• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelengkapan Fasilitas Laboratorium Fisika Dalam Pelaksanaan Praktikum Siswa Di Sman 2 Bandar Kabupaten Bener Meriah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Kelengkapan Fasilitas Laboratorium Fisika Dalam Pelaksanaan Praktikum Siswa Di Sman 2 Bandar Kabupaten Bener Meriah "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Februari 2022 eISSN 2657- 0998

15

Analisis Kelengkapan Fasilitas Laboratorium Fisika Dalam Pelaksanaan Praktikum Siswa Di Sman 2 Bandar Kabupaten Bener Meriah

Listia Purwasih, Elisa Kasli, Susanna

Pendidikan Fisika Universitas Syiah Kuala Email: listiapurwasih@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Analisis Kelengkapan Fasilitas Laboratorium Fisika dalam Pelaksanaan Praktikum Siswa di SMAN 2 Bandar Kabupaten Bener Meriah”.

Penelitian ini mengangkat masalah bagaimana kelengkapan dan keadaan fasilitas laboratorium fisika dalam pelaksanaan praktikum siswa di SMAN 2 Bandar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan dan keadaan fasilitas laboraturium fisika dalam pelaksanaan praktikum siswa di SMAN 2 Bandar Kabupaten Bener Meriah. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Objek pada penelitian ini adalah kelengkapan fasilitas laboraturium berdasarkan Kotak Instrumen Terpadu (KIT) Fisika yang digunakan oleh kelas X, XI dan XII SMAN 2 Bandar Kabupaten Bener Meriah. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah survey dan dokumentasi. Analisis data menggunakan rumus persentase. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis menunjukan bahwa dari kelima Kotak Instrumen Terpadu (KIT) fisika yaitu KIT mekanika, gerak, gelombang dan termodinamika, optik serta listrik dan magnet kelengkapan alat memperoleh hasil rata-rata persentase 39% dan termasuk dalam kategori kurang lengkap. Keadaan alat memiliki rata-rata persentase 61% termasuk kategori layak, sehingga dapat disimpulkan bahwa kelengkapan fasilitas laboratorium di SMAN 2 Bandar Kabupaten Bener Meriah termasuk dalam kategori kurang lengkap tetapi dengan keadaan alat yang layak digunakan untuk praktkum fisika.

Kata kunci: Fasilitas Laboraturium, Pelaksanaan Praktikum, dan Laboraturium Fisika

PENDIDIKAN

Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional yakni dengan menetapkan delapan standar nasional pendidikan yang memiliki peran dan kedudukan yang sangat strategis. Delapan standar nasional tersebut antara lain: standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan (Arifin, 2014 :40)

Standar sarana dan prasarana, adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat 2 berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses

(2)

16

pembelajaran termasuk teknologi informasi dan komunikasi (Arifin, 2014:43). Standar ini, bertujuan agar peserta didik mendapatkan kenyamanan dan memiliki akses yang mudah untuk mengembangkan potensi diri serta mendapatkan tempat untuk mengaplikasikan dan membuktikan teori-teori yang diajarkan di sekolah melalui percobaan dalam praktikum dan eksperimen

Berdasarkan Permendikbud RI No. 24 tahun 2007 tentang sarana dan prasarana untuk sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) disebutkan bahwa komponen fasilitas laboratorium IPA meliputi: bangunan/ruang laboratorium, perabot, peralatan pendidikan, alat dan bahan percobaan, media pendidikan, bahan habis pakai, perlengkapan lainnya. 4 Pemanfaatan dan pengeloaan laboratorium IPA sebagai fasilitas sekolah harus memperhatikan faktor kondisi dan mutu fasilitas, karena kedua faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung dalam proses pembelajaran.

Laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan sebuah eksperimentasi (Decaprio, 2013:12).

Laboatorium merupakan salah satu sarana pendukung dalam pembelajaran fisika yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan suatu percobaan. Kegiatan praktikum ini dilaksanakan untuk menguji dan membuktikan teori-teori dan hukum-hukum yang telah dijelaskan oleh guru yang terdapat pada buku panduan.

Keberadaan laboratorium merupakan salah satu penunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran fisika. Tercapainya tujuan dalam mata pelajaran fisika di sekolah akan tampak ketika proses dari pembelajaran tersebut berhasil. Tujuan mata pelajaran fisika di sekolah adalah agar siswa mampu menguasai konsepkonsep fisika dan saling keterkaitannya serta mampu menggunakan metodemetode ilmiah yang dilandasi sikap untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Hal itu dapat berarti bahwa peranan atau fungsi laboratorium fisika sekolah adalah sebagai salah satu sumber belajar fisika di sekolah, dan laboratorium dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai kompetensi siswa yang menjadi tujuan proses pembelajaran fisika di sekolah. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka dalam pengembangan laboratorium haruslah memenuhi standar-standar yang ditetapkan oleh suatu lembaga. Standardisasi laboratorium sudah di atur dalam Permendiknas No. 24 tahun 2007

Menurut Setyaningrum (2013:28) praktikum memberikan kesempatan bagi siswa untuk membuktikan teori, menemukan teori atau mengeludasi teori. Efektifitas pelaksanaan praktikum, tidak hanya dibebankan untuk guru, tetapi yang terpenting adalah dari siswanya. Bagaimana seorang siswa bersikap saat pelaksanaan praktikum berlangsung, sikap terhadap alat dan bahan yang tersedia dan sikap terhadap pengelolaan waktu yang diberikan sehingga praktikum fisika mempunyai beberapa manfaat yang berguna dalam kehidupan siswa.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelengkapan dan keadaan fasilitas laboratorium fisika dalam pelaksanaan praktikum siswa di SMA Negeri 2 Bandar.

(3)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Maret 2021 eISSN 2657- 0998

17 METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini untuk memperoleh data berupa angka atau nilai. instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah survei dan dokumentasi. pengampilan survei dilakukan dengan cara membuat data survei alat dan melihat alat di laboratorium. tenik analisis data menggunakan skala persentase dengan penilaian kelengkapan dan keadaan fasilitas laboratorium yang digunakan berdasarkan Kotak Instrumen Terpadu (KIT) Fisika.

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrument yaitu survei laboratorium dan dokumetasi:

1. Lembar survei laboratorium Lembar survei laboratorium berisi aspek-aspek kelengkapan alat laboratorium fisika SMA Negeri 2 Bandar. Daftar alat laboratorium dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada materi sesuai Kompetensi Dasar yang bisa dipraktikumkan. Kelengkapan fasilitas laboratorium fisika mencangkup :

a. Daftar alat laboratorium Daftar alat laboratorium dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada Kompetensi Dasar (KD) dan ,materi yang bisa dipraktikumkan sehingga dapat dilihat dari Kotak Instrumen Terpadu (KIT) fisika.

b. Jumlah alat Jumlah alat dilihat berdasarkan seberapa banyak alat yang diperlukan dalam praktikum, serta kesesuaian alat tersebut terhadap jumlah siswa. Berikut merupakan tabel kategori dan skor jumlah alat.

Tabel 3.1 kategori dan skor jumlah alat

No Kategori skor Keterangan jumlah alat

1. Sangat lengkap 4 ≥ 6

2. Lengkap 3 4 dan 5

3. Cukup 2 3

4. Kurang lengkap 1 1 dan 2

5. Sangat tidak lengkap 0 0 sumber : Pasinggi, 2016

c. Keadaan alat Keadaan alat dibagi dalam 5 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat tidak baik. Berikut merupakan tebel tingkat keadaan alat (tabel 3.2)

Tabel 3.2 Tingkat keadaan alat No Kategori skor

1. Sangat baik 5

2. Baik 4

3. Cukup baik 3

4. Kurang baik 2

5. Sangat tidak baik 1 sumber : Pasinggi, 2016

(4)

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang telah dilakukan memperoleh hasil bahwa:

Gambar 4.1 Grafik nilai rata-rata hasil persenatse Kotak Instrumen Terpadu (KIT) fisika.

Berdasarkan grafik di atas hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari KIT pertama yaitu KIT mekanika diperoleh dari hasil observasi yang sudah diamati langsung oleh peneliti. Adapun skor hasil observasi pada Kotak Instrumen Terpadu (KIT) mekanika diperoleh persentase nilai kelengkapan dan keadaan fasilitas laboratorium disesuaikan dengan kriteria pengkategorian oleh Sugiyono, 2012. Hasil observasi kelengkapan memperoleh nilai 50,74% dan masuk kedalam kategori cukup lengkap. Keadaan fasilitas laboratorium memperoleh nilai 67,65 % dan masuk kedalam kategori layak digunakan untuk praktikum.

KIT kedua yaitu KIT gerak, data diperoleh dari hasil observasi yang sudah diamati langsung oleh peneliti. Adapun skor hasil observasi pada Kotak Instrumen Terpadu (KIT) gerak diperoleh persentase nilai kelengkapan dan keadaan fasilitas laboratorium disesuaikan dengan criteria pengkategorian oleh Sugiyono, 2012. Hasil observasi kelengkapan memperoleh nilai 0% dan masuk kedalam kategori sangat tidak lengkap.

Keadaan fasilitas laboratorium memperoleh nilai 20 % dan masuk kedalam kategori sangat tidak layak digunakan untuk praktikum.

KIT ketiga yaitu KIT gelombang dan termodinamika data diperoleh dari hasil observasi yang sudah diamati langsung oleh peneliti. Adapun skor hasil observasi pada Kotak Instrumen Terpadu (KIT) gelombang dan termodinamika diperoleh persentase nilai kelengkapan dan keadaan fasilitas laboratorium disesuaikan dengan kriteria pengkategorian oleh Sugiyono, 2012. Hasil observasi kelengkapan memperoleh nilai 45%

dan masuk kedalam kategori cukup lengkap. Keadaan fasilitas laboratorium memperoleh nilai 76% dan masuk kedalam kategori layak digunakan untuk praktikum.

KIT keempat yaitu KIT optik data diperoleh dari hasil observasi yang sudah diamati langsung oleh peneliti. Adapun skor hasil observasi pada Kotak Instrumen Terpadu (KIT) optik diperoleh persentase nilai kelengkapan dan keadaan fasilitas laboratorium disesuaikan dengan kriteria pengkategorian oleh Sugiyono, 2012. Hasil observasi kelengkapan memperoleh nilai 49,22% dan masuk kedalam kategori cukup

(5)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Maret 2021 eISSN 2657- 0998

19 lengkap. Keadaan fasilitas laboratorium memperoleh nilai 70,63% dan masuk kedalam kategori layak digunakan untuk praktikum.

KIT kelima yaitu KIT listrik dan magnet data diperoleh dari hasil observasi yang sudah diamati langsung oleh peneliti. Adapun skor hasil observasi pada Kotak Instrumen Terpadu (KIT) listrik dan magnet diperoleh persentase nilai kelengkapan dan keadaan fasilitas laboratorium disesuaikan dengan kriteria pengkategorian oleh Sugiyono, 2012.

Hasil observasi kelengkapan memperoleh nilai 50% dan masuk kedalam kategori cukup lengkap. Keadaan fasilitas laboratorium memperoleh nilai 69,41% dan masuk kedalam kategori layak digunakan untuk praktikum.

Berdasarkan pengelolahan data yang telah dilakukan penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar Kotak Instrumen Terpadu (KIT) fisika tidak tersedia di laboratorium fisika sehingga jarang melakukan praktikum, permasalahn yang terjadi karena keadaan alat yang sudah rusak, belum tersedianya alat di laboratorium yang lengkap, kurangnya kemampuan guru dalam mengelola laboratorium dan kurangnya pemahaman guru terhadap makna dan fungsi laboratorium sekolah. Pada sekolah SMA N 2 Bandar Kabupaten Bener Meriah hanya memiliki satu laboratorium yang di dalamnya tergabung dengan laboratorium fisika, kimia dan biologi. Hal ini sesuai dengan penelitian Hamidah (2013:34) dari 7 sekolah yang diteliti hanya 1 sekolah saja yang memiliki laboratorium fisika tersendiri sedangkan lainnya masih bergabung dengan laboratorium fisika, kimia dan biologi yang disebut dengan laboratorium IPA

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Kelengkapan fasilitas laboratorium fisika dalam Kotak Instrumen Terpadu (KIT) di SMAN 2 Bandar Kabupaten Bener Meriah secara umum dapat dikatakan dalam kategori kurang lengkap.

2. Tingkat keadaan alat laboratorium fisika dalam Kotak Instrumen Terpadu (KIT) di SMAN 2 Bandar Kabupaten Bener Meriah secara umum dapat dikatakan dalam kategori baik.

(6)

20

Referensi

Arifin, Zainal. (2014). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Decaprio, R. (2013). Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta : Diva Press.

Permendiknas, No. 24 tahun 2007, Tentang Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Setyaningrum, Rus. (2013). Efektivitas Pelaksanaan Praktikum Fisika Siswa SMA Negeri

Kabupaten Purworejo. Jurnal Universitas Muhammadiyah Purworejo (3): 1.

Hamidah, Afreni dkk. Persepsi Siswa Tentang Kegiatan Praktikum Biologi di Labaoratorium SMA Negeri Se-Kota Jambi. Jurnal Sainmatika (8) : 52.

Pasinggi, Tri Wahyu Ningsih. (2016). Studi Kasus Kelengkapan dan Penggunaan alat.

Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Referensi

Dokumen terkait

Persentase Rata-Rata Indikator Subjective Workload Air Traffic Controller Dari tabel 1 di atas diketahui bahwa, di bandar udara Internasional Juanda memiliki indikator kompleksitas