• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS CLUSTER KELOMPOK 3 DAN 10

N/A
N/A
Wahyu Hidayat

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS CLUSTER KELOMPOK 3 DAN 10"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS CLUSTER

KELOMPOK 03

Difa Ayu Balqist Ramadhani (25423025) Wahyu Hidayat (25423053)

Presented By :

KELOMPOK 10

Agung Pranawa Maheswara (25423009) Jenny Oktoviana Usior (25423039)

Afrinaldi (25423075)

(2)

Pengantar, Karakteristik, dan

Definisi Analisis Cluster

OUTLINE PEMBAHASAN

Similarity dan Distance dalam

Analisis Cluster

Proses Analisis Cluster

Metode Non- Hierarki Metode Hierarki

1

Tujuan dan Penggunaan Analisis Cluster

2 3

4 5 6

(3)

Apa yang terbayangkan saat mendengar kata “Klaster”?

Penganta

r

(4)

Apa yang terbayangkan saat mendengar kata “Klaster”?

Penganta r

ELIT NYAMAN

MEWAH SULTAN

SEJAHTERA

(5)

Penganta

r

Pra-

Klastering

Post-

Klastering

B a n y a k y a n g m ir ip T id a k b e ra tu ra n G a k e b a y a n g a p a -a p a e u y

(6)

Karakteristik Analisis Cluster

ANALISA KLASTER YANG BAIK :

1. Adanya kesamaan (similarity) yang tinggi antar anggota yang berada dalam satu klaster

2. Adanya perbedaaan (dissimilarity) yang tinggi antar klaster 1 dengan

klaster yang lain

(7)

Karakteristik Analisis

Cluster

(8)

Perbedaannya dengan Analisis Faktor?

Responde n

Responde n Responde

n Responde

n Responde

n

Variabel

Variabel Variabel Variabel Variabel Klaster 1

Klaster 2

Faktor 1

Faktor 2

Analisis Klaster Analisis Faktor

(9)

Metode analisis yang digunakan untuk mengelompokkan data yang bersifat heterogen menjadi data yang bersifat homogen ditinjau dari karakteristik masing - masing data (Similarity)

Definisi Analisis Cluster

(10)

Tujuan dan Penggunaan

MANFAAT

1. Cancer Research, klasifikasi subgroup sesuai dengan ekspresi gen

2. Marketing, segmentasi pasar

3. City Planning, pola permukiman sesuai dengan nilai dan lokasi

4. Konservasi Lingkungan, habitat dan ekologi rentan 5. Landfill Sites Selection

TUJUAN

Untuk mengelompokkan suatu objek penelitian berdasaran

karakteristik yang dimilikinya

(11)

 

Menentukan Similarity dan Distance antar

Variabel

Proses Analisis Cluster (1)

0 1

0 2

0 3

0 4

Memilih Jenis Analisis Cluster

Melakukan Proses Standarisasi

Data Estimasi Jumlah

Cluster yang Terbentuk

Euclidean Distance

Manhattan Distance

Minkowski Metric

Pearson Correlation Distance

Eisen Cosine Correlation Distance

Spearman Correlation Distance

Kendall Correlation Distance

Hierarki

1. Agglomerative Nesting (AGNES)

2. Divisive Analysis (DIANA)

Non Hieraki

1. K-Means 2. K-Medoids

3. Algoritma CLARA

(12)

0 5

0

Melakukan intepretasi 6

data (cluster) yang terbentuk

Melakukan validasi dan menentukan profile

masing – masing cluster

• Hopkin Statistics (Jika H>0,75 berarti Cocok)

• Visual Assessment of Cluster Tendency (VAT Algorithm)

Proses Analisis Cluster (2)

(13)

Menentukan Similarity Distance

Similarity measures  Semakin besar angka perhitungan maka jarak antara

dua variabel semakin dekat

Distance measure  Apabila hasil perhitungan distance measure = 0, maka kedekatan antara dua variabel akan

semakin dekat

0

1

(14)

  Y2 Y1

X2 X1

Y2

Y1

X2 X1

Tipe Ukuran

Jarak (1)

(15)

• Pearson Correlation Distance

Bertujuan untuk menghitung derajat hubungan linier antara dua variabel

• Eisen Cosine Correlation Distance

Merupakan bentuk khusus (penyederhanaan) dari PCD dengan tujuan yang sama, dimana dan diganti dengan 0.

• Spearman Correlation Distance

Bertujuan untuk mengukur derajat hubungan antara ranking variabel x dan y.

• Kendall Corelation Distance

Bertujuan untuk mengukur hubungan antara ranking variabel x dan y.

 

Tipe Ukuran

Jarak (2)

(16)

Metode

Hierarki

(17)

Metode Cluster Analysis

0

3

(18)

Metode Cluster Analysis

HIERARCHICAL METHODS

Digunakan untuk mengelompokkan suatu pengamatan secara

terstruktur.

 Ditinjau dari kemiripan sifat antar variabel (similarity)

 Banyaknya cluster yang akan dibentuk masih belum diketahui (ditentukan oleh sistem)

Metode yang dimulai dengan menentukan jumlah cluster terlebih

dahulu, kemudian proses cluster ditentukan tanpa mengikuti proses

hierarki.

NON - HIERARCHICAL

METHODS

(19)

Metode Hierarki

(1) Divisive Analysis

(DIANA)) Agglomerative Nesting

(AGNES)

Pengelompokkan object yag pada awalnya berada pada satu cluster besar, kemudian cluster tersebut dibagi

menjad cluster yang lebih kecil sehingga setiap object membentuk

cluster masing-masing.

Pengelompokkan object dimulai dari banyaknya variabel yang mirip dikelompokkan menjadi satu cluster,

kemudian cluster – cluster tersebut dikelompokkan lagi menjadi cluster yg lebih besar sesuai dengan kemiripannya

antara satu sama lain hingga seluruh object tadi telah tergabung memiliki

cluster masing – masing.

A G N E S - B O T T O M U P D IA N A – T O P D O W N

(20)

Terdapat 2 tipe Model Hierarki : AGLOMERATIVE dan DIVISIVE Mengelompokkan data dalam suatu hierarki atau “pohon

cluster”

Metode Hierarki

(2)

(21)

Menghitung Jarak Objek dengan Cluster atau jarak antar cluster

 

Fungsi

Linkage

(22)

Estimasi Jumlah

Cluster (1)

Penentuan jumlah K (cluster) pada metode K-Means:

1. Konteks masalah yang dihadapi, misalnya berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa jumlah grup tertentu dalam data anda (anda memiliki ekspektasi atau hipotesis yang kuat)

2. Metode direct atau statistic : metode elbow, silhouette, gap statistic.

(23)

 Elbow Method

Merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan informasi dalam menentukan jumlah cluster terbaik. Hal ini dilakukan dengan cara melihat hasil perbandingan antara jumlah cluster yang akan membentuk sebuah siku pada satu titik (dilihat dari penurunan paling besar antara satu cluster dengan satu cluster sebelumya).

Source: Merliana, N. P. E. Et al (2020)

Estimasi Jumlah

Cluster (2)

(24)

Tujuan dilakukannya analisis ini yakni untuk mengetahui :

Pengelompokkan Kabupaten / Kota yang memiliki karakteristik tingkat kemiskinan yang sama di Kalimantan Timur Tahun 2016

Studi Kasus SPSS

Studi Kasus SPSS

Keterangan Tabel :

i = Obyek Pengamatan 1 = Kota Balikpapan

2 = Kabupaten Kutai Kertanegara

3 = Kota Samarinda

4 = Kabupaten Penajam Paser Utara

5 = Kabupaten Paser

6 = Kabupaten Kutai Barat 7 = Kabupaten Kutai Timur 8 = Kabupaten Berau 9 = Kota Bontang

10 = Kabupaten Mahakam Ulu

X1= Persentase jumlah penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang tidak bekerja

(satuan dalam %).

X2 = Persentase jumlah rumah tangga yang pernah membeli beras raskin (satuan dalam %).

X3 = Persentase jumlah pengeluaran perkapita untuk non makanan (satuan dalam %).

X4 = Persentase jumlah penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang tidak tamat SD (satuan dalam %).

X5 = Persentase angka Melek huruf penduduk miskin usia 15-55 tahun (satuan dalam %).

X6= Persentase jumlah pengguna alat KB di rumah tangga miskin (satuan dalam %).

X7 = Persentase jumlah rumah tangga miskin dengan luas lantai perkapita

≤ 8 m2 (satuan dalam %).

X8 = Persentase jumlah rumah tangga miskin yang menggunakan air bersih.

(satuan dalam %).

X9 = Persentase jumlah rumah tangga miskin yang mendapatkan pelayanan jaminan kesehatan (satuan dalam %).

(25)

STANDARISASI DATA Melakukan rangkaian proses analisis pada SPSS

INPUT DATA PADA

SPSS

(26)

Tujuan dilakukannya analisis ini yakni untuk mengetahui :

“Pengelompokkan Kabupaten / Kota yang memiliki karakteristik tingkat kemiskinan yang sama di Kalimantan Timur Tahun 2016

N

o

Nama Kabupaten/Kot

a X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

1 BALIKPAPAN 70.59 4.99 99.18 25.36 89.08 21.93 11.17 98.75 4.9 99.05 2 KUTAI 67.7 7.86 98.44 27.22 98.44 17.4 12.15 91.61 4.37 94.5 3 SAMARINDA 70.96 9.51 99.13 23.39 79.3 30.14 15.07 98.85 1.95 36.04 4 PENAJAM PASER

UTARA 66.9 32.27 99.48 24.31 89.38 31.69 13.34 84.04 12.89 96.6 5 PASER 68.13 12.46 95.78 25.43 90.63 20.59 17.4 73.96 6.54 86.01 6 KUTAI BARAT 67.46 27.1 98.29 26.46 99.46 34.61 15.37 70.86 6.06 73.05 7 KUTAI TIMUR 68.6 13.44 95.67 29.63 85.66 24.85 10.85 84.72 2.86 69.5 8 BERAU 67.02 3.63 97.15 30.1 84.15 36.17 15.33 79.9 3.08 87.95 9 BONTANG 68.79 12.66 97.94 20.35 65.94 43.91 16.23 95.27 9.66 91.07 10 MAHAKAM ULU 64.42 35.45 96.54 22.87 67.62 20.48 19.07 47.33 9.97 99.75

Studi Kasus SPSS

Studi Kasus SPSS

(27)

menunjukkan bahwasannya tidak ada data yang hilang saat dianalisis, alias data dianalisis 100%

Proximity Matrix (Euclidean Distance) menunjukkan jarak antar variabel. Semakin kecil jarak Euclidean, maka semakin mirip kedua

variable tersebut, sehingga dapat dibentuk sebuah cluster Case Processing Summary

Proximity Matrix (Euclidean Distance)

(28)

digunakan untuk menentukkan cluster yang terbentuk. Dapat dilihat pada tabel disamping, Stage 1 terbentuk dari 1 cluster yang terdiri dari objek nomor 1 dan 2 dengan

coefficients 2.113, karena proses aglomerasi dimulai dari 2 objek dengan jarak terdekat,

maka jarak tersebut adalah yang terdekat dari sekian kombinasi jarak 36 obyek yang ada. Cluster selanjutnya dibentuk melalui kolom next stage yaitu stage 4 yang terdiri

dari nomor 7.

Pada tabel Cluster Membership, kita bisa menetukan berapa banyak cluster yang

ingin kita bentuk, misalnya 4. Maka anggota masing – masing cluster dapat terwakilkan dengan angka yang terdapat di

kolom Case. Misal cluster 1 terdiri dari Kabupaten Balikpapan, Kutai, Penajam Paser

Utara, dsb. Kemudian Cluster 2 terdiri dari Kota Samarinda, Cluster 3 terdiri dari Kabupaten Bontang, dan Cluster 4 terdiri dari

Kabupaten Mahakam Ulu.

Agglomeration Schedule

Cluster

Membership

(29)

Stability VALIDASI

CLUSTER DAN INTEPRETASI

(30)

PENAMAAN CLUSTER

YANG TERBENTUK Berdasarkan hasil analisis yang telah diperoleh didapatkan hasil

pengelompokkan yang dibagi menjadi 4 Cluster, berdasarkan preferensi peneliti. Adapun 4 Cluster tersebut diantaranya :

Cluster

1 Cluster

2 Cluster

3 Cluster 4

Balikpapan Samarinda Bontang Mahakam Ulu Kutai

Penajam P.U.

Paser Kutai Barat Kutai Timur

Berau

Setelah cluster terbentuk, tahap selanjutnya adalah memberi ciri spesifik untuk menggambarkan keanggotaan dari masing-masing

cluster.

 

(31)

PENAMAAN CLUSTER

YANG TERBENTUK

CLUSTER 1 Balikpapan 52.50

50.44

Kutai 51.97

Penajam Paser

Ulu 46.43

Kutai Barat 55.09 Kutai Timur 46.69

Berau 51.87

Bontang 48.58

CLUSTER 2 Samarinda 50.45 50.45 CLUSTER 3 Bontang 52.18 52.18 CLUSTER 4 Mahakam Ulu 48.35 48.35

������� �������=52.50+51.97+46.43+55.09+46.69+51.87+48.58

7 =50.44

 

������� �����=50.45

1 =50.45

 

������� ������= 52.18

1 =52.18

 

������� �������= 48.35

1 =48.35

 

PENAMAAN CLUSTER

I = Indeks Kemiskinan Cukup Rendah II = Indeks Kemiskinan Cukup Tinggi III = Indeks Kemiskinan Timggi

IV = Indeks Kemiskinan Rendah

(32)

Penghitungan R Studio

● library(cluster)

● library(tidyverse)

● library(factoextra)

● library(clValid)

Install.packages”N”

data=read.delim(“clipboard”)/ import  dataset dari environment

Standarisasi dengan data1=scale(N, [,2:11])

view=“data1”

summary=“data1”

str=“data1”

(33)

Jarak=dist(data1,method = "euclidean")

plot(klaster,data_cluster$kab_

kot)

klaster=hclust(d=jarak,method = "single")

fviz_dend(klaster, k_colors = "jco", rect = T,main = “Cluster Dendogram")

Menghitung Jarak dan Cluster

(34)

Internal1=clValid(data.frame(data1),nClust = 3:5,clMethods = "agnes",validation =

"internal",metric = "euclidean",method =

“single")

Summary(internal1)

fviz_nbclust(data1, FUN = hcut, method =

"silhouette", k.max=9)

fviz_nbclust(data1, FUN = hcut, method = “wss", k.max=9)

fviz_nbclust(data1, FUN = hcut, method =

“gap_stat", k.max=9) Jumlah Optimal

Cluster

Validasi Dunn dan Silhouette

Sihouette Index (S < 1 berarti metode cocok/valid)

Dunn Index (D semakin tinggi semakin bagus)

(35)

Interpretasi Dendogram

I

V III II

I

CLUSTER 1

Balikpapan 52.50

50.44

Kutai 51.97

Penajam Paser Ulu

46.43

Kutai Barat 55.09 Kutai Timur 46.69

Berau 51.87

Bontang 48.58 CLUSTER

2 Samarinda 50.45 50.45

CLUSTER

3 Bontang 52.18 52.18

CLUSTER

4 Mahakam Ulu 48.35 48.35

PENAMAAN CLUSTER

I = Indeks Kemiskinan Cukup Rendah II = Indeks Kemiskinan Cukup Tinggi III = Indeks Kemiskinan Timggi

IV = Indeks Kemiskinan Rendah

(36)

Metode Non-

Hierarki

(37)

Kelompok non-overlapping : Similarity (maksimal intra-

klaster)/ Dissimilarity (maksimal inter-klaster)

Perhitungan jarak secara iteratif Metode perhitungan jarak

untuk mendapatkan jarak similarity

Euclidean :

Selain Euclidean, metode perhitungan jarak lainnya : Manhattan, Minkowski, etc.

a,b : pusat centeroid x,y : variabel data Umum digunakan : SPSS K-Means Clustering adalah Algoritma

Bersifat iterative (perhitungan jarak rata-rata)

Kelompok non-overlapping berbeda

Jumlah K (Klaster) dimana setiap titik data hanya dimiliki oleh satu kelompok saja

K-Means Clustering :

Concept

(38)

LANGKAH-LANGKAH :

1. Tentukan jumlah klaster K

2. Pilih titik pusat (centeroid) secara acak sebanyak jumlah K

3. Hitung jarak antara masing-masing data ke titik pusat

4. Tentukan titik pusat baru dari rata- rata sebelumnya

5. Kembali ke Langkah 3, apabila masih ada data yang berpindah klaster atau perubahan nilai centeroid. Jika tidak ada, maka hentikan proses klastering

K-Means Clustering : Langkah-Langkah

Algoritma

(39)

Pasien Sakit A Sakit B

1 1 1

2 2 1

3 4 3

4 5 4

K-Means Clustering : Langkah-Langkah Algoritma

Jawab : Centeroid 1 d (p1,c1)

 

d ( p1,c1) =

 

( 1 1 ) 2 +( 1 1 ) 2

 

Begitu selanjutnya perhitungan untuk d(p2,c1), d(p3,c1), d(p4,c1), diperoleh:

d(p2,c1) = 1 d(p3,c1) = 3,61 d(p4,c1) = 5

Centeroid 2 d (p1,c2)

 

d ( p1,c2) =

 

( 1 2 ) 2+(1 1 ) 2

 

Begitu selanjutnya perhitungan untuk d(p2,c2), d(p3,c2), d(p4,c2), diperoleh:

d(p2,c2) = 0 d(p3,c2) = 2,83 d(p4,c2) = 4,24

Diketahui :

• Jumlah pasien (p) = 4

• Tentukan nilai K = 2

• Centeroid awal klaster 1 (CC-1) = {1,1}

• Centeroid awal klaster 2 (CC-2) = {2,1}

(40)

K-Means Clustering : Langkah-Langkah Algoritma (2)

Pasie

n Sakit

A Sakit

B d(p,c

1) d(p,c

2) C-1 C-2

1 1 1 0 1 

2 2 1 1 0  

3 4 3 3,61 2,83  

4 5 4 5 4,24  

MAKA DIPEROLEH CENTROID BARU

Pada klaster 1 (C-1) terdapat 1 data pasien (pasien 1), maka nilai rata-rata pada klaster 1 adalah - Average (p1a) = average (1) = 1

- Average (p1b) = average (1) = 1

Pada klaster 2 (C-2) terdapat 3 data pasien

(pasien 2,3,4), maka nilai rata-rata pada klaster 2 adalah

- Average (p2a+ p3a+ p4a) = average (2+4+5) = 3,67

- Average (p2b+ p3b+ p4b) = average (1+3+4) = 2,67

HASIL ITERASI 1

Centroid A B

1 1 1

2 3,67 2,67

- Centroid pada klaster 1 (cc-1) = {1,1}

- Centroid pada klaster 2 (cc-2) = {3,67 , 2,67}

Tahap selanjutnya:

Ulangi Langkah-Langkah menghitung jarak atara data dengan centroid baru seperti sebelumnya

(41)

K-Means Clustering : Langkah-Langkah Algoritma (3)

DIPEROLEH HASIL ITERASI KE 2

Maka, diperoleh centroid baru

Tahap selanjutnya menentukan centroid baru yang ketiga. Klaster 1 terdapat 2 data (data 1, 2) :

- Average (p1a,p2b) = average (1+2) = 1,5 - Average (p1b,p2b) = average (1+1) = 1

Pada klaster 2 terdapat 2 data pasien (pasien 3,4), maka nilai rata-rata pada klaster 2 adalah

- Average (p3a+ p4a) = average (4+5) = 4,5 - Average (p3b+ p4b) = average (3+4) = 3,5

Centroi

d A B

1 1,5 1

2 4,5 3,5

- Centroid pada klaster 1 (cc-1) = {1,5 , 1}

- Centroid pada klaster 2 (cc-2) = {4,5 , 3,5}

Pasien Sakit A Sakit

B d(p,c1

) d(p,c2

) C-1 C-2

1 1 1 0 3,14 

2 2 1 1 2,36 

3 4 3 3,61 0,47  

4 5 4 5 1,89  

Tahap selanjutnya:

- Cek apakah centroid pada iterasi 2 sama dengan centroid pada iterasi 1 - Jika tetap/sama maka hentikan

perhitungan

- Jika beda, maka ulangi Langkah- Langkah iterasi seperti pada iterasi 2

(42)

K-Means Clustering : Langkah-Langkah Algoritma (4)

Centroid hasil iterasi 2

Tahap selanjutnya:

Cek apakah centroid pada iterasi 3 sama dengan centroid pada iterasi 2 --- TETAP

Centroid A B

1 1,5 1

2 4,5 3,5

Centroid hasil iterasi 3

Centroid A B

1 1,5 1

2 4,5 3,5

Maka iterasi dihentikan dan proses klastering menghasilkan :

• Klaster 1 berisi pasien 1 dan 2

• Klaster 2 berisi pasien 3 dan 4 B

A

1 2

p1 p2

p3 p4

(43)

Studi Kasus Analisis Non-Hierarki (K-Means)

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 12 kota di Indonesia,

ingin mengetahui pengelompokan kota-kota tersebut berdasarkan kota besar, kota menengah dan kota kecil, berikut ditampilkan instrumen 5 variabel:

 Jumlah pendapatan kota ( trilyun Rp)

 Jumlah pinjaman pemerintah kota (milyar Rp)

Jumlah dana hibah yang dimiliki kota (milyar Rp)

 Jumlah konsumsi pemerintah kota (milyar Rp)

 Jumlah penduduk kota (juta jiwa)

(44)

Studi Kasus:Tahapan 1-

“Standardisasi/Transformasi”

Mengingat data yang terkumpul mempunyai variabilitas satuan, maka perlu dilakukan langkah standardisasi atau transformasi terhadap variabel yang relevan ke bentuk z- score

Sumber:

BPS,2023

(45)

Setelah keseluruhan data yang dikumpulkan tersebut diatas dientry dalam program SPSS, selanjutnya klik menu “analyze” dan pilih sub menu “Descriptives Statistics” lalu

Descriptives” hingga muncul tampilan berikut ini :

Masukkan ke dalam kotak VARIABLES seluruh variabel instrumen penilai, yaitu variabel jumlah pendapatan, jumlah pinjaman, jumlah dana hibah, jumlah konsumsi, dan jumlah penduduk. (dalam hal ini variabel kota tidak dimasukkan karena data bertipe string).

Kemudian aktifkan bagian “Save standardized values as variables”. Abaikan bagian yang lain lalu tekan OK untuk menampilkan output aplikasi program SPSS.

Studi Kasus:Tahapan 1-

“Standardisasi/Transformasi”

(46)

Studi Kasus:Tahapan 1-

“Standardisasi/Transformasi”

  N Minimu

m Maximu

m Mean Std.

Deviation jumlah pendapatan

(trilyun Rp) 12 55 90 72.58 12.965

jumlah pinjaman

(milyar Rp) 12 3.9 8.7 6.750 1.3708

jumlah dana hibah

(milyar Rp) 12 6 9 7.67 1.155

jumlah konsumsi

daerah (milyar Rp) 12 50 90 74.83 13.141

jumlah penduduk

(juta jiwa) 12 25 66 44.25 13.572

Valid N (listwise) 12        

Descriptive Statistic

Sebagai Dasar Perhitungan Z-Score

(47)

Studi Kasus:Tahapan 1-

“Standardisasi/Transformasi”

Hasil Z- score

Untuk selanjutnya, hasil z-score inilah yang akan dipakai dasar analisis cluster. Namun apabila

data yang terkumpul tidak mempunyai variabilitas satuan, maka prose analisis cluster dapat langsung dilakukan tanpa terlebih dahulu

melakukan transformasi atau standardisasi.

Tampilan “Dataview”

(48)

Studi Kasus:Tahapan 2- “Analisis Cluster”

Metode K-Means Cluster (Non-Hirarki)

Dari tampilan data yang tertera (hasil standardisasi/transformasi), buka menu

“Analyze”, lalu pilih sub menu “Classify” dan pilih “K-Means Cluster”

(49)

Studi Kasus:Tahapan 2- “Analisis Cluster”

 Aktifkan kedua kotak dalam menu Save, yaitu “Cluster membership” dan

“Distance from cluster center”.

 Selanjutnya tekan tombol “Continue” untuk kembali ke menu utama.

(50)

Studi Kasus:Tahapan 2- “Analisis Cluster”

 Pada bagian Statistics, aktifkan “Initial cluster centers” dan “ANOVA table”.

Abaikan bagian yang lain, lalu tekan

“Continue” untuk kembali ke menu

utama.

(51)

Studi Kasus:Tahapan 2- “Analisis Cluster”

  Cluster

1 2 3

Zscore: jumlah pendapatan (trilyun

Rp)

1.34339 -1.27911 -1.12485 Zscore: jumlah

pinjaman (milyar Rp) .91188 .25533 -2.07908 Zscore: jumlah

dana hibah

(milyar Rp) 1.15470 -1.44338 -.57735 Zscore: jumlah

konsumsi daerah (milyar

1.15411 .84973 -1.12875 Zscore: jumlah

penduduk (juta jiwa) 1.60254 -1.12362 -.90258

Initial Cluster Centers

Tampilan pertama proses clustering data sebelum dilakukan iterasi

(52)

Studi Kasus:Tahapan 2- “Analisis Cluster”

Sistem melakukan iterasi sampai ke – 2, hingga didapatkan pengelompokkan yang tepat

 

Iteration Change in Cluster Centers

1 2 3

1 1.073 1.395 1.103

2 .000 .000 .000

Iteration History

Untuk mendeteksi berapa kali proses iterasi yang dilakukan dalam proses

clustering dari 12 obyek yang diteliti, dapat dilihat pad tabel berikut :

(53)

Studi Kasus:Tahapan 2- “Analisis Cluster”

  Cluster

1 2 3

Zscore: jumlah

pendapatan (trilyun Rp) .98858 -.63634 -.75847 Zscore: jumlah pinjaman

(milyar Rp) .56172 .59576 -1.14896 Zscore: jumlah dana hibah

(milyar Rp) .63509 -.57735 -.36084 Zscore: jumlah konsumsi

daerah (milyar .78885 .08878 -1.05265 Zscore: jumlah penduduk

(juta jiwa) .89521 -.82890 -.49734

Final

Cluster Output Final Cluster Centers tersebut masih terkait dengan proses standardisasi data sebelumnya, yang mengacu pada z-score dengan ketentuan sebagai berikut :

Nilai negatif (-) berarti data berada di bawah rata-rata total.

Nilai positif (+)berarti data berada di atas rata- rata total.

X = μ + Z . σ

Rumus umum yang digunakan :

Dimana :

X : rata-rata sampel (variabel dalam cluster) μ : rata-rata populasi

Z : nilai standardisasi σ : standar deviasi

Contoh :

(Rata-rata Seluruh Kota) + (0,98858 x Standar deviasi rata-rata)

Jadi

= 72,58 + (0,98858 x 12,965) = 85,3969

Sehingga rata-rata jumlah pendapatan kota yang berada di cluster-1 adalah Rp 85,3969 trilyun. Demikian seterusnya dapat

diketahui rata-rata nilai masing-masing variabel dalam tiap cluster.

(54)

Studi Kasus:Tahapan 2- “Analisis Cluster”

  1 Cluster2 3

Zscore: jumlah

pendapatan (trilyun Rp) .98858 -.63634 -.75847 Zscore: jumlah pinjaman

(milyar Rp) .56172 .59576 -1.14896 Zscore: jumlah dana hibah

(milyar Rp) .63509 -.57735 -.36084 Zscore: jumlah konsumsi

daerah (milyar .78885 .08878 -1.05265 Zscore: jumlah penduduk

(juta jiwa) .89521 -.82890 -.49734

Final Cluster

 Cluster-1 Dalam cluster-1 ini berisikan kota-kota yang

mempunyai jumlah pendapatan kota, jumlah pinjaman, jumlah dana hibah, jumlah konsumsi, dan jumlah penduduk yang lebih dari rata-rata populasi kota yang diteliti.

 Hal ini terbukti dari nilai positif (+) yang terdapat pada tabel Final Cluster Centers dalam keseluruhan variabel.

 Dengan demikian, dapat diduga bahwa cluster-1 ini merupakan pengelompokan dari kota-kota besar

(55)

Studi Kasus:Tahapan 2- “Analisis Cluster”

  1 Cluster2 3

Zscore: jumlah

pendapatan (trilyun Rp) .98858 -.63634 -.75847 Zscore: jumlah pinjaman

(milyar Rp) .56172 .59576 -1.14896 Zscore: jumlah dana hibah

(milyar Rp) .63509 -.57735 -.36084 Zscore: jumlah konsumsi

daerah (milyar .78885 .08878 -1.05265 Zscore: jumlah penduduk

(juta jiwa) .89521 -.82890 -.49734

Final Cluster

 Karakteristik kota yang masuk dalam pengelompokan cluster-2 yaitu memiliki rata-rata jumlah pinjaman dan jumlah konsumsi yang melebihi rata-rata populasi kota yang diteliti.

 Dengan demikian, dapat diduga sekumpulan kota-kota menengah berada pada cluster-2.

(56)

Studi Kasus:Tahapan 2- “Analisis Cluster”

  1 Cluster2 3

Zscore: jumlah

pendapatan (trilyun Rp) .98858 -.63634 -.75847 Zscore: jumlah pinjaman

(milyar Rp) .56172 .59576 -1.14896 Zscore: jumlah dana hibah

(milyar Rp) .63509 -.57735 -.36084 Zscore: jumlah konsumsi

daerah (milyar .78885 .08878 -1.05265 Zscore: jumlah penduduk

(juta jiwa) .89521 -.82890 -.49734

Final Cluster

 Sedangkan karakteristik kota-kota yang mengelompok pada cluster3 adalah keseluruhan instrumen

penilai berada pada posisi dibawah rata-rata populasi kota yang

diteliti.

 Sehingga dapat diduga bahwa cluster-3 merupakan

pengelompokan kota-kota kecil.

(57)

Studi Kasus:Tahapan 2- “Analisis Cluster”

Uji F sebaiknya digunakan hanya untuk tujuan deskriptif karena cluster telah dipilih untuk memaksimalkan perbedaan antar kasus dalam cluster yang berbeda. Tingkat signifikansi yang diamati tidak dikoreksi untuk hal ini sehingga tidak dapat ditafsirkan

sebagai pengujian hipotesis bahwa rata-rata cluster adalah sama.

Langkah selanjutnya Melihat perbedaan variabel pada cluster yang terbentuk.

Dalam hal ini dapat dilihat dari nilai F dan nilai probabilitas (Sig) masing-masing variabel

ANOVA

Rumus:

Semakin besar nilai F dan (sig < 0,05), maka semakin besar perbedaan variabel pada klaster yang terbentuk.

(58)

Studi Kasus:Tahapan 2- “Analisis Cluster”

Number of Cases in each Cluster

Terdiri atas 5 Kota Terdiri atas 3 Kota Terdiri atas 4 Kota

Data View

qcl_1 : Nomor Cluster

qcl_2 : Jarak antara objek dengan pusat Cluster

Keterangan:

(59)

Studi Kasus:Tahapan 2- “Analisis Cluster”

Kesimpula

n

CLUSTER I CLUSTER II CLUSTER III

5 Kota 3 Kota 4 Kota

G , I , J , K, L B, F, H A, C, D, E

Keseluruhan variabel  penilaian di atas rata – rata

Variabel pinjaman di atas rata  – rata, variabel (dana hibah, 

pendapatan, penduduk)  dibawah rata – rata

Keseluruhan variabel  penilaian dibawah rata – rata

Kota Besar Kota Menengah Kota Kecil

(60)

Studi Kasus:Tahapan 2- “Analisis Cluster”

Grafik Dot Plot

(61)

https://bit.ly/Kel3_MAP

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait