• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analisis Kandungan Cadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada Kawasan Ekosistem Air Panas Terujak Aceh Timur dengan Metode AAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Analisis Kandungan Cadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada Kawasan Ekosistem Air Panas Terujak Aceh Timur dengan Metode AAS"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan ISSN 2716-0963

Volume 5, Nomor 1, April 2023 e-ISSN 2716-1218

Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ 1

Analisis Kandungan Cadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada Kawasan Ekosistem Air Panas Terujak Aceh Timur dengan Metode AAS

Vivi Mardina1*, Fitriani1, Halimatussakdiah2, Desi Rahmadani1,danNurul Makhfirah1

1Program Studi Biologi Fakultas Teknik Universitas Samudra Jl. Meurandeh, Langsa Aceh 24416, Indonesia

2Program Studi Kimia Fakultas Teknik Universitas Samudra Jl. Meurandeh, Langsa Aceh 24416, Indonesia

* Corresponding author: vmardina@unsam.ac.id ABSTRAK

Gampong Terujak yang terletak di wilayah Aceh Timur memiliki sumber air panas yang dikunjungi/

dimanfaatkan oleh para wisatawan dan masyarakat setempat sebagai tempat rekreasi bersama keluarga, tempat merebus makanan (telur) serta tempat pemandian. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji logam berat yaitu kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) yang mungkin terkandung dalam sumber air panas Terujak.

Penelitian menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Adapun sampel air panas diambil dengan metode purposive sampling. Hasil yang diperoleh adalah logam Cd dan Pb yang terkandung dalam sumber air panas Terujak sebesar 0,0972 ppm dan 0,1587 ppm. Berdasarkan standar maksimum menteri kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih dan air minum maka kedua kadar logam tersebut melebihi ambang batas, sehingga sebaiknya tidak digunakan untuk air minum. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dasar untuk masyarakat dan pemerintah (daerah) untuk selalu menjaga dan melestarikan kearifan lokal sehingga meminimalkan terjadinya polusi.

Kata Kunci: Air Panas Terujak, Aceh Timur, Cadmium (Cd), Timbal (Pb) PENDAHULUAN

Indonesia menempati posisi keempat pada hal jumlah penduduk terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, India dan Cina [1]. Peningkatan jumlah penduduk tentu menuntut kebutuhan sumber air yang bersih. Kualitas sumber air bersih menurut Akhirul et al. [2] semakin menurun, yang dipengaruhi oleh akitivitas manusia yang mungkin dapat menghasilkan Limbah beracun dan berbahaya (B3).

Limbah B3 yaitu kelompok limbah logam berat [3] yang merupakan golongan limbah karsinogen, dapat menimbulkan keracunan pada manusia dengan tingkat kerusakan yang berbeda-beda tergantung dengan ketentuan dan karakteristiknya [4], [5]. Ada beberapa sumber limbah logam berat seperti dari limbah rumah tangga, pertanian, industri, atmosfer, perkotaan dan pertambangan [6], [7].

Limbah logam berat yang telah masuk kedalam tanah dan badan perairan dapat terus terlarut dan tidak dapat terdegradasi dengan baik secara biologis, fisika maupun kimia sehingga akibatnya

dapat menimbulkan ancaman berbahaya terhadap ekosistem [8], [9].

Proses masuknya limbah logam berat dapat secara biologis dengan cara diserap oleh biota- biota yang ada hidup di perairan. Contoh logam berat yang berbahaya akibatnya untuk kehidupan organisme adalah Arsenik (As), kromium (Cr), kadmium (Cd), merkuri (Hg) dan timbal (Pb) [10], [11]

Cd dikategorikan logam sangat berbahaya, dapat dijumpai pada tumpahan minyak di solar di perairan, cat perahu nelayan dan sampah [12].

Cd yang masuk ke perairan dapat berasal dari kegiatan rumah tangga, pertanian dan industri [10]

Adapun Pb merupakan salah satu golongan logam berat yang paling berbahaya terhadap kesehatan manusia [13]. Usman et al. [14]

melaporkan logam berat PB yang telah terakumulasi dalam perairan serta selanjutnya akan terakumulasi pada biota-biota yang hidup dalam perairan maka logam berat tersebut tidak

(2)

Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan ISSN 2716-0963

Volume 5, Nomor 1, April 2023 e-ISSN 2716-1218

Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ 2 dapat diekskresikan ke luar tubuh, sehingga akibatnya membayakan Kesehatan/ekosistem.

Sumber polusi timbal di perairan dapat berasal dari pengelasan kapal, cat yang terkandung timbal, dan bocoran bahan bakar dari kapal [10].

Gampong Terujak merupakan Gampong yang memiliki biodiversitas alami berupa sumber air panas. Umumnya nya sumber air banyak dimanfaatkan oleh para wisatawan sebagi tempat rekreasi bersama keluarga, dapat merebus makanan (telur) serta tempat pemandian atau merilekskan tubuh. Walaupun masih alami lokasi air panas Terujak, namun jumlah wisatawan dan aktivitas masyarakat setempat dapat mempengaruhi kualitas air panas Terujak. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud menyediakan informasi dasar kepada masyarakat mengenai ada tidaknya kandungan logam kadmium (Cd) dan timbal (Pb).

BAHAN DAN METODE Bahan

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Pengambilan sampel air panas dilakukan di Gampong Terujak, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Lokasi penelitian di desa Terujak, Aceh Timur

Peralatan yang digunakan adalah AAS (Atomic Absorption Spectrophoto meter), thermometer, botol sampel, alat tulis dan kamera. Adapun bahan utama yang digunakan adalah sampel air panas yang dikoleksi dari air panas Terujak, kecamatan Serbajadi, Aceh Timur, Aceh

Metode

Metode yang di gunakan untuk koleksi sampel pada penelitian ini yaitu metode purposive

sampling. Metode purposive sampling merupakan metode yang meninjau sesuatu dengan cara melihat terlebih dahulu (survei lokasi penelitian). Sampel pada penelitian ini diambil pada titik hilir yaitu tempat masyarakat melakukan kegiatan (pemandian, merebus telur, rekreasi keluarga).

Air panas yang dikoleksi pada botol sampel steril segera dibawa ke laboratorium menggunakan wadah sterofoam yang kondisinya dijaga pada 4oC. Analisis sampel dilakukan mengacu pada peraturan menteri kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih [13].

HASIL

Hasil kandungan logam Cd dan Pb pada penelitian ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai logam berat pada sampel sumber air panas Terujak

Parameter logam

Air panas Terujak

Kadar maksimum Menkes RI *

Keterangan

Cd 0,0972

ppm

0,005mg/L Melebihi ambang batas

Pb 0,1587

ppm

0,05mg/L Melebihi ambang batas

*Kadar maksimum yang diperbolehkan untuk persyaratan kualitas air bersih dan air minum Data yang diperoleh dari hasil pengujian menggunakan metode AAS menunjukkan bahwa logam berat Cd dan Pb yang terkandung dalam sumber air panas Gampong Terujak sebesar 0,0972 ppm dan 0,1587 ppm berturut-turut.

Adapun standar maksimum kandungan logam berat Cd dan Pb dalam persyaratan air bersih dan air minum menurut menteri kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 sebesar 0,005 mg/L dan 0,05mg/L masing-masing; sehingga dapat dinyatakan kandungan Cd dan Pb yang terdapat dalam sumber air panas Terujak melebihi ambang batas persyaratan kualitas air bersih dan air minum.

PEMBAHASAN

Data pada penelitian ini dibandingkan dengan standar persyaratan kualitas air bersih (peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990). Hasil yang diperoleh yaitu sumber air panas Gampong Terujak

(3)

Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan ISSN 2716-0963

Volume 5, Nomor 1, April 2023 e-ISSN 2716-1218

Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ 3 mengandung logam berat Cd dan Pb yang terlarut dalam air panas Terujak sebesar 0,0972 ppm dan 0,1587 ppm. Nilai logam berat Cd dan Pb yang ditemukan melebihi ambang batas.

Standar maksimum kandungan logam berat Cd dan Pb dalam persyaratan air bersih dan air minum menurut menteri kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 sebesar 0,005 mg/L dan 0,05mg/L. Adapun menurut peraturan PP No 82 Th 2001 Mengenai Kualitas Air, konsentrasi kadmium yang diizinkan terkandung dalam air adalah 0,01 mg/L; sehingga ditinjau dari peraturan ini, juga melebihi ambang batas.

Ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah

Menteri Kesehatan RI NO

492/MENKES/PER/2010 mengenai kandungan Pb dalam air yang diizinkan yaitu 0,1 mg/L, sehingga sampel yang diperiksa juga tidak memenuhi syarat standar untuk logam Pb.

Logam Cd diduga dapat berasal dari limbah plastik yang mungkin terdapat di tepian sumber mata air panas akibat dari aktivitas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Azhar et al. [12], logam Cd banyak berasal dari cat perahu, tumpahan solar di laut dan sampah plastik.

Pernyataan serupa juga dilaporkan oleh Pratiwi [10], terdapatnya Cd diperairan karena aktivitas manusia seperti pertanian, rumah tangga, dan industri. Toksisitas Cd lebih tinggi pada perairan yang memiliki salinitas rendah karena konsentrasi kation Cd yang bebas menurunkan terbentuknya molekul komplek organik dan anorganik dan lebih mudah masuk ke tubuh organisme.

Logam Cd juga terkandung pada pembakaran sampah, pengendapan logam kadmium di atmosfer [15]. Lebih jauh Yu et Al [16]

melaporkan logam Cd yang berada di sedimen dalam keadaan ion bebas dan berikatan ion karbonat, sangat mudah tersebar dan terserap oleh mikroorganisme yang hidup dalam perairan.

Akibatnya, logam Cd ini dalam jangka waktu yang lama akan terakumulasi dalam tubuh biota air dan dapat bersifat toksik serta dapat menimbulkan kematian bagi mikroorganisme yang cenderung sensitif [17].

Adapun logam Pb dapat berasal dari asap kendaraan bermotor, industri, dan limbah rumah tangga. Namun di kawasan ekowisata sumber air panas Terujak diduga adanya kadar Pb

karena dari asap kendaraan bermotor. Hal ini diyakini karena banyaknya para wisatawan atau masyarakat Gampong Terujak yang datang ke sumber air panas tersebut mengakses jalan ke sumber air panas tersebut dengan kendaraan bermotor. Gusnita [18] melaporkan asap dari kendaraan bermotor menyumbang sekitar 75%

dalam meningkatkan kadar PB. Apabila logam berat Pb terhirup oleh saluran pernafasan, makanan dan air maka dalam jangka waktu yang lama logam Pb dapat menimbulkan bioakumulasi dalam tubuh sehingga yang merusak kesehatan.

Logam berat yang telah terakumulasi dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan efek samping yang buruk pada kesehatan manusia, hal ini disebabkan karena logam berat yang telah terakumulasi dalam tubuh dapat memperlambat kerja enzim penting dalam tubuh sehingga akibatnya proses metabolisme dalam tubuh menjadi terhambat.

Keracunan Pb sangat berbahaya karena dapat merusak otak sehingga memperlambat IQ, sakit kepala, pusing, tidak bernafsu untuk makan, anemia dan dapat merusak janin [18].

KESIMPULAN

Nilai logam Cd dan Pb pada air panas Terujak adalah 0,0972 ppm dan 0,1587 ppm masing- masing. Nilai-nilai tersebut dikategorikan aman.

Masyarakat dapat memanfaatkan air panas Terujak untuk aktivitas rekreasi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini didukung finansial oleh DIPA Universitas Samudra dengan skema Penelitian Dasar Unggulan (081/UN54.6/PDU/2022)

.

REFERENSI

[1] Kurniawati, E dan Catur, S. (2021). Struktur Umur Penduduk terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 21(1): 41-58.

[2] Akhirul., Yelvida, W., Iswandi, U & Erianjoni.

2020. Dampak Negatif Pertumbuhan Penduduk terhadap Lingkungan dan Upaya Mengatasinya. Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan, 1(3): 76-84.

(4)

Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan ISSN 2716-0963

Volume 5, Nomor 1, April 2023 e-ISSN 2716-1218

Available online: https://ejurnalunsam.id/index.php/JQ 4 [3] Irhamni, S Pandia, E Purba and W Hasan.

2018. Heavy metal content in final disposal garbage site at Banda Aceh City. IOP Conf.

Series: Journal of Physics: Conf. Series 1116 (2018) 042014 hal: 1-5.

[4] Irhamni 2009 Applications of Phytoremediation in Metal Ion Allowance Chromium (Cr) Using Aquatic Plant (Typha latifolia) (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala).

[5] Tchounwou, P.B., Clement G Y , Anita K P , dan Dwayne J S. 2012. Heavy Metals Toxicity and the Environment. 101: 133–

164.

[6] Agbemafle R, Elsie Aggo S, Akutey O and Bentum JK (2019) Heavy metal concentrations in leachates and crops grown around waste dumpsites in Sekondi- Takoradi in the Western Region of Ghana.

Res. J. Environ. Toxicol., 14(1): 16–25. doi:

10.3923/rjet.2020.16.25.

[7] Nurhayati I., Vigiani S., Majid D. 2020.

Penurunan kadar besi (fe), kromium (cr), cod dan bod limbah cair laboratorium dengan pengenceran, koagulasi dan adsobsi. Ecotrophic, 4 (1): 74-87.

[8] Kasam, Rahmawati S, Iresha FM, Wacano D, Fauziah IF and Amrullah MA (2018) Evaluation of heavy metal exposure to soil and paddy plant around the closed municipal solid waste landfill: Case study at Gunung Tugel Landfill, Banyumas-Central Java. IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., 299(1): 9.

[9] Hoornweg D and Bhada-Tata P (2012) What a waste: a global review of solid waste management. In: What a waste, p.245, World bank group.

[10] Pratiwi D.Y. 2020. Dampak pencemaran logam berat (timbal, tembaga, merkuri, kadmium, krom) terhadap organisme perairan dan kesehatan manusia. Jurnal Akuatek, 1 (1): 59-65.

[11] Chen, R.; De Sherbinin, A.; Ye, C.; Shi, G.

China’s soil pollution: Farms on the frontline.

Science 2014, 344, 691.

[12] Azhar, H., Ita, W dan Jusup, S. 2012. Studi Kandungan Logam Berat Pb, Cu, Cd, Cr pada Kerang Simping (Amusium pleuronectes), Air Dan Sedimen Di Perairan Wedung, Demak serta Analisis Maximum

Tolerable Intake pada Manusia. Journal of Marine Researc, 1(2): 34-44.

[13] Siregar, S., Desi, K dan Muhammad, J.

2018. Karakteristik Hidrokimia Akibat Pengaruh Formasi Batuan pada Mata Air Panas Di Desa Wukirharjo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Journal of Technical Engineering: Piston, 1- 2: 41-46.

[14] Usman, A.F Budimawan dan Prastawa, B.

2015. Kandungan Logam Berat Pb-Cd dan Kualitas Air di Perairan Biringkassi, Bungoro, Pangkep. Jurnal Agrokompleks, 4(9): 103-107.

[15] Supriyanto C, Zainul Kamal, Saman. 2008.

Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Cu dan Cd Pada Ikan Air Tawar dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).

Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir, Yogyakarta.

[16] Yu, X., Y. Yana, W. Wang. 2011. The distribution and speciation of trace metals in surface sediments from the Pearl River Estuary and the Daya Bay, Southern China, Marine Pollution Bull., 60(8), 1364–137.

[17] Riani, E., 2012, Perubahan Iklim dan Kehidupan Akuatik Dampak pada Bioakumulasi Bahan Berbahaya Beracun dan Reproduksi. IPB Press, Bogor.

[18] Gusnita, D. 2012. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) Di Udara Dan Upaya Penghapusan Bensin Bertimbal. Jurnal berita dirgantara, Vol. 3(3): 95-101

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisa logam berat Pb pada kangkung air Ipomea aquatica F yang meliputi bagian batang, daun muda, daun tua, pada stasiun II air dari empat sampel menunjukkan kadar kandungan