• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)1 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 TIGO LURAH KABUPATEN SOLOK Mhd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)1 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 TIGO LURAH KABUPATEN SOLOK Mhd"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MUTU PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 TIGO LURAH

KABUPATEN SOLOK

Mhd. Afriwardana Ali, Liza Husnita, Yenita Yatim.

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Mhd. Afriwardana321@gmail. com

ABSTRACT

Education This research is background on the low quality of education in SMA 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok District. The theory used in this study is cognitive by Bruner. The type of research used qualitative research. Informant of the research was nineteen parsont informt with technique of porposive sampling mean selektive informan based some criteria. The type of data used in this study are primary data and secondary data. Methods of data collection are the method of observation. in-depth interview and document study. Data analysis used interactive models from Miles and Huberman (1) data collection, (2) data reduction (3) data presentation (4) drawing conclusions. The result of this research can be concluded that factor analysis influencing the low quality of education in SMA Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok Regency are: (1) educator factor (2) learner factor (3) factor of facility and infrastructure (4) environmental factor.

Keywords: Factors, Quality, Education

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur berencana dengan

maksud mengubah atau

mengembangkan perilaku yang diinginkan (Sisdiknas, 2003:5).

Menurut Yamin dan Maisah (2010:

26) Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan

(2)

2 mutu dan relevansi serta efesiensi menejmen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dengan wajib belajar 9 tahun.

Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.

Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efesiensi manajemen pendidikan dilakukan dengan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan (Maisah, 2010:

26).

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang dibayangkan banyak orang, dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikan kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah tentu dapat dikategorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional, karena guru yang profesional mereka

harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya (Yamin, Martinis, 2013:22). Kemudian untuk mencapai tujuan pendidikan maka pemerintah daerah melalui dinas pendidikan melakukan berbagai pembekalan guru untuk meningkatkan kualitas guru dengan melalui berbagai bentuk pembekalan seperti MGMP (musyawarah guru mata pelajaran), KKG (kelompok kerja guru) agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok selama praktik lapangan (PL) mulai tanggal 25 Juli sampai 17 Desember 2016, pada awal melakukan praktik lapangan peneliti mengamati proses belajar mengajar yang sedang berlangsung di SMAN 1 Tigo Lurah, ada yang sedang melangsungkan proses belajar mengajar di dalam lokal dan ada juga melakukan pratikum di dalam ruangan labor untuk mencapai tujuan pendidikan.

Di SMAN 1 Tigo Lurah guru di tuntut untuk mengikuti MGMP

(3)

3 (musyawarah guru mata pelajaran), KKG (kelompok kerja guru).

Kemudian guru yang sudah sertifikasi merupakan peningkatan mutu guru yang disertai peningkatan kesejahteraan sehingga guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang berkesinambungan, sehingga dalam melakukan proses belajar mengajar di SMAN 1 Tigo Lurah guru mampu menyesuaikan dengan RPP (rencana program pembelajaran) dan silabus yang telah ditetapkan oleh SMAN 1 Tigo Lurah, kemudian di sekolah juga di adakan Worshop tentang pembelajaran berbasis IT bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas guru, dan pimpinan sekolah juga menekankan kepada seluruh guru untuk mengikuti penataran-penataran yang dibuka oleh dinas pendidikan. Untuk tercapainya tujuan pendidikan pihak sekolah juga sudah menetapkan tata tertib guru dan pegawai SMAN 1 Tigo Lurah seperti, mengembangkan pembelajaran yang berbasis IT, melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan dengan penuh tanggung jawab, berfikir visioner, kompetitif dan berbudaya santun, dan lain-lain.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan maka sekolah juga menetapkan tata tertib siswa agar siswa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik maka sekolah menetapkan bahwa siswa harus mengikuti tatap muka setiap mata pelajaran dalam satu semester minimal 80 persen, siswa wajib mengikuti pelajaran pada jam-jam tambahan dan kegiatan ekstra kurikuler yang telah disepakati sebelumnya, dan siswa diwajibkan mengikuti kegiatan pengembangan diri kepramukaan. Selanjutnya untuk menunjang proses belajar mengajar di SMAN 1 Tigo Lurah maka pihak sekolah juga sudah melakukan pengelolaan yang berkaitan dengan fasilitas yang dapat menunjang proses pembelajaran. Di SMAN 1 Tigo Lurah pengelolaan sarana dan prasarana dengan proses pengadaan, penggunaan, pemeliharaan untuk semua barang yang dapat menunjang pelaksanaan tugas dan proses belajar mengajar seperti, alat praktik, alat tulis atau media dan perlengkapan perpustakaan.

Dari berbagai upaya dalam peningkatan kualitas pendidikan di

(4)

4 SMA Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok telah dilakukan, kenyataannya dalam bidang pendidikan yang telah dicapai belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari peringkat ujian nasional SMA Se- Kabupaten Solok. Adapun data peringkat ujian nasional Se- Kabupaten Solok adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Peringkat Ujian Nasional SMA Se-Kabupaten Solok Tahun

2017

No Nama Sekolah Presentase Kelulusan 1 SMAN 1 X Koto

Singkarak

100%

2 SMAN 1 Gunung Talang

100%

3 SMAN 1 Lembah Gumanti

100%

4 SMAN 1 Bukit Sundi

100%

5 SMAN 1 Kubung 100%

6 SMAN 1 Lembang Jaya

100%

7 SMAN 1 X Koto Diatas

100%

8 SMAN 1 IX Koto Sungai Lasi

100%

9 SMAN 1 Payung Sekaki

100%

10 SMAN 1 Danau Kembar

100%

11 SMAN 1 Pantai Cermin

100%

12 SMAN 2 X Koto Singkarak

100%

13 SMAN 1 Hiliran Gumanti

100%

14 SMAN 2 Gunung Talang

100%

15 SMAN 2 Hiliran Gumanti

100%

16 SMAN 2 Sumatera Barat

100%

17 SMA Plus Talang 100%

18 SMAN 1 Junjung Siriah

99,32%

19 SMAN 2 Lembang Jaya

98,31%

20 SMAN 1 Tigo Lurah

94,4%

21 SMA PP Terpadu Dr. Muhammad Nasir

94,2%

Sumber Data: Tata Usaha SMAN 1 Tigo Lurah

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Mutu Pendidikan di SMA Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena tentang yang dialami oleh subjek penelitian. Pendekatan penelitian menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati, pendekatan ini

(5)

5 diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh) (Moleong, 2010:4).

Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati bertujuan untuk menyumbangkan pengetahuan secara mendalam. Tipe penelitian deskriptif ini untuk menggambarkan keadaan yang terjadi melalui data yang didapatkan, tipe penelitian ini merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat (Moleong, 2010:7).

Proses yang dilakukan peneliti dalam melakukan observasi yaitu pada pagi hari sampai siang hari, dimana observasi peneliti gunakan untuk melihat tentang kegiatan pembelajaran di sekolah. Peneliti melakukan penelitian ini pada tanggal 03 November sampai pada bulan Desember 2017 guna untuk melengkapi data pembuatan skripsi.

Informan penelitian merupakan orang yang menguasai permasalahan

yang akan diteliti

(Moleong,2010:132). Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi

dan kondisi latar penelitian dan mengetahui apa faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan di SMAN 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok.

Informan penelitian diambil secara purposive sampling yaitu teknik menentukan sampel dari populasi dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal (Arikunto, 2010:33). Para informan dicari berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti dan pemeliti mengetahui identitas orang- orang yang pantas menjadi informan dan keberadaan mereka diketahui oleh peneliti. (Afrizal, 2008:66). Disini peneliti menimbang dan menentukan informan mana yang bisa dijadikan informan dalam penelitian agar sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang akan diteliti, yang sesuai dengan penggunaan teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian yang ditentukan, maka informan penelitian ini adalah sebanyak 12 orang guru SMA, 5 orang siswa, 1 orang wali murid dan 1 orang masyarakat sekitar lingkungan sekolah.

(6)

6 Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 2010:187). Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori dan menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono, 2012:224)

HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Mutu Pendidikan

1. Faktor Pendidik

Pengajar merupakan seseorang yang memberikan petunjuk kepada orang lain supaya mengerti atau paham akan sesuatu. Sebagai seorang pengajar guru hendaknya menguasai ilmu yang ditransferkan kepada peserta didik di sekolah. Guru

yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya atau guru yang dialihkan mata pelajarannya mempengaruhi akan tercapainya tujuan pendidikan.

Guru memiliki beberapa kompetensi pada kompetensi pedagogik yang meliputi pemahaman akan materi, misalnya pada mata pelajaran ekonomi yang diajarkan oleh guru bahasa inggris guru yang tidak sesuai dengan bidangnya tidak paham secara luas akan materi sehingga mereka berpatokan pada buku pada saat menerangkan pelajaran kepada murid- murid. Pada kompetensi sosial, guru tidak mampu berinteraksi dengan baik dengan para siswa di dalam kelas, mereka kurang mampu mendekatkan diri dengan siswa pada saat mengajar didepan kelas dikarenakan guru tersebut mengajarkan mata pelajaran yang bukan bidangnya sehingga guru harus lebih lagi mempersiapkan diri sebelum mengajar. Hal tersebut membuat para guru tidak profesional dalam mengajar, dikarenakan penguasaan akan materi pembelajaran yang akan diajarkan belum didalami secara lebih luas. Hal itu terlihat ketika proses belajar mengajar, dimana guru yang mengajar mata

(7)

7 pelajaran geografi merupakan guru tamatan dari pendidikan agama islam.

Ketika pada proses belajar mengajar guru tersebut hanya terfokus kepada buku pelajaran sehingga membuat guru kaku dalam menerangkan materi pelajaran sehingga siswa bosan dan tidak mengerti akan materi yang disampaikan oleh guru.

2. Faktor Peserta Didik

peserta didik adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan yang menyangkut fisik, perkembangan menyangkut psikis. siswa yang cara belajarnya tidak serius mengikuti pembelajaran karena keterbatasan buku yang ada disekolah seperti pada mata pelajaran umum, sehingga tidak semua siswa dapat memakai buku tersebut dan juga siswa tidak mengulangi pelajaran kembali di rumah atau tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar terlihat ketika mengulang pelajaran, ketika

masuknya pelajaran yang baru, siswa hanya diam. Pada saat belajar berlangsung, siswa masih banyak keluar masuk kelas dan asyik dengan kegiatan mereka di dalam kelas sehingga menyebabkan nilai mereka dapatkan di bawah KKM.

3. Faktor Sarana Prasarana Menurut Ketentuan Umum Permendiknas No. 24 Tahun 2007 yang dimaksud dengan sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah.

Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang dari kelancaran proses kegiatan belajar mengajar.

Diantara sarana dan prasarana itu adalah kelas, ruang laboratorium, perpustakaan, infokus dan komputer.

Manfaat sarana dan prasarana mempermudah siswa dan memberikan kenyaman kepada siswa dalam proses belajar mengajar.

Faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan disebabkan karena sarana penunjang pelajaran di sekolah kurang lengkap sehingga peserta didik tidak bisa mempraktikkan pelajaran secara maksimal. Pelajaran

(8)

8 komputer dan pelajaran ilmu pengetahuan alam lebih banyak mempraktekkan bila dibandingkan pelajaran lain. Guna praktek tersebut agar siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran dibandingkan konsep yang dijelaskan oleh guru.

4. Faktor Lingkungan

faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan di SMAN 1 Tigo Lurah karena lingkungan masyarakat yang berada disekitar sekolah tidak ikut serta dalam meningkatkan pendidikan karena masyarakat tidak menegur apabila siswa-siswi tidak ikut belajar dan melanggar tata tertib yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, dan masih terdapat masyarakat yang menjual rokok kepada siswa SMAN 1 Tigo Lurah pada saat jam pembelajaran berlangsung. Dan masih rendahnya kesadaran siswa-siswi akan pentingnya menuntut ilmu, yaitu terlihat pada saat belajar siswa banyak yang tidak mengikuti pembelajaran bahkan mereka sibuk berkeliaran di luar sekolah pada saat belajar dan ada juga yang tidak ikut belajar karena terlambat datang ke sekolah sehingga mereka bermain di warung-warung

yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

Dari penjelasan di atas maka teori yang dipakai yaitu teori kognitif yang diungkapkan oleh Bruner. Ia mengatakan bahwa belajar terjadi lebih ditentukan dengan cara seorang mengatur pesan dan informasi, bukan ditentukan oleh umur yang dapat mengubah pemahaman dan dapat bertingkah laku dengan baik. Teori ini menjelaskan perkembangan kognitif manusia diantaranya perkembangan intelektual dengan adanya kemajuan dalam menanggapi suatu rangsangan.

Apabila tenaga pendidik yang tidak sesuai dengan bidang ilmunya dalam mengajar membuat pembelajaran tidak akan efektif, hal itu dikarenakan guru tidak dapat leluasa dan paham akan pelajaran yang telah disampaikannya sehingga para siswa tidak mengerti karena guru yang mengajarkan kaku dalam pelajaran.

Apabila kurangnya motivasi dari siswa menyebabkan siswa minim akan ilmu pengetahuan karena tidak ada dorongan dari dalam diri untuk maju dan sukses. Sedangkan untuk alat pendidikan atau sarana prasarana yang kurang memadai atau terbatas juga

(9)

9 menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan karena tidak adanya daya tarik yang mendorong siswa cepat untuk menangkap pelajaran dengan baik.

Faktor lingkungan juga tidak mendukung, dimana masyarakat, pergaulan serta orang tua tidak peduli akan pendidikan anaknya. Hal ini terlihat ketika anak sekolah cabut tidak ada nasehat dari pihak setempat, mereka hanya melihat saja. Begitupun dengan pihak orang tua yang tidak dapat memenuhi penggilan sekolah demi pendidikan anaknya. Keempat faktor tersebut membuat hasil belajar siswa menjadi rendah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan di SMA Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan, diataranya faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan tersebut meliputi faktor pendidik, faktor peserta didik, faktor sarana prasarana, dan faktor lingkungan. Di SMA Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok masih

terdapat guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnya dikarenakan tidak ada guru bidang studi tersebut di SMA Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok sehingga guru yang mengajar tidak menguasai materi yang diajarkannya dan mengakibatkan tidak profesional guru dalam mengajar.

Faktor peserta didik diantaranya cara belajar siswa yang tidak serius mengikuti proses belajar mengajar, kedisiplinan siswa dalam mentaati aturan sekolah. Sedangkan kurangnya sarana prasarana di SMA N 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok tidak mencukupi sehingga siswa tidak termotivasi untuk mengikuti belajar dengan baik. Serta dalam faktor lingkungan sekolah, masyarakat sekitar dan orang tua kurang terjalin dengan baik dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMA Negeri 1 Tigo Lurah Kabupaten Solok .

(10)

10 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiningsih, Asri. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Hasbullah. 1996. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Banjarmasin: PT Raja Grafindo Persada.

Miles dan Huberman.1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Sage Publications.

Moleong, J, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan teknik analisis data adalah Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitiang ini