• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI CABAI DI DESA CURIO KECAMATAN CURIO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI CABAI DI DESA CURIO KECAMATAN CURIO "

Copied!
94
0
0

Teks penuh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis pendapatan dan margin keuntungan serta kelayakan finansial budidaya cabai di Desa Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Populasi dalam penelitian ini adalah petani cabai di Desa Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang yang berjumlah 101 orang. Hasil survei menunjukkan pendapatan petani cabai di Desa Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang Rp per tahun dan NPM sebesar 89,93%.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Kegunaan Penelitian

Kabupaten Enrekang saat ini menjadi salah satu daerah potensial untuk pengembangan produksi komoditas cabai di Sulawesi Selatan. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Cabai di Desa Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang”. Bagaimana menganalisis pendapatan dan margin keuntungan usahatani cabai di Desa Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.

Tabel 1. Produksi Cabai Kabupaten Enrekang
Tabel 1. Produksi Cabai Kabupaten Enrekang

TINJAUAN PUSTAKA

Usahatani Cabai

Petani akan mulai memanen 60 hari setelah tanam dan dapat berlanjut hingga 14 bulan jika dilakukan perawatan intensif saat panen. Cabai rawit dapat ditanam kapan saja, namun sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan dan awal musim kemarau agar tingkat pertumbuhannya tinggi.

Profitabilitas (Pendapatan)

  • Penerimaan
  • Profit Margin

Pendapatan petani cabai keriting dalam satu musim tanam adalah Rp dengan rata-rata Rp ha. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Besarnya biaya, pendapatan dan pendapatan usahatani cabai merah per hektar per musim tanam di Desa Maparah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Biaya usahatani cabai merah di Desa Maparah Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis rata-rata Rp.

Kerangka Pemikiran

Sedangkan penilaian hipotesis menunjukkan R/C Ratio > 1 yaitu 2,79 dan uji t menunjukkan hasil yang signifikan. Demikian pula dengan budidaya cabai merah di Kecamatan Panjatan yang layak untuk dibudidayakan. Besar kecilnya pendapatan yang diterima petani dari kegiatan usahataninya mempunyai pengaruh yang besar terhadap besarnya biaya yang dikeluarkan (biaya produksi) dan pendapatan yang diterima petani dalam satu kali musim panen. Dalam penelitian ini biaya produksi yang dikeluarkan meliputi biaya tetap dan biaya variabel, biaya tetap berupa penyusutan peralatan, sedangkan biaya variabel berupa biaya benih dan tenaga kerja.

Sedangkan pendapatan yang digunakan adalah total nilai hasil usahatani cabai yang diterima petani yang dapat dikalikan dengan jumlah produksi dan harga jual produk/kilogram (kg) yang terjadi selama penelitian. Pendapatan merupakan selisih antara upah petani dengan biaya produksi pertanian atas kegiatan pertanian pada musim panen. Hal ini penting dilakukan agar suatu usaha yang dirintis atau dikembangkan terhindar dari kerugian.

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Teknik Penentuan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Defenisi Operasional

Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka-angka, dalam hal ini adalah data produksi dan pendapatan petani cabai di Desa Curio. Dalam hal ini penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata atau jenis data yang diukur dan dihitung secara langsung dalam bentuk informasi atau interpretasi yang dinyatakan dalam angka atau dalam bentuk angka. Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap responden (wawancara dan kuesioner), tetapi juga dapat digunakan untuk mencatat berbagai fenomena yang terjadi (situasi, keadaan).

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data dan peneliti kepada narasumber atau sumber data. 37 Penelitian ini menggunakan analisis profitabilitas sebagai berikut: Net Profit Margin (NPM) menurut Agus R Sartono dengan rumus. Jika Net Profit Margin > 5% Maka terima Ha tolak Ho Jika Net Profit Margin < 5% Maka terima Ho tolak keterangan Ha.

Rasio B/C merupakan perbandingan pendapatan terhadap biaya yang digunakan untuk merealisasikan rencana pendirian dan pengoperasian suatu usaha untuk melihat manfaatnya. Pendapatan pertanian adalah produksi cabai yang dihasilkan dalam satu musim tanam dikalikan dengan harga yang diperoleh petani. Total biaya adalah penjumlahan biaya variabel dan biaya tetap per usahatani cabai dan dihitung dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya tetap merupakan biaya yang tidak habis digunakan dalam satu proses produksi selama satu tahun dan dihitung dalam satuan rupiah (Rp).

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Keadaan Geografis

  • Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
  • Usia
  • Pendidikan

Jumlah penduduk di Desa Curio Sapo Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang pada tahun 2017 berjumlah 2428 jiwa yang tersebar di seluruh desa, jumlah penduduk perempuan melebihi jumlah penduduk laki-laki yaitu 1212 laki-laki dan 1216 perempuan. Jumlah penduduknya 2.428 jiwa, terdiri dari 1.212 laki-laki dan 1.216 perempuan, semuanya terbagi dalam berbagai usia, mulai dari usia 1-20 tahun hingga usia 70 tahun ke atas. Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan, yang berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.

Secara lengkap jenis dan jumlah mata pencaharian penduduk Desa Curio dapat dilihat pada Tabel 5. Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk Desa Curio terbesar adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 695 orang dan disusul oleh sektor pertanian sebanyak 449 orang. . rakyat. Hal ini didukung dengan potensi Desa Curio yang terletak di kawasan perkebunan. Kemudian pada sektor pamong praja sebanyak 135 orang, dan terendah pada sektor mata pencaharian industri rumahan sebanyak 8 orang.

Berbagai mata pencaharian lain yang dikembangkan oleh masyarakat Desa Curio antara lain sebagai berikut. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk suatu daerah maka semakin tinggi pula tingkat kemajuan atau pengetahuan teknologi daerah tersebut dan sebaliknya semakin banyak penduduk yang berpendidikan rendah maka semakin lambat tingkat kemajuan daerah tersebut. 45 Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Curio adalah 106 orang dengan gelar sarjana, 37 orang dengan Diploma 3, 190 orang dengan SLTA, 155 orang dengan SLTA, 237 orang yang berpendidikan SD.

Dengan demikian terlihat bahwa tingkat pendidikan penduduk desa Curio pada umumnya berpendidikan tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan di daerah ini cukup baik.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Curio
Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Curio

Sejarah Berdirinya Usahatani

Identitas Responden

  • Tingkat Umur
  • Tingkat Pendidikan Responden
  • Pengalaman Usahatani
  • Luas Lahan
  • Jumlah Tanggungan Keluarga

Terlihat jumlah responden terkecil terdapat pada kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 2 responden atau sebesar 10% dan terbanyak pada kelompok umur >52 tahun sebanyak 7 responden atau sebesar 35%, hal ini menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini mempunyai tingkat umur yang berbeda-beda, namun tingkat umur tersebut diperuntukkan bagi petani pada usia produktif. Terlihat bahwa responden yang mempunyai tingkat pendidikan paling tinggi adalah SD sebanyak 15 responden atau 75% dan responden yang mempunyai tingkat pendidikan paling rendah adalah SMA sebanyak 2 responden atau 10%. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan responden dinilai cukup untuk menerima dan menyerap sejumlah informasi baik dalam mengembangkan usaha sendiri serta mempunyai kemampuan membaca, menulis dan berhitung, walaupun ada juga yang tidak mempunyai tingkat pendidikan namun mempunyai kemampuan berdasarkan pengalaman dan juga biasanya dibantu oleh keluarga. Menurut Nurhayati dan Sahara i Ranti (2009), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin cepat pula respon terhadap teknologi dan kemampuan seseorang.

Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa sebagian besar responden yang bekerja di bidang pertanian mempunyai pengalaman lebih lama yaitu 12-21 tahun yaitu 8 responden atau 40%, sedangkan hanya 3 responden atau 15% yang mempunyai pengalaman bertani 2-11 tahun. . Luas lahan yang akan ditanami mempengaruhi jumlah cabai yang dihasilkan dan pendapatan yang akan diterima petani. Dari hasil survei tersebut diperoleh data jumlah petani yang disurvei menurut luas lahan budidaya cabai seperti terlihat pada Tabel 11.

Tabel 11 menunjukkan bahwa sebagian besar petani yang disurvei mempunyai tanaman cabai dengan luas antara hektar yaitu 10 responden atau 50%, dan paling sedikit 4 orang dengan luas hektar atau 20%. . Luas lahan juga mempengaruhi produksi cabai, semakin luas lahan maka produksi cabai akan semakin tinggi. Berdasarkan hasil survei, diperoleh data jumlah petani yang disurvei dibandingkan dengan jumlah tanggungan anggota keluarga, seperti terlihat pada Tabel 12.

Menurut Yasin dan Ahmad (2008), tanggung jawab keluarga yang berat mungkin tidak meningkatkan produksi, namun tidak mempengaruhi atau memotivasi petani untuk meningkatkan produktivitas usahataninya.

Table  11.  Luas  Lahan  Responden  di  Desa  Curio  Kecamatan  Curio  Kabupaten Enrekang
Table 11. Luas Lahan Responden di Desa Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang

Analisis Pendapatan Usahatani

  • Biaya Variabel
  • Biaya Tetap
  • Penerimaan
  • Pendapatan
  • Analisis Profit Margin

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya bergantung pada skala usahatani atau yang sifatnya berubah tergantung pada skala produksi. Biaya variabel meliputi benih, pemberian obat, dan biaya tenaga kerja. Berdasarkan Tabel 13 menjelaskan bahwa terdapat 4 jenis biaya variabel yang digunakan petani sampel dalam budidaya cabai yaitu benih, obat-obatan, tenaga panen dan pupuk dengan total biaya variabel sebesar Rp.

Berdasarkan hasil penelitian lapangan, rata-rata produksi cabai sebesar 2.308 kg dengan harga rata-rata Rp. Berdasarkan produksi dan harga jual per unit produksi, rata-rata pendapatan budidaya cabai pada musim panen adalah Rp. Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diterima petani dari usahatani cabai yang dikelolanya diperlukan suatu analisis pendapatan.

Berdasarkan hal di atas, rata-rata pendapatan yang diperoleh petani dalam satu kali panen di Desa Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada Tabel 15. Jadi, rata-rata pendapatan yang diperoleh petani cabai dalam satu kali produksi adalah sebesar Rp. Untuk mengetahui lebih detail mengenai analisis margin keuntungan usahatani cabai di Desa Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang lihat Tabel 16.

58 Berdasarkan Tabel 16 terlihat hasil analisis margin keuntungan sebesar 89,93%, hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani cabai di Desa Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang layak untuk dikembangkan atau dilaksanakan.

Tabel 13. Biaya Variabel Rata-rata Usahatani Cabai
Tabel 13. Biaya Variabel Rata-rata Usahatani Cabai

Analisis Kelayakan Usahatani B/C Ratio

Analisis kelayakan B/C Ratio dilakukan untuk melihat apakah usahatani cabai yang dilakukan layak untuk ditanami atau tidak. Sedangkan jika B/C Ratio ikan nila yang diperoleh lebih besar dari 1 maka budidaya cabai layak untuk dijalankan dan sebaliknya. Berdasarkan tabel 17 menunjukkan hasil analisis kelayakan B/C Ratio sebesar 8,9, hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa usahatani cabai di Desa Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang layak untuk dikembangkan atau dilakukan.

Jika nilai B/C Ratio lebih besar dari 1 maka usaha tersebut menguntungkan atau layak dijalankan. Sebaliknya jika kurang dari 1 maka usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak baik untuk dilanjutkan (Yacob, 2003).

Analisis Kelayakan

Petani lebih memilih menanam cabai karena dalam setahun cabai bisa dipanen beberapa kali sehingga bisa menghasilkan puluhan juta dibandingkan kelapa. “Sebaliknya, untuk kelapa juga ada biaya panen sebesar lima ribu per pohon dikalikan banyak. Untuk cabai, kami bisa memetik sendiri buahnya tanpa membayar biaya panen”. Dari hasil wawancara di atas diketahui bahwa masyarakat di daerah Curio khususnya para petani termotivasi untuk menanam cabai karena besarnya keuntungan yang diperoleh dalam beberapa kali panen dibandingkan dengan menanam kelapa, sehingga menyebabkan petani mengalihkan sebagian tanamannya. tanah mereka. sendiri untuk menanam cabai.

Berdasarkan observasi terhadap 20 responden diketahui produksi cabai satu kali panen kurang lebih 46.160 kg dengan rata-rata 2.308 kg per responden, dengan harga eceran Rp.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

PENDAPATAN USAHATANI CABAI A. KEADAAN USAHATANI

Penggunaan Sarana Produksi 1. Penggunaan Bibit

Penerimaan Usahatani

Rangkuman produksi, harga, penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani cabai di Desa Curio Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.

Gambar 3. Wawancara Dengan Petani cabai
Gambar 3. Wawancara Dengan Petani cabai

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 1. Produksi Cabai Kabupaten Enrekang
Gambar 2. Peta Kecamatan Curio
Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Curio
Tabel 4. Usia Penduduk Desa Curio
+7

Referensi

Dokumen terkait

8 Tetapi pada kondisi over valued, penerimaan total politisi, baik yang berasal dari penerimaan resmi TR r maupun penerimaan tidak resmi TR tr jauh melebihi biaya total TC,