• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DI DESA BANGUN PURBA TIMUR JAYA KECAMATAN BANGUN PURBA KABUPATEN ROKAN HULU

N/A
N/A
Friska Siahaan

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DI DESA BANGUN PURBA TIMUR JAYA KECAMATAN BANGUN PURBA KABUPATEN ROKAN HULU"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KERUSAKAN LINGKUNGAN

AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DI DESA BANGUN PURBA TIMUR JAYA KECAMATAN BANGUN

PURBA KABUPATEN ROKAN HULU

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Proposal Penelitian Mata Kuliah Seminar Geografi

Oleh :

WANDA NELWITA DAMAYANI NIM. 3193331002

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi rahmat dan petunjukNya sehingga proposal penelitian dengan judul: “Analisis Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu”, dapat diselesaikan. Proposal penelitian ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Selama penulisan proposal penelitian ini, penulis tidak luput dari berbagai kendala namun kendala tersebut dapat diatasi berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini disampaikan terimakasih kepada Ibu Nurmala Berutu, M.Pd.

dan Ibu Fitra Delita, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Seminar Geogrfi yang telah membimbing serta memberi saran dalam penyelesaian proposal penelitian ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu masih diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Medan, 25 April 2022

Wanda Nelwita Damayani NIM. 3193331002

(3)

ii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kerangka Teori ... 7

1. Lingkungan ... 7

2. Kerusakan Lingkungan ... 7

3 Pertambangan ... 8

4. Pertambangan Pasir (Galian C) ... 10

B. Penelitian yang Relavan ... 11

C. Kerangka Berfikir ... 13

BAB III METODE PENELITIAN... 15

A. Lokasi Penelitian ... 15

B. Populasi dan Sampel ... 15

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 16

D. Teknik Pengumpulan Data ... 16

E. Teknik Analisis Data ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 19

LAMPIRAN ... 21

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan suatu Negara yang terdapat banak berbagai sumber daya alam yang melimpah. Salah satunya yaitu terdapat pada sektor pertambangan. Yang dimana pertambangan ini berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, pasal 1 menyebutkan pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, ekspkorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan, dan/atau pemurnian atau pengembangan dan/atau pemanfaatan, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang,

Lingkungan hidup yaitu suatu komponen penting didalam pada kehidupan manusia sebab lingkungan mempunyai kegunaan pokok. Lingkungan hidup sangat berperan penting dalam kehidupan manusia pada pengelolaan sumber daya manusia. Pada pengelolaan sumber daya yang sering kali tidak mempedulikan lingkungan hidup di sekitarnya (Wiryono, 2018). Seperti pada eksploitasi secara besar-besaran yang dilaksanakan menggunakan alat besar untuk hasil yang lebih bagus yang sering sekali membuat lingkungan hidup di sekitar daerah penambangan jadi rusak dan tidak seperti yang sebelumnya.

(5)

Pertambangan merupakan salah satu bentuk industri yang diunggulkan pemerintah Indonesia untuk memperoleh devisa negara. Adanya pertambangan berdampak positif bagi negara, yaitu menaikkan pendapatan suatu negara, menambah lapangan pekerjaan, mempercepat pembangunan nasional (Ricardo, 2018). Di sisi negatif nya pertambangan bisa memunculkan permasalahan bagi lingkungan hidup sekitar, diantaranya kerusakan bentang alam, erosi, sedimentasi, hilangnya tingkat kesuburan tanah, dan pencemaan air. Apabila kegiatan pertambangan dilakukan secara berulangkali tanpa melihat kondisi alam maka bisa berakibat munculnya kerusakan pada lingkungan yang semakin parah. Pada aktivitas penambangan pasir tutupan lahan menjadi lahan terbuka dimana yang menimbulkan tingkat erosi di daerah sekitar penambangan pasir yang tergolong tinggi (Muniroh, 2019). Yang mana kegiatan tersebut dapat menimbulkan permasalahan lingkungan dan penurunan kualitas air.

Desa Bangun Purba Timur Jaya di Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu daerah yang berpotensi dalam pertambangan sirtu (galian C). Bahan galian C atau sirtu (pasir dan batu) merupakan bahan tambang hasil endapan pada bekas aliran sungai yang lama. Pada umumnya digunakan sebagai bahan bangunan berupa bahan adukan untuk cor atau sebagai bahan penimbun/pengerasan jalan. Pesatnya aktivitas pembangunan yang terjadi di Kabupaten Rokan Hulu baik yang dilaksanakan pemerintah maupun pribadi atau swasta terutama pembangunan dibidang fisik berupa pembangunan gedung pertokoan, gedung perkantoran, bangunan sekolah, perkebunan dan pembangunan jalan menyebabkan kebutuhan terhadap bahan sirtu terus meningkat. Luas areal yang digunakan untuk aktivitas penambangan ini yaitu kurang lebih 1 ha.

(6)

3

Pertambangan pasir di wilayah desa Bangun Purna Timur Jaya tersebut dilakukan dengan melakukan pengerukan pasir di sekitar DAS di Desa ini.

Pelaksanaan aktivitas pertambangan ini memungkinkan terjadinya perubahan lingkungan baik terhadap komponen geo-fisik-kimia, sosial maupun kesehatan masyarakat dan biologi. Kegiatan pertambangan pasir ini jika dilakukan secara terus menerus menimbulkan dampak terhadap lingkungan terutama dampak negatif. Dimana kerusakan lingkungan itu dapat menimbulkan bencana alam yang merugikan masyarakat disekitar lingkungan seperti rusaknya lahan, jalan akibat aktivitas penambangan pasir yang mana tidak kelola lagi oleh pelaku usaha pertambangan sehingga lahan yang rusak tersebut tidak dapat difungsikan lagi oleh masyarakat setempat. Selain itu seringkali menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitar lokasi penambangan. Terdapat upaya pengelolaan lingkungan untuk mencegah dan mengelola dampak yang ditimbulkan akibat aktivitas pertambangan ini sehingga danpak negatif yang ditimbulkan dapat ditekan seminimal mungkin, sebaliknya dampak positif semakin ditingkatkan.

Pengelolaan dampak lingkungan difokuskan pada dampak yang potensial dan kerap terjadi serta sekaligus mengelimir dampak yang terjadi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, dan identifikasi masalahnya sebagai berikut:

1. Adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya dapat menimbulkan kerusakan lingkungan permukiman.

2. Adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya dapat menimbulkan kerusakan lingkungan perkebunan.

(7)

3. Adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya dapat menimbulkan kerusakan prasarana transportasi.

4. Adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya dapat menimbulkan penurunan kualitas air.

5. Adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya dapat menimbulkan polusi udara dan suara.

6. Adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya berpengaruh terhadap lingkungan sosial masyarakat.

7. Adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat.

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan masalah penelitian yang teridentifikasi terlalu luas, maka penulis membatasi masalah penelitian yang akan diteliti, yaitu:

1. Adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya dapat menimbulkan kerusakan lingkungan perkebunan.

2. Adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya dapat menimbulkan kerusakan prasarana transportasi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini antara lain :

1. Bagaimana dampak adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya terhadap kerusakan lingkungan perkebunan?

(8)

5

2. Bagaimana dampak adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya terhadap kerusakan prasarana transportasi?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang akan menjadi tujuan dalam pada penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis dampak adanya kegiatan penambangan pasir di

Desa Bangun Purba Timur Jaya terhadap kerusakan lingkungan perkebunan.

2. Untuk menganalisis dampak adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya terhadap kerusakan prasarana transportasi.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bisa memberikan pengetahuan tentang penganalisisan kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir.

2. Manfaat Praktis a. Bagi pemerintah

Berdasarkan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memprakirakan kemungkinan terjadinya dampak terhadap komponen lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya sehingga bisa memberikan masukan bagi pemerintah setempat dalam

(9)

berbagai hal pengawasan kegiatan usaha pertambangan untuk mengkonversasi adanya terjadinya kerusakan lingkungan

b. Bagi pelaku usaha pertambangan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi seputar akibat dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas penambangan sirtu di Desa Bangun Purba Timur Jaya dan memberikan masukan bagi pengelola pertambangan di Desa Bangun Purba Timur Jaya dalam meminimalisir kerusakan lingkungan yang diakibatkan adanya kegiatan pertambangan.

c. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi warga sekitar tentang kondisi lingkungan setempat akibat penambangan pasir yang menyebabkan kerusakan lingkungan sekitar lingkungan tersebut dan memberikan masukan kepada warga sekitar kawasan pertambangan agar berperan aktif dalam pengawasan terhadap kegiatan pertambangan di Desa Bangun Purba Timur Jaya sebagai upaya pencegahan kerusakan lingkungan.

(10)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori 1. Lingkungan

Lingkungan merupakan sebagai kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan kondisi sumber daya alam seperti daratan tanah, air, matahari, flora dan fauna dan lainnya. Lingkungan hidup juga merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Palupi, 2018). Lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia saat ini. Unsur dari lingkungan hidup terdiri dari makhluk hidup berupa manusia, hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya. Terdapat unsur dari lingkungan hidup bisa dikelompokkan menjadi dua unsur antara lain:

a. Unsur biotik

Unsur biotik atau hayati ialah salah satu unsur lingkungan hidup yang berupa atas makhluk hidup.

b. Unsur abiotik

Unsur abiotik atau fisik ialah salah satu unsur lingkungan hidup yang berupa atas benda/wujud yang tak hidup yaitu udara, air, tanah, sinar, api, dan lainnya.

2. Kerusakan Lingkungan

Kerusakan lingkungan merupakan perubahan langsung atau tidak langsungnya terhadap sifat fisik, kimia ataupun biologis lingkungan hidup yang

(11)

mencapai kriteria kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan yang terus mengalami peningkatan dari masa ke masa. Kerusakan lingkungan jika ditinjau dari segi peristiwa yang terjadi apabila kerusakan tersebut terbentuk akibat alam sendiri, perbuatan manusia dan disebabkan pencemaran baik yang berasal dari air udara maupun tanah (Muniroh, 2019).

Secara fisik, kerusakan lingkungan itu diakibatkan eksploitasi berlebihan.

Kerusakan lingkungan ini diakibatkan oleh usaha komersial yang secara sah mendapat izin maupun oleh usaha perorangan yang tidak mendapat izin (Sitio, dkk, 2019). Kerusakan lingkungan ini sangat ditingkatkan oleh faktor internal (oleh alam itu sendiri) maupun eksternal (oleh ulah manusia). Kerusakan yang faktor oleh alam itu sendiri susah diatasi sebab merupakan suatu proses alami yang berdampak pada bumi ini. Kerusakan akibat faktor eksternal dasarnya diakibatkan oleh aktivitas industri yang berupa limbah buangan industri. Selain itu, diakibatkan oleh udara, air, tanah yang telah tercemar dan serta pengeksploitasian.

3. Pertambangan

Negara Indonesia kaya akan pertambangan. Pemerintah Negara Indonesia berwewenang untuk menyelenggarakan penguasaan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam di bidang pertambangan (Ricardo, 2018). Adanya pertambangan dapat menyalurkan dampak positif dan negatif bagi suatu Negara.

Dampak positif dari pertambangan ini yaitu dapat menambah lapangan kerja, mengtingkatkan devisa Negara ini dan juga pembangunan nasionalnya yang diantaranya meningkatkan pendapatan negara, menciptakan lapangan pekerjaan, mempercepat pembangunan nasional. Dampak negatifmya yaitu dapat memicu

(12)

9

masalah di lingkungan sekitar pertambanga seperti rusaknya lahan, erosi, menurunnya tingkat kesuburan tanah, pencemaran air, sedimentasi dan lain sebagainya.

Kegiatan penambangan yang mana aktivitasnya dapat berdampak pada perubahan permukaan bumi ini. Oleh karena itu, penambangan sering dihubung- hubungkan dengan kerusakan lingkungan (Dhiaurrahma, 2018). Ada terdapat banyak aktivitas penambangan yang berdampak pada rusaknya lingkungan sekitar pertambangan. Berikut merupakan pengelompokan bahan galian-galian pertambanga antara lain (Sitio, dkk, 2019) :

a. Golongan A = bahan galian strategis untuk perekonomian Negara serta pertahanan dan keamanan Negara.

b. Golongan B = bahan galian vital seperti emas, perak, besi, tembaga, danlainnya.

c. Golongan C = seperti kerikil, batukapur, marmer, pasir, tanah liat yang sepanjang tidak mengandung unsur mineral.

Penambangan dapat dilakukan oleh warga yang berdomosili di daerah sekitar pertambangan secara kecil-kecilan ataupun bergotong-royong dengan menggunakan alat dan bahan sederhana yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan mereka. Kegiatan tersebut berdampak secara ekonomi ataupun sosial bagi warga setempat. Apabila kegiatan ini tidak dapat dikelola secara tepat, maka memicu pengaruh negatif bagi lingkungan sekitar seperti misalnya sedimentasi dan gangguan pada kualitas air yang menurun. Selain itu, kegiatan penambangan yang dilakukan tidak memiliki izin dengan dinas instansi yang terkait selain merusak lingkungan juga dapat membahayakan jiwa pelakunya karena

(13)

keterbatasan pengetahuan si pelaku dan juga karena tidak adanya pengawasa dari dinas instansi yang terkait (Yudhistira, 2018).

Pada umumnya daerah yang berada letaknya di area pertambangan menjadi sebuah lahan yang tidak produktif. Pertambangan ini dapat menimbulkan rusaknya lingkungan yang sangat amat serius di area pertambangan. Yang mana kerusakannya tergantung oleh beberapa faktor aktivitas pertambangan (teknik pertambangan, pengolahan, dan lainnya) dan faktor keadaan lingkungannya (geografis, hidrologis, flora fauna, morfologi, dan lainnya).

4. Pertambangan Pasir (Galian C)

Aktivitas penambangan merupakan suatu aktivitas pengeksplorasi, pengeksploitasi, pengolahan atau pemurnian, pengangkutan mineral dan atau bahan tambang (Haryani, 2018). Aktivitas penambangan dan pengelolaan pasir termasuk dalam peraturan penambangan mineral dan batubara dikelola berasaskan UU No empat tahun 2009, sebagai berikut:

a. Manfaat, keadilan, dan keseimbangan.

b. Keberpihakan kepada kepentingan bangsa.

c. Partisipati, transparansi, dan akuntabilitas.

Pada umumnya bahan galian C atau sirtu digunakan untuk bahan bangunan berupa adukan untuk cor atau sebagai bahan timbunan/pengerasan jalan. Yang dimanfaatkan untuk fasilitas dan layanan publik yang mana kebutuhan bahan galian C terus meningkat. Hal itu dikarenakan pesatnya kegiatan pembangunan yang terjadi terutama pembangunan dibidang fisik seperti pembangunan gedung pertokoan, pembangunan perkantoram, pembangunan rumah, bangunan sekolah,

(14)

11

dan pembangunan jalan menyebabkan kebutuhan terhadap bahan galian C terus meningkat.

Pada umumnya sebagian lahan yang berada pada area pertambangan sirtu menjadi sebuah lahan yang tidak produktif. Pada pertambangan sirtu ini dapat menimbulkan rusaknya lingkungan di daerah sekitar pertambangannya. Kegiatan pertambangan ini menyebabkan banyak lingkungan sekitar yang berubah, seperti perubahan lahan, berubahnya habitat pada flora dan fauna, struktur tanah dan tingkat kesuburan tanah berubah, pola aliran air dan air tanah berubah, dan sebagainya. Perubahan itu menimbulkan akibat dengan intensitas dan sifat yang berbeda-beda. Bersama dengan perubahan yang ada dengan lingkungan fisik, pertambangan juga menyebabkan perubahan pada kehidupan sosial budaya dan ekonomi masyarakat atau warga setempat.

B. Penelitian yang Relavan

Ada lima penelitian yang diperuntukkan sebagai acuan atau pedoman pada penelitian ini, antara lain:

Haryani (2019), penelitiannya yang berjudul : Implikasi Penambangan Pasir Terhadap Lingkungan (Studi Daerah Aliran Sungai Batanghari Di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi). Hasil penelitian menunjukkan maraknya penambangan pasir di sekitar aliran sungai Batanghari yang ada di kecamatan sekernan kabupaten muaro jambi dengan demikian peneliti mengamati banyak nya penambangan illegal. Oleh karena itu peneliti melakukan juga pembahasan mengenai implikasi kegiatan penambangan pasir yang di lakukan oleh pelaku maupun pemilik usaha penambangan pasir.

(15)

Yudhistira. (2018), penelitiannya yang berjudul : Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir di Daerah Kawasan Gunung Merapi (Studi Kasus di Desa Keningar Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan tingkat erosi di lokasi penambangan pasir adalah moderat dan ringan dan menimbulkan dampak fisik lingkungan seperti tanah longsor, berkurangnya debit air permukaan (mata air), tingginya lalu lintas kendaraan membuat mudah rusaknya jalan, polusi udara, dan dampak sosial ekonomi.

Muniroh (2019), penelitiannya yang berjudul : Dampak Penambangan Pasir Di Sungai Luk Ulo Terhadap Lingkungan (Survei Di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen). Hasil penelitian menunjukan bahwa dampak penambangan pasir di sungai luk ulo terhadap lingkungan (Survei di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen) berupa kerusakan lahan pertanian seperti penurunan luas lahan, longsor dan tanah pertanian menjadi tandus, kerusakan bangunan termasuk fasilitas umum berupa jalan, jembatan, bendungan, rumah dan bronjongan (penahan air) serta terjadinya penurunan muka air tanah pada sumur masyarakat sekitar Sungai Luk Ulo yang menyebabkan fenomena 1 sumur dipakai lebih dari 3 – 5 kepala keluarga.

Sitio, dkk (2019), penelitiannya yang berjudul : Analisis Pengaruh Penambangan Galian C Terhadap Lingkungan Perairan dan Sosial Ekonomi di Desa Kampung Pinang Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak dari aktivitas pertambangan ini adalah tebing yang longsor yang akan mempengaruhi morfologi sungai, dan dampak

(16)

13

ekonomi sosial adalah pengurangan pengangguran, peningkatan pendapatan masyarakat, kehadiran waktu luang untuk keluarga, meningkatkan pendapatan tunai untuk desa, kurangnya keamanan kerja menyebabkan kecelakaan, berkurangnya kenyamanan masyarakat akibat polusi dan kerusakan ke jalan dan kemudian ketakutan orang-orang di tepi sungai karena potensi longsor.

Dhiaurrahma (2018), penelitiannya yang berjudul : Pengaruh Keberadaan Tambang Pasir Terhadap Lingkungan Pemukiman Di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan tambang berpengaruh sangat kuat terhadap luas kawasan permukiman, jumlah sarana umum, jumlah bangunan permukiman, panjang serta kondisi jalan. Strategi pengembangan tambang yang sesuai dengan yanh ditetapkan menurut analisis SWOT ialah matriks Internal Eksternal (IE) yang akan menunjukkan bahwa pertemuan antar nilai lingkungan internal dan eksternal terdapat di kuadran 1 yakni strategi pertumbuhan dapat untuk mengembangkan potensi yang ada di Desa Ujung Baji dan mengurangi peningkatan jumlah ancaman maupun kelemahannya.

C. Kerangka Berfikir

Pada Desa Bangun Purba Timur Jaya merupakan salah satu daerah aktivitas penambangan pasir di Kabupaten Rokan Hulu. Aktivitas penambangan pasir di daerah ini menimbulkan masalah kerusakan lingkungan di sekitarnya. Jika aktivitas penambangan pasir di lakukan secara berkelanjutan, maka akan menimbulkan rusaknya lingkungan yang fatal di daerah sekitar lingkungannya.

(17)

Berikut merupakan alur kerangka berfikir pada penelitian ini yaitu :

Penambangan Pasir

Kondisi lingkungan sekitar penambangan pasir/sirtu

Pengaruh yang bisa ditimbulkan dari penambangan pasir/sirtu terhadap rusaknya

lingkungan

Kerusakan lahan perkebunan

Kerusakan prasarana transportasi

Upaya penanggulangan serta pencegahan kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir

(18)

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Adanya penelitian ini dilakukan di Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu Riau. Dipilihnya lokasi penelitian ini atas pertimbangan dan keadaan kondisi nyata dari lokasi penelitian ini yang mana pada lokasi penelitian ini terdapat tempat penambangan pasir.

Tempat penambangan pasir ini sudah menimbulkan masalah kerusakan lingkungan di desa ini. Jika kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir dibiarkan saja lama kelamaan kerusakan lingkungannya akan semakin parah dan juga dapat menimbulkan kerusakan lingkungan baru.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu yang berjumlah 4.875 orang.

Adapun sampel dalam penelitian ini antara lain 83 orang masyarakat di Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu. Yang mana penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin.

n = N / (1+N.e2)

n = 4.875 / (1 + 4.875 . (10%)2)

(19)

n = 4.875 / (1 + 4.875 . (0,01)) n = 4.875 / (1 + 48,75)

n = 4.875 / 58,75

n = 82,98 = dibulatkan menjadi 83 orang.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel pada penelitian ini yaitu kerusakan lingkungan akibat pertambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya. Adapun yang merupakan definisi operasional pada penelitian ini yaitu:

1. Pertambangan pasir adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka, pengelolaan dan pengusahaan sirtu yang meliputi penyelidikan umum, konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian atau pengembangan dan pemanfaatan, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

2. Kerusakan lingkungan yang di sebabkam oleh pertambangan dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitarnya seperti rusaknya lahan, jalan akibat aktivitas penambangan pasir yang mana tidak kelola lagi oleh pelaku usaha pertambangan sehingga lahan yang rusak tersebut tidak dapat difungsikan lagi oleh masyarakat setempat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah yaitu :

1. Teknik observasi yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang pengamatannya dilakukan langsung di lapangan atau lokasi penelitian.

(20)

17

2. Teknik wawancara yaitu merupakan teknik pengumpulan data melalui komunikasi tamya jawab dengan responden dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu adalah teknik analisis deskripstif kualitatif. Teknik analisis deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang menggambarkan, mencatat serta menganalisa kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan pasir dan batu (sirtu) di Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu. Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikam kegiataan penambangan pasir, kondisi lingkungan masyarakat serta menganalisa pengaruh yang diakibatkan oleh aktivitas penambangan pasir tersebut. Data didapatkan melalui observasi dan wawancara. Analisis deskriptif kualitatif ini ada beberapa bagian analisis deskriptif yang akan memberikan penjelasan secara konkrit dalam penganalisisan rumusan masalah yaitu antara lain :

1. Analisis kondisi keadaan lingkungan sekitar di tempat penambangan pasir Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu.

2. Analisis pengaruh yang ditimbulkan dari penambangan pasir terhadap rusaknya lingkungan yang meliputi kerusakan lahan perkebunan dan kerusakan prasarana transportasi di Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu.

(21)

3. Analisis upaya penanggulangan serta pencegahan kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir di Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu.

(22)

19

DAFTAR PUSTAKA

Dhiaurrahma. (2018). Pengaruh Pertambangan Pasir terhadap Lingkungan Permukiman Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar.

Skripsi (tidak diterbitkan). Makassar: Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota. FST-UIN Alauddin.

Haryani, Evi. (2019). Implikasi Penambangan Pasir Terhadap Lingkungan (Studi Daerah Aliran Sungai Batanghari Di Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi). Skripsi (tidak diterbitkan). Jambi: Jurusan Ilmu Pemerintahan. FS-UIN STS Jambi.

Muniroh, Farida. (2019). Dampak Penambangan Pasir Di Sungai Luk Ulo Terhadap Lingkungan (Survei Di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen. Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNJ.

Palupi, Lutfi Kristiana. (2018). Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta. ` Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNY.

Ricardo, Ayub. (2018). Pelaksanaan Pengendalian Kerusaka Lingkungan Sebagai Akibat Pertambangan Emas Ilegal Di Sungai Menyuke Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta:

Jurusan Ilmu Hukum FH-UAJY.

Sitio, Fadly Warisman., Zulfan, Saam, dan Zulkifli. (2019). Analisis Pengaruh Penambangan Galian C Terhadap Lingkungan Perairan dan Sosial

(23)

Ekonomi di Desa Kampung Pinang Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar. Jurnal Berkala Perikanan Terubuk. Pekanbaru:

Universitas Riau. 43(1) : 12–24.

Wiryono. (2018). Pengantar Ilmu Lingkungan. Jakarta: Pertelon Media

Yudhistira. (2018). Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Pasir di Daerah Kawasan Gunung Merapi (Studi Kasus di Desa Keningar Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. Tesis (tidak diterbitkan). Semarang: Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP.

(24)

21

LAMPIRAN

INSTRUMEN WAWANCARA

Kepada Kepala Desa Bangun Purba Timur Jaya

a. Apa dasar kebijakan memberikan izin melakukan penambangan di desa Bangun Purba Timur Jaya?

b. Bagaimana prosedur penambangan di desa Bangun Purba Timur Jaya?

c. Apakah pemilik tambang memiliki surat izin untuk melakukan penambangan?

d. Sejak kapan mulai beroperasinya penambangan pasir di desa Bangun Purba Timur Jaya?

e. Apa perbedaan keadaan lingkungan sebelum dan sesuadah dilakukannnya pertambangan pasir di desa Bangun Purba Timur Jaya?

f. Bagaimana kerusakan lahan dan prasarana akibat pertambangan pasir di desa Bangun Purba Timur Jaya?

Kepada Pengusaha Tambang Pasir di desa Bangun Purba Timur Jaya

a. Apakah usaha tambang yang anda lakukan mendapatkan izin dari instansi tertentu?

b. Apakah anda sudah memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan dengan adanya oprasional penambangan tersebut?

c. Bagaimana cara anda memperoleh lahan untuk penambangan?

d. Upaya apa saja yang telah disiapkan mengenai dampak yang akan terjadi?

e. Bagaimana prosedur penetapan harga pasir di pemilik tambang?

Kepada Para Pekerja Tambang Pasir di desa Bangun Purba Timur Jaya

a. Apa saja syarat-syarat yang ditentukan untuk para pekerja tambang pasir tersebut?

b. Bagaimana proses penambangan pasir tersebut?

c. Siapa yang menyediakan alat untuk proses penambangan?

d. Sejauh ini, menurut bapak apakah ada pengaruh bagi masyarakat dengan adanya penambangan pasir?

(25)

Kepada Masyarakat Desa Bangun Purba Timur Jaya

a. Dampak apa saja yang diperoleh oleh masyarakat akibat adanya penambangan pasir tersebut?

b. Bagaimana masyarakat desa Bangun Purba Timur Jaya menyikapi dampak penambangan pasir tersebut?

c. Apakah pemerintah dan masyarakat serta para usaha tambang pasir di desa Bangun Purba Timur Jaya bekerja sama dalam penanggulangan serta pencegahan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari dampak pertambangan pasir ini?

Referensi

Dokumen terkait