• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebisingan Akibat Arus Lalu Lintas Pada SMP Negeri 1 Julok Aceh Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Kebisingan Akibat Arus Lalu Lintas Pada SMP Negeri 1 Julok Aceh Timur"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kebisingan Akibat Arus Lalu Lintas Pada SMP Negeri 1 Julok Aceh Timur

Syahrizal1, Nova Purnama Lisa2*, Nina Fahriana3

1,2,3 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Samudra, Langsa Indonesia

*Koresponden email: novapurnama@unsam.ac.id

Diterima : 28 Maret 2023 Disetujui : 15 April 2023

Abstract

Transportation is a movement or movement of both people and goods from a place of origin to a destination.

The transfer or movement of course uses a means of transportation in the form of a vehicle whose operation causes such as the sound of an engine coming out through the exhaust or the horn of the vehicle, which is a disturbance or pollution called noise. How to determine the noise status of classrooms based on predetermined zones and how solutions to ongoing noise levels can be reduced so that the teaching and learning process is not disturbed. The purpose of the study is to realize a tool to analyze noise levels in SMP Negeri 1 Julok, East Aceh Regency, determine the noise status of classrooms based on predetermined values to determine the noise level of the research results and determine noise solutions that take place so that the teaching and learning process is not disturbed. The research was conducted using quantitative methods. Conducted by direct survey to SMP Negeri 1 Julok. The results of the research are the noise level of the first location is 71.45 dB, the noise level of the second location is 69.10 dB, the noise level of the third location is 55.97 dB. From the conclusion that these three locations are noisy because they pass the provisions that have been determined based on the Decree of the Minister of the Environment No: Kep.

Men (48/MEN.LH/11/1996) the standard noise level for school areas and the like that is allowed is 55 dB.

Keywords: noise analysis, noise level, SMP Negeri 1 Julok, sound level meter.

Abstrak

Transportasi merupakan suatu pergerakan atau perpindahan baik orang maupun barang dari suatu tempat asal ke suatu tujuan. Perpindahan atau gerakan tersebut tentu saja menggunakan sarana pengangkutan berupa kendaraan yang pengoperasiannya menimbulkan seperti suara mesin yang keluar melalui knalpot maupun klakson kendaraan tersebut sudah merupakan suatu gangguan atau polusi yang disebut kebisingan.

Bagaimana menentukan status kebisingan ruang kelas berdasarkan zona yang telah ditentukan dan bagaimana solusi terhadap tingkat kebisingan yang berlangsung dapat dikurangi sehingga proses belajar mengajar tidak terganggu. Tujuan dari penelitian yaitu merealisasi alat untuk menganalisis tingkat kebisingan di SMP Negeri 1 Julok Kabupaten Aceh Timur, menentukan status kebisingan ruang kelas berdasarkan nilai yang telah di tentukan untuk menentukan tingkat kebisingan terhadap hasil penelitian dan menentukan solusi kebisingan yang berlangsung sehingga proses belajar mengajar tidak terganggu.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dilakukan dengan survei langsung ke SMP Negeri 1 Julok. Hasil dari penelitian yaitu tingkat kebisingan lokasi pertama 71,45 dB, tingkat kebisingan lokasi kedua 69,10 dB, tingkat kebisingan lokasi ketiga 55,97 dB. Dari kesimpulan ketiga lokasi ini bising karena melewati ketentuan yang telah di tentukan berdasarkan keputusan Menteri Lingkungan Hidup No:

Kep. Men (48/MEN.LH/11/1996) baku tingkat kebisingan untuk wilayah sekolah dan sejenisnya yang diizinkan yaitu sebesar 55 dB.

Kata Kunci : analisis kebisingan, tingkat kebisingan, SMP Negeri 1 Julok, sound level meter

1. Pendahuluan

Semakin tinggi pengguna jasa transportasi di wilayah perkotaan menyebabkan padatnya lalu lintas pada wilayah tersebut semakin meningkat. Tingginya intensitas kendaraan yang melintas di jalan raya kota tentunya mempunyai dampak lingkungan di sepanjang jalan yang dilewati kendaraan [13]. Transportasi merupakan suatu pergerakan atau perpindahan baik orang maupun barang dari suatu tempat asal ke suatu tujuan. Perpindahan atau gerakan tersebut tentu saja menggunakan sarana pengangkutan berupa kendaraan yang dalam pengoperasiannya menimbulkan suara-suara seperti suara mesin yang keluar melalui knalpot maupun klakson kendaraan tersebut sudah merupakan suatu gangguan atau polusi yang disebut kebisingan [12].

(2)

e-ISSN : 2541-1934

Jika dilihat dari kondisi eksisting SMP Negeri 1 Julok saat ini, maka perlu dilakukan penelitian mengenai tingkat kebisingan di bangunan RKB yang berdekatan dengan jalan raya. Sehingga dari penelitian ini dapat diketahui nilai tingkat kebisingan yang diterima saat proses belajar mengajar di SMP Negri 1 Julok. Apabila kebisingan yang terjadi sangat tinggi melebihi yang ditentukan Kementrian Negara Lingkungan Hidup (KLMNH) (1996) yaitu sebesar 55 dB [6]. Dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar, maka penelitian ini dapat memberikan rekomendasi pada SMP Negeri 1 Julok dalam hal mengurangi dampak kebisingan yang ditimbulkan, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih nyaman meskipun letak sekolah tersebut berdekatan dengan jalan raya.

Adapun tujuan dari pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Merealisasi alat untuk menganalisis tingkat kebisingan di SMP Negri 1 Julok Kabupaten Aceh Timur.

b. Menentukan status kebisingan ruang kelas berdasarkan nilai yang telah di tentukan untuk dapat menentukan tingkat kebisingan terhadap hasil penelitian.

c. Menentukan solusi terhadap kebisingan yang berlangsung guna meminimalisir kebisingan sehingga proses belajar mengajar tidak terganggu.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah dengan menganalisis kebisingan lalu lintas dengan rancangan cross sectional yang berlokasi di SMP Negeri 1 Julok, Kabupaten Aceh Timur.

Gambar 1. Denah lokasi penelitian kebisingan lalu lintas di SMP Negeri 1 Julok Sumber: Hasil Analisis (2022)

Observasi Awal

Tahap observasi dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian yaitu di SMP Negri 1 Julok, untuk mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Observasi dilakukan dengan menentukan titik-titik yang terpapar kebisingan dan diukur kebisingan yang terjadi pada titik tersebut dengan menggunakan alat SLM sehingga diketahui hasil intensitas kebisingannya dan dapat dilaksanakan penelitian lebih lanjut.

Penentuan lokasi pengambilan data

Persiapan selanjutnya dalam tahapan penelitian adalah menentukan lokasi pengambilan data.

Penentuan lokasi pengambilan data ini dilakukan dengan mengukur jarak sumber bising dengan beberapa ruang kelas, sehingga dapat dipastikan titik-titik lokasi yang akan diukur intensitas kebisingannya. Di

(3)

Gambar 2. Titik-titik lokasi pengambilan data penelitian Sumber: Hasil Analisis (2022)

Pengambilan data

1. Data primer, Langkah-langkah pengambilan data ini dilakukan dengan menggunakan sebuah SLM digital, yang diukur dengan tingkat tekanan bunyi sesaat dB (A) selama 10 menit, atau Leq (10 menit) untuk setiap pengukuran dan pembacaan hasil dilakukan setiap 5 detik. Sehingga didapat 120 dat a dalam setiap pengukuran 10 menit, pengambilan data tingkat kebisingan ini dilakukan selama 1 jam, untuk setiap jarak tertentu pada titiktitik lokasi.

2. Data sekunder diambil dengan cara menghitung banyaknya jumlah kendaraan yang melewati jalan pada lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Kabupaten Aceh Timur.

3. Hasil dan Pembahasan

Analisis ini dilakukan di SMP Negeri 1 Julok Kabupaten Aceh Timur. SMP Negeri 1 Julok merupakan salah satu sekolah di Aceh Timur yang lokasinya berada sekitar jalan raya Medan-Banda Aceh Provinsi Aceh. Di bawah ini merupakan gambar dan hasil analisis mengenai tingkat kebisingan yang terjadi di lingkungan sekolah. Titik lokasi analisis ini dibagi menjadi tiga titik di dalam lingkungan sekolah. Pada setiap lokasi analisis akan di ukur tingkat kebisingannya.

Gambar 3. Kondisi Exisisting Tampak Depan Sumber: Hasil Analisis (2022)

Zona 1

Zona 2

Zona 2

(4)

e-ISSN : 2541-1934

a. Pengukuran Kebisingan Lokasi Pertama

Gambar 4. Tingkat Kebisingan Lokasi Pertama Sumber: Hasil Analisis (2022)

Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat tingkat kebisingan pada lokasi pertama, rata-rata berdasarkan perhitungan selama 3 hari, Tingkat kebisingan tertinggi 72,29 dB, dan tingkat kebisingan terendahnya 70,93dB. Puncak kebisingan tertinggi terjadi pada durasi pukul 06:00 – 09:00 wib, hal ini ditandai dengan padatnya laju aktivitas masyarakat dan pengguna jalan yang melalui jalan lintas Banda Aceh – Medan.

b. Pengukuran Kebisingan lokasi Kedua

Gambar 5. Tingkat Kebisingan Lokasi Kedua Sumber: Hasil Analisis (2022)

Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat tingkat kebisingan pada lokasi pertama, rata-rata berdasarkan perhitungan selama 3 hari, Tingkat kebisingan tertinggi 69,21 dB pada puncak lalu lintas jalan raya di waktu siang hari.

c. Pengukuran Kebisingan LokasiKetiga

Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat tingkat kebisingan pada lokasi pertama, rata-rata berdasarkan perhitungan selama 3 hari, Tingkat kebisingan tertinggi 56,72dB. Tingkat kebisingan terendahnya 55,85dB.

Pengukuran yang dilakukan pada titik yang telah ditentukan, pada hari pertama dan kedua menunjukan tingkat kebisingan yang signifikan, berbeda pada hari ketiga dengan rata-rata tingkat kebisingan lebih rendah, seperti yang terlihat pada Gambar 7.

67 68 69 70 71 72 73 74

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Tingkat Kebisingan

06.00-09.00 10.00-11.00 11.00-17.00

67,5 68 68,5 69 69,5 70

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Tingkat Kebisingan

06.00-09.00 10.00-11.00 11.00-17.00

(5)

Gambar 6. Tingkat Kebisingan Lokasi Ketiga Sumber: Hasil Analisis (2022)

Gambar 7. Tingkat Kebisingan Pada 3 Lokasi Sumber: Hasil Analisis (2022)

Berdasarkan Gambar 7 dapat kita lihat tingkat kebisingan pada 3 Lokasi penelitian. Lokasi pertama berdasarkan perhitungan rata-rata yaitu 71,45dB, lokasi kedua 69,10, dan lokasi ketiga 55,97. Dari kesimpulan ke 3 lokasi ini dapat kita lihat bahwa ketiga lokasi ini melewati ketentuan yang telah di tentukan berdasarkan keputusan Menteri Lingkungan Hidup No: Kep. Men (48/MEN.LH/11/1996) baku tingkat kebisingan untuk wilayah sekolah dan sejenisnya yang diizinkan yaitu sebesar 55 dB.

d. Menentukan status kebisingan ruang kelas berdasarkan zona yang telah di tentukan

Hasil pengukuran pada lokasi ke 1, 2, dan 3 yang terbagi dalam 2 zonasi kebisingan, hasil pengukuran menunjukkan tingkat kebisingan ruang kelas pada zona 1 yang merupakan lokasi ke 1 dengan jarak dari sumber kebisingan 9 meter. Hasil pengukuran lokasi ke 2 dengan zona 1 berjarak 21,7 meter sedangkan dengan zona 2 berjarak 4 meter. Hasil pengukuran lokasi ke 3 dengan zona 1 berjarak 47,70 meter sedangkan dengan zona 2 berjarak 4 meter. Pada Gambar 8 dapat kita lihat bahwa jarak lokasi kebisingan dengan sumber kebisingan sangat dekat.

54,5 55 55,5 56 56,5 57 57,5

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3

Tingkat Kebisingan

06.00-09.00 10.00-11.00 11.00-17.00

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 3

Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga

(6)

e-ISSN : 2541-1934

Gambar 8. Hasil Pengukuran Sumber: Hasil Analisis (2022)

e. Solusi Terhadap Kebisingan dilingkungan Penelitian Berdasarkan Alami dan Buatan

Penghalang alami dan penghalang buatan, penghalang alami biasanya menggunakan kombinasitanaman dan gunukan tanah serta penghalang buatan terbuat dari berbagai bahan seperti tembok, kaca, alumunium, kayu, dan bahan lainnya yang diperuntukan sebagai alat yang digunakan untuk menurunkan tingkat kebisingan yang diakibatkan oleh lalu lintas. Dengan melindungi sumber bising dengan menunjukkan pepohonan yang ditanam didepan gedung sekolah SMP Negeri 1 Julok mampu mengurangi kebisingan dengan efektif, dan ramah lingkungan. Oleh karenanya penting untuk mempertimbangkan jenis, kerapatan, dan jarak tanam pohon.

Gambar 9. Ilustrasi Pengurangan Kebisingan Alami dan buatan Dengan Membuat Pagar dinding beton dan Pot Tanaman Perdu dan Penanaman Pohon Peneduh

Zona 1

Zona 2 Zona 3

(7)

f. Solusi Kebisingan Terhadap Ruang Kelas Belajar

Bentuk pengurangan kebisingan ruang kelas belajar berdasarkan respon terhadap ruang kelas belajar dengan menempelkan busa penyerap suara di dinding ruang kelas belajar dan menutupi ventilasi jendela dengan kaca, supaya tidak ada celah suara yang masuk ke ruangan kelas belajar.

Gambar 10. Potongan Dinding Pengurangan Kebisingan Sumber: Hasil Analisis, 2022

Gambar 11. Visualisasi Ruang Kelas dengan Penerapan Sistem Peredam Kebisingan Pada Ruang Kelas Belajar

Sumber : Hasil Analisis, 2022

4. Kesimpulan

Tingkat kebisingan pada setiap lokasi penelitian berbeda-beda lokasi Pertama pada hari pertama yaitu 70,87 dB, hari kedua 71,93 dB dan hari ketiga pada penelitian ini yaitu 71,55 dB, rata-rata tingkat kebisingan pada lokasi pertama yaitu 71,45 dB. Tingkat kebisingan pada lokasi kedua hari pertama yaitu 69,11 dB, hari kedua 69,51 dB dan hari ketiga pada penelitian ini yaitu 68,70 dB, berdasarkan tingkat kebisingan rata-rata 59,10 dB dilokasi kedua. Tingkat kebisingan pada lokasi ketiga hari pertama yaitu 55,40 dB, hari kedua 55,92 dB dan hari ketiga pada penelitian ini yaitu 56,60 dB, berdasarkan tingkat kebisingan rata-rata 55,97 dB. Dari kesimpulan ke 3 lokasi ini dapat kita lihat bahwa ketiga lokasi ini melewati ketentuan yang telah di tentukan berdasarkan keputusan Menteri Lingkungan Hidup No: Kep.

Men (48/MEN.LH/11/1996) dengan tingkat kebisingan untuk wilayah sekolah dan sejenisnya yang diizinkan yaitu sebesar 55 dB.

Status zona kebisingan dengan lokasi penelitian berdasarkan jarak dari lalu lintas, dengan membagi menjadi 3 lokasi yaitu. Lokasi pertama 9 meter dari jalan lalu lintas, Lokasi ke dua 21,70 meter dan Lokasi ke tiga 47,70 meter. Peneliti melihat tingkat kebisingan dari setiap lokasi bereda-beda. Didapatkan hasil semakin jauh dari jalan lalu lintas tingkat kebisingan semakin kecil.

Beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kebisingan yaitu dengan menanam pohon dilingkungan sekolah, membuat pagar sekolah yang sedikit lebih tinggi, membuat pagar

(8)

e-ISSN : 2541-1934

pot tanaman, membuat tanggul gundukan tanah, menutup ruangan saat proses belajar, dan memasang busa peredam suara disetiap ruang kelas belajar yang dekat dengan jalan lalu lintas.

5. Daftar Pustaka

[1] Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Timur, 2020. Aceh Timur dalam angka 2020. Kabupaten Aceh Timur. BPS Aceh Timur.

[2] Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerajaan Umum, 2005, Mitigasi Dampak Kebisingan Akibat Lalu Lintas Jalan, Departemen Pekerjaan Umum RI, Jakarta

[3] D. Rusjadi, TE dan M. R. Palupi, “Kajian Metode Sampling Pengukuran Kebisingan,” J.

Standardisasi, Vol. 13, No. 3, Hal. 176 - 183, 2011.

[4] R. Heriati, “Analisis Tingkat Kebisingan Jalan Raya Dan Konsentrasi Belajar Pada Siswa Di Sekolah Dasar Negeri 060891 Kecamatan Medan Baru Kota Medan Tahun 2018,” Skripsi, Universitas Sumatera Utara, 2018.

[5] Kementerian Tenaga Kerja RI, 1999. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP – 51 / MEN / I999 tentang Nilai Ambang batas Faktor Fisika di Tempat Kerja. Menteri Tenaga Kerja RI, 6.

[6] Menteri negara Lingkungan Hidup.1996. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor:

Kep-48/Menlh/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan.

[7] Nasional, B. S. 2009. Standar Nasional Indonesia. Legume-Based Fermented Foods, 95–40.

[8] R. Dodi, Konsep Dasar Akustik Untuk Pengendalian Kebisingan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015.

[9] SNI 03-6386-2000 Spesifikasi tingkat Bunyi dan Waktu Dengung Dalam Bangunan Gedung dan perumahan (Kriteria desain yang direkomendasikan).2000

[10] S. Djalante, “Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan Alat pemberi Isyarat Lalu Lintas (APIL) (Studi kasus: Simpang Ade Swalayan),” J. SMARTek, Vol. 8, No. 4, Hal. 280–

300, 2010.

[11] F. Sam, “Studi Model Hubungan Karakteristik Lalu Lintas Dengan Tingkat Kebisingan Kendaraan Pada Ruas Jalan Tol Ir . Sutami Makassar,” Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, 2012.

[12] M. F. Setiawan, “Tingkat Kebisingan Pada Perumahan Di Perkotaan,” J. Teknik Sipil Dan Perencanaan, Vol. 12, No. 2, Hal. 191–201, 2010. https://doi.org/10.15294/jtsp.v12i2.1351

[13] R. Sriyani, R. M. Rachman, F. R. Rustan, dan V. Asria, “Analisis Besaran Tingkat Kebisingan Lalulintas pada Jalan M. T. Haryono - Ahmad Yani Kota Kendari (Studi Kasus : Ade Swalayan – Central Gym),” STABILITA (Jurnal Ilmiah Teknik Sipil), Vol. 7, No. 3, Hal. 307–318, 2019.

[14] A. H. Wafiroh, “Pengukuran Tingkat Kebisingan di Lingkungan SMPN 2 Jember,” Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember, 2013.

[15] I. K. Wardika, I. G. P. Suparsa, dan D. M. P. Wedagama, “Analisis Kebisingan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Arteri (Studi Kasus Jalan Prof. Dr. IB. Mantra Pada KM 15 s/d KM 16),” J. Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Vol. 1, No. 1, Hal. 1–8, 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Jika Anda ingin belajar membuat partisi sendiri dengan langkah hati-hati, penulis menyarankan Anda memindahkan ke pilihan Create Custom Layout, sehingga Anda