ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENJUALAN VIA PLATFORM ONLINE MARKETPLACE DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PELAKU UKM (STUDI PADA PELAKU UKM DI KOTA MALANG)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Retno Asih Mutianingrum 155020101111009
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2019
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENJUALAN VIA PLATFORM ONLINE MARKETPLACE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PELAKU UKM
(STUDI PADA PELAKU UKM DI KOTA MALANG) Retno Asih Mutianingrum, Dias Satria
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: [email protected]
ABSTRAK
Permasalahan rendanya ak ses digital untuk transk si e-commerce via platform online mark etplace pada sek tor UKM menggambark an bahwa sumber daya yang digunak an oleh pelak u UKM masih belum efek tif dan efisien, padahal sek tor tersebut menjadi sek tor unggulan nasional yang memilik i k ontribusi cuk up tinggi untuk PDB dan k esempatan k erja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh fak tor- fak tor yang mempengaruhi penjualan via platform online mark etplace yang digunak an oleh pelak u UKM, apak ah penjualan via online mark etplace tersebut mampu mempengarui pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Jenis penelitian yang digunak an adalah penelitian k uatitatif desk riptif dengan variabel independen pada model pertama adalah k esiapan organisasional (KO), dorongan lingk unganb ek sternal (DE) dan manfaat yang dirasak an (MD) sedangk an variabel dependen yang digunak an adala pnjualan via platform online mark etplace (PE). Model k edua menggunak an variabel independen penjualan via platform online mark etplace (PE) dan variabel depend yang digunak an adalah pendapatan (PEND) Melalui penggunaan metode Partial Least Squares (PLS), peneliti mengolah data yang diperoleh dari 50 responden pelak u UKM di Kota Malang dengan hasil penelitian yang menunjuk k an seluruh variabel indepeden pada model pertama berpegaruh positif dan signifik an teradap variabel depedennya dan model k edua pun menunjuk k an hasil bahwa variabel independen yang digunak an berpengaruh positif dan signifik an terhadap variabel dependennya. Penelitian ini menyimpulk an bahwa semak in tinggi fak tor-fak tor yang mempengaruhi penjualan via online mark etplace mak a ak an meningk atk an penjualan untuk transak si e–commerce dan penjualan via platform online mark etplace mampu membantu meningk atk an pendapatan pelak u UKM baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kata k unci: platform online mark etplace, e-commrce, pelak u UKM, pendapatan.
A. PENDAHULUAN
Menghadapi perkembangan zaman yang semakin modern, semua aktivitas seakan tidak mampu terlepas dari keberadaan teknologi. Hal ini tercemin dari keberadaan akses terhadap berbagai kecanggihan teknologi di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Salah satu teknologi yang kini berkembang pesat adalah teknologi yang menunjang kegiatan transaksi atau lebih banyak dikenal sebagai electronic commerce (e-commerce) melalui platform online marketplace. Platform online marketplace dalam transaksi e-commerce yang muncul pada pasar aplikasi yang disediakan oleh third-parties membawa fase perekonomian trandisional menuju fase berikutnya yang lebih modern.
Hal ini dujukkan dengan semakin tingginya permintaan pada pasar aplikasi marketplace atau pasar aplikasi seluler yang saat ini sedang mengalami pertumbuhan siginifikan (Pujastuti & Winarno, 2014). Perkembangan e -commerce tersebut telah menjadi fasilitas yang penting bagi transaksi pejualan di berbagai sektor perekonomian salah satunya bagi sektor unggulan perekonomian yakni sektor Usaha Kecil Menengah (UKM). Sektor UKM ini disebut sebagai sektor unggulan nasional karena terbukti tahan dari berbagai krisis ekonomi yang melanda negeri ini termasuk pada saat terjadinya krisis moneter 1998. Selain itu, menurut data (BPS, 2014) menunjukan bahwa UKM berkontribusi besar dalam memberikan kesempatan kerja yakni sebesar 96,99 persen dan terhadap pembentukan PDB sebesar 60,34 persen. Perkembangan UKM setiap tahun di Indonesia senantiasa mengalami peningkatan yang signifikan hingga data terakhir yang menurut (Kementerian Koperasi dan UKM, 2018) menyebutkan bahwa total UKM di Indonesia telah mencapai angka 59,2 juta unit.
Dari banyaknya jumlah UKM di Indonesia terdapat permasalahan terkait rendahnya akses pada platform online marketplace oleh pelaku UKM. Dengan banyaknya jumlah UKM di Indonesia yang tercatat pada tahun 2017, (Kemenkop UKM, 2017) melansir hanya terdapat 3,79 juta UKM yang telah memanfaatkan platform online marketplace untuk memasarkan produknya atau hanya berkisar 8 persen dari total pelaku UKM keseluruhan.
Pemerintah sendiri melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemkop UKM) dan Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) semakin gencar untuk meningkatkan jumlah pelaku UKM yang mampu memanfaatkan teknologi yakni menggagas program bertajuk 8 Juta UKM Go Online bersama para pelaku e -commerce pada wilayah-wilayah dengan kontribusi UKM yang cukup baik. Salah satu wilayah di Indonesia dengan kontribusi UKM yang baik adalah Kota Malang yang memiliki sekitar 77.778 unit UKM dan telah menjadi branding UKM Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017. Namun sama halnya dengan UKM di Indonesia lainnya, belum semua UKM di Kota malang mampu mengakses platform online marketplace.
Alasan dilakukannya penelitian ini adalah melihat pengaruh penjualan via platform online marketplace oleh Usaha Kecil Menengah (UKM) seperti pada banyak penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Yulimar (2006) menyebutkan bahwa penjualan via platform online marketplace berpengaruh po itif terhadap kinerja perusahaan khususnya industri kecil dan mengengah, ataupun penelitian yang dilakukan Abebe (2014) yang menyebutkan bahwa e-commerce berpengaruh positif terhadap pertumbuhan rata-rata UKM. Namun, dari penelitian-penelitian tersebut belum terdapat penelitian yang signifikan membahas pengaruh penjualan via platform online marketplace terhadap pendapatan pelaku UKM yang seharusnya mampu berpengaruh positif karena adanya teknologi penjualan yang lebih efisien.
Fokus dari penelitian ini adalah membahas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penjualan via platform online marketplace ditunjang dengan data-data yang telah disebutkan dan juga adanya celah (gap) penelitian sebelumnya.
Hal ini dapat membahas fenomena berkembangnya transaksi online yang dibuktikan dengan tingginya transaksi e- commerce yang mulai diterima di masyarkat namun belum dimanfaatkan secara maksimal khususnya pada sektor UKM yang diangap sangat potensial untuk menggunakan transaksi e -commerce, namun fenomena ini belum ditunjang dengan banyaknya penelitian yang membahas secara spesifik terkait hal tersebut. Penelitian ini melihat lebih dalam perkembangan penggunaan platform online marketplace tersebut terhadap dampak yang langsung dirasakan oleh pelaku UKM, salah satunya dampak terhadap pendapatan. Oleh sebab itulah penlitian ini dilakukan guna menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penjualan via platform online marketplace dan pengaruhnya terhadap pendapatan pelaku UKM.
B. KAJIAN PUSTAKA Teori Technological Acceptance Model (TAM)
Technological Acceptance Model (TAM) theory atau dalam Bahasa Indonesia disebut juga dengan Teori Model Penerimaan Teknologi adalah suatu model yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar teknologi dapat diterima oleh penggunanya (user), khususnya penerimaan terhadap teknologi informasi. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Fred D. Davis (1989) sebagai hasil dari pengembangan penelitian sebelumnya mengenai Theory of Reasoned Action (TRA). Pengembangan TAM ini dilakukan untuk melengkapi celah (gap) dari teori sebelumnya mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi seorang pengguna (user) untuk menggunakan sebuah system informasi (Davis, 1989).
Model TAM selanjutnya menyatakan bahwa pengguna harus merasa nyaman dengan teknologi yang disebarkan, meskipun tetap menduga akan adanya faktor variabel eksternal yang mempengaruhi penerimaan yang berada di luar kontrol pengguna (Yulimar, 2006).
Terdapat dua faktor penentu dari perilaku pengguna (user) yang dijelaskan dalam TAM yakni persepsi penggunaan (perceived of usefulness) dan persepsi kemudah an penggunaan (perceived ease of use). Persepsi penggunaan (perceived of usefulness) merujuk pada sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan performa pekerjaannya, sesuai dengan motivasi dari factor penentu ini yakni "capable of being used advantageously”. Sedangkan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) menjelaskan sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari upaya yang rumit untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan ungkapan dalam tahapan ini yang berbunyi "freedom from difficulty or great effort”
(Davis, 1989).
TAM sudah banyak digunakan sebagai landasan dari berbagai macam penelitian seperti kepentingan ekonomi, bisnis, pendidikan bahkan pemerintahan. Teori ini dianggap relevan untuk menghadapi perkembangan teknologi yang semakin maju dan menganalisis bagaimana masyarakat mampu menerimanya. Dalam penelitian ini, model TAM dipilih karena dianggap relevan dengan konsep digunakannya E-commrce dalam kegiatan ekonomi, khususnya oleh UKM. Penjualan via platform online marketplace dapat digunakan sebagai indikasi bahwa masyarakat dalam lingkup kegiatan ekonomi yang tidak terlalu besar seperti UKM sudah mampu terbuka dengan tekonologi yang diharapkan mampu membuat kegiatan usahanya lebih efektif, efisien dan menguntungkan.
Teori Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi tidak hany a terbatas pada pembuatannya saja tetapi juga penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengeceran, dan pengemasan kembali atau yang lainnya (Millers dan Meiners, 2000). Produksi adalah suatu proses dimana barang dan jasa yang disebut input diubah menjadi barang-barang dan jasa-jasa lain yang disebut output.
Terdapat Banyak jenis -jenis aktifitas yang terjadi di dalam proses produksi, yang meliputi perubahan -perubahan bentuk, tempat, dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi. Masing-masing perubahan-perubahan ini menyangkut penggunaan input untuk menghasilkan output yang diinginkan. Produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau menabah nilai atau manfaat baru (Atje Partadiradja, 1979). Guna atau manfaat mengandung pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi meliputi semua aktifitas menciptakan barang dan jasa (Ari Sudarman, 1999).
Untuk melihat faktor yang mempengaruhi faktor produksi digunakan fungsi produksi yang menjelaskan hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi yang diciptakan terdiri dari tenaga kerja, tanah, modal, keahlian keusahawan, kekayaan dalam raw material dan teknologi. Dalam teori ekonomi, menganalisis mengenai produksi selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi (tanah, modal, keahlian keusahawan) adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja yang dipandang sebagai faktor produksi yang berubah -ubah jumlahnya. Hubungan antara faktor-faktor produksi dengan tingkat output yang dihasilkan apabila input yang digunakan adalah tenaga kerja, modal dan kekayaan alam dapat dirumuskan melalui persamaan berikut ini (Sadono Sukirno, 1994: 94):
Q = f (K, L, R, T) Dimana:
Q adalah Output K adalah Input capital L adalah Input tenaga kerja R adalah Kekayaan (raw material) T adalah Teknologi
Berbagai kombinasi input yang menghasilkan tingkat output yang sama digambarkan dalam kurva isoquant.
Isoquant adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi input (K dan L) yang menghasilkan satu tin gkat produksi tertentu. Waktu tidak masuk dalam fungsi produksi secara langsung, tetapi hanya melalui K, L dan A, yaitu output akan berubah terhadap waktu hanya jika input produksinya berubah. Teknologi (A) berfungsi meningkatkan produktivitas input-input. Kemajuan teknologi dapat membawa kemajuan pada ekonomi wilayah, artinya dengan jumlah input yang sama dapat memproduksi output lebih banyak.
Dalam penelitian ini, Teori Produksi dianggap relevan karena dapat menjelakan variabel-variabel yang digunakan diantaranya kesiapan organisasional, dorongan ekternal, manfaat yang dirasakan, penjualan via online marketplace dan pendapatan. Faktor prouksi yang dijelaskan dalam teori produksi menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor seperti modal, tenaga kerja, keahlian keusahawan dan teknologi yang mempengaruhi output produksi. Dalam penelitian ini faktor kesiapan organisasional, faktor kesiapan teknologi dalam penggunaan platform online marketplace serta kesiapan finansial sangat dibutuhkan untuk pengembangan pelaku UKM sehingga UKM tersebut mampu memaksimalkan outuputnya dan meningkatkan pendapatan.
C. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dikhususkan untuk pengolahan data-data berupa angka. Penelitian kuantitatif dapat memudahkan peneliti dalam mengolah angka yang nantinya dilakukan dengan analisis regresi menggunakan aplikasi Smart PLS.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Malang yang menggunakan platform online marketplace untuk melakukan transaksi e-commerce. Hal ini dikarenakan peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh penjualan via platform online marketplace terhadap pendapatan Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).
UKM di Kota Malang dipilih karena UKM di Kota Malang merupakan UKM yang potensial, mampu berinovasi dan menjadi salah satu UKM yang mewakili wilayah lain di Provinsi Jawa Timur sebagai branding UKM di tingkat provinsi.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah menggunakan metode Simple Random Sampling dengan menyebarkan kuesioner dalam bentuk skala likert . Teknik Simple Random Sampling adalah teknik pengumpulan data dengan cara memilih secara acak pada sampel yang akan dipilih dan pada saat itu juga. Simple Random Sampling merupakan model pengumpulan data dimana sampel dari populasi, tidak memiliki peluang yang sama dan tidak ditentukan sebelumnya untuk terpilih sebagai sampel. Selain itu, teknik penentuan sampel ini mampu secara bebas, jika ada seseorang yang bersedia mengisi kuesioner dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan peneliti, maka akan dijadikan sampel.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekelompok orang yang memiliki criteria tertentu yang nantinya dapat digunakan untuk menentukan kesimpulan. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) unggulan yang direkomedasikan Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang. Dipilihnya Pelaku Usah a Kecil Menengah sebagai populasi adalah karena Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan pengguna teknologi sekaligus pelaku ekonomi dalam dunia e-commerce.
Sampel adalah elemen-elemen dari populasi. Karena itulah sampel yang diambil dari populasi harus dapat menggambarkan keseluruhan dari populasi tersebut. Sampel terdiri dari sejumlah anggota yang dipilih dari populasi, sehingga sampel merupakan subkelompok atau sebagian dari populasi (Sekaran, 2006). Sampel yang dipilih pada penelitian ini adalah 50 Pelaku UKM dari seluruh UKM unggulan di Kota Malang yang direkomendasikan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Malang.
Teknik Analisa Data
Dalam tahap analisis penulis melakukan analisis multivariate dengan model partial least square (PLS) menggunakan sebuah aplikasi untuk mengolah data yaitu Smart PLS. Namun sebelum tahap analisis data dilakakukan maka penulis perlu menguji inner model dan outer model. Uji inner meliputi uji siginifikansi variabel dan uji outer dilakukan untuk melihat pakah suatu variabel dikatakan valid dan reable. Sebelumnya, analisis multivariat merupakan analisis yang dilakukan menggunakan lebih dari satu perlakuan yang diduga dapat mempengaruhi subjek dalam beberapa segi atau beberapa karakteristik tertentu (Hussein, 2015). Penelit ian ini menggunakan analisis multivariate.
Selain itu, Partial Least Square (PLS) memiliki keunggulan pada data yang tidak harus terdistribusi dengan normal seperti pada analisis regresi biasa. Selain itu, Partial Least Square (PLS) memiliki keunggulan yan g tidak memerlukan data dalam jumlah banyak dengan minimal 30 sampel, sehingga analisis dapat dilakukan hanya dengan sample kecil (Hussein, 2015). Sehingga model yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Adapun untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan beberapa hal yang akan dilakukan dengan model persamaan:
PE = β1KO + β2KT + β3DE + β4MD PEND = γ1PE
Keterangan:
PEND = Pendapatan
PE = Penjualan via platform online marketplace KO = Kesiapan Organisasional
KT = Kesiapan teknologi DE = Dorongan Eksternal MD = Manfaat yang dirasakan β/γ = Koefisien Regresi 1) Uji Outer Model
Uji Outer model adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel laten dengan indikator-indikatornya dengan melakukan uji validitas dan reabilitas. Uji Validitas merupakan uji yang digunakan dalam model Partial Least Square Regression untuk mengetahui kemampuan suatu instrumen penelitian dalam mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler, 2006). Jika menggunakan SmartPLS, maka kriteria untuk lulus dari uji validitas adalah nilai Average Variance Extracted (AVE) harus lebih dari 0,50. Selanjutnya uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen yang digunakan pada penelitian untuk memperoleh informasi, dapat dipercaya sebagai instrumen pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan (Sugiharto dan Situnjak, 2006). Dengan menggunakan SmartPLS, maka kriteria untuk lulus dari uji validitas adalah nilai Cronbachs Alpha harus lebih dari 0,70.
2) Uji Inner Model
Uji inner model dilakukan untuk mengetahui tentang hubungan antara variabel laten (Solimun dan Fernandes, 2017). Dalam inner model diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator di skala zero means dan unit varian adalah satu, sehingga parameter konstanta dapat dihilangkan dari model. Pengujian inner model dilakukan dengan metode booststrapping yang dapat melakukan resampling dengan besar yang s ama atau lebih kecil dari sampel aslinya dan diulang sebanyak 100 kali agar konvergen. Pada hasil bootstrapping akan menunjukkan beberapa bagian dari inner model yaitu T-Statistics, Probability Values dan R2. Dengan menggunakan SmartPLS, maka kriteria untuk lulus dari uji inner model adalah nilai T-Statistic lebih dari 1,96, P-Values kurang dari 0,05 dan R-Square lebih besar dari 0.67 adalah tinggi, apabila R Square lebih dari 0.33 adalah cukup atau sedang, apabila R Square lebih dari 0.19 adalah rendah ata u lemah, sedangkan apabila R Square kurang dari maka tidak diakui atau tidak diterima
D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Partial Least Square Regression (PLS -R)
Berdasarkan pengolahan data dalam aplikasi SmartPLS, diperoleh hasil sebagai berikut:
PE = 0.279 KO + 0.399DE + 0.389MD PEND = 0.820PE
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui jika nilai koefisien dari variabel Kesiapan Organisasional terhadap Penjualan via platform online marketplace sebesar 0.279, variebel Dorongan Lingkungan Eksternal terhadap Penjualan via platform online marketplace sebesar 0.399, variabel Manfaat yang Dirasakan terhadap Penjualan via platform online marketplace sebesar 0.398 dan variabel Penjualan via platform online marketplace terhadap Pendapatan adalah sebesar 0.820.
Hasil Uji Outer Model Tabel 1 Hasil Uji Outer Model
Variabel Cronbach’s
Alpha
Average Variance Extracted
Pendapatan 0.870 0.735
Penjualan via platform online marketplace 0.860 0.720
Kesiapan Organisasional 0.934 0.835
Dorongan Lingkungan Eksternal 0.876 0.730
Manfaat yang Dirasakan 0.772 0.682
Berdasarkan hasil uji outer model tersebut dapat dijelaskan bahwa semua variabel yang digunakan pada penelitian ini lolos dari uji validitas, karena semua variabel memiliki nilai AVE yang melebihi angka 0.5 dan dapat dikatakan bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian ini valid dalam mengukur sesuatu yang sedang diukur. Selain itu, semua variabel dinyatakan lolos uji reabilitas karena nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,7 sehingga indikator dalam penelitian ini dapat mengukur konsistensi dari responden dalam menjawab setiap item pertanyaan.
Hasil Uji Inner Model Tabel 2 Hasil Uji Inner Model
Variabel T-Statstics P.Values
Kesiapan organisasional Penjualan via platform online marketplace 4.341 0.001 Dorongan lingkungan eksternal Penjualan via platform online marketplace 3.227 0.000 Manfaat yang dirasakan Penjualan via platform online marketplace 6.153 0.000 Penjualan via platform online marketplace Pendapatan 8.897 0.000
Berdasarkan hasil uji outer model tersebut dapat dijelaskan bahwa semua variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap Penjualan via platform online marketplace dan Penjualan via platform online marketplace tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel Pendapatan karena nilai T-statsitics keseluruhan sudah lebih dari 1,96 dan nilai P-Values sudah kurang dari 0,05.
Tabel 3 Uji R-Square
Variabel R Square
Penjualan via platform online marketplace 0.948
Pendapatan 0.673
Berdasarkan tabel uji R-Square dapat diketahui jika nilai R Square pada variabel Penjualan via platform online marketplace sebagai variabel dependen dapat diprediksikan oleh variabel Kesiapan Organisasional, Kesiapan Teknologi, Dorongan Lingkungan Eksternal dan Manfaat yang Dirasakan sebesar 0.948 dan nilai R Square pada variabel Pendapatan dapat diprediksikan oleh variabel Penjualan via platform online marketplace sebesar 0.673.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa R Square pada penelitian ini termasuk kategori tinggi.
Analisis Deskriptif
Pengaruh Variabel Kesiapan Organisasional terhadap Penjualan via Platform Online Marketplace
Pada penelitian ini dinyatakan bahwa variabel kesiapan organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap penjualan via platform online marketplace oleh pelaku UKM yang berarti bahwa jika semakin tinggi kesiapan organisasional yang dimiliki oleh UKM maka tingkat p enjualan via platform online marketplace oleh pelaku UKM tersebut juga akan naik. Hal ini sesuai dengan teori difusi inovasi yang dijelaskan sebagai suatu kondisi dimana anggota dari sistem sosial yang baik mampu menerima proses suatu inovasi yang dikomunikasikan melalui sarana tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota system sosial tersebut secara baik dan menyeluruh (Serah, 2014).
Kesiapan organisasional dalam membentuk organisasi yang kondusif pada pelaku UKM di Kota Malang rata -rata sudah berjalan dengan baik dibuktikan dengan jawaban pada penyataan “Pemilik usaha dan karyawan selalu menjaga iklim usaha yang baik dan berkoordinasi dalam segala hal” diperoleh yang menjawab setuju sebanyak 66%. Hal itu menujukkan bahwa pelaku UKM menyadari bahwa perlunya komunikasi yang baik demi menjaga iklim usaha antara pemilik dan karyawan untuk kemajuan usaha yang dijalankan. Karena baik dari pemilik UKM tentu membutuhkan adanya saran, masukan atau kinerja yang baik dari karyawan, sedangkan dari segi karyawan tentunya membutuhkan dukungan, masukan ataupun segala bentuk komunikasi yang baik dari pemilik usaha u ntuk kelangsungan pekerjaannya.
Selain kesiapan organasasional dalam bentuk kegiatan usaha yang mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif dan koordinatif, kesiapan organisasional juga meliputi kesiapan secara finansial dalam bentuk modal yang diperoleh dari pinjaman perbankan atau lembaga keuangan serta manajemen keuangan yang baik untuk pengembangan usaha.
Dalam hal ini pelaku UKM di Kota Malang sangat terbuka dan mengerti akan adanya pinjaman perbankan atau lembaga keuangan. Selama ini, pinjaman banyak ditawarkan oleh bank kepada pelaku usaha kecil menengah terbukti dari adanya data yang menujukkan. Pelaku UKM di Kota Malang yang menjadi respon den dalam penelitian sudah lebih dari 50% atau sekitar 72% pelaku UKM yang memiliki akses finansial untuk modal usaha atau pengembangan kegiatan usaha. Dari data primer yang diperoleh, bentuk akses finansial yang dimiliki pelaku UKM cukup beragam mulai dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), dana hibah, pinjaman koperasi dan lain sebagainya.
Pengaruh Variabel Dorongan Lingkungan Eksternal terhadap Penjualan via Platform Online Marketplace Pada penelitian ini dinyatakan bahwa variabel dorongan lingkungan eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penjualan via platform online marketplace oleh pelaku UKM yang berarti bahwa jika semakin tinggi dorongan eksternal yang dimiliki oleh UKM maka tingkat penjualan via platform online marketplace oleh pelaku UKM tersebut juga akan naik. Nilai koefisien positif dari variabel dorongan eksternal berarti menunjukkan bahwa variabel ini bergerak linear dengan variabel penjualan via platform online marketplace sebagai variabel terikat. Dalam hal ini dorongan eksternal yang didapatkan oleh pelaku UKM berasal dari rekan usaha, komptetitor, pemerintah dan konsumen. Pelaku usaha yang berorientasi mencari keuntungan akan senantiasa melihat bagaimana komp etitor atau rekan usaha
mampu melakukan kegiatan usaha dengan lebih efieisien untuk pendapatan yang tinggi . Hal ini mampu mendorong pelaku UKM terdorong untuk ikut melakukan kegiatan usaha dengan cara yang sama. Apabila kompetitor atau rekan usaha menggunakan suatu teknologi yang cukup canggih seperti e-commerce dan hal tersebut mampu mendatangkan keuntungan, maka tidak menutup kemungkinan hal itu akan diikuti oleh pelaku usaha lain dengan
tujuan untuk mencari keuntungan yang sama. Selain dorongan dari ko mpetitor atau rekan usaha, pemerintah pun memiliki peran yang besar dalam mendorong UKM untuk melakukan kegiatan usaha menjadi lebih produktif, efektif dan efisien salah satunya menggunakan e-commerce. Dorongan dari pemerintah ini tentunya mampu membuat produk UKM setempat mampu menjangkau pasar yang lebih luas sehingga sehingga mendorong peningkatan pendapatan dan kesejahteraan UKM setempat. Untuk pelaku UKM di Kota Malang sesuai data yang dikutip dari informasi pada website resmi Kota Malang diketaui bahwa pemerintah setempat memiliki program bernama UKM Go Online to One Million berupaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi riil dengan meningkatkan pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM). Oleh karena itu, Pemerintah Kota Malang berupaya meng -online-kan UKM Kota Malang demi membangun ekonomi digital di Kota Malang.
Pengaruh Variabel Manfaat yang Dirasakan terhadap Penjualan via Platform Online Marketplace
Pada penelitian ini dinyatakan bahwa variabel Manfaat yang Dirasakan berpengaruh positif dan sign ifikan terhadap penjualan via platform online marketplace oleh pelaku UKM yang berarti bahwa jika semakin tinggi pelaku UKM merasakan manfaat dari penjualan via platform online marketplace maka tingkat penjualan via platform online marketplace oleh pelaku UKM tersebut juga akan naik. Nilai koefisien positif dari variabel manfaat yang dirasakan berarti menunjukkan bahwa variabel ini bergerak linear dengan variabel penjualan via platform online market place sebagai variabel terikat.
Hasil ini sesuai dengan temuan yang didapatkan oleh peneliti di lapangan dimana pelaku UKM mampu menerima penggunaan e-commerc dalam kegiatan usahanya karena mengetahui manfaat dari penjualan via platform online marketplace tersebut seperti mampu menjangkau konsumen yang lebih banya k, waktu berjualan yang lebih fleksibel, tampilan produk dan halaman e-commerce yang lebih menarik dan juga adanya kentungan -keuntungan tambahan yang bisa didapatkan dari event-event tertentu yang sering diadakan oleh e-commerce. Dalam penelitian ini dibuktikan dengan jawaban dari responden terhadap indikator pertanyaan “Produk dan layanan yang menggunakan sosial media/e-commerce jauh lebih besar mendatangkan keuntungan” sebanyak lebih dari 50% responden menjawab setuju yakni sejumlah 34 responden atau sebanyak 34%.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Michael Abebe (2014) dengan judul Electronic commerce adoption, entrepreneurial orientation and small- and medium-sized enterprise (SME) performance yang menejelaskan pelaku usaha mengharapan peningkatan kinerja bisnis dan keuntungan yang lebih akibat dari adanya penggunaan teknologi sebagai. Pelaku usaha juga cenderung menggunakan teknologi e -commerce karena kecenderungan mereka untuk mencari peluang dari teknologi yang dapat memba ntu bisnis mereka tetap kompetitif di pasar. Sejauh e-commerce dirasakan mendatangkan manfaat arena berfungsi sebagai sarana memperluas pasar yang ada serta menambah pelanggan untuk usaha yang dilakukan.
Pengaruh Variabel Penjualan via Platform Online Marketplace terhadap Pendapatan
Pada penelitian ini dinyatakan bahwa variabel penjualan via platform online marketplace berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pelaku UKM yang berarti bahwa jika semakin tinggi penjualan via platform online marketplace yang dimiliki oleh UKM maka tingkat penapatan pelaku UKM tersebut juga akan naik. Nilai koefisien positif dari variabel dorongan eksternal berarti menunjukkan bahwa variabel ini bergerak linear dengan variabel penjualan via platform online marketplace sebagai variabel terikat. Dalam temuan yang diperoleh peneliti di lapangan diketahui bahwa pelaku UKM yang menggunakan e-commerce untuk menunjang kegiatan penjualannya mengakui bahwa pendapatannya semakin naik saat menggunakan e-commerce, hal ini dipengaruhi oleh banyak hal seperti bertambahnya konsumen karena jangkauan konsumen di e-commerce semakin luas ataupun karena adanya event atau promo di e-commerce yang tidak jarang memberikan keuntungan tambahan untuk pelaku UKM.
Pelaku UKM secara relevan memang sangat mungkin mendapatkan kenaikan pendapatan karena banyak hal yang ditawarkan UKM sangat membantu pelaku UKM karena penjualan via platform online marketplace mampu menggeser metode penjualan secara konvensional lewat system konsinyasi dengan toko ole h-oleh setempat bisa digantikan dengan penjualan secara online dengan lebih pasti dan konsumen yang mampu mengakses pembelian produk kapan saja dan dimana saja. Pada era digital seperti saat ini, metode penjualan menggunakan e -commerce mampu menjadi alat yang baik bagi pelaku UKM karena masing-masing UKM mampu menemukan pasarnya sendiri tanpa harus terbebani dengan biaya sewa toko atau tempat display, biaya pegawai dan biaya -biaya lainnya jika harus dilakukan secara konvensional. Di samping itu, pelaku UKM juga mampu mengimbangi perilaku konsumen yang saat ini lebih cenderung menyukai transaksi jual-beli secara praktis secara online melalui e-commerce.
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Purbo dan Wahyudi (2001) da lam Yulimar (2004) yang mengatakan bahwa perusahaan yang menggunakan E-commerce akan mendapatkan keuntungan-keuntungan, yaitu (1) terbukanya aliran pendapatan baru (revenue stream) yang lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional, (2) meningkatkan market exposure, (3) menurunkan biaya
operasional (operating cost), (4) melebarkan jangkauan (global reach), (5) meningkatkan kesetiaan pelanggan (customer loyalty), (6) meningkatkan manajemen pemasok (supplier management), (6) memperpendek waktu produksi dan (7) meningkatkan rantai nilai (value chain).
E.KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelunya, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan via platform online marketplace seperti kesiapan organisasional, dorongan lingkungan eksternal dan manfaat yang dirasakan maka akan meningkatkan penjualan via online marketplace oleh pelaku UKM. Selain itu, penjualan via platform online marketplace mampu meningkatkan pendapatan pelaku UKM baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat mebuat pelaku UKM lebih terbuka terhadap inovasi-inovasi baru untuk memajukan kegiatan usahanya dengan menggunakan e-commerce.
Sehingga saat pelaku UKM mampu menjaga internal UKM bekerja secara kondusif didukung dengan aspek finansial yang baik, maka pelaku UKM akan mampu mempersiapakan usahanya untuk mengakses teknologi dan menerima penjualan via platform online marketplace.
Saran
Ditinjau dari kesiapan organisasional, ada baiknya jika pelaku UKM tidak hanya menjaga internal usaha berjalan kondusif namun juga mulai mengajarkan karyawan dalam kegiatan usaha untuk turut memanfaat e-commerce dan siap secara teknologi sehingga seluruh sumber daya manusia yang ada di dalam internal UKM mampu memberikan kinerja yang maksimal bagi kegiatan usaha. Ditinjau dari dorongan eksternal, ada baiknya jika pemerintah memeberikan dorongan yang lebih terstruktur dan menyeluruh kepada pelaku UKM untuk mampu mengakses penjualan secara online menggunakan e-commerce. Hal ini perlu dilakukan agar pelaku UKM terus meningkatkan kemampuannya dan mampu mendorong pelaku UKM lainnya yang mungkin belum memanfaatkan e-commerce.
Dilihat dari manfaat yang dirasakan, ada baiknya jika pelaku UKM mampu melihat manfaat secara lebih efektif dengan terus berinovasi baik dari segi produk ataupun tampilan produk yang dipasang di halaman e -commerce. Hal ini tentunya untuk memaksimalkan manfaat dari e-commerce dan meningkatkan kualitas dari produk yang dijual.
Dilihat dari penjualan via platform online marketplace yang mampu meningkatkan pendapatan pelaku UKM, maka semakin banyak juga pelaku UKM lain baru yang turut memanfaatkan penjualan via platform online marketplace tersebut. Hal ini dapat semakin memperketat persaingan usaha antar pelaku UKM sehingga pelaku UKM akan senantiasa berinovasi dalam melakukan kegiatan usaha. Untuk itulah, disarankan kepada pihak UKM a gar terus mengembangkan daya tarik promosi dan fitur-fitur yang disediakan oleh e-commerce itu sendiri agar dapat terus dikenal di industri perbelanjaan digital.
DAFTAR PUSTAKA
Abebe, M. 2014. Eelectronic commerce adoption, entrepreneurial orientation and small- and medium-sized enterprise (SME) performance. Journal of Small Business and Enterprise Development, Vol. 21 (No.1) : 100-116.
Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur. 2018. Jumlah UKM Dan Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur (http://diskopukm.jatimprov.go.id/subkonten/details/57) diakses pada 15 September 2018 pukul 11.300 WIB.
Fred, D. Davis. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology.
University of Minnesota: Management Information Systems Research Center, Vol. 13, (No. 3) : 319-340.
http://www.jstor.org/stable/249008 diakses pada 2 Oktober 2018 Pukul 19.00 WIB.
Grandon, Elizabeth dan Pearson, John M. (2003), “Strategic Value and Adoption of Electronic Commerce: An Empirical Study of Chilean Small and Medium Business”, Journal of Global Information Technology Management, Vol. 6 (Iss: 3) : 22-43.
Hussein, Ananda Sabil. 2015. Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan smartPLS 3.0. Malang: Universitas Brawijaya.
Kabanda, S. & Brown, I. 2017. A Structuration Analysis of Small and Medium Enterprise (SME) Adoption of E- commerce: The Case of Tanzania. An Interdisciplinary Journal On The Social Impacts Of New Technologies, Vol. 35 (Issue 7) : 118 -132.
Kementerian Koperasi dan UKM. 2018. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UKM) Dan Usaha Besar (Ub). (http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-UKM/) diakses pada 15 September 2018 pukul 11.00 WIB.
Long, P., Lan, P., & Nguyen Duong. 2010. Small And Medium Sized Enterprises’ Ecommerce Adoption Model In Vietnam. Makalah disajikan untuk Academy of Information and Management Sciences, Las Vegas, 2010. Vol.
14, (No. 2) : 18-22.
Pemerintah Kota Malang. 2017. Kota Malang Jadi Kota Branding di Koperasi dan UKM Expo 2017.
https://malangkota.go.id/category/berita/ diakses pada 17 Oktober 2018 pukul 10.30 WIB.
Rahayu, R., & Day J. 2015. Determinant Factors of E-commerce Adoption by SMEs in Developing Country: Evidence from Indonesia. Makalah disajikan untuk World Conference on Technology, Innovation and Entrepreneurship.
Serah, Thobias. 2014. Pengaruh Karakteristik Inovasi, Sistem Sosial dan Saluran Komunikasi terhadap Adopsi Teknologi Pertanian. Tesis dipublikasikan. DIY: Editor UAJY.
Weygandt, Jerry J., Donald E. Kieso, & Paul D. Kimmel. 2011. Pengantar Akuntansi, Edisi 7, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Yulimar, Vidi Arini. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengadopsian Electronic Commerce Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan: (Studi Pada Perusahaan Kecil Dan Menengah Di Indonesia). Tesis dipublikasikan. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.