• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kandungan Natrium Siklamat pada Manisan Pala Yang Diproduksi di Kota Tapaktuan Provinsi Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Kandungan Natrium Siklamat pada Manisan Pala Yang Diproduksi di Kota Tapaktuan Provinsi Aceh "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1073

Analisis Kandungan Natrium Siklamat pada Manisan Pala Yang Diproduksi di Kota Tapaktuan Provinsi Aceh

Elfariyanti1, Risnayanti2

1,2)Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh, Aceh, Indonesia Email: elfariyanti58@gmail.com

ABSTRAK

Natrium siklamat merupakan pemanis buatan yang familiar di tengah masyarakat karena mudah didapatkan dan harganya murah yang memiliki tingkat kemanisan 30 kali dari sukrosa. Menurut BPOM RI Nomor 4 Tahun 2014, batas penggunaan natrium siklamat pada manisan buah adalah sebesar 500 mg/Kg. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan natrium siklamat dalam manisan pala yang diproduksi di kota Tapaktuan provinsi Aceh. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Akafarma Banda Aceh menggunakan uji pengendapan dan gravimetri. Sampel dalam penelitian ini adalah masing-masing 5 manisan pala basah dan kering yang diproduksi oleh 5 produsen di kota Tapaktuan. Hasil penelitian didapatkan bahwa semua sampel manisan pala positif mengandung natrium siklamat. Manisan pala basah kadarnya berturut-turut sebesar 8.620 mg/Kg;

10.340 mg/Kg; 1.430 mg/Kg; 4.940 mg/Kg; dan 5.970 mg/Kg Berat Bahan, sedangkan manisan pala kering kadarnya berturut-turut sebesar 3.960 mg/Kg; 3.900 mg/Kg; 8.500 mg/Kg; 8.040 mg/Kg dan 2.750 mg/Kg Berat Bahan. Hal ini menunjukkan bahwa natrium siklamat yang ditambahkan dalam manisan pala melebihi ambang batas yang ditetapkan BPOM.

Kata Kunci : Manisan Pala, Tapaktuan, Natrium Siklamat, Gravimetri.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang tidak hanya kaya akan sumber daya alam dan budaya, tetapi juga kaya dengan beragam makanan dan minuman khas. Kuliner lezat Indonesia sudah dikenal hingga seluruh dunia dan diakui kelezatannya oleh wisatawan dari berbagai negara. Beberapa macam makanan khas Indonesia yang sudah dikenal yaitu Bika Ambon dari Medan Sumatera Utara, Rendang Padang dari Minangkabau, Getuk dari Jawa Tengah, Kue Putri Selat dari sumatera dan masih banyak lagi makanan khas lainnya (Puspita , 2013).

Salah satu makanan khas yang sudah banyak dikenal oleh masyarakatdi Aceh khususnya Aceh Selatan yaitu manisan pala. Proses pembuatannya dengan cara perendaman gula pasir, keadaan ini akan menghambat pertumbuhan mikroba perusak sehingga buah akan lebih tahan lama (Jamure, 2008).

Masyarakat mengolah pala menjadi manisan dengan rasa khas buah pala yang dicurigai mengandung pemanis buatan yaitu natrium siklamat karena memiliki rasa manis yang kuat. Penggunaan natrium siklamat pada produk makanan dan minuman sudah banyak dilakukan para produsen, salah satunya pada manisan buah. Seperti yang

(2)

1074

dilaporkan oleh Zulyana, (2015) dimana 7 manisan buah yang dijajakan di pasar Rame Medan mengandung natrium siklamat melebihi batas maksimum yang diperbolehkan.

Natrium siklamat adalah pemanis buatan yang familiar di tengah masyarakat karena mudah didapatkan dan harganya murah. Di Indonesia penggunaan pemanis buatan diatur penggunaanya melalui peraturan kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014. Batas penggunaan natrium siklamat dalam sirup dan buah dalam kemasan adalah 500 mg/kg (BPOM, 2014).

Natrium siklamat merupakan salah satu jenis pemanis buatan yang diizinkan, namun penggunaan natrium siklamat yang berlebihan dapat memicu terbentuknya kanker (Yuliarti,2007). Hasil metabolisme siklamat yaitu siklhoheksilamin bersifat karsinogenik.

Oleh karena itu, eksresi siklamat dalam urin dapat merangsang tumor dan mampu menyebabkan atropi yaitu pengecilan testikular dan kromosom. Pengkonsumsian siklamat dalan jumlah lebih akan mengakibatkan kanker kandung kemih. Selain itu, akan menyebabkan tumor paru hati dan limfa (Wati, dalam Nindita, 2017). Penelitian lain menyebutkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi yaitu terjadinya pengecilan testis dan kerusakan kromosom. Laporan lain juga menyatakan siklamat dan turunannya (sikloheksilamina) tidak bersifat karsinogenik, tetapi diduga bertindak sebagai pencetus tumor (Alsuhendra dkk dalam Nindita, 2017).

METODE PENELITIAN

Analisis kandungan Na-siklamat pada manisan pala dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif dilakukan dengan metode pengendapan, sedangkan analisis kuantitatif dengan metode gravimetri.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manisan pala yang diproduksi oleh 5 produsen di kota Tapaktuan provinsi Aceh, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masing-masing 5 manisan manisan pala basah dan kering. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara totally sampling.

Alat dan Bahan

Alat –alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker glass, cawan porselin, kertas saring, corong, gelas ukur, pipet ukur, pipet tetes, timbangan analitik, penangas air dan alat gelas lainnya.

Bahan-bahan yang digunakan adalah manisan pala kering dan pala basah, HCl 10%, BaCl2 10%, NaNO2, 10%, larutan baku siklamat dan aquades.

Prosedur Kerja 1. Analisa Kualitatif a) Preparasi sampel

Digerus sampel hingga halus, kemudian ditimbang sebanyak 50 g dan dimasukkan kedalam beker gelas, kemudian ditambahkan 100mL aquadest dan diaduk, dibiarkan

(3)

1075 selama 30 menit. Disaring larutan menggunakan kertas whatman berukuran 15 cm x 15 cm. Hasil saringan larutan tersebut digunakan untuk analisis (Hardisa, 2011).

b) Uji blanko

Ditimbang sebanyak 1 gram baku Na-siklamat dimasukkan kedalam beker gelas, kemudian ditambahkan 15 mL sampel dan 15 mL aquades. Kemudian ditambahkan 5 mL larutan HCl 10% dan 5 mL larutan BaCl2 10%, dibiarkan 30 menit. Disaring menggunakan kertas whatman berukuran 15 cm x 15 cm. Selanjutnya ke dalam larutan tadi dimasukkan5 mL NaNO2 10%. Dipanaskan diatas hotplate atau penangas air pada suhu sekitar 125-130

°С. Hasil yang didapat sekitar 20-30 menit setelah dipanaskan adalah endapan putih berarti sampel mengandung siklamat (Ramadhani, 2018).

c) Uji sampel

Sebanyak 15 mL sampel dimasukkan kedalam beker gelas, kemudian ditambahkan 15 mL aquades. Kemudian ditambahkan 5 mL larutan HCl 10% dan 5 mL larutan BaCl2 10%, dibiarkan 30 menit. Disaring menggunakan kertas whatman berukuran 15cm x 15 cm. Selanjutnya ke dalam larutan tadi dimasukkan5 mL NaNO2 10%.

Dipanaskan diatas hotplate atau penangas air pada suhu sekitar 125-130 °С. Hasil yang didapat sekitar 20-30 menit setelah dipanaskan adalah endapan putih berarti sampel mengandung siklamat (Ramadhani, 2018).

d) Penetapan Kadar Natrium Siklamat

Endapan yang terbentuk pada uji kualitatif selanjutnya dipisahkan dari filtratnya, dikeringkan didalam oven pada suhu 100°С, kemudian ditimbang untuk diukur beratnya secara gravimetri (Musiam, 2016). Adapun kadar Na-siklamat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

Kadar siklamat (%) =

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Kualitatif Natrium Siklamat

Uji kualitatif siklamat dilakukan dengan cara pengendapan, yakni untuk mengetahui adanya kandungan natrium siklamat pada manisan pala. Hasil uji kualitatif ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini.

(4)

1076

Tabel 1 Hasil Uji Kualitatif Siklamat pada manisan pala yang diproduksi di kota Tapaktuan.

No. Kode Sampel Hasil Reaksi (Sampel + BaCl2+ NaNO2)

Keterangan

1 B Endapan Putih Positif

2 BA Endapan Putih Positif

3 BB Endapan Putih Positif

4 BC Endapan Putih Positif

5 BD Endapan Putih Positif

6 BE Endapan Putih Positif

7 KA Endapan Putih Positif

8 KB Endapan Putih Positif

9 KC Endapan Putih Positif

10 KD Endapan Putih Positif

11 KE Endapan Putih Positif

Keterangan : B = Blanko

BA = Sampel Basah A

BB = Sampel Basah B

BC = Sampel Basah C

BD = Sampel Basah D

BE = Sampel Basah E

KA = Sampel Kering A

KB = Sampel Kering B

KC = Sampel Kering C

KD = Sampel Kering D

KE = Sampel Kering E

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa seluruh sampel manisan pala basah dan kering yang di uji menghasilkan endapan putih sesuai dengan endapan yang dihasilkan oleh blanko. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel positif mengandung natrium siklamat. Penambahan 10 mL HCl 10% dalam sampel berfungsi untuk mengasamkan larutan. Larutan dibuat dalam keadaan asam agar reaksi yang akan terjadi dapat lebih mudah bereaksi. Penambahan 10 mL BaCl2 10% berfungsi untuk mengendapkan pengotor-pengotor yang ada dalam larutan, Selanjutnya penambahan NaNO2 yang berfungsi untuk memutuskan ikatan sulfat dalam Na-siklamat,sedangkan gas nitrogen yang dihasilkan dari reaksi dapat diketahui dengan adanya bau yang menyengat ketika proses pemanasan diatas penangas. Reaksi yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini (Musiam, 2016).

(5)

1077

O Na

O

S

O

NH + Ba2+ + NO2-

NaO + BaSO4 (s) + N2(g)

Natrium Siklamat Natrium Glukonat Barium sulfat

Gambar 1. Reaksi Terbentuknya Endapan Barium Sulfat

Endapan barium sulfat yang dapat dianalogkan dengan besarnya siklamat yang ada. Ini dikarenakan dalam mekanismenya siklamat yang bereaksi sama dengan barium sulfat yang didapat. Dengan kata lain 1 mol siklamat sama dengan 1 mol barium sulfat (Rohman, 2010).

Pengujian ini dilakukan duplo (pengulangan sebanyak 2 kali) pada masing-masing sampel, hal ini bertujuan untuk memastikan dan menguatkan ada atau tidaknya siklamat di dalam sampel. Hasil positif natrium siklamat ini kemudian dilanjutkan dengan analisa kuantitatif menggunakan metode gravimetri.

Uji Kuantitatif Natrium Siklamat

Uji kuantitatif dilakukan pada sampel yang positif mengandung natrium siklamat, berikut adalah hasil uji kuantitatif natrium siklamat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil uji kuantitatif natrium siklamat pada manisan pala yang diproduksi di kota Tapaktuan

No. Kode Sampel

Berat endapan (BaSO4) (g)

Berat BaSO4

rata-rata (g)

Kadar Na.

Siklamat (%b/v)

Kadar Na. Siklamat (mg/Kg)

1 2

1 BA 0,154 0,146 0,150 0,862 8.620

2 BB 0,214 0,147 0,180 1,034 10.340

3 BC 0,026 0,025 0,025 0,143 1.430

4 BD 0,079 0,094 0,086 0,494 4.940

5 BE 0,103 0,105 0,104 0,597 5.970

6 KA 0,078 0,060 0,069 0,396 3.960

7 KB 0,078 0,058 0,068 0,390 3.900

8 KC 0,156 0,141 0,148 0,850 8.500

9 KD 0,130 0,150 0,140 0,804 8.040

10 KE 0,066 0,030 0,048 0,275 2.750

Uji kuantitatif ini bertujuan untuk menghitung kadar siklamat dalam manisan pala dengan cara endapan putih yang didapatkan pada saat uji kualitatif di keringkan dalam

(6)

1078

oven, kemudian ditimbang beratnya. Dari hasil yang didapatkan kadar natrium siklamat pada sampel manisan pala basah berturut-turut sebesar 8.620 mg/Kg;10.340 mg/K; 1.430 mg/Kg; 4.940 mg/Kg dan 5.970 mg/Kg berat bahan, sedangkan sampel manisan pala kering berturut-turut sebesar 3.960 mg/Kg; 3.900 mg/Kg;8.500 mg/Kg; 8.040 mg/Kg dan 2.750 mg/Kg berat bahan. Hal ini menunjukkan bahwa natrium siklamat yang ditambahkan dalam manisan pala kering dan pala basah melebihi ambang batas yang telah ditetapkan BPOM yaitu 500 mg/Kg berat bahan. Kemungkinan besar produsen manisan pala basah dan pala kering di kota Tapaktuan belum mengetahui batas kadar penggunaan pemanis natrium siklamat pada makanan. Untuk itu harus ada upaya pihak terkait dalam hal ini pihak BPOM untuk mengedukasi produsen khususnya dan masyarakat pada umumnya terkait penggunaan bahan tambahan pangan pada produk makanan khususnya pemanis buatan. Meskipun natrium siklamat adalah pemanis yang diperbolehkan untuk ditambahkan dalam makanan atau minuman, jika berlebihan dikonsumsi maka sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Dampak buruk yang dapat dirasakan adalah seperti sakit kepala, sakit perut hingga yang terparah kebotakan, kanker kandung kemih, dan kanker otak (Cahyadi, 2008).

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sampel manisan pala basah dan pala kering yang diproduksi dikota Tapaktuan semuanya positif mengandung natrium siklamat.

Adapun hasil yang didapatkan yaitu kadar natrium siklamat pada sampel manisan pala basah berturut-turut sebesar 8.620 mg/Kg ;10.340 mg/K; 1.430 mg/Kg; 4.940 mg/Kg dan 5.970 mg/Kg Berat Bahan, sedangkan sampel manisan pala kering berturut-turut sebesar 3.960 mg/Kg; 3.900 mg/Kg; 8.500 mg/Kg; 8.040 mg/Kg dan 2.750 mg/Kg Berat Bahan . Hal ini menunjukkan bahwa natrium siklamat yang ditambahkan dalam manisan pala melebihi ambang batas yang ditetapkan BPOM yaitu 500 mg/Kg Berat Bahan.

DAFTAR PUSTAKA

BPOM. 2014. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014.

Cahyadi, W. 2008. Analisa dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi II.

Jakarta: Bumi Aksara.

Jamure, 2008. Manisan Buah Pala. Diakses di http://eniz- jamure.blogspot.com/2008/II/tentang-manisan-palasefinisipengertian.htm?m=1 pada Tanggal 20 Desember 2018.

Hardisa, S. 2011. Identifikasi Siklamat Pada Kue Kering Dengan Reaksi Pengendapan.

Skripsi. Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara Medan.

(7)

1079 Musiam, S., Hamidah, M., dan Kumalasari, E.2016. Penetapan Kadar Siklamat Dalam Sirup Merah Yang Dijual Di Banjarmasin Utara. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1): 19- 25.

Nindita, P.F., Sudewi, Sri., dan Rotinsulu, H. 2017. Analisis Natrium Siklamat Pada Produk Olahan Kelapa Di Swalayan Kota Manado Menggunakan Metode Spektrofotometri Ultra Violet. Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT, 6(4):165-173.

Puspita A. 2013. Makanan Khas 34 Provinsi di Indonesia. Diakses di http://adeliapuspita.wordpress.com/2013/II/26/makanan-khas-34-provinsi-di- indonesia/ pada Tanggal 20 Desember 2018.

Rohman, A. 2007.Analisis Makanan. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Ramadhani N., Herlina., dan Utama, A,J,F. 2018. Penetapan Kadar Natrium Siklamat Pada Minuman Ringan Kemasan Dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, 4(1) : 7-12.

Yulianti N, 2007. Awas! Bahaya Di balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta. CV Andi offset.

Zulyana, J., Siagian, A., dan Ardiani, F. 2015. Analisis Penggunaan Sakarin dan Siklamat Pada Manisan Buah Yang Dijajakan Di Pasar Rame Medan. Diakses di repositori.usu.ac.id handle PDF.Pada tanggal 24 juli 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Minor criticisms of the book are that many of the captions do not indicate the sources of the photographs, though their position in the text sometimes suggests a context, and that in