• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EMOSIONAL TOKOH SAMAN DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS EMOSIONAL TOKOH SAMAN DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EMOSIONAL TOKOH SAMAN DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

ARTIKEL ILMIAH

SITI SARAH HASIBUAN NPM. 11080031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

(3)

(4)

ANALYSIS OF EMOTIONAL FIGURE SAMAN NOVEL SAMAN WORKS AYU UTAMI

By

Siti Sarah Hasibuan

1,

Iswadi Bahardur

2,

Titiek Fujita Yusandra 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACK

This research is motivated by the emotional leader Saman many experienced various issues relating to poverty, religion, politics, education, law and infidelity. The problems resulted Saman experience a variety of emotional easily. Pressures on environmental issues where he is causing Saman sometimes angry, sometimes sad, save guilt, feeling homesick and even hate. The research is a qualitative study using descriptive methods. The research object is the emotional leader Saman, and the source of the data in this study is novel Saman by Ayu Utami. The theory used in this research is the theory of Albertine Minderop in 2011 on the Psychology of Literature. Based on the research results, it can be concluded that the emotional dialamalai figure Saman in the novel Saman by Ayu Utami, namely: (1) the emotional concept of guilt of the father, because Saman not to placate (2) emotional shame, shame experienced by characters Saman when he had intercourse with Yasmin, she was ashamed of herself. (3) emotional guilt buried, when Saman could not save the township Lubuk Rantau when the PT oppress them, Saman felt there was no point as men. His father, while his father has always done against him. (4) the emotional hatred, leader Saman feel hatred towards people PT savage, because he wanted to seize land Rubber diperkampungan Lubu Rantau (5) emotional grief, People Saman felt sad when Upi the girl he loved and loved no time he was rescued from Fire (6) emotional love, Saman experience the love of Yasmin, which is a pretty girl, Saman and Yasmin mutual love and love when in America. While emotional punish yourself was not found.

Keywords: psychology literature, emotional, Saman figures

(5)

Analisis Emosional Tokoh Saman Dalam Novel Saman Karya Ayu Utmai

Oleh

Siti Sarah Hasibuan

1,

Iswadi Bahardur

2,

Titiek Fujita Yusandra 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh emosional tokoh Saman yang banyak mengalami berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kemiskinan, agama, politik, pendidikan, hukum dan perselingkuhan. Permasalahan-permasalahan tersebut mengakibatkan Saman mengalami berbagai emosional yang tidak mudah. Tekanan-tekanan permasalahan di lingkungan dimana dia berada menyebabkan Saman terkadang marah, terkadang sedih, menyimpan rasa bersalah, merasakan rindu dan bahkan benci.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif . Objek penelitiannya yaitu emosional tokoh Saman, dan sumber data pada penelitian ini yaitu novel Saman karya Ayu Utami. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Albertine Minderop pada tahun 2011 tentang Psikologi Sastra. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa emosional yang dialamalai tokoh Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami yaitu: (1) emosional konsep rasa bersalah terhadap Bapaknya, karna Saman tidak menuruti kemauan (2) emosional rasa malu, rasa malu yang dialami oleh tokoh Saman ketika ia melakukan hubungan dengan Yasmin, ia malu terhadap dirinya sendiri. (3) emosional rasa bersalah yang dipendam, yaitu ketika Saman tidak bisa menyelamatkan perkampungan Lubuk Rantau ketika orang-orang PT menindas mereka, Saman merasa tidak ada gunanya sebagai laki-laki. Bapaknya, sementara bapaknya selalu berbuat terhadap dirinya. (4) emosional kebencian, tokoh Saman merasa benci terhadap orang-orang PT yang biadab, karena ingin merebut Lahan Karet yang diperkampungan Lubu Rantau (5) emosional kesedihan, Tokoh Saman merasa sedih ketika Upi gadis yang ia sayangi dan kasihi tidak sempat ia selamatkan dari kebakaran(6) emosional rasa cinta, Saman mengalami rasa cinta terhadap Yasmin, yaitu gadis yang cantik , Saman dan Yasmin saling menyukai dan mencintai ketika di Amerika. Sedangkan emosional menghukum diri sendiri tidak ditemukan.

(6)

PENDAHULUAN

Karya sastra menggambarkan berbagai permasalahan kehidupan. Permasalahan tersebut antara lain permasalahan sosial, hukum, pendidikan dan juga psikologi. Psikologi dalam karya sastra tergambar melalui tokoh, perwatakan, tokoh dan peristiwa. Peristiwa dalam karya sastra, khususnya dalam novel, menggambarkan berbagai permasalahan yang lebih detail, misalnya psikologi yang berkait dengan emosional manusia.

Emosional pada manusia berkaitan dengan perasaan seperti, rasa bersalah, menghukum diri, rasa malu, kesedihan, kebencian, dan rasa cinta. Perasaan-perasaan tersebut sering dianggap sebagai ekspresi emosional manusia. Emosional adalah hasil reaksi manusia terhadap situasi yang spesifik.

Emosional merupakan perasaan atau reaksi yang ditujukan kepada seorang atau kejadian. Emosional sangat berguna karena dapat memotivasi seorang untuk terlibat di dalam tindakan penting agar dapat bertahan hidup. Namun demikian, di sisi lain, sering pula emosional menjadi faktor penghambat seseorang untuk melakukan perubahan di dalam kehidupannya. Saat hendak melakukan suatu perubahan, biasanya ada perasaan takut dan ragu dengan apa yang akan terjadi, muncul rasa cemas, ada pula rasa khawatir, rasa bersalah, dan marah.

Rumusan masalah penelitian ini mengenai novel Saman ini adalah bagaimanakah emosional tokoh Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami ditinjau dari klasifikasi emosional. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan emosional tokoh Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami ditinjau dari klasifikasi emosional. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa teori tentang emosional. Emosional tokoh Saman tidak hanya emosional marah saja, tetapi tokoh Saman mengalami berbagai emosional dalam perjalanan hidupnya, seperti emosional kesedihan, emosional rasa bersalah, emosional marah, emosional menghukum diri sendiri, emosional rasa malu,emosional rasa cinta.

Menurut Minderop (2011: 39-45), jenis emosional ada tujuh yaitu, emosional konsep rasa bersalah, rasa bersalah yang dipendam, menghukum diri sendiri, rasa malu, kesedihan, kebencian, cinta. Penelitian ini untuk melihat bagaimanakah emosional yang di alami oleh tokoh Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Ratna (2004: 53) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang mendeskrifsikan fakta-fakta dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan, yang kemudian disusul dengan analisis, tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya. Dalam penelitian ini akan dideskripsikan emosional tokoh Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami. Data dalam penelitian ini adalah teks dalam bentuk kata, kalimat, dan ungkapan dalam setiap pragraf yang berkaitan dengan emosional tokoh Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah novel Saman karya Ayu Utamai. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan teks untuk menunjukkan data. Pada penelitian ini, peneliti juga dibantu oleh alat-alat tulis yang digunakan untuk mencatat dan menganalisis data.

Teknik pengumpulan data sesuai dengan Muhardi dan Hasanudin (1992:41) yang dilakukan dengan cara: (1) menbaca dan memahami novel Saman karya Ayu Utami, (2) menandai teks yang berhubungan dengan emosional tokoh Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami,(3) menginventarisasikan data yang telah ditemukan sesuai dengan emosional tokoh Saman dalam novel

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap novel Saman karya Ayu Utami ini, maka ditemukan beberapa emosional yang di alami tokoh Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami. Tokoh Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami memiliki berbagai unsur-unsur emosional yang kuat dalam dirinya. Dalam kehidupannya ia banyak mengalami berbagai permasalahan, permasalahan tersebut mengakibatkan Saman mengalami perkembangan emosional yang tidak mudah.

Tekanan –tekanan permasalahan di lingkungan dimana dia berada menyebabkan Saman terkadang marah, sedih, benci, cinta, dan terkadang Saman merasa bersalah. Emosional yang di alami tokoh Saman dalam novel Saman yaitu: (1) emosional konsep rasa bersalah, konsep rasa bersalah bisa disebabkan oleh adanya konflik antara ekspresi implus dan standar moral. Termasuk pengendalian nafsu seks. Seks dan akresi merupakan dua wilayah yang selalu menimbulkan konflik yang dihadapkan pada standar moral. Pelanggaran terhadap standar moral inilah yang menimbulkan rasa bersalah dalam diri seseorang.

rasa bersalah yang dialami oleh tokoh Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami adalah rasa bersalah terhadap bapaknya, ketika menjadi seorang pastor tidak sesuai dengan harapan bapaknya.

Saman merasa bersalah kepada bapaknya. (2) emosional rasa bersalah yang dipendam, rasa bersalah yang dipendam seseorang akan cenderung merasa bersalah dengan cara memendam dalam dirinya sendiri, memang ia biasanya bersikap baik, tetapi ia seseorang yang buruk. Tokoh Saman memiliki rasa bersalah yang dipendam, ketika orang-orang PT datang menyerbu dan menganiaya orang-orang perkampungan Lubuk Rantau. Ketika itu Saman sangat gentar ia terpaku dalam surau. Saman merasa bersalah jika ia tidak bisa melindungi mereka ibu ibu-dan bocah. Saman memendam rasa bersalahnya terhadap orang-orang perkampungan ketika mereka dikumpulkan dalam surau dan membaca doa. (3) emosional rasa malu adalah sesuatu yang dilakukan atau diekspresikan, misalnya, tertawa, tersenyum, menangis. Timbulnya rasa malu tanpa terkait dengan rasa bersalah, Saman memiliki rasa malu karena melakukan hal yang dilarang dengan Yasmin.

(4) emosional kesedihan, Kesedihan atau dukacita (grief) berhubungan dengan kehilangan sesuatu yang penting atau bernilai. Kesedihan yang dialami tokoh Saman yaitu ketika ia pergi ke suatu tempat masa kecilnya dimana ia dilahirkan juga tempat yang menyimpan banyak misteri. (5) emosional kebencian, kebencian atau perasaan benci (hate) berhubungan erat dengan perasaan marah, cemburu dan iri hati. Kebencian yang di alami tokoh Saman, yaitu pada saat Saman memperjuangkan lahan karet yang di perkampungan Lubuk Rantau. Saman merasa benci terhadap orang-orang PT yang ingin merebut dan menguasai lahan karet masyarakat Lubuk Rantau.

(6) emosional cinta, gairah cinta dari cinta romantis tergantung pada si individu dan objek cinta adanya nafsu dan keinginan untuk bersama-sama. Gairah seksual yang kerap timbul dari perasaan cinta. Rasa cinta yang di alami tokoh Saman, ketika ia bertemu dengan seorang gadis gila yang bernama Upi. Dari rasa kasihannya terhadap gadis tersebut hingga lama-kelamaan Saman menjadi suka, sayang bahkan rindu kepada Upi. Gadis yang selalu ia khwatirka keadannya. Sedangkan emosional menghukum diri sendiri tidak ditemukan, selanjutnya emosional yang dominan muncul yaitu emosional kesedihan. Tokoh Saman banyak mengalami kesedihan, tantangan untuk membela perkampungan Lubuk Rantau demi gadis yang ia sayangi dan ia kasihi.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap novel Saman karya Ayu Utami mengenai emosional tokoh Saman diperoleh hasil sebagai berikut. Tokoh Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami memiliki berbagai unsur-unsur emosional yang kuat dalam dirinya. Dalam kehidupannya ia banyak mengalami berbagai permasalahan, permasalahan tersebut mengakibatkan Saman mengalami perkembangan emosional yang tidak mudah. Tekanan –tekanan permasalahan di lingkungan dimana dia berada menyebabkan Saman terkadang marah, sedih, benci, cinta, dan terkadang Saman merasa bersalah. Emosional tersebut terdapat dalam novel Saman karya Ayu Utami.

(8)

Selain itu Saman juga di gambarkan dalam pencertiaannya sebagai orang yang sangat religius, pekerja keras dan lebih mementingkan kepentingan bersama. Saman yang mengganti namanya yang sebelumnya bernama lengkap Athanasius Wisanggeni. Wis, begitulah ia biasa dipanggil. Wis beragama katolik dan ia mengabdikan dirinya sebagai pastor. Wis, sangat menginginkan ditugaskan di Perabumulih, suatu tempat masa kecilnya dimana ia dilahirkan juga tempat yang menyimpan banyak misteri di dalamnya. Akan tetapi, Wis tidak diizinkan jika hanya berlibur di sana. Wisanggeni ditugaskan sebagai Pator paroki Parid yang melayani kota kecil Perabumulih dan Karang Endah, wilayah keuskupan Palembang. Sebelum sampai di tempat itu, ia berkesempatan mengunjungi bekas rumahnya dahulu 10 tahun silam. Setelah beberapa kali ia berkunjung ke bekas rumahnya itu, ia akhirnya diizinkan tinggal di tempat itu oleh pemilik rumah yang baru.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis emosional tokoh Saman dalam novel Saman karya Ayu Utami dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini semoga dapat memperluas cakrawala peneliti tentang sastra.

2. bagi pembaca, dapat meningkatkan pemahaman dan memberikan penilaian terhadap sebuah karya sastra khususnya novel.

3. peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian terhadap novel Saman kara Ayu Utami ini dengan aspek yang berbeda atau aspek yang sama dengan novel yang berbeda.

4.

KEPUSTAKAAN

Meleong, J.Lexy. 2010. Psikologi Sastra. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Minderop, Albertine. 2011. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia Muhardi dan Hasanudin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Utami, Ayu. 1998. Saman. Jakarta: PT Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

Pergerakan bola mata merupakan hasil dari kontraksi otot ekstraokular, pada saat yang sama terjadi relaksasi pada otot antagonis, hal ini disebut dengan