• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)Analisis Deskriptif Aliran Kas Bebas, Leverage, Investment Opportunity Set Dan Nilai Pemegang Saham

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "(1)Analisis Deskriptif Aliran Kas Bebas, Leverage, Investment Opportunity Set Dan Nilai Pemegang Saham"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Leverage, arus kas bebas, IOS dan nilai pemegang saham perusahaan non-negara lebih tinggi dibandingkan perusahaan negara. Oleh karena itu, menarik untuk melakukan kajian mengenai arus kas bebas, leverage, pool peluang investasi (sebagai proksi pertumbuhan perusahaan), dan nilai pemegang saham. Bagaimana profil arus kas bebas, leverage, peluang investasi dan nilai pemegang saham korporasi non-keuangan pada periode sebelum krisis dibandingkan dengan periode krisis dan periode pasca krisis?

Bagaimana profil arus kas bebas, leverage, kumpulan peluang investasi dan nilai pemegang saham perusahaan negara dan non-negara di sektor non-keuangan pada periode tersebut. Bagaimana profil arus kas bebas, leverage, peluang investasi, dan nilai pemegang saham perusahaan nonkeuangan untuk masing-masing sektor pada setiap periode? Ini menyajikan profil arus kas bebas, leverage, kumpulan peluang investasi dan nilai pemegang saham perusahaan non-keuangan untuk periode 2003–.

Laporan ini menampilkan profil arus kas bebas, leverage, kumpulan peluang investasi, dan nilai pemegang saham perusahaan non-keuangan dari periode sebelum krisis hingga periode krisis dan periode pasca krisis. Menyajikan profil free cash flow, leverage, investment opportunity pool, dan shareholder value perusahaan BUMN dan non-BUMN sektor non-keuangan pada periode tersebut. Laporan ini menyajikan profil arus kas bebas, leverage, kumpulan peluang investasi, dan nilai pemegang saham untuk setiap sektor pada periode tersebut.

Nilai Pemegang Saham (SHV) Nilai Pemegang Saham, yaitu nilai pasar ekuitas berdasarkan perkalian harga penutupan saham (closing price) dan jumlah saham beredar (outstanding share), atau.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Aliran Kas Bebas, Leverage, IOS dan Nilai Pemegang Saham pada Perusahaan Non

Dari Gambar 1 terlihat FCF secara umum bernilai negatif dan mengalami penurunan sejak tahun 2003 dan baru meningkat pada tahun 2009. Tahun 2009 merupakan masa pemulihan pasca krisis, sehingga peningkatan FCF diperkirakan disebabkan oleh membaiknya kinerja bisnis, terbatasnya investasi, restrukturisasi utang, dan kepemilikan valuta asing yang signifikan dalam kondisi nilai rupiah yang masih lemah. Pola grafis IOS dan SHV relatif sama karena keduanya cenderung meningkat dan hanya mengalami penurunan pada tahun 2005 dan 2008, yang diperkirakan merupakan dampak kenaikan harga BBM pada tahun 2005 dan krisis global.

Dampak krisis global terhadap Indonesia yang ditandai antara lain dengan meningkatnya inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah pada tahun 2007 hingga tahun 2008 berdampak pada hampir seluruh kinerja bisnis perusahaan, terutama bagi perusahaan yang memiliki utang dalam mata uang asing. dan bahan baku impor.

Profil Aliran Kas Bebas, Leverge, IOS dan Nilai Pemegang Saham Periode Sebelum Krisis

Data leverage, SHV, FCF dan IOS berdasarkan periode sebelum krisis, pasca krisis, dan pasca krisis disajikan pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata leverage setiap tahunnya relatif tidak mengalami perubahan antara periode sebelum krisis, periode krisis, dan periode pasca krisis. Tren SHV dan IOS relatif sama karena keduanya merupakan fungsi dari pertumbuhan perusahaan dan kondisi pasar saham.

Tingkat leverage relatif tidak bervariasi antara dua periode pengamatan karena, dalam keadaan apa pun, perusahaan pada umumnya diharapkan untuk mempertahankan leverage pada tingkat tertentu, sebagian karena persyaratan kredit dan peraturan, terutama untuk perusahaan milik negara. Free cash flow, leverage, IOS dan nilai perusahaan BUMN dan non-BUMN pada periode sektor non keuangan. Berdasarkan tabel 5 terlihat rata-rata LEV, FCF, IOS dan SHV perusahaan non BUMN lebih besar dibandingkan perusahaan BUMN.

Standar deviasi yang lebih besar pada perusahaan non-BUMN menunjukkan semakin besarnya ketimpangan antar perusahaan, mengingat jumlah perusahaan yang lebih besar dan kebebasan perusahaan non-BUMN dalam menentukan tingkat leverage dan FCF. Variasi IOS dan SHV pada perusahaan non-BUMN juga lebih ekstrem karena salah satu faktornya adalah volatilitas harga saham banyak perusahaan non-BUMN. Rata-rata LEV, FCF, IOS dan SHV antar BUMN relatif mendekati nilai median, sehingga menunjukkan bahwa perbedaan antar BUMN tidak terlalu besar.

Rata-rata IOS dan SHV yang relatif lebih rendah dibandingkan perusahaan non-BUMN bukan berarti menunjukkan nilai yang lebih buruk, karena secara umum BUMN yang masuk ke pasar modal tergolong perusahaan dengan hasil yang baik, dan pencapaian nilai tersebut merupakan hasilnya. dari penyebutnya, faktor yang sebenarnya relatif tinggi yaitu total neraca perusahaan. FCF BUMN relatif tidak bisa dibedakan dengan non BUMN karena FCF mencerminkan kinerja manajemen. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan leverage, FCF, IOS dan SHV antara BUMN dan non BUMN, kami melakukan uji T.

Leverage, SHV dan IOS perusahaan non BUMN secara signifikan lebih besar dibandingkan perusahaan BUMN yang ditunjukkan dengan thitung > ttabel pada alpha α = 5% dan p-value < 0,05. Arus kas bebas, leverage, IOS dan nilai pemegang saham perusahaan non keuangan untuk masing-masing sektor periode 2003-2010. Tiap sektor mempunyai karakteristik dan risiko bisnis yang berbeda, sehingga free cash flow, leverage, IOS dan shareholder value tiap sektor pun berbeda.

Sektor barang konsumsi mempunyai rata-rata SHV dan IOS tertinggi yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham perusahaan pada sektor ini relatif lebih menarik dibandingkan sektor lainnya. Sektor konstruksi dan real estate memiliki FCF tertinggi, namun SHV ​​dan IOS lebih rendah dibandingkan sektor lainnya.

Tabel  9  di  atas  menunjukkan  bahwa  karakteristik  sektor  usaha  mempengaruhi  FCF,  leverage,  IOS  dan  nilai  pemegang  saham
Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa karakteristik sektor usaha mempengaruhi FCF, leverage, IOS dan nilai pemegang saham

SIMPULAN DAN SARAN

Kelompok sektor korporasi berpengaruh signifikan terhadap free cash flow, leverage, IOS dan shareholder value. Sektor barang konsumsi mempunyai nilai pemegang saham tertinggi, sedangkan terendah pada sektor konstruksi, infrastruktur, dan real estate. Arus kas bebas terendah terdapat pada sektor pertambangan dan tertinggi pada sektor non-jasa keuangan.

Saran yang dapat disampaikan adalah hasil pemetaan keadaan free cash flow, shareholder value, leverage dan himpunan peluang investasi pada perusahaan sampel, rumusan masalah dan penyusunan hipotesis untuk penelitian yang bertujuan. di dapat memperkaya mempelajari pengaruh atau hubungan antara free cash flow, leverage, investasi dan nilai pemegang saham dengan menggunakan model ekonometrik. Arus kas bebas dan nilai tetap jangka panjang; Bukti dari Survei Investasi Value Line. Pengaruh investment opportunity set dan manajemen laba terhadap hubungan free cash flow dengan nilai pemegang saham.

Referensi

Dokumen terkait