ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
DI PULAU JAWA
JURNAL ILMIAH
Disusun Oleh:
Rahma Wahyuningtias 155020101111079
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2019
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DI PULAU JAWA
Rahma Wahyuningtias, Devanto Shasta Pratomo Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Brawijaya
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Pulau Jawa. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Y), Produk Domestik Regional Bruto (X1), Upah Minimum Provinsi (X2), Pendidikan (X3), dan Rumah Tangga (X4). Dalam penelitian ini menggunakan data panel yang merupakan gabungan data time series dan cross section. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi linier berganda dengan menggunakan alat Eviews10.
Hasil penelitian menunjukkan pada nilai alpha 5% variabel Produk Domestik Regional Bruto, Pendidikan, dan Rumah Tangga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Variabel Upah Minimum Provinsi merupakan satu-satunya variabel yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja.
Kata Kunci: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Produk Domestik Regional Bruto, Upah Minimum Provinsi, Pendidikan, Rumah Tangga.
ABSTRACT
This research aims to analyze the factors that influence Labor Force Participation Rate (TPAK) in Java. Variables used in this research are Labor Force Participation Rate (Y), Gross Regional Domestic Product (X1), Provincial Minimum Wages (X2), Education (X3), and Households ( X4). This research using panel data which is a combination of time series and cross section data ¬.
The data analysis method used in this study is multiple linear analysis using the Eviews10 tool. The results showed that at alpha 5% the variables of Gross Regional Domestic Product, Education, and Household had a significant effect on Labor Force Participation Rates. The Provincial Minimum Wage is the only variable that does not have a significant effect on the Labor Force Participation Rate.
Keywords: Labor Force Participation Rate, Gross Regional Domestic Product, Provincial Minimum Wage, Education, Household.
A. PENDAHULUAN
Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Komposisi penduduk Indonesia terdiri atas berbagai kelompok umur, dimana piramida penduduk Indonesia menunjukkan pola piramida ekspansif. Piramida ekspansif yaitu piramida penduduk yang dicirikan dengan dominasi penduduk usia 0-4 tahun dan usia kerja (15-64 tahun).
Dominasi penduduk usia kerja dalam populasi, secara tidak langsung akan mendorong jumlah tenaga kerja. Sesuai dengan teori asumsi klasik yang di anut oleh Adam Smith dalam Subri (2003), Adam Smith menganggap bahwa penduduk merupakan faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran suatu bangsa. Alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu bagi pertumbuhan ekonomi. Sebagai salah satu syarat perlu bagi pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja dibutuhkan untuk mendorong peningkatan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, dalam hal ini provinsi, dapat diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Sesuai dengan data BPS, setiap tahunnya pada periode 2010-2018 PDRB masing-masing provinsi yang ada di pulau jawa mengalami kenaikan.
Salah satu upaya untuk mendorong tenaga kerja agar aktif dalam perekonomian adalah melalui kebijakan upah minimum. Setiap tenaga kerja yang bekerja, baik penuh waktu ataupun paruh waktu, akan menerima timbal balik atau balas jasa atas partisipasinya dalam kegiatan perekonomian dalam bentuk gaji/upah.
Selain upah minimum, pendidikan merupakan hal yang memiliki kaitan dengan tenaga kerja, yang pada akhirnya berpengaruh pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Tingkat pendidikan secara tidak langsung dijadikan sebagai dasar untuk menilai produktivitas dan kemampuan tenaga kerja dalam dunia kerja. Secara umum, biasanya terdapat kualifikasi pendidikan tertentu yang harus dipenuhi oleh para tenaga kerja sesuai dengan posisi dan peran yang diinginkan dalam perekonomian.
Tidak semua penduduk yang tergolong dalam usia kerja akan memilih untuk bekerja atau mencari pekerjaan, sebagian dari mereka akan mengurus rumah tangga. Menurut Badan Pusat Statistik (2019) mengurus rumah tangga adalah kegiatan seseorang yang memilih mengurus rumah tangga tanpa mendapatkan upah. Bertambahnya jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Semakin tinggi jumlah penduduk suatu wilayah maka akan semakin banyak juga jumlah orang yang mengurus rumah tangga.
Menurut Pitono (2002) dalam Munir (2016) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah/daerah. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sendiri merupakan rasio atau perbandingan antara jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja (bekerja ataupun sedang mencari pekerjaan) dengan total penduduk usia kerja
Pada tahun 2013, 5 dari 6 provinsi yang ada di Pulau Jawa mengalami penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dari tahun sebelumnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) DKI Jakarta mengalami penurunan mulai tahun 2013 sampai tahun 2015. Titik terendah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) DKI Jakarta berada pada tahun 2015 dengan nilai 66,39%. Penurunan pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dapat mengindikasikan penurunan besarnya prosentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah (Badan Pusat Statistik, 2018). Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan oleh Produk Domestik Regional Bruto mengalami kenaikan setiap tahunnya, dimana hal tersebut bertolak belakang dengan keadaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto belum mampu meningkatkan jumlah penduduk usia kerja yang aktif dalam suatu perekonomian. Stimulus melalui peningkatan kebijakan Upah Minimum Provinsi juga belum dapat meningkatkan angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di masing – masing provinsi di Pulau Jawa.
B. KAJIAN PUSTAKA Konsep Ketenagakerjaan
Definisi tenaga kerja menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 2, tenaga kerja adalah setiap orang (berusia 15-64 tahun) yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Menurut Simanjuntak (1998) dalam Prenggodani (2016) tenaga kerja merupakan jumlah orang yang bersedia menawarkan jasanya guna membantu terselesaikannya suatu proses produksi, tergantung kepada besarnya penyediaan atau penawaran tenaga kerja yang ada di dalam masyarakat.
Menurut Badan Pusat Statistik (2018) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan angka yang menggambarkan perbandingan angkatan kerja dengan penduduk dalam usia kerja. Selain itu, TPAK juga merupakan angka yang menggambarkan penyediaan atau penawaran tenaga kerja.
Berikut merupakan rumus perhitungan TPAK menurut Badan Pusat Statistik, yaitu:
Menurut Simanjuntak (1998) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Tenaga Kerja antara lain:
a. Jumlah Penduduk yang masih bersekolah
Semakin bertambahnya jumlah penduduk yang bersekolah, maka jumlah angkatan kerja semakin kecil yang selanjutnya berdampak pada TPAK yang juga semakin kecil. Penyediaan fasilitas pendidikan, kondisi dan penghasilan keluarga memberikan pengaruh pada jumlah penduduk yang memutuskan untuk bersekolah.
b. Jumlah Penduduk yang mengurus rumah tangga
Angka TPAK akan semakin kecil jumlahnya ketika semakin banyak tiap-tiap anggota keluarga yang mengurus rumah tangga.
c. Umur
Penduduk laki-laki terutama yang berumur 25-55 tahun umumnya dituntut menafkahi keluarganya sehingga TPAK relatif besar. Sedangkan penduduk yang berusia lebih dari 55 tahun cenderung menurunkan TPAK karena pada usia ini peroduktivitas kerja menururn dari adanya keputusan untuk pensiun.
d. Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi kualitas atau jenjang pendidikan individu, maka akan mebuat kesempatan bekerja semakin luas. Sehingga pada akhirnya TPAK akan cenderung mengalami kenaikan.
e. Upah
Semakin tinggi upah di pasar tenaga kerja, semakin banyak keputusan anggota yang tertarik masuk pasar kerja.
Produk Domestik Regional Bruto
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan dan digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran dan struktur ekonomi suatu daerah. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar dan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga.
Upah Minimum Provinsi
Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh Kabupaten/Kota di satu provinsi. Upah minimum ini ditetapkan oleh gubernur berdasarkan usulan atau rekomendasi Dewan penelitian pengupahan jaminan sosial provinsi (sekarang dewan pengupahan provinsi).
Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018) Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran pelatihan. Menurut Simanjuntak (1998), semakin tinggi suatu tingkat pendidikan individu, maka semakin besar alternatif individu tersebut untuk memperoleh pekerjaan. Sebagai contoh yaitu orang yang berpendidikan tinggi, mereka tidak akan memilih berdiam diri dan tinggal dirumah ataupun mengurus rumah tangga, tetapi cenderung masuk ke dalam pasar kerja karena mereka menganggap bahwa dunia kerja pasti membutuhkan tenaga kerja terdidik seperti mereka.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan menurut Solow tentang fungsi produksi agregat (Dornbusch, Fisher, dan Start, 2004) menyatakan bahwa output nasional (sebagai representasi dari pertumbuhan ekonomi disimbolkan dengan Y) merupakan fungsi dari modal (kapital = K) fisik, tenaga kerja (L) dan kemajuan teknologi yang dicapai (A).
Y = A, F (K,L) ………(1)
Menurut pendapat Simanjuntak (1998) menyatakan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja juga dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi. Program Pembangunan di satu pihak menuntut keterlibatan lebih banyak orang. Di pihak lain program pembangunan membutuhkan harapan-harapan baru.
Harapan untuk dapat ikut menikmati hasil pembangunan tersebut dinyatakan dalam peningkatan partisipasi kerja. Jadi semakin bertambah kegiatan ekonomi semakin besar Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja.
Teori Upah
Menurut Simanjuntak (1998) kenaikan upah mempengaruhi penyediaan tenaga kerja melalui dua daya saing berlawanan. Kenaikan upah di satu pihak meningkatkan pendapatan (income effect) yang cenderung untuk mengurangi TPAK. Dipihak lain, peningkatan upah membuat harga waktu menjadi relatif lebih mahal. Pekerjaan menjadi lebih menarik dan menggantikan waktu senggang (substitution effect). Dalam teori standar upah Mankiw (2011) menjelaskan bahwa peningkatan upah minimum ternyata akan meningkatkan jumlah pekerja.
Teori Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Menurut Subri (2003), salah satu masalah yang biasa muncul dalam bidang angkatan kerja adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja, pada suatu tingkat upah.
Ketidakseimbangan tersebut ketika penawaran yang lebih tinggi dibandingkan permintaan terhadap tenaga kerja maka yang terjadi adalah excess supply of labor.
Gambar 1
(a) Keseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja berada pada titik E dengan tingkat upah sebesar We. Pada tingkat upah keseimbangan We maka semua orang yang ingin bekerja telah dapat bekerja. Artinya tidak ada orang yang menganggur. Secara ideal keadan ini disebut full employment, dimana permintaan dan penawaran tenaga kerja mengalami keseimbangan.
(b) Pada kurva tersebut, jumlah penawaran tenaga kerja sebesar N2 dan permintaan tenaga kerja sebesar N1, pada tingkat upah sebesar W1. Excess supply of labor terjadi karena permintaan
Ne W
(a)
(DL) = demand labour
Jumlah Tenaga Kerja (SL) = supply labour E
We
W1
DL
SL
Excess Supply Of Labour
N2
N1
W
Jumlah Tenaga Kerja
(b)
W2
Excess Demand Of Labour
N3 N4
SL
DL
W
Jumlah Tenaga Kerja
(c)
tenaga kerja lebih rendah dibandingkan penawarannya, sehingga dalam hal ini terdapat tenaga kerja yang menganggur.
(c) Pada kurva tersebut, jumlah penawaran tenaga kerja sebesar N3 dan permintaan tenaga kerja sebesar N4, pada tingkat upah sebesar W2. Excess demand of labor terjadi karena permintaan tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan penawarannya. Kurva menunjukkan bahwa masih terdapat kesempatan kerja yang masih belum terisi oleh tenaga kerja.
C. METODE PENELITIAN Jenis Data dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Dalam penelitian ini akan menggunakan data panel yang merupakan gabungan dari data time series (runtutan waktu) dan cross section (data silang). Peneliti menggunakan periode waktu 2010 – 2018, hal tersebut dikarenakan dalam periode tersebut Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yang merupakan variabel independen dalam penelitian mengalami kecenderungan menurun.
Metode Analisis Regresi
Analisis regresi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih serta menunjukkan arah hubungan antara variable independen dengan variabel dependen yang digunakan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square dengan data panel dengan menggunakan alat eviews10.
Model Penelitian
Bentuk persamaan analisis regresi linear berganda menggunakan data panel dalam penelitian ini sebagai berikut:
D. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemilihan Model Regresi
Tabel 2 Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Test
Effect Test Prob
Cross-section F 0,0000
Cross-section Chi-square 0,0000 Sumber: Hasil Regresi Eviews 10, data diolah (2019)
Hasil Uji Chow menunjukkan bahwa nilai probabilitas Cross-section F dan Cross-section Chi- square < 0,05 atau signifikan dengan nilai 0,000. Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect Model terpilih sebagi model terbaik.
Tabel 3 Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects Test – Hausman Test
Test Summary Prob
Cross-section random 0,0000
Sumber: Hasil Regresi Eviews 10, data diolah (2019)
Hasil Uji Hausman menunjukkan bahwa nilai probabilitas Cross-section random < 0,05 atau signifikan dengan nilai 0,000. Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect Model terpilih sebagai model terbaik. Dikarenakan hasil Uji Chow dan Uji Hausman menunjukkan model terbaik adalah Fixed Effect, maka Uji Langrange Multiplier tidak perlu dilakukan.
Hasil Uji t, Uji F dan R2
Tabel 4 Hasil regresi Fixed Effect Model
Dependent Variable TPAK
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
PDRB -3,50E-06 1,69E-06 -2,066450 0,0447
WAGE 2,254320 1,806955 1,247579 0,2188
EDUCATION 38,13663 8,155487 4,676193 0,0000
HOUSEHOLD -23,59219 2,367623 -9,964503 0,0000
C 161,0991 17,54224 9,183498 0,0000
R-Squared 0,947791
Prob(F-Statistic) 0,000000
Sumber: Hasil Regresi Eviews 10, data diolah (2019)
Uji t atau Uji Parsial merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial atau pengaruh setiap variable independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil uji regresi Fixed Effect Model dengan tingkat kesalahan (nilai alpha) sebesar (5%) menunjukkan bahwa:
1. Variabel PDRB memiliki nilai probabilitas 0,0447 < 0,05. Maka kesimpulannya variabel PDRB memiliki pengaruh signifikan terhadap TPAK
2. Variabel WAGE memiliki nilai probabilitas 0,93437 > 0,05. Maka kesimpulannya variabel WAGE tidak berpengaruh signifikan terhadap TPAK
3. Variabel EDUCATION memiliki nilai probabilitas 0,0000 < 0,05. Maka kesimpulannya variabel EDUCATION memiliki pengaruh signifikan terhadap TPAK
4. Variabel HOUSEHOLD memiliki nilai probabilitas 0,0000 < 0,05. Maka kesimpulannya variabel HOUSEHOLD memiliki pengaruh signifikan terhadap TPAK
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan atau bersama- sama terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil regresi Fixed Effect Model sebelumnya, nilai prob (F-Statistic) sebesar 0,0000. Nilai prob (F-Statistic) lebih kecil dari nilai alpha 0,05, sehingga kesimpulannya variabel PDRB, WAGE, EDUCATION, dan HOUSEHOLD secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja).
Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Berdasarkan hasil regresi Fixed Effect Model sebelumnya, nilai R-Squared adalah sebesar 0,947791. Artinya variabel PDRB, WAGE, EDUCATION, dan HOUSEHOLD dapat menjelaskan variabel TPAK sebesar 0,947791 atau sebesar 94,7791%. Sedangkan sisa nilai R2 sebesar 0,052209 atau sebesar 5,2209% % dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian (error).
Tabel 5 Multikolinearitas
Correlation
PDRB WAGE EDUCATION HOUSEHOLD
PDRB 1,000000 0,389635 0,069055 0,639968
WAGE 0,389635 1,000000 0,704016 -0,146161
EDUCATION 0,069055 0,704016 1,000000 0,627607
HOUSEHOLD 0,639968 -0,146161 -0,627607 1,000000
Sumber: Hasil Regresi Eviews 10,data diolah (2019)
Berdasarkan Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai korelasi masing-masing variabel memiliki angka korelasi kurang dari 0,8. Artinya bahwa pada data penelitian ini tidak terjadi korelasi antar variabel independen yaitu PDRB, WAGE, EDUCATION dan HOUSEHOLD.
Tabel 6 Heteroskedastisitas
Dependent Variable TPAK
Total panel (balanced) observations 54
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
PDRB 2,55E-07 5,71E-07 0,447322 0,6566
WAGE -1,207336 1,211339 0,996695 0,3238
EDUCATION 2,224353 2,426090 0,916847 0,3637
HOUSEHOLD -0,217529 0,388708 0,559620 0,5783
C 5,691916 7,176038 0,793184 0,4315
R-Squared 0,133571
Prob(F-Statistic) 0,127390
Sumber: Hasil Regresi Eviews 10, data diolah (2019)
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa nilai Prob variabel PDRB sebesar 0,6566, variabel WAGE sebesar 0,3238, variabel EDUCATION sebesar 0,3637, dan variabel HOUSEHOLD sebesar 0,5783. Setiap variabel memiliki nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha 0,05, artinya hasil menunjukkan bahwa menerima H0 dan menolak H1, yang artinya tidak terdapat heteroskedastisitas.
Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test
F-statistic 1,973011 Prob. F (2,46) 0,1506
Obs*R-squared 4,187305 Prob. Chi Square(2) 0,1232
Sumber: Hasil Regresi Eviews10, data diolah (2019)
Berdasarkan hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Prob. Chi Square sebesar 0,1232 >
0,05. Maka keputusan yang diambil adalah menerima H0 dan menolak H1, artinya bahwa data tersebut tidak terdapat masalah autokorelasi.
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas Standarized Residuals Normality Test
Jarque-Bera 1,489628
Probability 0,474823
Sumber: Hasil Regresi Eviews10, data diolah (2019)
Berdasarkan hasil uji normalitas, nilai jaque bera sebesar 1,489628 dan probabilitas 0,474823, dimana nilai probabilitas 0,474823 > dari nilai alpha 0,05. Sehingga kesimpulannya menolak H0 dan menerima H1, data dalam penelitian ini terdistribusi normal.
Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Berdasarkan hasil regresi data panel menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel PDRB -3,50E-06 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0447. Artinya variabel PDRB memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan berpengaruh negatif. Kenaikan variabel Produk Domestik Regional Bruto sebesar 1% akan menurunkan variabel Tingkat Partisipasi angkatan kerja sebesar 3,50%. Hasil estimasi dalam penelitian ini bertolak belakang dengan Teori pertumbuhan Solow yang menyatakan bahwa, pertumbuhan ekonomi yang tinggi diduga membawa dampak peningkatan partisipasi tenaga kerja dalam perekonomian.
Adanya peran teknologi, yang sering diproksikan sebagai mesin, akan menggeser peran tenaga kerja. Oleh sebab itu jumlah tenaga kerja yang aktif lambat laun akan mengalami penurunan.
Selanjutnya hal yang terjadi adalah adanya pergeseran investasi yang lebih mengarah pada capital intensive dibandingkan labor intensive. Padahal mengingat jumlah penduduk tiap-tiap provinsi yang di dominasi oleh usia kerja, perekonomian yang bersifat labor intensive penting untuk meningkatkan partisipasi angkatan kerja agar aktif dalam perekonomian.
Faktor lain yang diduga mempengaruhi fluktuasi nilai TPAK adalah jumlah pengangguran yang meningkat. Adanya fluktuasi dalam jumlah pengagguran merupakan salah satu faktor yang menjadikan nilai PDRB menjadi turun. Pengangguran merupakan suatu permasalahan bagi perekonomian.
Meskipun angka pengangguran secara tidak langsung akan meningkatkan nilai partisipasi angkatan kerja, namun keberadaannya merupakan beban bagi perekonomian. Pengagguran dianggap sebagai beban karena dengan adanya pengangguran merupakan individu yang tidak mendapatkan pendapatan, yang selanjutnya akan menimbulkan kemiskinan dan berlanjut kepada permasalahan ekonomi dan sosial lainnya.
Pengaruh Upah Minimum Provinsi dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Berdasarkan hasil regresi data panel menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel 2,254320 dengan nilai probabilitas sebesar 0,2188. Nilai probabilitas 0,2188 > nilai alpha 0,05, artinya variabel upah memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan tidak berpengaruh positif. Kenaikan varaibel Upah Minimum Provinsi sebesar 1% belum tentu akan menaikkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebesar 0,05%. Maka hipotesis dalam penelitian ini tidak terbukti. Hasil estimasi menunjukkan tidak sesuai dengan teori standar upah Mankiw yang menjelaskan bahwa peningkatan upah minimum ternyata meningkatan jumlah pekerja.
Disisi lain, hasil estimasi ini sejalan dengan pendapat Simanjuntak (1998) bahwa kenaikan upah di satu pihak akan meningkatkan pendapatan (income effect) yang cenderung untuk menurunkan angka TPAK. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) juga dapat menjadi alasan saat upah mengalami kenaikan mengalami kenaikan maka TPAK akan cenderung turun. Jika dikaitkan dengan teori permintaan tenaga kerja dimana perusahaan akan mengurangi jumlah karyawan yang bekerja karena ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi beban upah karyawan yang semakin tinggi.
Pengaruh Rata-rata Lama Sekolah dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Berdasarkan hasil regresi data panel menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel 38,13663 dengan probabilitas sebesar 0,0000. Nilai probabilitas 0,0000 > nilai alpha 0,05, artinya variabel pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan dan berpengaruh positif.
Setiap kenaikan variable pendidikan sebesar 1% maka akan menaikkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Sebesar 38,136%. Hasil estimasi ini sesuai dengan Simanjuntak (1998) yang mengatakan bahwa semakin tinggi rata-rata jenjang pendidikan individu maka akan terbuka luas kesempatannya untuk bekerja.
Pengaruh Jumlah Orang Mengurus Rumah Tangga dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Berdasarkan hasil regresi data panel menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel -23,59219 dengan probabilitas 0,0000. Nilai probabilitas 0,0000 < nilai alpha 0,05, artinya Jumlah Orang Yang Mengurus rumah Tangga memiliki pegaruh yang sinifikan dan berpengaruh negatif. Kenaikan Jumlah Orang Jumlah Orang Yang Mengurus Rumah Tangga sebesar 1% akan menurunkan angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebsar 23,59%. Hasil estimasi ini sesuai dengan pendapat Simanjuntak (1998) bahwa salah satu faktor yang memengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah Jumlah Orang Yang Mengurus Rumah Tangga.
E. PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya mengenai pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Propinsi (UMP), Pendidikan dan Rumah Tangga terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Pulau Jawa, maka diperoleh kesimpulan antara lain:
1. Produk Domestik Regional Bruto memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Pulau Jawa.
2. Upah Minimum Provinsi memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Pulau Jawa.
3. Rata-rata lama sekolah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Pulau Jawa.
4. Jumlah Penduduk Yang Mengurus Rumah Tangga memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja yang ada di Pulau Jawa.
Saran
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya serta kesimpulan, maka hal perlu disarankan utuk penelitian selanjutnya adalah :
1. Perekonomian yang bersifat labor intensive dapat meningkatkan partisipasi penduduk usia kerja untuk aktif dalam perekonomian yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai TPAK. Pemerintah sebagai regulator dapat menyusun regulasi yang mengatur prosentase penggunaan teknologi dalam sebuah perusahaan, sehingga lebih banyak menggunakan tenaga kerja di bandingkan dengan menggunakan mesin.
2. Pemerintah diharapkan dapat menyusun dan merumuskan upah minimum yang berkeadilan bagi pelaku usaha (perusahaan) dan tenaga kerja. Besaran upah minimum tidak hanya pada kenaikan besarannya namun juga mempertimbangkan kesejahteraan dan daya beli tenaga kerja.
3. Peningkatan kualitas pendidikan penduduk salah satunya dapat dilakukan dengan penyederhanaan sistem pendidikan Indonesia yang masih rumit. Salah satunya adalah permasalahan mata pelajaran yang terlalu banyak yaitu dengan melakukan penjurusan atau pemilahan minat dan bakat siswa sejak pendidikan dasar. Sehingga siswa akan lebih mengerti kemampuan dan bakatnya. Selain itu bagi mahasiswa, pelatihan kerja merupakan sebuah bekal yang penting sehingga nantinya setelah menyelesaikan pendidikan mahasiswa tersebut memiliki bekal atau kemampuan yang cukup mengenai dunia kerja. Hal ini juga merupakan salah satu upaya pencegahan adanya peningkatan angka pengangguran terdidik.
4. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti selanjutnya disarankan menggunakan cakupan wilayah yang lebih luas dan data yang lebih spesifik.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini.
khususnya kepada Bapak Devanto Shasta Pratomo, SE. M.Si., Ph.D., selaku dosen pembimbing skripsi, serta Bapak Prof. Dr. M. Pudjihardjo, SE., MS., dan Bapak Shofwan, SE., M.Si. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran, dan kritik baik kepada penulis maupun penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih terhadap seluruh dosen dan staff pengajar di Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, Shocrotul Rohmatul. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta : Penerbit Salemba Empat Amalia, R., & Ratnasari, V. 2013. Pemetaan dan Pemodelan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (
TPAK ) Perempuan di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Model Probit, 2(2), 159–164.
https://media.neliti.com/media/publications/15996-ID-pemetaan-dan-pemodelan-tingkat- partisipasi-angkatan-kerja-tpak-perempuan-di-prov.pdf Diakses pada 11 Februari 2019
Anggraeni, Wulan. 2011. Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Investasi Asing (PMA) dan Ekspor Terhadap PDRB di DKI Jakarta Periode 1987-2009. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN%20ANGGRAENI- FEB.pdf Diakses pada 10 Mei 2019
Arfida. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Ghalia Indonesia
Azizah, Ismi. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Di Jawa Timur (Studi Kasus Sektor Agriculture, Manufacture, dan Service. Malang : Universitas Brawijaya
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2019. Kependudukan https://jateng.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekViewTab3 Di akses pada 20 Februari 2019
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 2019. PDRB Atsa Dasar Harga Kontan 2010 menurut Lapangan usaha (juta rupiah), 2010-2018 https://jateng.bps.go.id/statictable/2017/11/06/1683/- seri-2010-pdrb-jawa-tengah-atas-dasar-harga-konstan-2010-menurut-lapangan-usaha-juta- rupiah-2010---2018.html diakses pada 5 April 2019
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. 2019. PDRB Provinsi Jawa Timur Atas dasar Harga
Konstan 2010 menurut Lapangan Usaha tahun 2010-2016
https://jatim.bps.go.id/dynamictable/2017/07/05/35/pdrb-provinsi-jawa-timur-atas-dasar-harga- konstan-menurut-lapangan-usaha-tahun-2010-2016-milyar-rupiah-.html Diakses pada 10 Desember 2018
Badan Pusat Statistik SIRUSA. 2017. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=51 Diakses pada 12 Desember 2018 Badan Pusat Statistik. 2019. Data Nasional 2017 (Metode Baru) https://ipm.bps.go.id/data/nasional
Diakses pada 2 Maret 2019
Badan Pusat Statistik. 2018. Indikator Strategis Nasional.
https://www.bps.go.id/QuickMap?id=0000000000 Diakses pada 28 Desember 2018
Badan Pusat Statistik. 2019. Jumlah penduduk menurut provinsi di Indonesia tahun 2012-2017 https://jatim.bps.go.id/dynamictable/2018/03/08/371/jumlah-penduduk-menurut-provinsi-di- indonesia-2012---2017-ribu-jiwa-.html Diakses pada 24 Februari 2019
Badan Pusat Statistik. 2019. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Provinsi dan Jenis
Kegiatan Selama Semingga yang lalu, 2008-2018.
https://www.bps.go.id/statictable/2016/04/04/1907/penduduk-berumur-15-tahun-ke-atas-
menurut-provinsi-dan-jenis-kegiatan-selama-seminggu-yang-lalu-2008---2018.html Diakses pada 25 Januari 2019
Badan Pusat Statistik. 2018. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut provinsi tahun 2010 – 2017 https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/10/07/956/-seri- 2010-produk-domestik-regional-bruto-atas-dasar-harga-konstan-2010-menurut-provinsi-2010- 2017-miliar-rupiah-.html Diakses pada 22 Februari 2019
Badan Pusat Statistik. 2017. UMP Indonesia per provinsi tahun 2010 – 2016 https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/917 Diakses pada 24 Februari 2019
Berita Resmi Statistik. 2019. Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Triwulan ke-4 Tahun 2018.
https://jakarta.bps.go.id/ Diakses pada 13 Mei 2019
Berita Resmi Statistik. 2019. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2018.
https://jatim.bps.go.id/pressrelease/2019/02/06/1056/pertumbuhan-ekonomi-jawa-timur-tahun- 2018.html Diakses pada 13 Mei 2019
Satria, Dias. 2015. Analisis Regresi : Model Data Panel https://www.diassatria.com/analisis-regresi- model-data-panel/ Diakses pada 25 Februari 2019
Gujarati, Darmodar. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika. Buku 1, edisi ke-5. Jakarta : Karya Salemba Empat
Ikhsan, Munir. 2016. Analisis Pengaruh Penduduk Usia Kerja, Rata-rata lama sekolah dan upah minimum kerja Kabupaten Kota/Kota di Jawa Timur Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Malang : Universitas Brawijaya
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pendidikan. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Pendidikan Diakses pada 30 Januari 2019
Katadata. 2019. Pusat Ekonomi Nasional Masih di Jawa https://katadata.co.id/grafik/2019/02/13/pusat- ekonomi-nasional-masih-di-jawa Diakses pada 21 Mei 2019
International Labor Organisation (ILO). Kebijakan Upah Minimum Indonesia.2013.
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---ed_dialogue/---
actrav/documents/meetingdocument/wcms_210427.pdf Diakses pada 1 April 2019
Liu, D. C. 2014. The link between unemployment and labor force participation rates in Japan: A regional perspective. Japan and the World Economy, 30, 52–58.
https://doi.org/10.1016/j.japwor.2014.02.004 Diakses Pada 11 Februari 2019
Malik, Nazaruddin. 2013. Dinamika Pasar Tenaga Kerja Indonesia. Malang : Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang
Mankiw, N. Gregory. 2011. Makroekonomi. Edisi Keenam. Jakarta : Erlanggga
Mehrotra, S., & Parida, J. K. 2017. Why is the Labour Force Participation of Women Declining in India ? World Development, xx. https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2017.05.003 Diakses pada 19 februari 2019
Mulyadi, Subri. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Edisi : Pertama. Cetakan Pertama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Pratomo, D. S., Mahardika, P., & Saputra, A. 2016. KEBIJAKAN UPAH MINIMUM UNTUK PEREKONOMIAN YANG BERKEADILAN : TINJAUAN UUD 1945, (October 2011).
https://doi.org/10.21776/ub/JIAE/2016/005.02.6 Diakses pada 20 Februari 2019
Preggodani, Rindi Septian. 2016 Pengaruh PDRB, Upah Minimum, dan Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pada Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun 2007-2014 Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 2015. Ketentuan Tentang Upah Minimum Dalam PP Nomor
78 Tahun 2015. https://setkab.go.id/inilah-ketentuan-tentang-upah-minimum-dalam-pp-nomor- 78-tahun-2015/ di akses pada 8 Maret 2019
Simanjuntak, Pajaman J. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : LPFE- UI Sistem Informasi Dan Manajemen Data Dasar Regional. 2019. Penduduk 15 Ke Atas Yang termasuk
Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan.
https://simreg.bappenas.go.id/home/datatampil Diakses pada 4 Februari 2019 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ke-15. Bandung : Alfabeta
TimoutouNews. 2019. DATA UPDATE, Jumlah Penduduk Indonesia dan Dunia Tahun 2019.
https://tumoutounews.com/2019/01/27/data-update-jumlah-penduduk-indonesia-dan-dunia- tahun-2019/ Diakses pada 21 Mei 2019
TimoutouNews. 2019. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2018.
https://tumoutounews.com/2018/05/10/jumlah-penduduk-indonesia-tahun-2018/ Diakses pada 21 Mei 2019
Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2011. Pembangunan Ekonomi. Buku 1 : Edisi Kesebelas.
Jakarta : Erlangga
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 tentang Ketenagakerjaan. 2003. Jakarta:
Diperbanyak oleh International Labor Organisations
(ILO).https://www.ilo.org/dyn/natlex/docs/ELECTRONIC/64764/71554/F1102622842/IDN647 64.pdf Diakses pada 28 Desember 2019
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 30 tentang Ketenagakerjaan. 2003.
Jakarta: Diperbanyak oleh International Labor Organisations (ILO).https://www.ilo.org/dyn/natlex/docs/ELECTRONIC/64764/71554/F1102622842/IDN647 64.pdf Diakses pada 28 Desember 2019
Wkipedia. Jawa. https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa Diakses pada 22 Mei 2019
World Bank Data. Population of Indonesia.
https://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.TOTL?locations=ID&view=chart. Diakses pada 28 Desember 2018