• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2020-2021)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2020-2021)"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

Mengkaji faktor laba dan faktor konsekuensi ekonomi yang mempengaruhi praktik perataan laba pada perusahaan publik di Indonesia. Penelitian Kusnadi (2015) menunjukkan hasil bahwa debt-equity ratio berpengaruh positif terhadap praktik pemerataan pendapatan.

Rumusan Masalah

Penelitian ini mengkaji mekanisme ukuran perusahaan (Size), return on assets (ROA), net profit margin (NPM) dan debt-equity ratio (DER)/leverage untuk mengimbangi pendapatan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2020- 2021. Perusahaan perbankan yang dipilih sebagai sampel penelitian adalah perusahaan yang secara konsisten menerbitkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2020-2021.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh ukuran/size perusahaan terhadap perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2020-2021. Untuk mengetahui pengaruh net profit margin (NPM) terhadap perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2020-2021.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca serta dapat menambah referensi bagi pembaca yang ingin meneliti firm size/size, ROA, NPM dan DER pada perataan laba. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perbankan agar lebih selektif dalam memilih atau mengambil kebijakan terutama terkait ukuran/size perusahaan, ROA, NPM dan DER terhadap perataan laba.

LANDASAN TEORI

Laba

1, tampak bahwa investor, kreditur, dan pihak lain ingin menilai prospek arus kas bersih perusahaan, tetapi mereka sering menggunakan laba untuk membantu menilai kekuatan laba, memprediksi laba masa depan, atau memberikan pinjaman kepada perusahaan. Tujuan khususnya adalah penggunaan laba sebagai ukuran efektivitas manajerial, penggunaan angka laba historis untuk memprediksi kondisi saham dan pembagian dividen di masa depan, dan penggunaan laba sebagai ukuran keberhasilan dan pedoman untuk mencapainya. keputusan manajerial di masa depan.

Manajemen Laba

  • Defenisi dan Motivasi Manajemen Laba
  • Strategi Manajemen Laba

Strategi manajemen laba adalah meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode berjalan agar perusahaan terlihat lebih baik. Masalahnya, perusahaan dapat melaporkan laba yang lebih tinggi berdasarkan manajemen laba yang agresif dalam jangka waktu yang lama.

  • Alasan Dilakukannya Perataan Laba
  • Pengukuran Perataan Laba

Perataan laba dapat dilihat sebagai upaya yang sengaja dimaksudkan untuk menormalkan laba guna mencapai tren atau tingkat yang diinginkan. Dalam pengertian ini, perataan merupakan upaya manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi laba yang tidak normal, selama diizinkan oleh prinsip akuntansi dan manajemen yang sehat. Salah satu informasi yang diberikan perusahaan kepada investor adalah laporan keuangan, sehingga hal ini mengajak manajemen untuk melakukan hal-hal yang mengubah laporan laba rugi untuk keuntungan pribadi, seperti mempertahankan posisi.

Pada hakekatnya, perataan laba merupakan salah satu bentuk usaha manajemen untuk mencapai hasil laporan keuangan sesuai dengan trend yang diinginkan. Dalam alasan pertamanya, dia menyatakan bahwa “tingkat variabilitas dalam tren laba mempengaruhi ekspektasi subyektif investor atas laba dan dividen masa depan sehingga manajemen memiliki efek yang menguntungkan pada nilai saham perusahaan dengan meratakan laba”. Hal ini terjadi sebagai akibat dari kebutuhan yang dirasakan manajemen untuk menetralisir ketidakpastian lingkungan dan mengurangi fluktuasi yang besar dalam kinerja perusahaan akibat pergantian kejadian baik dan buruk.

  • Skala Pengukuran Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kinerja sosial perusahaan karena perusahaan besar memiliki pandangan yang lebih jauh, sehingga lebih banyak berpartisipasi dalam meningkatkan kinerja sosial perusahaan (Oktaviana 2014). Berdasarkan referensi tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran perusahaan, yaitu ukuran perusahaan adalah besar kecilnya atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aset, penjualan dan kapitalisasi pasar, semakin besar total aset, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar ukuran perusahaan.

Profitabilitas

  • Pengertian Return On Asset (ROA)
  • Tujuan dan Manfaat Return On Assets (ROA)
  • Pengukuran Return On Asset
  • Pengertian Net Profit Margin (NPM)
  • Tujuan dan Manfaat Net Profit Margin (NPM) Tujuannnya net profit margin adalah
  • Pengukuran Net Profit Margin (NPM)

Menurut Hery, harga saham adalah sebagai berikut: Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur persentase laba bersih terhadap penjualan bersih. Menurut (R.Muhardi 2013) mengemukakan bahwa net profit margin: Net profit margin mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari setiap penjualan. Sedangkan net profit margin menurut Kasmir mengemukakan bahwa: Net Profit Margin (NPM) adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap penjualan yang menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan hingga cukup berhasil dalam memulihkan atau mengendalikan harga pokok/ jasa, biaya operasi, penyusutan, bunga pinjaman dan pajak.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa net profit margin merupakan salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur laba bersih suatu perusahaan berdasarkan hasil kegiatan penjualannya yang dihasilkan setiap bulan atau setiap tahun. Jika net profit margin yang diperoleh tinggi menandakan bahwa perusahaan telah menggunakan biayanya dengan baik sehingga menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi. Marjin laba bersih yang tinggi akan memastikan suatu perusahaan dinilai berkinerja baik, selain itu peningkatan marjin laba bersih juga akan meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya.

Rasio Solvabilitas

  • Pengertian Debt To Equity Ratio (DER)
  • Tujuan dan Manfaat Debt to Equity Ratio (DER)
  • Pengukuran Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio mengukur besarnya penggunaan hutang jangka panjang dalam hubungannya dengan ekuitas perusahaan. Investor, ketika membuat keputusan investasi, secara alami akan mempertimbangkan informasi rasio utang terhadap ekuitas. Sedangkan menurut (Riyanto, 2012), debt to equity ratio berguna untuk mengukur bagian setiap rupiah dari modal sendiri yang dijadikan jaminan atas seluruh hutang.

Debt to equity ratio adalah rasio utang yang digunakan untuk mengukur rasio total utang terhadap total aset. Berdasarkan kedua rasio di atas, rasio utang terhadap ekuitas ini membandingkan jumlah total utang terhadap ekuitas dalam pembiayaan usaha. Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara utang dan ekuitas dalam pembiayaan usaha dan menunjukkan kemampuan ekuitas perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER tidak mempengaruhi praktik mitigasi pendapatan, karena dalam perbaikan kondisi ekonomi, perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh utang. Pengujian Hipotesis Pertama Berdasarkan hasil pengujian pengaruh variabel ROA terhadap perataan laba diperoleh nilai signifikan sebesar 0,045. Artinya jika return on asset meningkat maka kecenderungan perusahaan untuk melakukan perataan laba meningkat.

Ini berarti hutang yang tinggi atau rendah terhadap ekuitas. rasio tersebut tidak mempengaruhi apakah perusahaan melakukan perataan laba atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel net profit margin (NPM) dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pemerataan pendapatan. Pengaruh debt-equity ratio (DER), return on assets (ROA), size, dan bonus plan terhadap perataan laba.

Kerangka Konseptual

Artinya manajer perusahaan tidak terlalu mempertimbangkan ROA dan DER dalam mengambil keputusan apakah akan melakukan perataan laba atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian analisis yang telah dilakukan terhadap perusahaan manufaktur subsektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2020. Dapat disimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap perataan laba, ROA tidak berpengaruh terhadap perataan laba, Size berpengaruh positif signifikan terhadap perataan laba dan bonus plan tidak berpengaruh terhadap perataan laba.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan gambar kerangka konseptual (Gambar 2.1) di atas dapat dijelaskan bahwa size (X1), Return on assets (X2), Net Profit Margin (X3) dan Debt to Equity Ratio (X4) berpengaruh terhadap perataan laba ( Y). Salah satu tujuan perataan laba adalah untuk memberikan rasa aman kepada investor karena fluktuasi laba yang kecil dan meningkatkan kemampuan investor untuk memprediksi laba perusahaan di masa yang akan datang. Alasan mitigasi pendapatan yang dilakukan manajemen menurut (Hepworth: 1953 dalam Budiasih, 2009) adalah: sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menambah biaya pada periode berjalan yang dapat mengurangi utang pajak, dapat meningkatkan kepercayaan investor karena stabilitas pendapatan dan dividen. kebijakan sesuka hati dapat mempererat hubungan antara manajer dan karyawan karena dapat menghindari tuntutan kenaikan upah atau gaji dari karyawan, hal tersebut berdampak secara psikologis terhadap perekonomian.

Pengaruh Ukuran Perusahaan (size) terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartika Shintia Dewi (2012) dan Tya Artamevia Arindita (2022) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap perataan laba, sedangkan Kharisma & Linda Agustina, (2015) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap praktik perataan laba. Sehingga hipotesis ini tidak mengarah pada satu sisi antara pengaruh negatif atau positif firm size terhadap income flattening. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI.

Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI

Herlinda Pratiwi dan Bestari Dwi Handayani (2014) yang menemukan bahwa return on assets berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perataan laba, sedangkan hasil tersebut mendukung penelitian Herlinda Pratiwi dan Bestari DienSefty Framita (2018) yang menemukan bahwa return on assets berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Sehingga hipotesis ini tidak mengarah pada satu sisi antara pengaruh negatif atau positif ROA terhadap perataan laba. Sehingga hipotesis ini tidak mengarah pada satu sisi antara pengaruh negatif atau positif NPM terhadap perataan laba.

Pengaruh Debt-to-Equity Ratio Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan Perbankan Tercatat di BEI. Akan tetapi pada penelitian Ali (2016) disebutkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif signifikan terhadap mitigasi pendapatan, sedangkan pada penelitian Widiasmara (2017) disebutkan bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perataan laba. Sehingga hipotesis ini tidak mengarah pada satu sisi antara pengaruh negatif atau positif DER terhadap perataan laba.

METODE PENELITIAN

  • Populasi dan Sampel
  • Jenis dan Sumber Data
  • Pengambilan Sampel
  • Operasionalisasi Variabel Penelitian
  • Ukuran Perusahaan/Size
  • Return On Assets (ROA)
  • Net Profit Margin (NPM)
    • Analisis Data

Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive judgment sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan kriteria sebagai berikut. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu perataan laba perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perataan laba yang diukur dengan indeks Eckel. Leverage adalah rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan hutang (pinjaman). Dalam penelitian ini leverage dihitung dengan menggunakan rasio utang terhadap aset (debt ratio). Dalam penelitian, analisis data merupakan kegiatan setelah semua data terkumpul dan diklasifikasikan menurut variabel dan jenis responden.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012),

Alasan yang mendasari tidak berpengaruhnya net profit margin terhadap praktik perataan laba bisa disebabkan karena beberapa hal antara lain perusahaan sampel dalam