan, (3) jihad memerangi orang kafir.
(4) jihad memerangi orang munafik.
3. Pengertian jihad dengan hati melawan orang kafir dan munafik adalah membenci mereka dan tidak memberikan loyalitas dan kecintaan serta senang dengan kerendahan dan kehinaan mereka dan sikap lainnya yang ada dalam Al Qur’an dan Sunnah yang berhubungan dengan hati.
Pengertian jihad dengan lisan adalah dengan mejelaskan kebenaran, membantah kesesatan dan kebatilan-kebatilan mereka dengan hujjah dan bukti kongkrit. Pengertian jihad dengan harta adalah dengan menafkahkan harta di jalan Allah dalam perkara jihad perang atau dakwah serta menolong dan membantu kaum muslimin.
Kontekstualiasi atas pemaparan materi dalam bahan ajar dengan realitas sosial;
Jihad disyariatkan untuk tujuan-tujuan tertentu yang telah dijelaskan para ulama dalam pernyataan-pernyataan mereka. Ibnu Taimiyah menyatakan, Maksud tujuan jihad adalah
meninggikan kalimat Allah dan menjadikan agama seluruhnya hanya untuk Allah. tujuan jihad adalah agar tidak ada yang disembah kecuali Allah, sehingga tidak ada seorang pun yang berdoa, sholat, sujud dan puasa untuk selain Allah. Tidak berumroh dan berhaji kecuali ke rumahNya (Ka’bah), tidak disembelih sembelihan kecuali untukNya dan tidak bernazar dan bersumpah kecuali denganNya kontekstualisasi materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna.
Kontekstualisasi adalah; Jihad dengan tujuan untuk kebaikan dan perbaikan kaum mukminin dalam aqidah, akhlak, adab (prilaku) dan seluruh perkara dunia dan akhirat mereka serta pendidikan mereka baik ilmiyah dan amaliyah maupun dalam kegiatan pembelajaran yang bermakna. tujuan disyariatkannya jihad adalah untuk menegakkan agama Islam di muka bumi ini dan bukan untuk dendam pribadi atau golongan sehingga dibutuhkan sekali pengetahuan tentang konsep islam dalam jihad.