• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kemampuan berpikir kreatif siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kemampuan berpikir kreatif siswa"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Konteks Penelitian

Fokus Penelitian

Tujuan Penelitian

Definisi Istilah

Analisis merupakan upaya untuk menyelesaikan atau memecah suatu unit menjadi beberapa unit yang lebih kecil. Berpikir kreatif adalah kemampuan individu dalam menguraikan informasi baru dan menggabungkannya dengan pemikiran dan ide unik untuk memecahkan masalah. Keterampilan berpikir kreatif dapat dipelajari dari keterampilan analisis data, kemudian memberikan jawaban untuk memecahkan masalah yang tidak terbatas dan kreativitas yang tinggi untuk menunjukkan bahwa orang tersebut dapat berpikir kreatif.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

Kemampuan siswa dalam membuat koneksi matematis perlu ditingkatkan, karena semua konsep matematika saling berhubungan. Menurut NCTM (2000), ada tiga indikator standar tujuan pembelajaran dan tujuan koneksi matematika yang diberikan kepada siswa SMA, yaitu: 25.. a) Mengidentifikasi dan menggunakan koneksi antar ide matematika. Berdasarkan indikator kemampuan koneksi matematis di atas, hubungannya dengan tingkat penyelesaian masalah pada soal cerita adalah sebagai berikut.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Subjek Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
  • Analisis Data
  • Keabsahan Data
  • Validasi Instrumen Penelitian
  • Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menganalisis indikator berdasarkan kemampuan berpikir kreatif siswa sesuai kategori kemampuan siswa. Berdasarkan hasil wawancara diatas, oknum NAAS mampu menjelaskan dan memberikan beberapa jawaban dari tes kemampuan berpikir kreatif pada indikator berpikir fleksibel (flexibility). 3) Berpikir orisinalitas (orisinalitas). Berdasarkan wawancara di atas, NCP mampu menjelaskan dan memberikan jawaban lebih banyak pada tes kemampuan berpikir kreatif pada indikator kelancaran.

NCP dengan kemampuan berpikir kreatif sedang dapat memperoleh model persamaan linier satu variabel meskipun masih belum lengkap. AA dengan kemampuan berpikir kreatif sedang dapat memperoleh model persamaan linier univariat meskipun masih belum lengkap. Dengan kemampuan berpikir kreatif yang moderat, AA dapat menyelesaikan persamaan linier dalam satu variabel dengan menggunakan berbagai metode.

MS dengan kemampuan berpikir kreatif rendah dapat memperoleh model persamaan linier satu variabel meskipun masih kurang tepat. Berdasarkan hasil wawancara diatas, orang MS mampu menjelaskan tes kemampuan berpikir kreatif pada indikator berpikir fleksibel (fleksibilitas). 3) Berpikir orisinal (asli). MR dengan kemampuan berpikir kreatif rendah dapat memperoleh model persamaan linier satu variabel meskipun masih kurang tepat.

Berdasarkan hasil wawancara diatas, subjek MR mampu menjelaskan tes kemampuan berpikir kreatif pada indikator berpikir luwes (fleksibilitas). 3) Berpikir orisinal (orisinalitas).

Tabel 3.3  Subjek Penelitian  No  Inisial Subjek  Kelompok
Tabel 3.3 Subjek Penelitian No Inisial Subjek Kelompok

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Validasi Instrumen

Sebelum peneliti melakukan penelitian, instrumen berupa tes yang digunakan dalam penelitian ini telah divalidasi oleh validator untuk menguji validitas instrumen. Afifah Nur Aini, M.Pd selaku Dosen Matematika Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember. Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap, dan pendapat seseorang atau kelompok terhadap suatu peristiwa.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat penilaian dalam bentuk skala: sangat tidak setuju = 1, tidak setuju = 2, setuju = 3, dan sangat setuju = 4. Validasi ini akan dilakukan oleh validator yang telah diidentifikasi sebelumnya jika verifikator memberikan skala dengan skor minimal 3 pada setiap aspek, maka instrumen dianggap layak digunakan. Sebaliknya jika validator memberikan skala penilaian 2 atau 1 untuk setiap aspek, maka instrumen dianggap tidak valid dan perlu ditinjau ulang.

Terdapat validator untuk menyempurnakan lembar rencana pelaksanaan pembelajaran, instrumen tes dan mencocokkan indikator kemampuan berpikir kreatif.

Penyajian Data dan Analisis

Sebelum revisi Setelah revisi c. Jika jawabannya adalah Jika ingin lebih dari satu, maka perlu ditambahkan kata “beberapa”. Dari hasil tes koneksi matematis yang diperoleh pada tabel diatas dibedakan beberapa kategori yaitu tinggi, diperoleh 10 siswa yang nilai koneksi matematisnya lebih dari 9, sedangkan 11 siswa yang memperoleh nilai koneksi matematisnya kurang dari sembilan dan lebih. dari 5, dan 4 siswa rendah dengan nilai koneksi matematis mendapat nilai kurang dari 5. Penilaian ini didasarkan pada indikator kemampuan koneksi matematis yaitu 1) Mengetahui dan menggunakan hubungan antar ide matematika, 2) Memahami bagaimana ide-ide matematika tersebut terhubung dan membangun satu sama lain sehingga terhubung secara utuh, 3) Menerapkan matematika pada konteks di luar matematika. Berdasarkan nilai dan rekomendasi guru matematika, maka peneliti mengambil mata pelajaran KASH dengan nilai 10. Menurut guru mata pelajaran matematika tersebut, KASH merupakan siswa yang aktif mengikuti pelajaran matematika dan sering mendapat nilai di atas KKM baik matematika maupun matematika. mata pelajaran lain dan lebih unggul dari teman-temannya serta mata pelajaran NAAS 10 sebagai siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, menurut guru mata pelajaran matematika NAAS seringkali mendapat nilai di atas KKM begitu pula ANA.

Kemudian untuk mata pelajaran dengan kemampuan rata-rata peneliti mengambil mata pelajaran NCP dengan nilai 8 menurut guru mata pelajaran matematika. NCP menyukai pelajaran matematika dan memperhatikan pembelajaran matematika dan mata pelajaran AA dengan skor 7, menurut guru mata pelajaran matematika AA menyukai pelajaran matematika dan memperhatikan pembelajaran matematika. Dan untuk siswa yang levelnya rendah, peneliti mengambil mata pelajaran MS dengan nilai 3. Menurut guru mata pelajaran matematika, MS sering kali tidak mengikuti pelajaran matematika dan nilai yang dicapai lebih rendah dari nilai rata-rata siswa dan nilai rata-rata siswa. Mata pelajaran MR dengan nilai 4, menurut guru mata pelajaran matematika, MR merupakan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM dan kurang fokus memperhatikan pelajaran namun rajin mengumpulkan tugas. Dari tabel di atas, peneliti memilih 6 subjek, setelah itu peneliti memberikan tes kemampuan berpikir kreatif dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam dan tidak terstruktur kepada subjek.

Tes yang diberikan berupa soal deskriptif, terdiri dari 1 soal yang sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kreatif.

Hasil Tes dan Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara diatas subjek NAAS mampu menjelaskan dan memberikan beberapa jawaban dari tes kemampuan berpikir kreatif pada indikator fluency. 2) Berpikir fleksibel (fleksibilitas). Berdasarkan hasil wawancara di atas, subjek NAAS mampu memberikan jawaban yang berbeda-beda pada tes kemampuan berpikir kreatif pada indikator berpikir orisinal. 4) Pemikiran detail (elaborasi). Berdasarkan hasil wawancara diatas, subjek ANA mampu menjelaskan dan memberikan beberapa jawaban dari tes kemampuan berpikir kreatif pada indikator kelancaran. 2) Berpikir fleksibel (fleksibilitas).

Berdasarkan hasil wawancara diatas, subjek ANA mampu menjelaskan dan memberikan beberapa jawaban dari tes kemampuan berpikir kreatif pada indikator berpikir fleksibel (flexibility). 3) Berpikir orisinal (orisinalitas). Berdasarkan hasil wawancara diatas, subjek ANA mampu menjelaskan dan memberikan beberapa jawaban dari tes kemampuan berpikir kreatif pada indikator berpikir orisinal (orisinalitas). 4) Pemikiran detail (elaborasi). Berdasarkan hasil wawancara di atas, subjek NCP mampu memberikan jawaban berbeda pada tes kemampuan berpikir kreatif pada indikator berpikir fleksibel (flexibility). 3) Berpikir orisinal (orisinalitas).

Berdasarkan hasil wawancara diatas, Subyek AA mampu menjelaskan dan memberikan beberapa tanggapan dari Tes Kefasihan Berpikir Kreatif. 2) Berpikir fleksibel (fleksibilitas). Berdasarkan hasil wawancara diatas, subjek AA mampu menjelaskan dan memberikan beberapa jawaban tes kemampuan berpikir kreatif pada indikator berpikir fleksibel (flexibility). 3) Berpikir orisinalitas (orisinalitas). Berdasarkan hasil wawancara diatas, subjek AA belum mampu menjelaskan dan memberikan jawaban serta masih kebingungan untuk menyelesaikan tes kemampuan berpikir kreatif pada indikator berpikir orisinal (orisinalitas).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, subjek MS belum mampu menjelaskan dan memberikan jawaban ganda dari tes kemampuan berpikir kreatif indikator kelancaran. 2) Berpikir fleksibel (fleksibilitas). Berdasarkan hasil wawancara diatas, oknum MR belum mampu menjelaskan dan memberikan jawaban ganda dari tes kelancaran berpikir kreatif. 2) Berpikir fleksibel (fleksibilitas). Berdasarkan hasil wawancara diatas, subjek MR belum mampu menjelaskan dan memberikan jawaban serta masih kebingungan dalam menyelesaikan tes kemampuan berpikir kreatif.

Gambar 4. 9  Jawaban ANA Aspek Elaborasi
Gambar 4. 9 Jawaban ANA Aspek Elaborasi

Pembahasan dan Temuan

  • Pembahsan
  • Temuan

Berdasarkan penjelasan hasil wawancara indikator kemampuan berpikir kreatif tingkat rendah, subjek MR hanya memenuhi dua indikator yaitu fleksibilitas dan detail. Oleh karena itu, subjek MR dikategorikan memiliki kemampuan berpikir kreatif yang rendah, karena hanya menguasai dua indikator kemampuan berpikir kreatif. Oleh karena itu, subjek dikategorikan memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi karena keempat indikator di atas cukup untuk setiap soal yang dijawab.

Indikator tingkat kemampuan berpikir kreatif rendah, subjek hanya memenuhi dua indikator yaitu fleksibilitas dan detail. Oleh karena itu, subjek termasuk dalam kategori kemampuan berpikir kreatif rendah, karena hanya menguasai dua indikator kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII G SMPN 1 Bangsalsari diukur berdasarkan koneksi matematis yang terdiri dari satu soal.

Bagi sekolah, akan lebih mudah bagi guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menambahkan jam pelajaran matematika atau pelajaran lainnya. “Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Pemecahan Masalah HOTS Ditinjau dari Gaya Kognitif.” ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol.3, No. 2 Oktober 2020. Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dilihat dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif.” Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika 6 (2).

“Proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dilihat dari gaya kognitif.” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol.

PENUTUP

Saran saran

Sari, Icha Duwi Meidha, dll. Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika pada Materi SPLTV Dilihat dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif. materi." Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Jilid 03 No. Sekembalinya ke rumah, Ana membagikan tape singkong (Manihot utilissima) kepada ketiga cucunya Ica, Bela dan Ladu hingga tersisa genap 9 kg.

Tape singkong milik Ana memiliki berat 15 kg dan sisa tape milik Ana saat dibagikan kepada keponakannya adalah 9 kg. Pertama massa tape singkong saya yang dibagikan yaitu 6 kg, kedua model matematikanya sesuai dengan persamaan 15-x=9 yaitu x+15=21 dan x+19=25. tape singkong yang dibagikan yaitu 6 kg, yang kedua model matematikanya sesuai dengan persamaan 15-q=9 yaitu q+1=7 dan q+100=106.”

Pertama, tape singkong saya yang banyak disebar yaitu m= 6 kg, kedua model matematikanya setara dengan persamaan 15- m =9 yaitu m+52=58 dan m+8=14.” Kedua, untuk misal saya ambil "y" sebagai banyaknya kaset singkong yang dibagikan, kemudian model matematikanya dituliskan menjadi "15-y=9". Pertama, kaset singkong saya yang banyak dibagikan yaitu y= 6 kg, yang kedua, model matematikanya ekuivalen dengan persamaan 15- y =9 yaitu y+24=30 dan y+2=8."

Kedua, saya biarkan "x" menjadi jumlah case strip yang terdistribusi, lalu saya tuliskan model matematika yang diperoleh. Saya kemudian menggunakan metode pengurangan setiap sisi dengan angka 9 untuk menghilangkan angka 9 dan mencari nilai "x".

Referensi

Dokumen terkait