• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESETARAAN GENDER TERHADAP DAKWAH RASULULLAH SAW. (Kajian Sejarah Islam)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KESETARAAN GENDER TERHADAP DAKWAH RASULULLAH SAW. (Kajian Sejarah Islam) "

Copied!
89
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Definisi Istilah/Pengertian Judul

Gender merupakan suatu konsep budaya yang berupaya untuk membedakan peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.10. Akibat formasi sosial tersebut, peran gender dapat berubah pada waktu, keadaan dan tempat yang berbeda, sehingga peran laki-laki dan perempuan dapat tertukar setiap saat. Hal ini juga diamini oleh Rifyal dari Dewan Dakwah Islam Indonesia yang berpendapat bahwa Islam pada prinsipnya tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan.

Ketiga huruf tersebut membentuk beberapa kata yang mempunyai arti berbeda-beda, yaitu memanggil, mengundang, meminta pertolongan, memohon, memohon, menyebut, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, membawa, mendoakan, hingga menangis dan meratap.13 Pengertian dakwah menurut ungkapannya adalah mengajak manusia dengan cara yang bijaksana agar menuju jalan yang benar sesuai perintah Allah SWT. 14 Himbauan tersebut dapat melalui perkataan, tulisan atau sikap seseorang terhadap orang lain dengan maksud untuk membawanya ke jalan yang benar, dengan kata lain apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Kekuatan jiwanya sangat besar sehingga mampu menahan diri dari mengikuti berbagai macam godaan.16 Dalam penelitian ini rasul yang dimaksud adalah Nabi Muhammad SAW. Analisis Gender Terhadap Dakwah Nabi Muhammad SAW adalah kedua penelitian ini sama-sama mengkaji gender namun mempunyai perbedaan karena penelitian Novyana Nurmita Dewi fokus pada kajian film religi Islam Indonesia, sedangkan penulis memfokuskan kajiannya pada dakwah Nabi Muhammad SAW. membahas semuanya mulai dari masyarakat Arab pra Islam, kisah hidup Nabi Muhammad SAW hingga dakwah Islam pada masa Mekkah dan Madinah.

Hal ini berkaitan dengan penelitian yang akan penulis telaah mengenai “Analisis Kesetaraan Gender Dalam Dakwah Nabi Muhammad SAW.” adalah kedua penelitian ini mengkaji tentang dakwah Nabi Muhammad SAW, namun terdapat perbedaan karena penelitian Muhammad Irfandi fokus mengkaji perjalanan dakwah Islam, sedangkan penulis fokus pada kesetaraan gender.

Landasan Teori

Pada zaman Nabi saw, lelaki dan wanita sama-sama terlibat dalam bai'ah kepada Nabi saw. Ini terbukti kerana lelaki dan perempuan sama-sama berbaiat kepada Rasulullah, berhijrah dan terlibat dalam peperangan Islam.

Metodologi Penelitian

DAKWAH RASULULLAH SAW

Dakwah Rasulullah Saw. Periode Mekah

  • Proses Dakwah Rasulullah Saw
  • Hijrah ke Habsyi
  • Pemboikotan Bani Hasyim
  • Isra’ dan Mi’raj

Maka sampaikanlah kepadamu secara terang-terangan segala yang diperintahkan (kepadamu), dan berpalinglah dari orang-orang musyrik."7 Langkah ini menandakan permulaan langkah yang ketiga, iaitu dakwah secara terang-terangan. Bukan sahaja Rasul Allah yang mereka benci, tetapi setiap orang Islam mereka seksa dengan sangat kejam.Maka pergilah golongan pertama yang berhijrah bersama Rasulullah SAW iaitu orang-orang terdekatnya, sahabat-sahabatnya dan beberapa orang wanita.

Disusul oleh kelompok kedua yang berjumlah hampir seratus orang dipimpin oleh Ja'far ibn Abu Thalib. Upaya kaum Quraisy untuk mencegah migrasi ke Habsyi, termasuk meyakinkan kaum Negus untuk menolak kehadiran Muslim di sana, gagal. Bahkan ketika kekejaman kaum Quraisy semakin meningkat, dua orang kuat Quraisy masuk Islam, yaitu Hamzah dan Umar bin Khattab.

Kepada kaum muslimin di bawah kepemimpinan Rasulullah Saw. untuk melumpuhkannya, pertama-tama mereka harus melumpuhkan Bani Hasyim secara keseluruhan dengan cara melakukan boikot. Namun banyak dari kalangan Quraisy yang merasa sedih atas penderitaan dan kesengsaraan yang dialami Bani Hasyim sehingga akhirnya mereka mengingkari perjanjian tersebut. Abu Thalib meninggal dalam usia 87 tahun dan jarak kematiannya dengan Khadijah hanya tiga hari.10.

Bagi orang kafir, berita Isra' dan Mi'raj dijadikan sebagai propaganda untuk mendustakan Rasulullah. Orang Quraisy sangat gembira mendengar cerita yang mereka anggap berlebih-lebihan dan melampaui batas sehingga boleh menjadi sebab yang boleh menjauhkan manusia daripada Rasulullah.

Dakwah Rasulullah Saw. Periode Madinah

  • Peristiwa Baiat Aqabah I dan II
  • Hijrah ke Yastrib
  • Rasulullah Saw. di Madinah

Selepas peristiwa Umpan Aqabah, keganasan terhadap umat Islam semakin meningkat, bahkan Quraisy bersetuju untuk membunuh Nabi. Pada malam ketiga mereka keluar dari gua Tsur dan meneruskan perjalanan mereka diiringi oleh Abdullah bin Abu Bakar dan Abdullah bin Arqad yang musyrik sebagai petunjuk. Tiga hari kemudian, Ali bin Abi Talib pun tiba di Quba dan bergabung dengan Rasulullah.

Atas permintaan Mu'adz bin Ahra, kebun ini dijual dan dibangunkan masjid di atasnya atas perintah Rasulullah. Sejak kedatangannya, Yastrib menukar namanya kepada Madinah al-Rasul atau al-Madinah al-Munawwarah.14 Kita boleh mengambil iktibar daripada perjuangan nabi. Pasukan Quraisy berjumlah 3,000 orang dan orang Islam 1,000 orang, tetapi sebelum mereka sampai di medan perang, Abdullah bin Ubay bersama 300 orang Yahudi (bani nadhir) lainnya berkhianat dan kembali ke Madinah.

Pada mulanya kemenangan bagi kaum muslimin sudah di depan mata, namun pasukan panah di Bukit Uhud tertinggal. Kaum muslimin berperang melawan Bani Ghassan karena membunuh Rasulullah yaitu al-Harits bin Umar al Azdi. Dalam perang ini, ketika banyak pahlawan Islam yang syahid, Khalid bin Walid-lah yang memimpin dan menyelamatkan pasukan Muslim yang tersisa dari kehancuran dan membawa pasukan Muslim kembali ke Madinah dan mundur sebagai taktik.

Taktik mundur yang dilakukan Khalid bin Walid pada Perang Mu'tah berhasil mengelabui musuh dan meminimalkan korban umat Islam. Suhu saat itu sangat panas, sehingga bangsa Romawi tidak menyangka bahwa umat Islam mau berperang dalam kondisi iklim seperti itu. Sebab, banyak masyarakat Madinah yang memeluk Islam pada saat Nabi Muhammad SAW berdakwah.

PERAN GENDER TERHADAP DAKWAH RASULULLAH SAW

Kesetaraan Gender dalam Keterlibatan Hijrah bersama Rasulullah

Pada gelombang kedua terdapat 82 orang lelaki dan 24 orang perempuan.11 Gelombang pertama termasuk, antara lain, Uthman bin Affan dan isterinya, Ruqayah, puteri Rasulullah, Zubeir bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Esma binti Umais, dan Ummu Habiba binti Abi Sufyan. Beliau adalah salah seorang yang masuk Islam pada awal dakwah Islam.13 Dalam peristiwa Isra dan Mi'raj, ketika Rasulullah saw. 13 Abu Salsabil Muhammad Abdul Hadi, Qishas wa Ibar wa Izhat Min Hayat Ash-Shahabiyyah, terj.

Dalam keadaan seperti itu muncul Saudah binti Zam'ah (istri Rasulullah Saw.) yang ikut berperang dan selalu mendukung Rasulullah Saw.14. Kemudian putranya Abdullah menjadi pengintai untuk mengetahui rencana kepergian Nabi Muhammad SAW dari suku Quraisy. Asma dikenal sebagai wanita berjilbab dua karena ia tidak mempunyai kain untuk membawa bekal yang hendak dibawanya kepada Rasulullah. Akhirnya dia merobek kain itu dan membawa makanan dengan kain robek itu.

Selain hijrah ke Habsya, Ummu Salamah juga hijrah ke Yatsrib dan menjadi wanita pertama yang hijrah ke Yatsrib.16 Selain itu, Zainab binti Jahsy juga hijrah ke Yatsrib dan hidup di bawah perlindungan kaum Ansar. 17 Abu Salsabil Muhammad Abdul Hadi, Qishas wa 'Ibar wa 'Izhat Min Hayat Ash-Shahabiyyat, trans. Izzah binti Abu Sufyan yang turut hijrah ke Yatsrib bersama Ramlah binti Abu Sufyan dan Ja’far bin Abu Thalib.18 Dan Fathimah binti Asad pun turut serta dalam rombongan yang hijrah ke Yatsrib.19.

Saudah (isteri Rasulullah SAW) ditemani oleh puterinya, Fatimah dan Ummu Kultsum, juga Usamah bin Zaid, Ummu Aiman, Abdullah bin Abu Bakar dan Aisyah juga berpindah ke Yastrib setelah beberapa hari Rasulullah SAW. 19 Abu Salsabil Muhammad Abdul Hadi, Qishas wa 'Ibar wa 'Izhat Min Hayat Ash-Shahabiyyat, terj. 21 Abu Salsabil Muhammad Abdul Hadi, Qishas wa 'Ibar wa 'Izhat Min Hayat Ash-Shahabiyyat, terj.

Kesetaraan Gender dalam keterlibatan Peperangan Islam

Dalam perang Uhud terdapat nama seorang wanita yang sering disebut-sebut kerana peranannya yang luar biasa dalam melindungi Nabi. Ketika perang Uhud meletus, Ummu Aiman ​​ikut serta bersama wanita lain yang bertanggungjawab merawat pasukan Muslim yang cedera dan memberi mereka air. Ummu Aiman ​​​​​​juga turut serta dalam perang Khaibar24 dan dalam perang Hunayn bersama anaknya, Usamah bin Zaid dan Aiman.25.

24 Abu Salsabil Muhammad Abdul Hadi, Qishas wa 'Ibar wa 'Izhat Min Hayat Ash-Shahabiyyat, terj. 25 Abu Salsabil Muhammad Abdul Hadi, Qishas wa 'Ibar wa 'Izhat Min Hayat Ash-Shahabiyyat, terj. Beberapa wanita yang dirujuk oleh nabi Uhud ialah Ummu Sulaim binti Malhan, lebih dikenali sebagai Rumaisha.

Salah seorang wanita yang tidak ikut serta dalam satu peperangan sahaja ialah Ummu Salamah (isteri Rasulullah saw). Dia bergabung dengan Rasulullah. dalam banyak peperangan iaitu perang Khaibar, Fathu Mekah, kepungan Taif, perang Hawazin dan Tsaqif.28. Sejumlah peperangan menyebabkan Rasulullah. dan orang Islam mesti meninggalkan kota Madinah dalam satu atau dua bulan, sehingga Rasulullah. dia biasanya mengundi isteri-isterinya untuk mendampingi Rasulullah SAW.

Seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah, katanya: "Apabila Rasulullah SAW ingin bermusafir, maka baginda mengundi antara isteri-isterinya. Ini adalah bukti bahawa Rasulullah s.a.w. sangat memuliakan isteri-isteri baginda dengan cara yang soleh dalam memperlakukan. .

Kesetaraan Gender dalam Peran Domestik dan Peran Publik

Selain itu, Imam Ahmed bin Hanbal meriwayatkan: Atas wewenang Hisyam, ayahnya berkata: Aisha ditanya tentang apa yang dilakukan Rasulullah. Jika pekerjaan perempuan sudah mulai bisa diterima karena adanya kesempatan bagi perempuan untuk bekerja, lalu mengapa ketika ada kesempatan bagi laki-laki untuk mengerjakan pekerjaan rumah, mereka tidak mengerjakannya? Tidak hanya terbatas pada Fathimah binti Muhammad, namun juga Asma binti Abu Bakar, istri-istri Nabi Muhammad SAW, putri-putrinya serta wanita-wanita dari kelompok Muhajirin dan Ansar, sebagian besar umat Islam melakukan pekerjaan ini, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda.37.

Salah satu cara untuk memberikan pemahaman kepada anak khususnya laki-laki yang merasa malu saat mengerjakan pekerjaan rumah adalah dengan menceritakan kisah Nabi Muhammad SAW. Islam menetapkan hukum yang sama antara laki-laki dan perempuan mengenai kewajiban berdakwah, kewajiban mencari ilmu, dan kewajiban menunaikan ibadah ritual (mahdhah). Islam membolehkan perempuan bekerja di luar rumah dalam rangka mendukung pembangunan masyarakat, misalnya sebagai guru, dosen, dekan, rektor, manajer atau direktur, dan lain-lain.38 Peran perempuan yang tidak hanya berkecimpung di dunia domestik saja sudah sangat besar. dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Walaupun kedudukan wanita dianggap sangat rendah pada zaman Jahiliyah, namun selepas kelahiran Islam, Rasulullah SAW. Qishas wa 'Ibar wa 'Izhat Min Hayat Ash-Shahabiyyat, diterjemahkan oleh Irwan Raihan dengan judul, Wanita Mulia Di Sekitar Rasulullah: Kisah, Pengajaran, dan Nasihat yang dapat diambil dari kehidupan kaum Syahabiyyah. Limadza 'Addada An-Nabiyyu Zaujaatihi, diterjemahkan oleh Abu Musyrifah dan Ummu Afifah dengan judul, Mengapa Rasulullah berpoligami.

Ats Tsalatsuna al Mubasyarunna bi al Jannah yang diterjemahkan oleh Fathurrahman & Eva Mushoffa dengan judul, 30 Nama Penghuni Surga. Al-Mar'ah wa al-Din wa al-Akhlak yang diterjemahkan oleh Ibnu Rusydi dengan judul Wanita, Agama &.

PENUTUP

Saran

Referensi

Dokumen terkait