PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORETIS
Kerangka Teoretis
- Hakikat Sosiolinguistik
- Variasi Bahasa
- Sosiolek dan Ragamnya
- Bahasa Prokem
- Morfologis Bahasa Prokem
- Semantik Bahasa Prokem
- Fungsi Pemakaian Bahasa Prokem
Variasi atau ragam bahasa menjadi pokok bahasan kajian sosiolinguistik. Oleh karena itu, Kridalaksana (1974) mengartikan sosiolinguistik sebagai cabang ilmu linguistik yang berupaya menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa dan mengetahui korelasi ciri-ciri linguistik tersebut dengan ciri-ciri sosial masyarakat. Namun karena penutur bahasa tersebut walaupun termasuk dalam suatu masyarakat tutur, bukanlah suatu kelompok orang yang homogen, maka bentuk bahasa konkrit yang disebut parole tidak seragam. Dialek merupakan varian bahasa dari sekelompok penutur yang relatif besar di suatu tempat.
Sosiolek ialah variasi bahasa yang berkaitan dengan status, golongan, kelas sosial penuturnya, seperti umur, pendidikan, pekerjaan, keadaan ekonomi, dan sebagainya. Variasi bahasa berdasarkan penutur disebut sosiolek atau dialek sosial, iaitu variasi bahasa yang berkaitan dengan status, kelompok dan kelas sosial penutur. Mengenai variasi bahasa yang berkaitan dengan peringkat, kumpulan, status dan kelas sosial penutur, biasanya.
Contohnya adalah bahasa Bagongan yang merupakan varian bahasa Jawa yang digunakan khusus oleh bangsawan Kraton. Biasanya bahasa ilmiah bersifat logis dan tepat, sedangkan bahasa sastra penuh dengan kiasan dan ungkapan.
Kerangka Konseptual
Pernyataan Penelitian
METODE PENELITIAN
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Sumber Data dan Data Penelitian
- Metode Penelitian
- Variabel Penelitian
- Definisi Operasional Variabel Penelitian
- Instrumen Penelitian
- Teknik Analisis Data
Variabel penelitian yang diteliti adalah bahasa prokem berupa kata dan kalimat pada group chat WhatsApp pagi mahasiswa UMSU di kelas 8B. Namun seorang teman bercanda agar tidak takut tertular corona, melainkan gunakan kosakata prokem yaitu “Coroncek” yang artinya Corona. Salah satu teman menanyakan bagaimana penilaiannya tidak dianggap remedial dan salah satu teman menjawab dengan menggunakan kosa kata prokem yaitu : “sak” yang artinya rasa.
Salah satu teman bertanya tentang cuaca di Medan dengan menggunakan kosa kata procem yaitu “kami berada di Medan saat musim hujan”. Salah satu teman saya mengirimkan kata-kata ke grup WhatsApp dengan menggunakan kosakata procem yaitu “Warmasa Binggo”. Salah satu teman merasa kesal karena penasaran dengan arti salah satu kata di grup WhatsApp dan menanyakannya dengan bantuan kosakata procem yaitu “Napose”.
Salah satu teman mengirimkan gambar ke grup dan gambar yang dikirim kurang bagus, lalu salah satu teman membalas dengan prok kosa kata “Kamu belum siap bersumpah” yang artinya “kamu juga belum siap bersumpah”. Salah satu temannya merasa rindu dengan suasana sosial pagi hari di 8B, ia sering diajak berkumpul, namun karena situasi dan kondisi, hal itu tidak pernah terjadi, hingga akhirnya ia menggunakan kosakata prokem yang merepotkan, kata prokem. adalah " Gaje Kale" yang artinya "tidak jelas" Salah satu teman mengirimkan metode lantunan kelompok dan teman lainnya menjawab dengan menggunakan kosakata pro-Kem yaitu "Cus" yang artinya "datang".
Salah satu teman mengakhiri obrolan grup karena dia harus pergi dan menulis dengan kosakata prokimia yaitu. Salah satu teman saya menanyakan jam buka kampus dengan kata prok yaitu “Jamber”. Salah satu teman mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan menggunakan kosa kata Prochem yaitu “maaciw” yang artinya “terima kasih”.
Salah satu temannya meminta untuk menulis daftar pustaka dan ia bertanya kepada temannya yang paham cara menulis daftar pustaka dengan menggunakan kosakata Prokem yaitu “Sapose” yang artinya “siapa”. Berdasarkan pernyataan penelitian maka jawaban dari pernyataan penelitian adalah sebagai berikut: Terdapat 10 kata sederhana dalam kosakata prokem, 3 kata kompleks dan 2 kalimat sederhana dalam grup chat WhatsApp mahasiswa kelas 8B UMSU pagi ini. Pembahasan hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dalam grup chat WhatsApp lebih banyak kosakata yang digunakan dalam bentuk tunggal dibandingkan kata kompleks dan kalimat tunggal.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Penelitian
Data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah pidato-pidato yang mengandung bahasa pro-kimia di grup WhatsApp mahasiswa UMSU. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap kata-kata yang termasuk dalam prokem, dapat diketahui bahwa prokem berbentuk kata tunggal dan kata majemuk. Monoword adalah bentuk kata yang terdiri dari satu bentuk dasar, yaitu tidak mendapat bentuk sufiks atau kata dasar lain.
Analisis Data
Seorang teman bertanya di mana teman lainnya bisa mendapatkan bantuan, namun teman tersebut menjawab bahwa lokasinya tidak memungkinkan untuk membantunya. Kemudian beliau menjawab dengan bahasa Prokem yang umum digunakan yaitu: “Ya uding ka” yang artinya “ya tidak jadi soal”. Salah satu teman saya mengajak saya untuk bertemu dan berkumpul di kampus, namun hal tersebut tidak bisa dilakukan karena ada virus yang sangat berbahaya dan mudah menular.
Dalam grup WhatsApp yang membahas wisuda yang akan dilaksanakan secara online, salah satu teman menjawab dengan mengatakan bahwa kami tidak akan mengadakan wisuda secara online dan boleh mengenakan kebaya.
Jawaban Pernyataan Penelitian
Diskusi Hasil Penelitian
Keterbatasan Penelitian
Hasil survei dan diskusi penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat 10 bentuk bahasa prokem berupa kata tunggal, 3 kata majemuk, dan 2 kalimat tunggal dalam grup chat WhatsApp kelas 8B pagi hari mahasiswa UMSU-. Bahasa prokem sering digunakan karena dianggap bahasa yang gaul dan asyik. Setiap kelompok pasti mempunyai atau sering menemukan bahasa prokem, yang sudah menjadi kebiasaan dalam mengungkapkan atau menyatakan sesuatu. Bahasa prokem termasuk dalam ragam bahasa yang kata-katanya jauh dari kaidah bahasa penulisan yang baik dan benar, namun mempunyai makna yang sama.
Sebagai kesimpulan penelitian ini, ada beberapa hal yang dapat penulis sarankan sehubungan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut. Pengguna bahasa prokem, baik remaja maupun pelajar, hendaknya tidak asal menyebut bahasa tersebut tanpa mengetahui makna sebenarnya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran