• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPETENSI GURU PAUD BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN SINGKIL KAB. ACEH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KOMPETENSI GURU PAUD BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN SINGKIL KAB. ACEH "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPETENSI GURU PAUD BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN SINGKIL KAB. ACEH

SINGKIL

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

TRISNA DAYANTI

1611070043

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

PG-PAUD

TAHUN AJARAN 2019-2020

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBARAN JUDUL

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 2

1.2Fokus Penelitian ... 7

1.3Rumusan Masalah ... 7

1.4Tujuan Penelitian ... 8

1.5Manfaat Teoritis ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Guru ... 9

2.1.1 Pengertian Guru ... 9

2.1.2 Hakikat Guru dan Pendidikan ... 10

2.1.3 Hubungan Guru dengan Perkembangan Pembelajaran Anak Usia Dini ... 11

2.2 Profesi Guru ... 11

2.2.1 Kompetensi Pedagogik ... 12

2.2.2 Kompetensi Kepribadian ... 13

2.2.3 Kompetensi Sosial ... 13

2.2.4 Kompetensi Profesional ... 13

2.3 Syarat Utama Menjadi Seorang Guru PAUD ... 15

2.3.1 Pengertian Kompetensi Guru ... 17

2.3.2 Kerangka Berfikir ... 27

2.3.3 Penelitian Relavan ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 33

3.2 Lokasi Penelitian dan Sumber Data ... 33

3.3 Subjek ... 34

3.4 Populasi dan Sample ... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.6 Instrumen Data ... 41

3.7 Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Reduksi Data ... 47

(4)

4.1.2 Penyajian Data ... 47 4.1.3 Penarikan Kesimpulan ... 57 4.1.4 Pembahasan ... 58 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 60 5.2 Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini adalah suatu lembaga yang berupaya untuk membina yang ditujukan pada anak usia sejak lahir hingga usia enam tahun yang di lakukan dengan memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sehingga anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan selanjutnya. Menurut Lathif (2016:3) dalam mewujudkan perkembangan yang optimal, anak membutuhkan dukungan dari semua pihak, seperti orang tua, lingkungan masyarakat sekitarnya dan Negara.

Tujuan pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang di selenggarakan sebagai pengembangan potensi-potensi anak di sekolah dengan memberikan bimbingan dan rangsangan dari sejak lahir sebagai persiapan hidup anak dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Oleh karena itu, dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini pengembangan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini harus diperhatikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena anak usia dini merupakan masa emas perkembangan. Pada masa anak usia dini masih sangat rentan yang apabila penagananya tidak sesuai dengan kebutuhan anak akan merugikan anak itu sendiri.

Seharusnya dalam pendidikan anak usia dini yaitu dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini ( PAUD) adalan suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

(6)

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, baik secara pendidikan formal di sekolah maupun secara nonformal (Mukhtar, Zulkhairina ddk. 2016:4). Dan guru harus memiliki kompetensi kependidikan seperti pada pasal 28 ayat 3 peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan secara tegas dinyatakan bahwa ada empat kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajran.

Menurut (Departemen Penddikan Nasional, 2006) dalam UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 7 mengamanatkan, bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip, antara lain memiliki kualifikasi akademik, latar belakang pendidikan sesuai dengan tugasnya dan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan bidang tugas tersebut. Pada pasal 9 dinyatakan bahwa kualifikasi sebagaimana dimaksud diperoleh melalui pendidikan tinggi jenjang S1 atau D4. Kualifikasi akademik guru merefleksikan kemampuan yang di persyaratkan bagi guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik pada jenjang, jenis, dan satuan pada pendidikan atau mata pelajaran yang di ambilnya.

Berlakunya undang-undang dan peraturan tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi yang perlu mendapat perhatian, mengigat kenyataan dilapangan belum sesuai dengan tuntutan undang-undang maupun peraturan pemerintah tersebut. Agar sesuai dengan apa yang di amanatkan oleh undang-undang, maka guru yang belum memiliki kualifikasi S1/D4 perlu ditingkatkan kualifikasinya. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjawab tentang bagi guru yang belum memiliki kualifikasi S1 atau D4 adalah dengan memberikan subsudi peningkatan kualifikasi guru.

Manajemen sumber daya manusia dituntut menjadi professional merupakan tuntutan jabatan, pekerjaan, ataupun profesi. Hal penting yang menjadi aspek bagi sebuah profesi, yaitu

(7)

sikap professional dan kualitas kerja, (Suyanto, dkk. 2013:5). Tidak terkecuali untuk seorang guru, tugas guru yang berkecimpung dengan mengajar, mendidik, membimbing, mengasuh dan memberikan teladan serta contoh yang baik kepada anak didiknya untuk kebaikan peserta didiknya dalam menjalani hari-hari kehidupan yang ada di depannya.

Tuntutan profesionalitas dalam bekerja/mengajar sebenarnya telah diisyaratkan dalam sebuah Hadis riwayat Thabrani: “Sesungguhnya Allah mencintai saat salah seorang di antara kalian mengerjakan suatu pekerjaan dengan teliti”. Teliti dalam bekerja merupakan salah satu ciri

profesionalitas seorang guru (Musfah, 2011:1). Seorang guru yang baik dan berkualitas tidaklah lepas dari latar belakang pendidikannya tentunya adanya pelatihan-pelatihan yang harus ditempuh sebelum seorang guru terjun ke lapangan untuk mengajar dan membimbing anak didiknya.

Guru-guru PAUD niscaya membutuhkan pelatihan-pelatihan untuk mampu mendidik anak- anak usia dini. Pelatihan-pelatihan ini menyangkut penguasaan kurikulum, pengetahuan tentang kompetensi dasar yang mesti di bekalkan ke anak didik, metode-metode yang di butuhkan untuk mencapai tujuan kurikulum, sikap profesional dan lain-lain. Kriteria lain, pengalaman yang kaya di bidangnya. Mereka yang sudah lama menjadi guru paud pasti akan lebih lihai dalam menghadapi murid-murid yang masih berusia dini ini, dibandingkan para guru pemula. Bagaimana cara menagani anak yang pemberontak, perengek, menganggu dan lain-lain? Pengalaman yang panjang karena itu digarapkan meningkatkan kompetensi guru PAUD untuk menjalankan tugasnya.

Kekurangan guru dalam lembaga PAUD sekarang sangat terlihat dengan adanya guru-guru atau pendidik yang mengajar tanpa adanya pendidikan yang sesuai dengan yang di butuhkan sekolah. Tidak lain adalah lulusan SMA yang menjadi pendidik di suatu sekolah yang mengajarkan pembelajaran yang hanya beberapa hal yang iya ketahui melalui kehidupan yang di alaminya.

Sehingga pembelajaran yang di lakukan oleh guru kurang edukatif dan bersifat menonton.

(8)

Data referensi kementrian pendidikan dan kebudayaan Kec. Singkil. Menjelaskan bahwa di Kec. Singkil memiliki satuan pendidikan paud yang berjumlah sebanyak 32 sekolah yang hampir di setiap desa memiliki paud sendiri.Kenyataanya masalah yang ditemukan dan di lihat oleh peneliti di kac. singkil yaitu banyaknya guru yang mendidik di sekolah tersebut hanya lulusan SMA. Guru-guru yang hanya memimiliki beberapa pengetahuan untuk meningkatkan mutu belajar anak bahkan ada guru hanya berdiam karna tidak mengetahui bagaimana cara meningkatkan mutu belajar anak. Pada masalah yang peneliti temukasn di lapangan bahwa penyelenggaraan PAUD di Kec. singkil masih belum mengacu pada tahap-tahap perkembangan anak yang sangat di perlukan dalam proses belajar mengajar. Sebatas pengetahuan sehari-hari tanpa sesuai dengan ilmu yang seharusnya, guru tersebut memberanikan diri untuk menjadi guru karena tingkat pendidikan yang hanya lulusan SMA sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan di luar sana.

Guru-guru paud selain harus memiliki modal kerja untuk mendidik murid, juga idealnya memenuhi kriteria tertentu. Guru paud yang paling ideal adalah seorang prefesional yang terdidik dan terlatih baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Pengertian terdidik adalah mereka mereka yang memiliki bekal pendidikan formal. Idealnya guru paud minimal berpendidikan strata 1 dalam bidang apapun. Memang faktanya sebagian besar guru pendidikan anak usia dini,termasuk di dalamnya guru tk, belum serjana. Berdasarkan data yang di ungkapkan direktur Pembina paud direktorat jendral pendidikan anak usia dini dan kependidikan masyarakat kemendikbut Ella Yula Elawati jumlah tenaga kependidikan PAUD saat ini sebanyak 588.475.

Dari jumlah itu, sebanyak 22.972 berlatar belakang pendidikan SMP dan 289.762 SMA.

Kemudian, lulusan diploma sebanyak 75.678 da S1 sebanyak 196.181 orang. Selanjutnya guru dan tenaga kependidikan S2 terdapat 3.882 orang. Guru paud haruslah seseorang yang menguasai teknik mendidik, memiliki pengetahuan tentang cara-cara mendidik, maupun membuat rancangan

(9)

kegiatan (mingguan dan harian) dan mampu mengorganisasikan kelas. Ia juga mengetahui cara menghadapi berbagai macam permasalahan anak, mulai dari perkelahian antar anak sampai dengan mengingatkan kelompok belajar. (Nugroho, Kemendikbud. 2017:1)

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkai perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. (Usman. 2010:4).

Berdasarkan uraian yang sudah di jelaskan di atas,penulis tertarik untuk melakukan penelitian di kecamatan singkil dengan memfokuskan pada, kompetensi guru. Berdasarkan masalah ini, maka di perlukan penelitian mendalam mengenai: “analisis kompetensi guru paud beradasarkan latar belakang pendidikan di kecamatan singkil kab. Aceh singkil”

1.2Fokus Penelitian

Berdasarkan urain latar belakang di atas, maka yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dengan ruang lingkup penelitian yang sudah di identifikasi hanya membahas bagaimana gambaran kompetensi guru PAUD sebagai model pembelajaran anak usia dini.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana gambaran kompetensi pedagogik guru paud di kec.singkil, Kab. Aceh singkil ?

(10)

2. Bagaimana gambaran kompetensi professional guru paud di kec. Singkil kab. Aceh singkil ?

3. Bagaimana gambaran kompetensi sosial guru paud di kec, singkil kab. Aceh singkil ? 4. Bagaimana gambaran kompetensi kepribadian guru paud di kec. Singkil kab. Aceh

singkil ?

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui:

1. Kompetensi pedagogik guru paud di kec singkil kab. Aceh singkil.

2. Kompetensi professional guru paud di kec. Singkil kab. Aceh singkil 3. Kompetensi sosial guru paud di kec. Singkil kab. Aceh singkil 4. Kompetensi kepribadian guru paud di kec. Singkil kab. Aceh

1.5 Manfaat Teoritis

Peneliti ini diharapkan dapat menanmbah ilmu penegetahuan dan wawasan bagi pembaca bahkan bagi peneliti yang menjadikan referensi untuk penelitian yang sejenis pada waktu selanjutnya.

1. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Peneliti ini di harapkan dapat memberi informasi tentang pengetahuan bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mendidik anak usia dini.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

Miller (2014) dan Mathews (2016) menyatakan bahwa modal sosial berpotensi untuk dikembangkan oleh kelompok orang yang beraktivitas di perpustakaan karena: 1) di dalam

It is a peer-reviewed journal of Education, including: English Language Teaching, Arabic Language Teaching, and Islamic Education.. The journal is published twice