• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA KELAS X DALAM MENYELESAIKAN SOAL BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA KELAS X DALAM MENYELESAIKAN SOAL BARISAN DAN DERET ARITMETIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DI "

Copied!
223
0
0

Teks penuh

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS KELAS Analisis kemampuan berpikir analitis kelas Berdasarkan pernyataan tersebut, maka diperlukan penelitian untuk menganalisis kemampuan berpikir analitis siswa ditinjau dari gaya belajar.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir analitis siswa dalam menyelesaikan permasalahan barisan aritmatika dan barisan ditinjau dari gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.

Fokus Penelitian

Tujuan Penelitian

Keterampilan berpikir analitis siswa kelas X gaya belajar visual dalam menyelesaikan masalah deret dan deret aritmatika. Keterampilan berpikir analitis kelas Kemampuan berpikir analitis siswa kelas X dengan gaya belajar kinestetik dalam menyelesaikan masalah barisan aritmatika dan barisan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan gambaran yang jelas tentang pembelajaran matematika khususnya untuk mengevaluasi kemampuan berpikir analitis siswa dalam menyelesaikan masalah deret dan barisan aritmatika dengan memperhatikan gaya belajar.

Definisi Istilah

Gaya belajar adalah cara atau perilaku siswa dalam memahami dan mengolah informasi sesuai dengan karakteristik dan kesukaannya masing-masing.

Sistematika Pembahasan

Penelitian terdahulu merupakan penelitian terdahulu yang topik pembahasannya berkaitan dengan keterampilan berpikir analitis kaitannya dengan gaya belajar siswa dalam menyelesaikan permasalahan barisan aritmatika dan deret. Penelitian Fitriani bertajuk “Kemampuan berpikir analitis dalam menyelesaikan soal berbasis masalah berdasarkan gaya belajar siswa pada materi cetak kain Kelas VIII SMPN 1 Ponorogo”. Penelitian Intan Mahyastuti, Dwiyana dan Erry Hidayanto berjudul “Kemampuan Berpikir Analitik Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika”.

2 Fitriani, 2020, Kemampuan berpikir analitis dalam menyelesaikan soal berbasis masalah, berdasarkan gaya belajar siswa pada materi tekanan zat Kelas VIII SMPN 1 Ponorogo.

Kajian Teori

Kemampuan Berpikir Analitis

28 Dyah Astriani dkk., “Profil Keterampilan Berpikir Analitik Calon Mahasiswa IPA pada Perkuliahan Biologi Umum,” JPPIPA 2, No. 28. Selain itu, kemampuan berpikir analitis juga dapat diartikan sebagai kemampuan memahami keseluruhan atau sistem untuk mengurai hubungan menjadi unsur-unsur penyusunnya.33. 33 Della Putri Febrydiana, “Analisis Kemampuan Berpikir Analitik dan Sintetis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Geometri dengan Model Advance Organize” (Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019): 8.

Menurut Anderson dan Krathwol, kemampuan berpikir analitis mempunyai indikator yang umumnya disingkat M3 (membedakan, mengorganisasikan dan atribut), dengan penjelasan sebagai berikut: 36 . a) Membedakan.

Barisan dan Deret Aritmetika

Barisan aritmatika tingkat x adalah barisan aritmatika yang mempunyai selisih yang sama untuk setiap suku berurutan setelah tingkat x.

Gaya Belajar

Karena tergantung pada karakteristik individu dan metode yang disukai, ada beberapa jenis gaya belajar. Gaya belajar auditori merupakan preferensi belajar yang lebih menitikberatkan pada indera pendengaran dan cenderung mandiri. Mereka berbicara sedikit lebih lambat dibandingkan siswa dengan gaya belajar visual dan sering menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan pendengaran.

Siswa dengan gaya belajar kinestetik belajar melalui aktivitas fisik, memerlukan gerakan untuk memperoleh pemahaman.

Lokasi Penelitian

Tujuan penelitian deskriptif kualitatif adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan berpikir analitis kelas Kepala sekolah, wakil kurikulum dan guru SMK Baitul Hikmah khususnya guru mata pelajaran matematika, menerima dengan baik dan mendukung tujuan kedatangan peneliti.

Subjek Penelitian

Peneliti akan berdiskusi dengan guru matematika di kelas untuk memastikan subjek yang dipilih mampu mengkomunikasikan idenya dengan baik. Selain itu, mata pelajaran yang dipilih juga harus mempunyai kemampuan matematika yang setara, sesuai anjuran guru matematika. Subjek penelitian akan menjalani tes penyelesaian soal barisan dan deret aritmatika yang terdiri dari 3 soal berbentuk uraian.

Berdasarkan alur pada Gambar 3.1 terlihat peneliti berjumlah 3 orang siswa kelas X B MM yang terdiri dari 1 siswa dengan gaya belajar visual, 1 siswa dengan gaya belajar auditori, dan 1 siswa dengan gaya belajar kinestetik.

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara merupakan interaksi antara peneliti dengan narasumber (subyek) untuk mengumpulkan data melalui tanya jawab.49 Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah jenis wawancara yang mencakup serangkaian pertanyaan terbuka dan dilakukan secara langsung. Sebelumnya peneliti telah menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan diajukan pada saat wawancara atau yang biasa disebut dengan pedoman wawancara.

Data hasil wawancara ini akan digunakan sebagai pendukung untuk mendeskripsikan temuan penelitian mengenai kemampuan analisis siswa dalam menyelesaikan permasalahan barisan aritmatika dan deret.

Analisis Data

Wawancara dilakukan terhadap tiga orang peneliti berdasarkan hasil jawaban soal tes kemampuan berpikir analitis siswa. Penyajian data adalah proses menyusun informasi secara terstruktur sehingga memungkinkan diambil kesimpulan dan diambil tindakan. 52 Data disajikan dalam bentuk uraian singkat dalam format naratif yang mencerminkan tanggapan siswa mengenai kemampuan berpikir analitis dalam bentuk gambar yang kemudian dijelaskan secara singkat. Hasil wawancara terkait proses berpikir siswa disajikan dalam bentuk tanya jawab kemudian diterjemahkan ke dalam uraian singkat.

Peneliti membandingkan hasil tes siswa dengan hasil analisis wawancara dan teori yang relevan, kemudian menarik kesimpulan dan menjelaskan berpikir analitis berdasarkan gaya belajar siswa.

Keabsahan Data

Tahapan Penelitian

Tujuan pemberian angket ini adalah untuk mengelompokkan siswa ke dalam 3 kelompok kategori gaya belajar yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Menyusun laporan kemampuan berpikir analitis kelas Penelitian ini dilaksanakan di SMK Baitul Hikmah yang terletak di Jalan Cut Nya' Dien No.

SMK Baitul Hikmah merupakan sekolah menengah kejuruan yang terakreditasi A dan mempunyai prestasi yang baik baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

Gambar 3.2  Tahap-Tahap Penelitian
Gambar 3.2 Tahap-Tahap Penelitian

Penyajian dan Analisis Data

Kemampuan Berpikir Analitis Siswa dengan Gaya Belajar Visual a. Tes Kemampuan Berpikir Analitis 1 (TKBA 1)

Hasil Tes SV TKBA 1 Soal Nomor 1 Berdasarkan Gambar 4.1, subjek SV mampu menyelesaikan soal nomor 1 dengan memulai dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut. Namun subjek dapat mengerjakan masalah tanpa memodelkannya sehingga SV dapat memenuhi indikator mengidentifikasi masalah yang diketahui. Hasil Tes SV TKBA 1 Pada Soal Nomor 2 Berdasarkan Gambar 4.2, orang SV mampu menyelesaikan soal nomor 2 dengan memulai dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa subjek dapat mengerjakan masalah tanpa memodelkannya terlebih dahulu, sehingga SV mampu memenuhi indikator mengidentifikasi masalah yang diketahui. SV TKBA 1 Hasil Tes Soal Nomor 3 Berdasarkan gambar 4.3, orang SV mampu menyelesaikan soal nomor 3 dimulai dengan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal tersebut. 𝑃130 : Setelah membaca pertanyaan, apa yang dilakukan Anisa? 𝑆𝑉130 : Tulis apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.

Setelah mencatat informasi yang diketahui dalam soal, subjek SV pada awalnya tidak memodelkan informasi yang relevan dalam bentuk matematika. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa subjek dapat mengerjakan permasalahan tanpa memodelkannya terlebih dahulu, sehingga SV mampu memenuhi indikator identifikasi permasalahan yang diketahui. Berdasarkan hasil wawancara, subjek mampu mengerjakan permasalahan tanpa melakukan pemodelan terlebih dahulu, sehingga SV mampu memenuhi indikator identifikasi permasalahan yang diketahui.

Berdasarkan Gambar 4.5, subjek SV mampu menyelesaikan soal nomor 1 dengan memulai dengan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal tersebut. Berdasarkan Gambar 4.6, peserta ujian SV sudah mampu menyelesaikan soal nomor 3, dimulai dengan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal tersebut.

Kemampuan Berpikir Analitis Siswa dengan Gaya Belajar Auditorial

Berdasarkan Gambar 4.7, subjek SA sudah mampu menyelesaikan soal nomor 1, dimulai dengan mencatat apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut. Setelah mencatat informasi yang diketahui pada soal, subjek SA merumuskan informasi penting pada soal tersebut ke dalam bentuk matematis, sehingga SA mampu memenuhi indikator untuk mengidentifikasi permasalahan yang diketahui. Subyek SA dapat menentukan penyelesaian permasalahan yang teridentifikasi dengan benar yaitu dengan menggunakan rumus barisan aritmatika (𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏).

Berdasarkan gambar 4.8 subjek SA dapat menyelesaikan soal nomor 2 dimulai dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut. SA TKBA 1 Hasil Tes Soal Nomor 3 Berdasarkan gambar 4.9, orang SA mampu menyelesaikan soal nomor 3 dimulai dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut. Setelah mencatat informasi yang diketahui dalam tugas tersebut, subjek SA kemudian memodelkan informasi penting dalam tugas tersebut ke dalam bentuk matematika sehingga SA mampu memenuhi indikator untuk mengidentifikasi permasalahan yang diketahui.

Subjek SA mampu menentukan dengan benar penyelesaian permasalahan yang teridentifikasi yaitu rumus deret aritmatika (𝑆𝑛 =𝑛. Dari Gambar 4.10 subjek SA mampu menyelesaikan soal nomor 1 dimulai dengan menuliskan apa yang diketahui, dan apa yang ditanyakan pada soal SA Hasil Tes TKBA 2 pada Soal nomor 2 Dari Gambar 4.11 subjek SA mampu menyelesaikan soal nomor 2 dimulai dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal tersebut.

Setelah mencatat informasi yang diketahui pada soal, subjek memodelkan informasi yang relevan pada soal tersebut dalam bentuk matematis sehingga SA mampu memenuhi indikator untuk mengidentifikasi permasalahan yang diketahui. Hasil tes SA TKBA 2 pada soal nomor 3 Berdasarkan gambar 4.12 subjek SA mampu menyelesaikan soal nomor 3 dengan memulai dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang dilakukan pada soal tersebut.

Kemampuan Berpikir Analitis Siswa dengan Gaya Belajar Kinestetik

Terlihat SK tidak menuliskan apa yang diketahuinya dan apa yang ditanyakan, namun saat wawancara ia mampu. Tunjukkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam pertanyaan. Berdasarkan Gambar 4.14, subjek SK mampu menyelesaikan soal 2 meskipun belum menuliskan apa yang diketahuinya dan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut. Tampaknya SK tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, namun saat wawancara ia mampu menunjukkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam pertanyaan.

Hasil tes SK TKBA 1 pada soal nomor 3 Berdasarkan gambar 4.15 subjek SK mampu menyelesaikan soal nomor 3 walaupun tidak menuliskan apa yang diketahuinya dan ditanyakan pada soal tersebut. Hasil tes SK TKBA 2 pada soal nomor 1 Berdasarkan gambar 4.16 subjek SK mampu menyelesaikan soal nomor 1 walaupun tidak menuliskan apa yang diketahuinya dan ditanyakan pada soal tersebut. Hasil tes SK TKBA 2 pada soal nomor 2 Berdasarkan gambar 4.17 subjek SK mampu menyelesaikan soal nomor 1 walaupun tidak menuliskan apa yang diketahuinya dan ditanyakan pada soal tersebut.

Terlihat dalam SK tersebut tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. namun saat wawancara dia mampu mengatakan apa yang dia ketahui dan mengajukan pertanyaan. Berdasarkan Gambar 4.18, subjek SK mampu menyelesaikan soal nomor 1 meskipun belum menuliskan apa yang diketahuinya dan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut. Pada indikator pertama yaitu mendeskripsikan masalah yang berkaitan dengan mencari tahu bagian-bagian penting dari masalah, subjek visual dapat menuliskan dengan baik dan tepat apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam masalah tersebut.

Pada indikator pertama yaitu uraian masalah yang berkaitan dengan urutan bagian-bagian penting masalah, subjek menyimak mampu menuliskan dengan baik dan benar apa yang diketahui dan apa yang diperlukan dalam soal tersebut. Pada indikator pertama yaitu pada uraian soal yang berkaitan dengan urutan bagian-bagian penting soal, subjek kinestetik tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang diperlukan dalam soal tersebut.

Saran

“Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Analitik pada Materi Gambar Persegi Panjang pada Siswa Sekolah Menengah” dalam Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Profil Keterampilan Berpikir Analitik Mahasiswa Calon Guru IPA pada Perkuliahan Biologi Umum." Jurnal Penelitian Pendidikan IPA 2, No. Analisis Keterampilan Literasi Matematis dari Perspektif Media Gaya Belajar Siswa Sekolah." Jurnal Suska Pendidikan Matematika 5, No.

Analisis Kemampuan Berpikir Analitik dan Sintetis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Geometri dengan Model Advance Organize,” Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019. Kemampuan Berpikir Analitik dalam Menyelesaikan Masalah Berbasis Masalah Berdasarkan Gaya Belajar Siswa pada Materi Tekanan Zat Kelas VIII SMP N 1 Ponorogo, “Skripsi, IAIN Ponorogo, 2020. Mengukur berpikir analitis dan keterampilan proses ilmiah calon guru fisika STKIP Al Hikmah Surabaya.” JIPVA 2, no.

Profil Berpikir Analitik Masalah Aljabar Siswa Dilihat dari Gaya Kognitif Visualizer dan Verbalizer." Jurnal Review Pengajaran Matematika 2, No. "Pengembangan Instrumen Kemampuan Berpikir Analitik Siswa SMA dalam Menyelesaikan Masalah Matematika." Kadikma 9, No. Marini MR, “Analisis kemampuan berpikir analitis siswa dengan gaya belajar investigatif dalam menyelesaikan masalah matematika”, [t.t] [t.p] [t.th] .

Analisis Keterampilan Berpikir Analitik dan Evaluasi Pembelajaran Fisika pada Topik Usaha dan Energi.” Prosiding Seminar Nasional Fisika ke-9, (Desember. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa SMA dalam menyelesaikan masalah matematika dengan mempertimbangkan gaya belajar,” JPPM 10, no.

Validator 2

Validator 3

Tes Kemampuan Berpikir Analitis 1

Tes Kemampuan Berpikir Analitis 2

Pada tes selanjutnya harus lebih berhati-hati agar tidak ada kesalahan dan tidak ada yang terlewat.

Referensi

Dokumen terkait