• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS JURNAL PENELITIAN TERKAIT EKONOMI PEMBANGUNAN

N/A
N/A
MNM

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS JURNAL PENELITIAN TERKAIT EKONOMI PEMBANGUNAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS JURNAL PENELITIAN TERKAIT EKONOMI PEMBANGUNAN

Ahmad Fauzan (1901016126)

“MENGESTIMASI MOBILITAS PENDAPATAN ANTAR GENERASI DI INDONESIA”

Judul Jurnal : ESTIMATING INTERGENERATIONAL INCOME MOBILITY IN INDONESIA

Penulis : Muhammad Imam Adli, Gumilang Aryo Sahadewo Publikasi : Jurnal Ekonomi dan Pembangunan

(Indonesian Journal of Community Engagement) Volume : Vol. 31 No. 1 Tahun 2023

Tahun : 2023

A. PENDAHULUAN

Salah satu tantangan utama dalam pembangunan ekonomi adalah bagaimana menciptakan kesempatan yang setara bagi seluruh anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dari generasi ke generasi. Kesempatan yang setara ini dapat diukur dengan mobilitas pendapatan antargenerasi, yaitu seberapa besar pengaruh pendapatan orang tua terhadap pendapatan anak-anak mereka. Mobilitas pendapatan antargenerasi yang tinggi menunjukkan bahwa anak-anak memiliki peluang yang besar untuk mengubah status ekonomi mereka dari generasi sebelumnya, tanpa tergantung pada latar belakang keluarga mereka. Sebaliknya, mobilitas pendapatan antargenerasi yang rendah menunjukkan bahwa anak-anak memiliki peluang yang kecil untuk mengubah status ekonomi mereka dari generasi sebelumnya, dan cenderung mewarisi kemiskinan atau kekayaan dari orang tua mereka.

Mobilitas pendapatan antargenerasi memiliki implikasi yang luas bagi kebijakan publik, karena dapat mencerminkan efektivitas dan efisiensi pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya dan menyediakan pelayanan publik bagi masyarakat. Mobilitas pendapatan antargenerasi juga dapat mencerminkan kualitas dan kuantitas investasi dalam

(2)

modal manusia, seperti pendidikan, kesehatan, dan keterampilan. Mobilitas pendapatan antargenerasi juga dapat mencerminkan tingkat pertumbuhan ekonomi, ketimpangan, kemiskinan, dan kesejahteraan sosial dalam masyarakat.

Namun, meskipun penting, perkiraan mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia masih sangat jarang dan terbatas. Studi yang ada hanya berfokus pada aspek-aspek tertentu dari mobilitas pendapatan antargenerasi, seperti persistensi kemiskinan antargenerasi, hubungan antara investasi orang tua dan kemiskinan anak, atau perbandingan antara Indonesia dan negara-negara lain. Studi-studi ini juga menggunakan data yang kurang lengkap atau representatif, seperti data cross-section, data agregat, atau data regional. Studi- studi ini juga menggunakan metode yang kurang canggih atau robust, seperti metode deskriptif, metode non-parametrik, atau metode regresi linier sederhana.

Oleh karena itu, perlu dilakukan studi yang lebih komprehensif dan mendalam tentang mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia dari perspektif kebijakan publik. Studi ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih akurat dan relevan tentang mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia secara nasional dan subnasional. Studi ini juga diharapkan dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi kebijakan publik yang dapat meningkatkan mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia.

B. METODE PENELITIAN

Studi ini menggunakan data dari Survei Kehidupan Keluarga Indonesia (SKKI) dari tahun 1993-2014 untuk mengestimasi mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia. Data SKKI merupakan data panel yang panjang dan representatif yang mencakup informasi tentang karakteristik sosioekonomi rumah tangga dan individu di Indonesia. Studi ini hanya menggunakan sampel laki-laki yang memiliki informasi lengkap tentang pendapatan mereka sendiri dan ayah mereka. Studi ini juga hanya menggunakan sampel yang memiliki ayah biologis yang masih hidup pada saat survei dilakukan (Adli and Sahadewo 2023). Dengan demikian, studi ini hanya mengestimasi mobilitas pendapatan antargenerasi untuk pasangan ayah-anak laki-laki.

Studi ini menggunakan metode regresi linier sederhana untuk menghitung elastisitas pendapatan antargenerasi, yaitu korelasi antara logaritma pendapatan ayah dan logaritma pendapatan anak-anak mereka. Elastisitas pendapatan antargenerasi berkisar antara 0 sampai

(3)

1, di mana nilai yang lebih rendah menunjukkan mobilitas yang lebih tinggi, dan nilai yang lebih tinggi menunjukkan mobilitas yang lebih rendah. Nilai elastisitas pendapatan antargenerasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti struktur ekonomi, sistem politik, kebijakan publik, budaya sosial, dan lain-lain.

Studi ini juga melakukan analisis lebih lanjut tentang matriks mobilitas pendapatan, yaitu tabel kontingensi yang menunjukkan probabilitas individu berpindah dari kuartil pendapatan orang tua ke kuartil pendapatan anak-anak mereka. Matriks mobilitas pendapatan dapat memberikan gambaran yang lebih rinci tentang pola mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia.

C. KAJIAN TEORI

Ketimpangan peluang ekonomi menggambarkan bahwa anak-anak dari rumah tangga miskin dan kaya memiliki peluang yang berbeda untuk berhasil (Black dan Devereux 2011).

Salah satu ukuran ketimpangan peluang ekonomi yang banyak digunakan dalam literatur adalah tingkat mobilitas antargenerasi (Ueda, 2013). Mobilitas antargenerasi sendiri adalah hubungan antara status sosioekonomi orang tua dan anak-anak mereka, biasanya diukur dengan pendapatan. Memahami mobilitas antargenerasi penting karena memberikan implikasi kebijakan yang lebih luas tentang bagaimana pemerintah harus berinvestasi dalam modal manusia. Meskipun penting, perkiraan seperti itu untuk Indonesia hilang. Studi yang ada tentang dinamika ketimpangan pendapatan di Indonesia terbatas pada persistensi kemiskinan antargenerasi di antara rumah tangga miskin atau hubungan antara investasi orang tua dan kemiskinan anak di Jawa Timur (Pakpahan, Suryadarma, & Suryahadi, 2009;

Surachman & Hartoyo, 2015). Meskipun studi ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana kemiskinan ditularkan lintas generasi, studi ini tidak memberikan perkiraan mobilitas antargenerasi di seluruh ekonomi. Studi ini mengisi celah dalam literatur dengan memperkirakan mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia menggunakan elastisitas pendapatan antargenerasi.

(4)

D. HASIL DAN DISKUSI

Mobilitas pendapatan antargenerasi adalah suatu konsep yang mengukur seberapa besar pengaruh pendapatan orang tua terhadap pendapatan anak-anak mereka. Mobilitas pendapatan antargenerasi dapat dianggap sebagai salah satu indikator kesetaraan peluang dalam masyarakat, karena menunjukkan seberapa besar kemungkinan seseorang untuk meningkatkan atau menurunkan status ekonominya dari generasi sebelumnya. Mobilitas pendapatan antargenerasi juga dapat mencerminkan seberapa besar peran faktor-faktor seperti pendidikan, keterampilan, bakat, usaha, dan keberuntungan dalam menentukan kesuksesan seseorang (Dwi 2023; Kawinata et al. 2023).

Salah satu cara untuk mengukur mobilitas pendapatan antargenerasi adalah dengan menggunakan elastisitas pendapatan antargenerasi, yaitu korelasi antara logaritma pendapatan orang tua dan logaritma pendapatan anak-anak mereka. Elastisitas pendapatan antargenerasi berkisar antara 0 sampai 1, di mana nilai yang lebih rendah menunjukkan mobilitas yang lebih tinggi, dan nilai yang lebih tinggi menunjukkan mobilitas yang lebih rendah. Nilai elastisitas pendapatan antargenerasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti struktur ekonomi, sistem politik, kebijakan publik, budaya sosial, dan lain-lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Imam Adli dan Gumilang Aryo Sahadewo ini menggunakan data dari Survei Kehidupan Keluarga Indonesia (SKKI) dari tahun 1993-2014 untuk menghitung elastisitas pendapatan antargenerasi untuk pasangan ayah-anak laki-laki di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa elastisitas pendapatan antargenerasi untuk pasangan ayah-anak laki-laki di Indonesia berkisar antara 0,44 dan 0,50. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia lebih rendah mobilitasnya daripada Singapura tetapi lebih tinggi mobilitasnya daripada Malaysia. Analisis lebih lanjut tentang matriks mobilitas pendapatan menunjukkan mobilitas yang relatif rendah untuk individu- individu di kuartil pendapatan atas dan mobilitas yang sedang untuk individu-individu di kuartil pendapatan bawah.

Penelitian ini merupakan salah satu penelitian pertama yang mengestimasi mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia dengan menggunakan data panel yang panjang dan representatif. Penelitian ini juga memberikan kontribusi bagi pengembangan literatur tentang

(5)

mobilitas pendapatan antargenerasi di negara-negara berkembang, khususnya di Asia Tenggara. Namun, penelitian ini juga memiliki beberapa kelemahan dan keterbatasan, seperti (HENDRO n.d.; Sahadewo 2017):

1. Penelitian ini hanya mengestimasi mobilitas pendapatan antargenerasi untuk pasangan ayah-anak laki-laki, sehingga tidak dapat menggambarkan mobilitas pendapatan antargenerasi untuk pasangan ayah-anak perempuan atau pasangan ibu-anak laki-laki atau perempuan. Hal ini dapat menyebabkan bias gender dalam hasil estimasi.

2. Penelitian ini hanya menggunakan metode regresi linier sederhana untuk menghitung elastisitas pendapatan antargenerasi, sehingga tidak dapat memperhitungkan faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi mobilitas pendapatan antargenerasi, seperti heteroskedastisitas, endogenitas, atau non-linearitas. Hal ini dapat menyebabkan bias spesifikasi dalam hasil estimasi.

3. Penelitian ini hanya menggunakan data dari SKKI sebagai sumber data utama, sehingga tidak dapat membandingkan hasil estimasi dengan sumber data lain yang mungkin memiliki kualitas atau cakupan yang berbeda. Hal ini dapat menyebabkan bias pengukuran dalam hasil estimasi.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan yang dapat mengatasi kelemahan dan keterbatasan dari penelitian ini, seperti:

1. Menggunakan data dari sumber lain yang dapat melengkapi atau memperbaiki data dari SKKI, seperti data sensus, data administrasi, atau data survei lainnya.

2. Menggunakan metode-metode yang lebih canggih dan robust untuk mengestimasi elastisitas pendapatan antargenerasi, seperti metode instrumental variabel, metode regresi kuantil, metode non-parametrik, atau metode lainnya.

3. Menggunakan sampel yang lebih luas dan variatif untuk mengestimasi mobilitas pendapatan antargenerasi, seperti sampel yang mencakup pasangan ayah-anak perempuan, pasangan ibu-anak laki-laki atau perempuan, atau sampel yang mencakup berbagai kelompok sosial, etnis, agama, atau wilayah.

beberapa faktor yang mempengaruhi mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia (Sidqiy and Amar 2020) (Kawinata et al. 2023):

(6)

1. Pendidikan: Pendidikan yang baik dapat meningkatkan peluang mobilitas pendapatan antargenerasi, karena dapat membuka pintu untuk peluang pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan yang lebih tinggi. Sebaliknya, pendidikan yang rendah atau tidak merata dapat menghambat mobilitas pendapatan antargenerasi, karena dapat menimbulkan kesenjangan keterampilan dan kompetensi antara generasi.

2. Keberuntungan dan kesempatan: Faktor-faktor keberuntungan dan kesempatan juga dapat memengaruhi mobilitas pendapatan antargenerasi, karena dapat memberikan peluang atau tantangan yang tidak terduga bagi seseorang untuk meningkatkan atau menurunkan status ekonominya. Misalnya, peluang bisnis yang sukses, bantuan dari orang-orang yang berpengaruh, atau keadaan ekonomi yang menguntungkan dapat memfasilitasi mobilitas pendapatan antargenerasi naik. Sebaliknya, bencana alam, krisis ekonomi, atau konflik sosial dapat menghambat mobilitas pendapatan antargenerasi turun.

3. Struktur sosial dan kebijakan publik: Struktur sosial yang membatasi atau mendukung mobilitas pendapatan antargenerasi, serta kebijakan publik yang mendorong kesetaraan peluang, juga berperan penting. Struktur sosial dapat mencakup faktor- faktor seperti sistem kelas, sistem kasta, sistem patriarki, sistem rasial, atau sistem lainnya yang dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi seseorang berdasarkan identitas atau asal-usulnya. Kebijakan publik dapat mencakup faktor-faktor seperti kebijakan pendidikan, kebijakan fiskal, kebijakan sosial, kebijakan lingkungan, atau kebijakan lainnya yang dapat memberikan insentif atau disincentif bagi seseorang untuk meningkatkan atau menurunkan status ekonominya 12.

Implementasi kebijakan publik untuk meningkatkan mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia adalah sebuah proses yang kompleks dan membutuhkan koordinasi dan kolaborasi antara berbagai pihak, baik di tingkat pusat maupun daerah. Berdasarkan hasil pencarian web yang saya lakukan, berikut adalah beberapa contoh implementasi kebijakan publik tersebut di Indonesia:

1 https://nasional.kompas.com/read/2022/04/27/04000021/faktor-pendorong-mobilitas-penduduk 2https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/pengertian-mobilitas-antargenerasi-beserta-bentuknya- dalam- berbagai-bidang-20DI4KP89lU

(7)

a) Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi kelompok miskin dan rentan. Salah satu contoh implementasi kebijakan publik ini adalah Program Indonesia Pintar (PIP), yang merupakan program bantuan biaya pendidikan bagi siswa miskin dan rentan dari jenjang SD hingga SMA/SMK. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses, partisipasi, dan mutu pendidikan bagi siswa miskin dan rentan, serta mengurangi angka putus sekolah dan kemiskinan1. Program ini juga didukung oleh program lain seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Siswa Miskin (BSM), Beasiswa Unggulan, atau Program Indonesia Cerdas (PIC)2.

b) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan mengembangkan sektor-sektor yang memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah, dan mengurangi ketergantungan pada komoditas primer. Salah satu contoh implementasi kebijakan publik ini adalah Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang merupakan program stimulus fiskal untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian nasional. Program ini bertujuan untuk menjaga stabilitas makroekonomi, meningkatkan perlindungan sosial, mempercepat pemulihan sektor produktif, serta mendukung reformasi struktural.

E. KESIMPULAN DAN KRITIK

Jurnal ini merupakan salah satu penelitian pertama yang mengestimasi mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia dengan menggunakan data panel yang panjang dan representatif dari Survei Kehidupan Keluarga Indonesia (SKKI). Jurnal ini menggunakan metode regresi linier sederhana untuk menghitung elastisitas pendapatan antargenerasi, yang merupakan ukuran korelasi antara logaritma pendapatan orang tua dan logaritma pendapatan anak-anak mereka. Elastisitas pendapatan antargenerasi juga dianggap sebagai ukuran kesetaraan peluang.

Hasil estimasi dalam jurnal ini menunjukkan bahwa elastisitas pendapatan antargenerasi untuk pasangan ayah-anak laki-laki di Indonesia berkisar antara 0,44 dan 0,50. Dibandingkan

(8)

dengan negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia lebih rendah mobilitasnya daripada Singapura tetapi lebih tinggi mobilitasnya daripada Malaysia. Analisis lebih lanjut tentang matriks mobilitas pendapatan menunjukkan mobilitas yang relatif rendah untuk individu- individu di kuartil pendapatan atas dan mobilitas yang sedang untuk individu-individu di kuartil pendapatan bawah.

Jurnal ini juga memberikan kontribusi bagi pengembangan literatur tentang mobilitas pendapatan antargenerasi di negara-negara berkembang, khususnya di Asia Tenggara. Jurnal ini juga memberikan masukan dan rekomendasi bagi pemerintah Indonesia dalam merancang kebijakan publik yang dapat meningkatkan kesetaraan peluang dan mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia.

Berdasarkan jurnal Estimating Intergenerational Income Mobility in Indonesia” oleh Muhammad Imam Adli dan Gumilang Aryo Sahadewo, berikut adalah beberapa rekomendasi kebijakan publik yang diusulkan oleh jurnal ini untuk meningkatkan mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia 34:

1. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi kelompok miskin dan rentan, dengan memberikan bantuan biaya pendidikan, beasiswa, bantuan operasional sekolah, atau program lain yang dapat mengurangi beban ekonomi orang tua dan anak dalam menempuh pendidikan. Pendidikan yang baik dapat meningkatkan keterampilan, kompetensi, dan produktivitas pekerja, serta membuka peluang pekerjaan yang lebih baik dan berpenghasilan lebih tinggi123.

2. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan mengembangkan sektor-sektor yang memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah, dan mengurangi ketergantungan pada komoditas primer. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat meningkatkan pendapatan rata-rata masyarakat, serta mengurangi kesenjangan dan kemiskinan123. 3. Meningkatkan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin dan rentan, dengan

memberikan bantuan tunai, subsidi, asuransi, atau program lain yang dapat

3https://ekonomi.bisnis.com/read/20220222/98/1502618/rangkuman-data-perubahan-pola-mobilitas- masyarakat-indonesia-selama-pandemi

4http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1549906&val=1404&title=PENGARUH

%20TRANSFER%20MODAL%20MANUSIA%20ANTARGENERASI%20TERHADAP%20MOBILITAS

%20PENDAPATAN%20ANTARGENERASI%20DI%20INDONESIA

(9)

mengurangi risiko kemerosotan ekonomi akibat keadaan darurat, seperti bencana alam, krisis ekonomi, atau pandemi. Perlindungan sosial dapat meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan masyarakat, serta mencegah penularan kemiskinan antargenerasi5.

4. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, dengan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan efektivitas pelayanan publik. Tata kelola pemerintahan yang baik dapat meningkatkan kepercayaan dan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan, serta mengurangi praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang dapat merugikan kepentingan publik 6.

Daftar Pustaka

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Strategi Penataan Kebijakan Nasional, https://lan.go.id/wp- content/uploads/2021/03/JFAK-0005-PB-Strategi-Penataan-Kebijakan-Nasional.pdf

Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Republik Indonesia,

https://indonesia.go.id/kategori/editorial/3123/perlindungan-sosial-dan-peningkatan-sdm-jadi-prioritas?

lang=1

Kementerian Keuangan RI, “Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)”

Adli, Muhammad Imam, and Gumilang Aryo Sahadewo. 2023. “ESTIMATING INTERGENERATIONAL INCOME MOBILITY IN.” 31(1):11–12. doi: 10.55981/jep.2023.1014.

Dwi, Anugrah. 2023. “Mobilitas Sosial Antargenerasi Dan Faktor Yang Mempengaruhinya.” FISIP UMSU.

HENDRO. n.d. “Teguh Dartanto: Kelompok Pendapatan Menengah Atas, Tantangan Implikasi Kebijakan.”

FEB UI.

Kawinata, Michelle, Stephanie Djohan, Yohanes B. Kadarusman, and Alvin Desfiandi. 2023. “Assessing the Role of Education on Intergenerational Income Mobility: The Case of Indonesia.” Jurnal Ekonomi Indonesia 11(3):251–63. doi: 10.52813/jei.v11i3.179.

Sahadewo, Gumilang Aryo. 2017. “Estimasi Mobilitas Antargenerasi Di Indonesia MUHAMMAD IMAM ADLI, Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D.” 13(5):2011–14.

Sidqiy, Achmad, and Syamsul Amar. 2020. “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemerataan Pendapatan Di Indonesia.” Ecosains: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Pembangunan 9(1):48. doi:

10.24036/ecosains.11549957.00.

5https://lan.go.id/wp-content/uploads/2021/03/JFAK-0005-PB-Strategi-Penataan-Kebijakan-Nasional.pdf 6https://indonesia.go.id/kategori/editorial/3123/perlindungan-sosial-dan-peningkatan-sdm-jadi-prioritas?lang=1

(10)

https://ekonomi.bisnis.com/read/20220222/98/1502618/rangkuman-data-perubahan-pola-mobilitas-masyarakat- indonesia-selama-pandemi

http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1549906&val=1404&title=PENGARUH

%20TRANSFER%20MODAL%20MANUSIA%20ANTARGENERASI%20TERHADAP

%20MOBILITAS%20PENDAPATAN%20ANTARGENERASI%20DI%20INDONESIA

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut (Arsyad, 2013), berpendapat bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, motivasi